Nomor: UND-KLC-III/P3AP/2024
SIifat: Segera
Lampiran: 1 Lembar
Hal: Undangan Pelatihan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu, Dan Capacity Building Pengembangan Kapasitas Sdm Untuk Meningkatkan Kinerja Para Pegawai/Staff
Yth. Direktur RSUP, RSUD, RSU, RS Bhayangkara, RS TNI, RSJ, RS Swasta di Seluruh Indonesia
Sebagai upaya menjaga kualitas dan meningkatkan kompetensi Pegawai, kami bermaksud menyelenggarakan kegiatan “Pelatihan Bendahara Pengeluaran/Bendahara Pengeluaran Pembantu” dan Capacity Building Pengembangan Kapasitas SDM untuk Meningkatkan Kinerja Pegawai. Berkenaan dengan hal tersebut, dimohon Saudara menugaskan minimal 2 (dua) orang Pegawai/staff yang berkompeten di bidang tersebut untuk mengikuti kegiatan dimaksud pada:
Hari/Tanggal: Selasa-Rabu,07-08, Mei 2024
Waktu: Pukul 08.30 WIB s.d selesai
Tempat: Gedung Pangrango, Pusat Pengembangan Kepegawaian ASN, Jalan Desa Pandansari No. 32 Kecamatan Ciawi, Kab Bogor,16720
Dalam rangka tertib administrasi, peserta wajib melakukan pendaftaran paling lambat hari Selasa …
Sebagai informasi dapat kami sampaikan bahwa untuk biaya Perjalanan Dinas Peserta. Panitia akan mengganti biaya Transportasi Pulang-Pergi dan Menanggung Uang Saku Peserta selama mengikuti kegiatan ini , sedang untuk biaya Kontribusi, Akomodasi dan Sertifikasi ditanggung instansi dari masing-masing peserta.
(GFD-2024-20182) [PENIPUAN] SURAT UNDANGAN PELATIHAN BENDAHARA DI PUSBANGPEG ASN BKN
Sumber: Flyer.comTanggal publish: 29/05/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Telah beredar surat undangan pelatihan bendahara berkop surat Kementerian Keuangan yang ditujukan kepada seluruh rumah sakit di Indonesia. Pelatihan tersebut diadakan di Pusat Pengembangan Kepegawaian ASN pada awal Mei silam. Pada surat tersebut tertulis panitia akan mengganti biaya transportasi dan uang saku selama mengikuti kegiatan. Peserta diminta mengirimkan sejumlah uang sebelum pelatihan atas nama pribadi.
Pusbangpeg ASN BKN mengklarifikasi surat tersebut hoaks. Pendaftaran pelatihan di Pusbangpeg ASN BKN diinformasikan melalui portal resmi pelatihan.bkn.go.id dan pembayaran pelatihan skema PNBP melalui aplikasi SIMPONI bukan ke rekening pribadi.
“Sobat ASN agar berhati-hati terhadap surat-surat yang beredar mengatasnamakan Pusbangpeg ASN BKN atau instansi lain yang akan menyelenggarakan pelatihan di Pusbangpeg ASN BKN.” klarifikasi Pusbangpeg ASN BKN pada akun media sosial resminya (9/5/24).
Pusbangpeg ASN BKN mengklarifikasi surat tersebut hoaks. Pendaftaran pelatihan di Pusbangpeg ASN BKN diinformasikan melalui portal resmi pelatihan.bkn.go.id dan pembayaran pelatihan skema PNBP melalui aplikasi SIMPONI bukan ke rekening pribadi.
“Sobat ASN agar berhati-hati terhadap surat-surat yang beredar mengatasnamakan Pusbangpeg ASN BKN atau instansi lain yang akan menyelenggarakan pelatihan di Pusbangpeg ASN BKN.” klarifikasi Pusbangpeg ASN BKN pada akun media sosial resminya (9/5/24).
Kesimpulan
Pusbangpeg ASN BKN menegaskan surat tersebut palsu. Pendaftaran pelatihan di Pusbangpeg ASN BKN melalui pelatihan.bkn.go.id.
Rujukan
(GFD-2024-20181) [PENIPUAN] Akun WhatsApp Pj Bupati Cirebon
Sumber: WhatsApp.comTanggal publish: 29/05/2024
Berita
“PJ BUPATI CIREBON”
Hasil Cek Fakta
Telah beredar nomor WhatsApp Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaa dengan nomor 0822 2850 2227. Akun tersebut memasang foto profil Whayu Mijaya saat pelantikan.
Saber Hoaks Cirebon mengunggah bantahan tangkapan layar akun WhatsApp tersebut dan memastikan akun yang beredar bukan milik Wahyu Mijaya. Foto Pj Bupati yang terdapat pada profil WhatsAppnya dapat ditemukan pada beberapa artikel ketika dilakukan pencarian gambar.
Dengan demikian nomor WhatsApp 0822 2850 2227 mengatasnamkana Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaya merupakan akun tiruan.
Saber Hoaks Cirebon mengunggah bantahan tangkapan layar akun WhatsApp tersebut dan memastikan akun yang beredar bukan milik Wahyu Mijaya. Foto Pj Bupati yang terdapat pada profil WhatsAppnya dapat ditemukan pada beberapa artikel ketika dilakukan pencarian gambar.
Dengan demikian nomor WhatsApp 0822 2850 2227 mengatasnamkana Pj Bupati Cirebon Wahyu Mijaya merupakan akun tiruan.
Kesimpulan
Saber Hoaks Kota Cirebon memastikan nomor yang beredar bukan milik Wahyu Mijaya.
Rujukan
(GFD-2024-20180) Cek Fakta: benarkah pemakaian mobil listrik memangkas separuh emisi dari kendaraan?
Sumber:Tanggal publish: 14/05/2024
Berita
Penggunaan kendaraan listrik mengurangi sumbangan emisi karbon hingga 50% ke udara. Jika menggunakan kendaraan yang mengonsumsi BBM, sepanjang 10 km perjalanan akan mengonsumsi BBM hingga 1 liter dan menghasilkan emisi hingga 2,4 kg CO2. Sedangkan, dengan menggunakan kendaraan listrik untuk menempuh jarak 10 km dibutuhkan daya hingga 1,3 KWh yang menghasilkan emisi 1,1 kg CO2. Jadi ada selisih 1,3 CO2 yang bisa kita mitigasi setiap 10 km perjalanan. Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Havidh Nazif, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, 4 April 2024.
Havidh mengemukakan bahwa penggunaan kendaraan listrik dapat memangkas separuh emisi karbon dibandingkan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM). Apa benar begitu?
Kami bekerja sama dengan peneliti bidang energi dari UNSW Sydney, Denny Gunawan, untuk memeriksa klaim Havidh.
Pernyataan Havidh Benar
Denny mengatakan, pernyataan Havidh soal pemakaian kendaraan listrik dapat mengurangi emisi benar. Denny mengutip studi International Council on Clean Transportation (ICCT) pada 2023 yang membuktikan emisi kendaraan listrik sebesar 108-127 gram setara CO2 per km (g CO2-eq/km). Jumlah emisi itu berkisar 47-56% lebih rendah dari kendaraan BBM (246 gCO2-eq/km).
Menurut dia, emisi ini bahkan berpotensi terus menurun jika Indonesia terus mengurangi produksi listrik dari energi batu bara. Per 2021, sekitar 62% dari total produksi listrik Indonesia masih diproduksi dari energi batu bara.
Peralihan sumber listrik ke energi terbarukan, kata Denny, berperan penting menurunkan emisi kendaraan listrik. Di Eropa, emisi kendaraan listrik berukuran sedang diperkirakan sebesar 76-83 g CO2-eq/km. Angka tersebut berkisar 63-69% lebih rendah dibandingkan kendaraan BBM (245-246 gCO2-eq/km).
Emisi yang rendah tersebut juga ditopang oleh rendahnya pemakaian batu bara di Eropa. Per 2021, Eropa hanya mengandalkan sekitar 15,9% listriknya dari batu bara.
“Jika Indonesia menggunakan 100% listrik terbarukan, penurunan emisi kendaraan listrik bisa meningkat hingga 85-89% dari emisi kendaraan BBM,” tutur Denny yang juga menyitir studi ICCT.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Robby Irfany Maqoma, Environment Editor, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Havidh mengemukakan bahwa penggunaan kendaraan listrik dapat memangkas separuh emisi karbon dibandingkan kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM). Apa benar begitu?
Kami bekerja sama dengan peneliti bidang energi dari UNSW Sydney, Denny Gunawan, untuk memeriksa klaim Havidh.
Pernyataan Havidh Benar
Denny mengatakan, pernyataan Havidh soal pemakaian kendaraan listrik dapat mengurangi emisi benar. Denny mengutip studi International Council on Clean Transportation (ICCT) pada 2023 yang membuktikan emisi kendaraan listrik sebesar 108-127 gram setara CO2 per km (g CO2-eq/km). Jumlah emisi itu berkisar 47-56% lebih rendah dari kendaraan BBM (246 gCO2-eq/km).
Menurut dia, emisi ini bahkan berpotensi terus menurun jika Indonesia terus mengurangi produksi listrik dari energi batu bara. Per 2021, sekitar 62% dari total produksi listrik Indonesia masih diproduksi dari energi batu bara.
Peralihan sumber listrik ke energi terbarukan, kata Denny, berperan penting menurunkan emisi kendaraan listrik. Di Eropa, emisi kendaraan listrik berukuran sedang diperkirakan sebesar 76-83 g CO2-eq/km. Angka tersebut berkisar 63-69% lebih rendah dibandingkan kendaraan BBM (245-246 gCO2-eq/km).
Emisi yang rendah tersebut juga ditopang oleh rendahnya pemakaian batu bara di Eropa. Per 2021, Eropa hanya mengandalkan sekitar 15,9% listriknya dari batu bara.
“Jika Indonesia menggunakan 100% listrik terbarukan, penurunan emisi kendaraan listrik bisa meningkat hingga 85-89% dari emisi kendaraan BBM,” tutur Denny yang juga menyitir studi ICCT.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Robby Irfany Maqoma, Environment Editor, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://theicct.org/wp-content/uploads/2023/09/ID-17-%E2%80%93-LCA-Indonesia_report_final2.pdf
- https://iesr.or.id/en/pustaka/climate-transparency-report-2022
- https://theicct.org/publication/a-global-comparison-of-the-life-cycle-greenhouse-gas-emissions-of-combustion-engine-and-electric-passenger-cars/
- https://www.iea.org/regions/europe
- https://theconversation.com/cek-fakta-benarkah-pemakaian-mobil-listrik-memangkas-separuh-emisi-dari-kendaraan-229650
(GFD-2024-20179) Cek Fakta: Benarkah naiknya kriminalitas anak dipengaruhi oleh ‘game online’?
Sumber:Tanggal publish: 29/04/2024
Berita
“Selain kasus di Soetta, ada kasus anak membunuh orang tuanya, semua berawal dari game online. Dan, masih banyak lagi kasus-kasus kriminal karena dampak dari game online.” Kawiyan, anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dalam keterangannya pada Senin, 8 April 2024.
Kawiyan meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) segera memblokir game online yang salah satunya bermuatan kekerasan. Dia menganggap kasus kriminalitas anak naik karena terpicu oleh permainan tersebut.
Benarkah begitu?
Untuk memeriksa pernyataan Kawiyan, kami bekerja sama dengan Dosen di Departemen Kriminologi Universitas Indonesia, Bhakti Eko Nugroho.
Pernyataan Kawiyan benar, tapi…
Bhakti mengemukakan pernyataan Kawiyan benar. Namun, Bhakti menganggap pernyataan tersebut cenderung mengabaikan faktor-faktor lain yang juga berhubungan dengan perilaku agresif seorang individu.
Menurut dia, memang ada sejumlah riset yang menguatkan pernyataan Kawiyan. Salah satunya riset yang terbit pada 2010. Studi tersebut menyatakan bahwa naiknya tingkat agresivitas anak-anak berhubungan dengan keterpaparan mereka-anak dengan konten-konten gim daring.
Permainan daring, menurut riset tersebut, juga dapat menurunkan komitmen individu terhadap perilaku pro-sosial, dan mengancam kesehatan mental mereka secara serius.
Namun, Bhakti menggarisbawahi bahwa riset-riset di atas memiliki keterbatasan karena mengabaikan variabel lain yang memengaruhi perilaku agresif tersebut. “Faktor sosial lain yang juga berpengaruh antara lain adalah nilai dan pengalaman kekerasan yang diperoleh dari lingkungan sosial fisik sehari-hari,” ujar dia.
Selain itu, Bhakti juga mengutip studi lainnya yang menelaah keterbatasan riset-riset yang tidak membedakan secara jelas tingkat “keseriusan” atau “keparahan” perilaku kekerasan yang dilakukan anak.
“Karena itu, pernyataan bahwa kasus kriminal adalah dampak dari game online cenderung mengabaikan ragam penyebab seorang individu, termasuk anak dan remaja, terlibat dalam perilaku agresif,” tutur Bhakti.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Robby Irfany Maqoma, Environment Editor, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Kawiyan meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) segera memblokir game online yang salah satunya bermuatan kekerasan. Dia menganggap kasus kriminalitas anak naik karena terpicu oleh permainan tersebut.
Benarkah begitu?
Untuk memeriksa pernyataan Kawiyan, kami bekerja sama dengan Dosen di Departemen Kriminologi Universitas Indonesia, Bhakti Eko Nugroho.
Pernyataan Kawiyan benar, tapi…
Bhakti mengemukakan pernyataan Kawiyan benar. Namun, Bhakti menganggap pernyataan tersebut cenderung mengabaikan faktor-faktor lain yang juga berhubungan dengan perilaku agresif seorang individu.
Menurut dia, memang ada sejumlah riset yang menguatkan pernyataan Kawiyan. Salah satunya riset yang terbit pada 2010. Studi tersebut menyatakan bahwa naiknya tingkat agresivitas anak-anak berhubungan dengan keterpaparan mereka-anak dengan konten-konten gim daring.
Permainan daring, menurut riset tersebut, juga dapat menurunkan komitmen individu terhadap perilaku pro-sosial, dan mengancam kesehatan mental mereka secara serius.
Namun, Bhakti menggarisbawahi bahwa riset-riset di atas memiliki keterbatasan karena mengabaikan variabel lain yang memengaruhi perilaku agresif tersebut. “Faktor sosial lain yang juga berpengaruh antara lain adalah nilai dan pengalaman kekerasan yang diperoleh dari lingkungan sosial fisik sehari-hari,” ujar dia.
Selain itu, Bhakti juga mengutip studi lainnya yang menelaah keterbatasan riset-riset yang tidak membedakan secara jelas tingkat “keseriusan” atau “keparahan” perilaku kekerasan yang dilakukan anak.
“Karena itu, pernyataan bahwa kasus kriminal adalah dampak dari game online cenderung mengabaikan ragam penyebab seorang individu, termasuk anak dan remaja, terlibat dalam perilaku agresif,” tutur Bhakti.
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).
Robby Irfany Maqoma, Environment Editor, The Conversation
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
Hasil Cek Fakta
Rujukan
- https://news.detik.com/berita/d-7285292/kpai-minta-kominfo-blokir-game-online-berbau-kekerasan-dan-seksualitas
- https://doi.org/10.1037/a0018251
- https://doi.org/10.1037/a0024908
- https://core.ac.uk/download/pdf/326518796.pdf
- https://theconversation.com/cek-fakta-benarkah-naiknya-kriminalitas-anak-dipengaruhi-oleh-game-online-228869
Halaman: 2423/6845





