(GFD-2024-21173) [SALAH] WHO Pandemic Treaty Berkaitan dengan Smart City, Digitalisasi, hingga Neuralink dan Starlink Buatan Elon Musk untuk Mengontrol Manusia

Sumber: Instagram.com, Noice.id
Tanggal publish: 18/07/2024

Berita

“TOLAK WH0 PANDEMIC TREATY DIGITALISASI FOR TOTAL CONTROL”

Narasi dalam video:

“Makanya nanti akan ada smart city, di semua kota kota besar dan nanti akan menyeluruh di Indonesia, persiapkan itu akan menjadi penjara digital. Karena orang yang sudah di kota akan merasa comfort tidak mau keluar lagi, dia mau bertahan terus di kota. Dengan segala macam cara dan kalau perlu bayar mahal, periodenya saat WHO Pandemy Treaty, itu Mei tahun ini kalau itu udah dilakukan kapan pun meraka akan lakukan. Tujuan mereka, 2025 sudah digitalisasi di seluruh aspek kehidupan dan tahun 2030 kita masuk ke New World Order dengan One World Government, One World Currency, One World Religion, itu tujuannya. Jangan main main, kita harus siap-siap. Makaitu sekarang banyak orang, ‘saya mau ini, pengen ini, pengen cari senang, mempersiapkan diri hidup senang’ dan sebagainya, saya ingin mempersiapkan diri bagaimana hidup susah.”

“Permainan Frekuensi Mode On! Elon Musk: Di masa depan, tidak akan ada telepon, yang ada hanya Neuralinks… NEURALINK + STARLINK = MIND CONTROL BUKAN OMONG KOSONG BELAKA…”

Hasil Cek Fakta

Artikel disadur dari Tempo.

Sebuah postingan di Instagram membagikan cuplikan video dari salah satu podcast di Noice dengan pembicara Dharma Pongrekun yang menyebut bahwa smart city di kota-kota besar Indonesia bisa menjadi penjara digital, membuat orang enggan keluar kota dan orang di dalamnya dapat terkontrol. Dia mengaitkan ini dengan rencana WHO Pandemy Treaty yang akan mempercepat digitalisasi pada 2025 dan menuju New World Order pada 2030, dengan satu pemerintahan, satu mata uang, dan satu agama.

Pada akhir video tersebut juga menunjukkan tangkapan layar postingan bahwa Elon Musk terkait Neuralink dengan menyematkan narasi bahwa Neuralink dan Starlink jika digabungkan maka mind control atau pengendalian pikiran manusia bukanlah omong kosong belaka.

Setelah ditelusuri klaim dalam postingan tersebut menyesatkan. Dilansir dari Tempo.co, WHO Pandemic Treaty merupakan sebutan lain dari konvensi WHO terkait perjanjian internasional tentang pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang. Perjanjian tersebut dibuat agar negara-negara dapat menunjukkan solidaritas dan kesetaraan dalam merespons pandemi di masa yang akan datang.

Dengan begitu, dalam perjanjian dilakukan untuk memastikan agar negara-negara berpenghasilan tinggi dan perusahaan swasta dapat secara adil, tidak menimbun jutaan dosis vaksin berlebih, serta dapat berbagi pengetahuan dan produk yang dapat menyelamatkan nyawa sebagai bentuk solidaritas dan kesetaraan yang dimaksud. Tidak ada kaitannya dengan digitalisasi ataupun smart city dalam suatu kota yang dapat mengontrol manusia.

Berkaitan dengan Neuralinks dan Starlink yang dapat mengontrol manusia, ini juga merupakan klaim yang menyesatkan. Neuralinks merupakan perusahaan teknologi saraf yang salah satu proyeknya merancang agar otak manusia secara langsung terkoneksi dengan komputer agar memungkinkan manusia mengendalikan komputer dengan pikiran.

Sedangkan Starlink merupakan perusahaan penyedia operasi jaringan internet berbasis satelit yang dikembangkan oleh SpaceX yang diketahui merupakan perusahaan penerbangan luar angkasa. Kedua perusahaan tersebut merupakan milik Elon Musk. Namun tangkapan layar dari postingan X oleh Elon Musk tersebut tidak berkaitan dengan mind control atau pengendalian pikiran manusia, maksud dari postingan X tersebut Elon membayangkan bagaimana pikiran manusia dapat mengontrol telepon dengan pikiran di masa depan.

Penelusuran oleh Tempo.co menyebut bahwa pada 28 Januari 2024 Elon Musk pernah menguji chip Neuralinks pertama kali pada otak manusia, namun keberhasilan dari proyek tersebut tidak ada verifikasi informasinya. Meski Elon Musk mengklaim bahwa kondisi penerima kembali pulih dengan baik.

Kabar palsu dari Dharma Pongrekun tentang WHO Pandemic Treaty telah beberapa kali dibantah keasliannya oleh Pemeriksa Fakta Mafindo. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir karena klaim yang dapat menakut-nakuti tersebut tidak terbukti kebenarannya.

Dengan demikian, WHO Pandemic Treaty berkaitan dengan digitalisasi dan mengontrol manusia adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Kesimpulan

Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

Klaim tersebut menyesatkan, faktanya WHO Pandemic Treaty adalah perjanjian internasional untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa yang akan datang. Sedangkan Neuralink adalah proyek yang digagas oleh Elon Musk untuk membuat komputer terhubung dengan otak agar memungkinkan komputer dikendalikan dengan pikiran manusia. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

Rujukan