• (GFD-2024-22663) [SALAH] Dua Putra Jokowi Divonis Penjara oleh KPK

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 17/09/2024

    Berita

    RESMI BERSALAH AKHIRNYA 2 PUTRA JOKOWI DI VONIS PENJARA

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah unggahan di Youtube menyebarkan sebuah klaim jika Kaesang dan Gibran resmi divonis hukuman penjara oleh KPK. Pada bagian thumbnail juga memperlihatkan jika dua putra Presiden Jokowi tersebut sedang berdiri di dalam gedung KPK membelakangi Ketua KPK, Firli Bahuri.

    Saat ditelusuri dengan bantuan Google Lens, ditemukan hasil jika thumbnail tersebut berasal dari aset foto Liputan 6 yang diunggah pada tahun 2021 lalu. Dalam deskripsi foto dijelaskan jika foto tersebut diambil ketika Firli Bahuri mengumumkan ada 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes kebangsawanan. Foto tersebut dimanipulasi dengan menambahkan foto Kaesang dan Gibran seolah sedang ditangkap KPK.

    Selain itu, isi video tersebut hanya berisi tentang kritikan Pandji Pragiwaksono terhadap pernyataan Kaesang yang mengatakan jika dirinya tidak mengetahui peristiwa Orba karena masih kecil. Menurut Pandji, sebagai ketua umum partai, Kaesang tak bisa melakukan komunikasi politik seperti itu di depan publik.

    Kesimpulan

    Thumbnail video merupakan hasil manipulasi sehingga membuat Kaesang dan Gibran seolah sedang ditangkap KPK, selain itu isi video juga tidak membuktikan tentang benar adanya penangkapan kepada dua putra Presiden tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22662) [SALAH] Prabowo Pilih Puan Menjadi Wapres Menggantikan Gibran

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 17/09/2024

    Berita

    GIBRAN GAGAL DI LANTIK PRABOWO PILIH PUAN JADI WAPRES

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah unggahan di Youtube menyebarkan sebuah klaim jika Gibran gagal dilantik menjadi Wakil Presiden, sehingga Prabowo menunjuk Puan Maharani untuk menggantikan Gibran menjadi Wapres.

    Akan tetapi saat disimak isi video tersebut memiliki pembahasan yang sangat berbeda dari klaim pada judul. Isi video hanya membahas mengenai pernyataan Rocky Gerung terkait dengan dugaan pemberian uang kepada putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming, oleh menteri-menteri.

    Terkait pernyataan yang telah disampaikan Rocky tersebut akhirnya KPK membuka suara. Dilansir dari Kabar24 juru bicara KPK, Tessa Mahardika Sugiarto, menyampaikan keterbukaan KPK untuk mempersilahkan semua masyarakat membuat laporan jika merasa memiliki bukti tentang adanya praktik korupsi oleh siapa saja, sehingga apa yang disangkakan bisa jelas nanti ditelusuri dan tidak menjadi fitnah.

    Hingga akhir video tidak ada penjelasan yang dapat membuktikan jika benar Prabowo telah menunjuk Puan untuk menggantikan Gibran sebagai Wapres.

    Kesimpulan

    Isi video hanya membahas pernyataan Rocky Gerung tentang dugaan pemberian uang kepada putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming, oleh menteri-menteri. Tidak ada penjelasan yang membenarkan jika Puan ditunjuk untuk menggantikan Gibran sebagai Wapres.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22661) [SALAH] Bukti Foto Jokowi Memalsukan Ibu Kandung

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 17/09/2024

    Berita

    sekejam kejamnya Fir’aun, dia gak akan memalsukan Ibu kandungnya Sampai Kapanpun Ibu Tak Akan Bisa Terganti

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook yang membagikan klaim tentang bukti foto jika Presiden Jokowi telah memalsukan identitas ibu kandungnya. Gambar pertama terlihat Jokowi bersama seorang wanita tua berambut putih. Sedangkan gambar kedua, terlihat Jokowi bersama wanita tua yang mengenakan jilbab berwarna merah.

    Klaim seperti ini pernah beberapa kali dibahas di turnbackhoax.id, kompas.com, dan liputan6.com. Berdasarkan beberapa sumber temuan tersebut, diketahui jika nama ibu kandung Jokowi adalah Sujiatmi Notomiharjo. Saat dicocokkan dengan bantuan Google Lens, sosok wanita berkerudung merah tersebutlah yang merupakan ibu kandung dari Presiden Jokowi.

    Sedangkan sosok wanita tua yang berambut putih tersebut sebelumnya juga sudah beberapa kali diklaim oleh beberapa akun di media sosial jika beliau adalah Sulami, seorang tokoh Gerawan yang juga diklaim sebagai ibu kandung Jokowi.

    Namun, berdasarkan dari pembahasan artikel Liputan 6 yang berjudul “[Cek Fakta] Kabar Ibu Jokowi Aktivis Gerwani Adalah Hoaks”, tidak dikonfirmasi jika wanita tua tersebut adalah Sulami, seorang tokoh Gerwani sekaligus ibu kandung Jokowi.

    Kesimpulan

    Faktanya ibu kandung Jokowi adalah Sujiatmi, wanita berkerudung merah ada dalam unggahan Facebook tersebut. Tidak ada temuan informasi jika wanita tua berambut putih tersebut merupakan ibu kandung Jokowi yang kemudian dipalsukan identitasnya.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22660) [SALAH] Jokowi Berdebat Sengit dengan Keuskupan Jakarta untuk Dilibatkan dalam Misa Akbar Paus Fransiskus di GBK

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 17/09/2024

    Berita

    “Sudah pencitraan sedemikian rupa naik mobil biasa, eeh ditolak mentah-mentah oleh panitia. Tenggelam bener dah pamornya”.

    “Jokowi kaget saat melihat sambutan umat Katolik dan umat lainnya yang begitu luar biasa atas kedatangan Paus di Jakarta. Lalu, dia berniat mengais simpati dan ingin menunggangi momen sakral ini. Jokowi memaksa panitia dan tim Paus untuk mengizinkannya mengikuti acara suci tersebut. Rupanya ia ingin juga ikut melambaikan tangan ke lebih dari 90.000 umat Katolik di Stadion Gelora Bung Karno. Lalu dengan sigap keuskupan Jakarta mencoba menolak keinginan Jokowi secara halus. Debat sengit terjadi antara tim kepresidenan dan juga panitia. Akhirnya dicapai kesepakatan dan komprominya adalah Jokowi akan datang untuk sekadar meninjau persiapan. Tapi, ia meminta dengan sangat dan harus disiarkan di jumbotron super besar yang ada di lokasi acara di GBK. Wartawan yang mengetahui ini lantas saja menggelengkan kepala. Memalukan”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @lolina_321lagi mengunggah video yang menjelaskan bahwa Jokowi memaksa panitia kedatangan Paus Fransiskus untuk ikut penyambutan Paus di GBK. Tidak hanya itu, di video tersebut juga dijelaskan bahwa Jokowi memaksa untuk disiarkan di jumbotron besar di GBK, karena ingin mengais simpati dan menunggangi momen sakral ini. Klaimnya, tim kepresidenan dan keuskupan Jakarta berdebat sengit supaya Jokowi tetap menjadi pusat perhatian dalam acara penyambutan Paus di GBK. Cuitan dan video yang diunggah pada 5 September itu telah disukai 4,400 orang, dikutip dan dibagikan ulang 1,300 kali, serta telah dilihat 851,000 kali.

    Setelah dilakukan pencarian atas klaim pemaksaan Jokowi untuk datang ke GBK, tidak ditemukan berita resmi bahkan kolom opini dari media mengenai kejadian ini. Sebaliknya, Kardinal Indonesia sekaligus Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo, justru berterima kasih atas sambutan hangat Jokowi. Hal ini disampaikan dalam konferensi pers di Gereja Katedral Jakarta 7 September lalu. Ungkapan Suharyo tersebut dikutip oleh Kompas dan berbunyi sebagai berikut:

    “Acara itu sungguh-sungguh sangat istimewa, dan yang lebih istimewa lagi, yang sangat mengharukan bagi Paus, adalah ketika Bapak Presiden menyambutnya saat beliau tiba di Stadion GBK. Ini sungguh tak terduga”.

    Selain itu, media KATOLIKANA dalam artikelnya yang berjudul “Kardinal Suharyo: Paus Terharu dengan Sambutan Presiden Jokowi” juga membahas bagaimana semua pihak keuskupan Jakarta berterima kasih dan sangat terharu dengan sambutan Jokowi dan segenap pemerintah Indonesia dalam rangkaian acara kedatangan Paus dari 3 hingga 6 September.

    Terlebih lagi, penyambutan oleh Presiden RI sudah menjadi rangkaian acara yang dilakukan jika Indonesia kedatangan kunjungan resmi dari tamu penting, seperti saat kedatangan Raja dan Ratu Belanda pada Maret 2020 dan Presiden Argentina pada 26 Juni 2019.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan akun Twitter @lolina_321lagi merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Pihak keuskupan Jakarta justru menyambut keterlibatan Jokowi di GBK dengan respon yang sangat positif. Selain itu, tidak ada sumber resmi dan kredibel yang mengonfirmasi perdebatan Jokowi dengan keuskupan Jakarta.

    Rujukan