• (GFD-2025-27278) [HOAKS] Tautan Rekrutmen SKK Migas Periode 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar tautan yang diklaim untuk mengakses rekrutmen Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut hoaks.

    Tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen SKK Migas dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Rekrutmen Bersama SKK Migas & KKKS

    • SKK Migas• Medco E&P Indonesia• PT Bumi Siak Pusako - BSP

    • Petronas Carigali Ketapang II Ltd• PT Odira Energy Karang Agung• MGA Utama Energi• RH Petrogas Companies in Indonesia

    • Jadestone Energy - JSE• Husky-CNOOC Madura Ltd. - HCML• Genting Oil Kasuri Pte. Ltd.• Harbour Energy

    Link Daftarhttps://rekrutmenbersamaskkmigasdankkks[dot]piillly[dot]com/

    bisa juga melalui klik tombol Daftar Sekarang

    Screenshot Hoaks, tautan rekrutmen SKK Migas periode 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek akun media sosial resmi SKK Migas untuk memverifikasi kebenaran tautan rekrutmen yang beredar di Facebook tersebut.

    SKK Migas melalui akun Instagram resmi @skkmigasofficial telah menerbitkan imbauan terkait penipuan dengan modus lowongan kerja. 

    "SKK Migas tidak pernah membuka lowongan melalui website tidak resmi, media sosial, atau pesan berantai," demikian imbauan SKK Migas, pada 9 Februari 2025.

    Sementara itu, Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro mengimbau masyarakat untuk mengakses informasi rekrutmen melalui portal resmi rekrutmen bersama hulu migas di https://jobs.talentics.id/skk-migas dan kanal resmi SKK Migas.

    "SKK Migas dan KKKS tidak pernah meminta biaya apapun dalam bentuk apapun dalam proses rekrutmen," kata Hadi, dalam unggahan Instagram SKK Migas, pada 17 Februari 2025.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen SKK Migas adalah hoaks.

    Melalui akun Instagram resmi, SKK Migas menegaskan tidak pernah membuka lowongan melalui website tidak resmi, media sosial, atau pesan berantai.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27277) [HOAKS] Rekaman Suara SBY Marah kepada Kapolri

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar rekaman suara yang diklaim milik mantan Presiden RI sekaligus pendiri dan petinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

    Dalam rekaman tersebut, SBY tampak kecewa kepada Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo karena anggota Polri menggusur warga Kalimantan Timur dari tanahnya.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, rekaman tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Rekaman suara SBY marah kepada Kapolri disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Senin (2/6/2025):

    Geger! Bocor suara SBY marah marah ke Kapolri Sigit Sulistiyo yang wajahnya mirip anak cucu DN Aidit. SBY: Saya kehabisan kata-kata. Anda jenderal tidak layak jabat Kapolri

    Hasil Cek Fakta

    Rekaman yang beredar bukanlah suara SBY. Suara pria dalam rekaman merupakan anggota TNI Angkatan Laut, Kolonel Rochmad Suhadji.

    Video aslinya dapat dilihat di kanal YouTube FPPI NEWS TV dan Hersubeno Point.

    Seperti diwartakan Kompas.com sebelumnya, rekaman suara yang diklaim suara SBY telah beredar sejak awal tahun.

    Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Benny Kabur Harman meluruskan bahwa rekaman suara yang beredar di media sosial bukanlah suara SBY.

    "Saya pastikan, itu bukan suara Bapak SBY, saya sudah cek," kata Benny pada Sabtu, 1 Februari 2025.

    Selain suara yang tidak sama, anggota Komisi III DPR RI tersebut menilai, SBY tidak pernah menyampaikan kritik kepada Polri dengan jalan seperti itu.

    "Suara Pak SBY tidak seperti itu dan itu bukan cara Pak SBY mengkritik institusi Polri," lanjutnya.

    Bantahan lain disampaikan oleh Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra.

    Ia mengatakan, gaya bahasa pria dalam rekaman berbeda dengan SBY.

    "Mohon maaf, struktur kalimatnya sama sekali bukan Pak SBY, gaya bahasa juga bukan gaya bahasa Pak SBY," kata Herzaky.

    Kesimpulan

    Rekaman suara SBY marah kepada Kapolri Listyo Sigit merupakan hoaks.

    Suara pria dalam rekaman yang beredar adalah suara anggota TNI AL, Kolonel Rochmad Suhadji yang disebarkan dengan konteks keliru.

    Petinggi Partai Demokrat memastikan rekaman suara yang beredar bukanlah suara SBY.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27276) Hoaks! Video Kejagung tetapkan Nadiem DPO kasus korupsi laptop

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/06/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah video yang diunggah di X menyebutkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) periode 2019-2024, Nadiem Makarim, telah dimasukkan Kejagung dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

    Status DPO yang disematkan kepada Nadiem itu diklaim sebagai hasil dari pengembangan kasus dugaan korupsi pengadaan Chromebook di Kemendikbudristek tahun 2019–2022.

    "BERKEDOK DIGITALISASI PENDIDIKAN 9,9 TRILIUN LENYAP...

    NADIEM DIENDUS DAN JADI DPO KEJAGUNG, MUARANYA BERASA DI GEROMBOLAN GENG SOLO...!!," demikian isi narasi video yang dimuat di X.

    Rekaman yang sudah dilihat sebanyak tiga ribu kali ini juga menyebutkan bahwa Nadiem telah menjadi DPO sejak akhir Mei 2025.

    Lalu, benarkah Kejagung masukkan Nadiem dalam data DPO korupsi?



    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Hasil Cek Fakta

    Dugaan korupsi pengadaan Chromebook pada tahun 2019–2022 di Kemendikbudristek, menjadi salah satu kasus baru yang sedang diselidiki Kejagung.

    Kejagung menduga ada pemufakatan jahat berupa pengarahan tim teknis Kemendikbudristek, agar membuat kajian terkait pengadaan bantuan peralatan yang berkaitan dengan pendidikan teknologi pada 2020. Padahal, saat itu penggunaan Chromebook tidak dibutuhkan.

    Alasannya, pada 2019, telah dilakukan uji coba penggunaan 1.000 unit Chromebook oleh Pustekom Kemendikbudristek, dan hasilnya tidak efektif.

    Nadiem, sebagai pemimpin tertinggi Kemendikbudristek saat kasus itu berlangsung, berpeluang diperiksa Kejagung, kata Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung Harli Siregar, sebagaimana dimuat dalam berita ANTARA ini.

    Walau demikian, Harli membantah penetapan Nadiem dalam data DPO Kejagung.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    “Kami tidak ada menyatakan (Nadiem Makarim) DPO,” kata Kapuspenkum Kejagung Harli Siregar dalam laporan Antara ini.

    Klaim: Kejagung tetapkan Nadiem DPO kasus korupsi laptop

    Rating: Hoaks

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-27275) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Covid-19 Naik karena Varian Omicron XBB

    Sumber:
    Tanggal publish: 04/06/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan penyebaran virus corona varian Omicron XBB.

    Narasi yang beredar juga mengeklaim, varian Omicron XBB lebih berbahaya daripada varian Delta dan memiliki tingkat kematian lebih tinggi.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan karena informasinya keliru.

    Narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan varian Omicron XBB dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    *Pesan pagi ini dari seorang teman yang bekerja di pusat kesehatan rumah sakit.*

    *Varian baru virus corona, COVID-Omicron XBB, yang akhir-akhir ini marak, berbeda dengan yang sebelumnya karena mematikan dan sulit dideteksi, sehingga dianjurkan agar setiap orang memakai masker.*

    *1. Gejala COVID-Omicron XBB yang baru adalah:*

    *i). Tidak batuk.**ii). Tidak demam.*

    *Sebagian besar gejalanya adalah sebagai berikut.*

    *iii). Nyeri sendi.**iv). Sakit kepala.**v). Sakit tenggorokan.*

    *vi). Nyeri punggung bawah.**vii). Pneumonia.**viii). Kehilangan nafsu makan.*

    *2. Selain itu, COVID-OmicronXBB lima kali lebih beracun daripada varian delta dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. *

    *3. Gejala dapat menjadi sangat parah dalam waktu singkat, atau dapat terjadi tanpa gejala yang jelas. *

    *4. Jadi Anda harus lebih berhati-hati. *

    *Virus varian ini tidak ditemukan di nasofaring dan langsung menyerang "jendela" paru-paru dalam waktu yang lebih singkat, mulai menunjukkan tanda-tanda pneumonia. *

    *5. Sejumlah kecil pasien yang terinfeksi COVID-OmicronXBB diklasifikasikan tidak mengalami demam dan nyeri, tetapi pneumonia ringan diamati pada rontgen.

    Selain itu, COVID-Omicron XBB akan menunjukkan reaksi negatif saat diuji dengan kapas melalui rongga hidung, dan ada peningkatan kasus tes negatif palsu selama pemeriksaan nasofaring.

    Jadi virus ini sangat licik. Artinya, virus dapat dengan mudah menyebar di masyarakat, langsung menginfeksi paru-paru orang, menyebabkan pneumonia virus, dan memicu kesulitan bernapas akut. Ini menjelaskan mengapa COVID-OmicronXBB menjadi sangat menular dan mematikan. *

    *6. Hindari tempat-tempat ramai sebisa mungkin. Bahkan di tempat terbuka, jaga jarak 1,5 m, kenakan beberapa lapis masker yang sesuai, dan cuci tangan sesering mungkin saat Anda tidak bergejala tanpa batuk atau bersin. **COVID-Omicron XBB "WAVE" ini lebih mematikan daripada pandemi COVID-19 pertama. *

    Screenshot Klarifikasi, narasi kasus Covid-19 naik karena varian Omicron XBB

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi Dicky Budiman, epidemiolog dari Griffith University, Australia, untuk mengonfirmasi narasi tersebut.

    Dicky mengatakan, narasi yang beredar di media sosial itu tidak benar. Sebab, penyebaran virus corona varian Omicron XBB sudah lewat masanya.

    "Sudah lama itu. Subvarian itu mungkin sudah dua tahun lebih yang lalu (penyebarannya)" kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/6/2025).

    Menurut Dicky, infeksi dari varian virus corona yang beredar saat ini sudah tidak separah seperti pada masa Pandemi Covid-19 karena imunitas yang telah terbangun berkat vakinasi.

    "Kenaikan wajar, karena Covid-19 sudah menjadi endemi dan ada kelonggaran aktivitas. Ditambah subvarian yang begitu efektif dalam menginfeksi. Terjadilah kenaikan," ujarnya.

    Meski terjadi kenaikan kasus infeksi virus corona, Dicky menggarisbawahi bahwa angka kematian jauh lebih kecil dibanding pada masa pandemi.

    "Sangat jauh berbeda saat ini. Tentu kematian itu ada, yaitu pada kelompok paling rawan antara lain di atas 65 tahun atau lansia," kata Dicky.

    Sebagaimana diberitakan Kompas.id, 31 Mei 2025, peningkatan kasus Covid-19 saat ini telah dilaporkan di sejumlah negara, seperti Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura, dengan varian yang dominan yaitu subvarian Omicron, XEC, dan JN.1.

    Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan Aji Muhawarman mengatakan, kasus yang terkonfirmasi di Indonesia justru menurun dengan varian yang dominan yakni MB.1.1.

    "Situasi Covid-19 di Indonesia memasuki saat ini menunjukkan tren penurunan kasus konfirmasi mingguan dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi 3 kasus pada minggu ke-20 dengan varian dominan yang beredar adalah MB.1.1," kata Aji.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim kenaikan kasus Covid-19 baru-baru ini disebabkan varian Omicron XBB perlu diluruskan.

    Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, narasi tersebut keliru. Sebab, penyebaran virus corona varian Omicron XBB sudah lewat masanya.

    Rujukan