• (GFD-2024-17772) CEK FAKTA: Benarkah Hamil di Usia 35 Tahun ke Atas Berisiko Stunting pada Anak?

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/04/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengimbau, usia maksimal ibu hamil adalah 35 tahun guna mencegah anak mengalami stunting atau tengkes.

    "Usia 35 tahun maksimal untuk hamil karena pada dasarnya manusia dari lemah dikuatkan, dari kuat dilemahkan, dan puncaknya ada di umur 32 tahun, itu sudah mulai menua. Sejak usia 32 tahun sudah mulai keropos tulang-tulangnya," kata Hasto, seperti diberitakan Antara, 27 Maret 2024.

    Lantas, benarkah hamil pada usia di atas 35 tahun berisiko melahirkan anak yang mengalami stunting?

    Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Mahmud Aditya Rifqi mengatakan, perempuan hamil pada usia 35 tahun ke atas dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.

    Risiko yang muncul, antara lain, diabetes gestational, hipertensi, dan kelahiran prematur. Adapun kelahiran prematur dikaitkan dengan peningkatan risiko stunting pada bayi.

    Menurut Mahmud, risiko komplikasi tersebut cenderung meningkat seiring dengan pertambahan paritas dan Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi (overweight dan obesitas).

    "Namun, hingga saat ini, belum cukup bukti yang menunjukkan bahwa kehamilan pada usia di atas 35 tahun secara signifikan berpengaruh terhadap risiko stunting atau malnutrisi pada bayi yang baru lahir, asalkan faktor-faktor lainnya dapat terkontrol," kata Mahmud.

    Ia mengatakan, tidak ada batasan usia maksimum 35 tahun bagi perempuan untuk hamil terkait risiko malnutrisi.

    Sebaliknya, dalam kondisi kesehatan yang baik, pertambahan usia ibu dapat menjadi keuntungan karena memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas.

    Menurut Mahmud, status gizi anak dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk status gizi ibu, asupan makanan, akses terhadap layanan kesehatan, dan kondisi sanitasi lingkungan.

    "Selama ibu dapat mengelola risiko dari faktor-faktor tersebut dengan baik, risiko stunting atau malnutrisi pada anaknya dapat diminimalkan," ujar Mahmud.

    Meski demikian, kata Mahmud, perhatian khusus tetap diperlukan bagi ibu hamil pada usia 35 tahun ke atas untuk menjaga kesehatan, terutama selama masa kehamilan.

    Terdapat studi yang menunjukkan peningkatan usia berkorelasi dengan pengeroposan tulang, tetapi beberapa penelitian juga menyatakan tidak ada korelasi antara komposisi tubuh dan tekanan darah dengan usia ibu.

    "Semua ini tergantung pada kemampuan individu dalam menjaga kesehatan tubuh dan karakteristik individu masing-masing," kata Mahmud.

    Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, serta stimulasi psikososial yang tidak memadai.

    Dampaknya, tingkat kecerdasan (IQ) anak turun hingga 15 poin. Otak anak tidak berkembang, sehingga membuat tingkat kecerdasan rendah, sulit konsentrasi, dan sulit menangkap pelajaran.

    Dilansir Kompas.id, gangguan ini terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK), sejak pembentukan janin hingga anak berumur 23 bulan. Stunting ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak yang berada di bawah standar sesuai umurnya.

    Stunting juga membuat sel tubuh tidak berkembang sebagaimana mestinya. Akibatnya, daya tahan tubuh anak rendah hingga gampang sakit, rentan menderita berbagai gangguan metabolik, dan penyakit degeneratif saat dewasa.

    Hal tersebut juga menyebabkan buruknya produktivitas dalam bekerja, sehingga, pendapatan mereka 20 persen lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang di masa balitanya tidak stunting.

    Kerusakan otak akibat stunting tidak bisa diperbaiki. Untuk itu, penting menemukan anak di bawah 2 tahun yang stunting agar intervensi dan perbaikan bisa segera dilakukan, karena plastisitas atau kemampuan berubahnya otak di masa itu masih sangat tinggi.

    Setelah lewat 2 tahun, intervensi yang dilakukan tidak akan memberikan hasil optimal.

    ***

    Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI).

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2024-17771) Cek Fakta: Tidak Benar Pendaftaran Pesta Poin Bank Papua Bagikan Hadiah

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pendaftaran pesta poin Bank Papua bagikan hadiah, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 2 April 2024.
    Klaim pendaftaran pesta poin Bank Papua bagikan hadiah menampilkan tulisan sebagai berikut.
    "Berita Terkini. Pesta Poin BPD Bank Papua Bagi Bagi Hadiah katong pu rekening Bank Papua.Ayo Katong daftar Pesta Poin Undian Berhadiah Bank Papua.dapatkan hadiahnya..!!
    *2 Mobile Hylux DOUBLE CABIN
    *1 Unit Mobil Suzuki Carry
    *3 paket Liburan Ke New Zealand
    *5 Sepeda Gunung,
    *7 Unit Ricce Coker Maspion
    *45 gram Emas Murni
    *3 Unit Honda PCX New160
    *3 Smartphone Samsung Galaxy Z Flip5
    Pace' Mace' Kaka Ade.untuk pendaftaran Trada Biaya.Informasi Pendaftaran Silakan Klik Selengkapnya/Daftar, ayoo jang sampai ketinggalan.Ttd BPD Bank Papua."
    Klaim pendaftaran pesta poin Bank Papua bagikan hadiah? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pendaftaran pesta poin Bank Papua bagikan hadiah, penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "Kenali akun - akun resmi Bank Papua" yang dimuat situs resmi bankpapua.co.id.
    Situs bankpapua.co.id menyebutkan, alamat situs resmi Bank Papua adalah bankpapua.co.id dan info@bankpapua.co.id.
    Dalam tulisan tersebut juga terdapat keterangan sebagai berikut.
    "Nasabah Bank Papua, kini marak penipuan mengatasnamakan Bank Papua..
    Tetap waspada dan hati-hati ya..
    Kenali akun - akun resmi Bank Papua agar dapat mengantisipasi penipuan dan berita hoax yang sering terjadi melalui media sosial serta media lainnya..
    Segera hubungi HALO BANK PAPUA 1500-138untuk informasi seputar Bank Papua.
    Waspada dan waspadalah...".
    Penelusuran juga mengarah pada unggahan akun resmi Bank Papua di Instagram, @bankpapua_id yang mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penipuan lewat program hadiah mengatasnamakan Bank Papua yang marak dibagikan di media sosial.
    Postingan itu diunggah Bank Papua pada 12 Oktober 2023. Berikut isi postingannya:
    "Sobat Bank Papua, selalu teliti saat mendapatkan informasi program hadiah mengatasnamakan Bank Papua..
    Saat ini sangat banyak hoax online mengatasnamakan Bank Papua.
    Ingat ya, informasi program hadiah, produk, jasa dan layanan Bank Papua hanya di informasikan melalui Akun Resmi Bank Papua.
    Apabila sobat Bank Papua masih ragu atas informasi yang disampaikan, dapat menghubungi Halo Bank Papua di line telphone 1500138.
    Waspada dan teliti atas setiap informasi ya sobat Bank Papua.."
    Selain itu dalam postingan yang beredar terdapat link yang mengarah pada website yang bukan merupakan milik Bank Papua. Di dalam website tersebut pengguna juga diminta untuk memasukkan nama lengkap, nomor handphone, dan nomor rekening.
    Hal ini merupakan modus penipuan dan bisa membuat data pribadi kita bocor ke pihak yang tidak bertanggung jawab."
     

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim pendaftaran pesta poin Bank Papua bagikan hadiah tidak benar.
    Situs bankpapua.co.id menyebutkan, alamat situs resmi Bank Papua adalah bankpapua.co.id dan info@bankpapua.co.id. Saat ini sangat banyak hoaks online mengatasnamakan Bank Papua, informasi program hadiah, produk, jasa dan layanan Bank Papua hanya di informasikan melalui Akun Resmi Bank Papua.

    Rujukan

  • (GFD-2024-17770) Cek Fakta: Tidak Benar Gambar McDonalds Bakal Keluarkan Menu Berhadiah Mainan Patung Iblis

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan gambar McDonalds akan mengeluarkan menu berhadiah mainan patung iblis. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 2 April 2024.
    Dalam postingannya terdapat foto kotak dengan lambang McDonalds bertuliskan "Baphomet". Selain itu juga terdapat mainan patung iblis di sebelahnya.
    Foto itu disertai narasi "Happy Meal McDonalds yang baru. Anak Anda akan menyukainya."
    Akun itu juga menambahkan narasi "Ide pemasaran bodoh lainnya. Baphomet memiliki hubungan dengan okultisme, setengah manusia, setengah hewan, pria dan wanita, baik dan jahat, Kambing Setan."
    Lalu benarkah postingan gambar McDonalds akan mengeluarkan menu berhadiah mainan patung iblis?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan website pendeteksi gambar AI, Fakeimagedetector.com. Hasilnya menunjukkan bahwa foto tersebut merupakan hasil buatan AI.
    Penelusuran juga dilakukan dengan menggunakan website pendeteksi gambar AI lainnya, Thehive.ai. Hasilnya juga menunjukkan bahwa foto tersebut merupakan hasil modifikasi AI.
    Kejanggalan terdapat pada lambang M pada samping kotak makanan yang terpotong. Selain itu ukuran font pada lambang M di tengah kotak juga tidak presisi.
    Pencarian dilanjutkan dan menemukan artikel dari website pemeriksa fakta, Snopes.com berjudul "Real Image of a 'Satanic' McDonald's Happy Meal?" yang tayang pada 1 April 2024.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan foto yang beredar viral pertama kali diunggah di platform X pada 27 Maret 2024. Akun tersebut dalam postingannya juga sempat membalas pada orang lain bahwa gambar yang diunggah merupakan bercandaan menggunakan AI.

    Kesimpulan


    Postingan gambar McDonalds akan mengeluarkan menu berhadiah mainan patung iblis adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-17769) Keliru, Konten Berisi Klaim Pengungsi Rohingya Datang ke Indonesia Dipersenjatai AS Sebagaimana Israel di Palestina

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/04/2024

    Berita



    Sebuah narasi beredar di Facebook akun ini, ini, dan ini, berisi klaim bahwa pengungsi Rohingya sengaja didatangkan ke Indonesia oleh Amerika Serikat (AS) dan Israel untuk dipersenjatai dan menjajah Indonesia.

    Narasi itu mengatakan bahwa Israel pernah mengancam untuk menjadikan Indonesia seperti Palestina.  Berikut bunyi narasi tersebut: Tolak imigran gelap rohingya.. ingat Israel dan Amerika pernah berkata, jika Indonesia ikut campur tangan untk membntu palestina, maka Israel akan membuat indonesia sama seperti Palestina……



    Namun, benarkah pengungsi Rohingya datang ke Indonesia untuk dipersenjatai oleh Amerika Serikat dan Israel?

    Hasil Cek Fakta



    Sebelumnya pernah beredar konten di internet yang mengatakan Presiden Israel Reuven Rivlin mengancam akan menjadikan Indonesia seperti Palestina yang mereka hancurkan, bila Indonesia terus ikut campur dalam konflik Israel-Palestina.

    Namun hasil Cek Fakta Tempo menunjukkan bahwa sesungguhnya narasi yang beredar tahun 2020 itu keliru. Tidak pernah ditemukan berita terkait ancaman dari Rivlin itu di media.

    Pakar Hukum Internasional Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Satria Unggul Wicaksana, mengatakan pengungsi Rohingya saat ini memiliki sejarah yang berbeda meskipun Yahudi dahulu juga berstatus pengungsi yang didatangkan ke Palestina.

    Yahudi, kata Satria, dulunya ialah etnis teraniaya di Jerman dalam Perang Dunia I dan Perang Dunia II, sebagai korban pembantaian Holocaust. Namun kemudian, kelompok Yahudi melakukan penjajahan di tanah Palestina. Anggota etnis Yahudi juga memegang posisi-posisi penting di Amerika Serikat, baik di pemerintahan, bidang bisnis dan lain-lain. 

    Satria mengatakan bahwa hubungan Amerika Serikat dengan bangsa Yahudi juga memiliki sejarah panjang dan tak bisa disamakan dengan etnis Rohingya. 

    "Ini sangat jauh dari apa yang terjadi di Rohingya. Kemudian ada wacana mereka dipersenjatai dan lain sebagainya, saya rasa itu menjadi dua hal yang sangat jauh realitanya, bahkan ini masuk kategori hoaks. Karena kalau kita lihat akar sejarahnya sangat berbeda, persoalan utamanya berbeda,” kata Satria pada Tempo melalui aplikasi perpesanan, Senin, 1 April 2024.

    Dia menjelaskan, Indonesia memang tidak meratifikasi Konvensi Jenewa 1991 dan protokol tambahannya. Namun konvensi tersebut kemudian memunculkan tradisi pada semua negara untuk menyelamatkan pengungsi. 

    Salah satunya prinsipnon-refoulementatau tidak dikembalikan ke tempat asal secara paksa, yang juga diterapkan di Indonesia. Maka menurut Satria, ASEAN harus mendorong pengembalian pengungsi Rohingya ke Rakhine, Myanmar, dengan menjamin keselamatan mereka.

    “Etnis Rohingya kemudian memiliki hak-hak untuk tinggal atau mendapatkan tempat yang aman, sampai kemudian mereka dipulangkan kembali ke Rakhine State,” kata Satria lagi.

    Sementara itu, menurut Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, UNHCR, pengungsi Rohingya datang ke Indonesia untuk melarikan diri dari bahaya yang mengancam mereka di tempat tinggal sebelumnya, kamp pengungsian Cox’s Bazar, Bangladesh.

    Dikatakan juga niat pengungsi Rohingya datang, bukan untuk mengeksploitasi Indonesia, melainkan untuk menghindari pembunuhan, penculikan dan pemerasan yang terus terjadi di Cox’s Bazar, tempat mereka tinggal sebelumnya.

    Hal itu sebenarnya sudah dikonfirmasi tim Polda Aceh yang telah berkunjung ke Cox’s Bazar pada 18 Maret 2024, sebagaimana diberitakan AJNN. Dir Intelkam Polda Aceh, Muhammad Ali Khadafi, mengatakan kondisi pengungsian di sana rawan pembunuhan, bentrok antar geng, hingga peredaran narkotika.

    Tempo juga pernah memeriksa narasi yang mengatakan UNHCR minta Pulau Galang di Kota Batam, Kepulauan Riau, untuk tempat tinggal pengungsi Rohingya. Sesungguhnya narasi tersebut juga keliru.

    Di sisi lain, sejumlah media memberitakan sesungguhnya pengungsi Rohingya ingin kembali ke Myanmar yang mereka anggap sebagai tanah airnya, salah satunya Antara. Mereka datang ke Indonesia bukan untuk menjajah melainkan untuk mencari keselamatan.

    Pengungsi Rohingya ingin kembali hidup di Myanmar, diakui sebagai warga negara, mendapatkan kebebasan bekerja dan dijamin keselamatannya. Mereka menuntut Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), dan meminta dukungan internasional untuk membantu memulangkan mereka dengan aman ke Myanmar.

    Mereka menginginkan proses repatriasi ke Myanmar yang aman dan tidak rumit. Upaya repatriasi pernah dilakukan tahun 2018 dan 2019, namun beberapa orang yang mengikuti program itu mengaku dikurung di Myanmar, hingga upaya itu gagal dilakukan.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan pengungsi Rohingya datang ke Indonesia untuk dipersenjatai Amerika Serikat dan Israel demi menjajah Indonesia, sebagaimana AS mempersenjatai Israel untuk menguasai Palestina, merupakan klaim keliru.

    Narasi yang disertakan, seperti Presiden Israel mengancam Indonesia dan pengungsi Rohingya minta pulau di Indonesia, telah terbukti hoaks. Selain itu pengungsi Rohingya sesungguhnya ingin kembali ke Myanmar, namun dijamin kebebasan dan keselamatannya.

    Rujukan