• (GFD-2024-19621) Belum Ada Bukti, Narasi tentang WhatsApp Bocorkan Data pada IDF untuk Bantai Warga Gaza

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp, serta akun Facebook ini dan ini, yang disertai narasi Whatsapp telah membocorkan data pengguna di Gaza pada Tentara Pertahanan Israel (IDF) untuk melakukan pembantaian.

    Video memperlihatkan tayangan berita disertai tulisan Arab, tentang Meta, perusahaan induk yang mengelola Facebook, Instagram dan WhatsApp. Potongan video itu juga memperlihatkan foto pendiri perusahaan tersebut, Mark Zuckerberg.

    Dikatakan bahwa data pengguna WhatsApp itu digunakan IDF untuk menentukan sasaran serangan mereka yang sedang berada di rumah masing-masing. Mereka kemudian menyerang sasaran-sasaran itu menggunakan bom.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah WhatsApp membocorkan data pengguna di Gaza pada IDF untuk membantu mengarahkan bom mereka?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Yandex, dan berhasil menemukan video asli konten dengan format berita TV tersebut. 

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Konten yang beredar memperlihatkan video berita yang menampilkan Zuckerberg. Video itu sesungguhnya konten media asal Mesir, Extra News, yang tayang pada tanggal 20 April 2024.

    Berita itu menerangkan IDF menggunakan data yang diperoleh dari WhatsApp, dengan cara memasukkannya ke sistem AI yang mendukung serangan militer, yang bernama Lavender. Namun, berita tidak menyertakan sumber informasi tersebut.

    Juru bicara WhatsApp kepada Anadolu Agency mengatakan bahwa dia tidak memiliki informasi yang akurat terkait adanya penyerahan data kepada IDF, sebagaimana narasi yang beredar. Laporan selengkapnya terkait isu itu dikatakan akan mereka publikasikan sekitar akhir Mei 2024.

    “WhatsApp tidak memiliki pintu belakang dan kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun. Selama lebih dari satu dekade, Meta telah memberikan laporan transparansi yang konsisten dan itu termasuk keadaan terbatas ketika informasi WhatsApp diminta,” bunyi pernyataannya.

    Peneliti dan jurnalis Sophia Goodfriend meyakini IDF mendapatkan data pengguna WhatsApp melalui peretasan. Menurutnya hal itu lebih memungkinkan dibanding kerjasama secara resmi.

    Sebagaimana militer berbagai negara, Sophia mengatakan IDF juga memiliki kemampuan untuk melakukan peretasan. IDF juga memiliki rekam jejak penggunaan produk teknologi dengan melanggar aturan penggunaannya.

    Sumber Narasi Beredar

    Narasi yang beredar sesungguhnya mengutip sebuah artikel di blog seorang programmer dan pendiri Tech For Palestine, Paul Biggar. Dalam artikelnya, ia menuduh Meta memberikan data pada IDF untuk mengoperasikan Lavender.

    Lavender adalah perangkat lunak berbasis AI yang digunakan IDF untuk merencanakan serangan terhadap warga sipil di Gaza. Untuk beroperasi, Lavender membutuhkan masukan atau umpan banyak data, sehingga bisa memprediksi identitas dan lokasi sasaran serangan mereka.

    Salah satu yang digunakan ialah data pengguna WhatsApp. Misalnya orang-orang yang berada dalam satu grup WhatsApp dengan musuh-musuh IDF, juga akan dianggap sebagai musuh, sekaligus sasaran baru untuk diserang.

    Dalam artikelnya, Biggar mempertanyakan kenapa Meta melakukan penyerahan data itu. Namun saat wawancara dengan Anadolu Agency, dia mengatakan mungkin IDF tidak mendapatkan data itu secara resmi dari Meta, mungkin melalui pintu belakang atau cara lain yang bersifat rahasia.

    Biggar membuat tulisannya berdasarkan hasil investigasi +972 and Local Call tentang pengoperasian Lavender oleh IDF dalam pembantaian di Gaza. Laporan itu berdasarkan keterangan beberapa personil IDF yang mengoperasikan Lavender, sebagai narasumber anonim.

    Laporan investigasi itu mengatakan data pengguna WhatsApp adalah salah satu yang dimasukkan IDF ke dalam sistem Lavender. Namun, laporan tidak mengatakan bagaimana IDF mendapatkan data pengguna WhatsApp itu.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Meta menyerahkan data pengguna WhatsApp di Gaza kepada IDF untuk menetapkan sasaran pembantaian merupakan klaim yang belum ada bukti.

    Paul Biggar yang menghembuskan isu tersebut tidak konsisten dalam memberikan keterangan. Kadang ia seakan-akan yakin WhatsApp memberikan data tersebut, kadang ia menyatakan mungkin data didapatkan IDF dengan cara lain. Pendapat lain mengatakan data itu didapat IDF dengan cara meretas.

    Biggar menghembuskan isu itu berdasarkan  laporan investigasi +972 and Local Call yang menyatakan data pengguna WhatsApp di Gaza menjadi salah satu masukan perangkat lunak AI milik IDF untuk menetapkan sasaran pembantaian, yang bernama Lavender. Namun, tak disertakan informasi bagaimana IDF mendapatkannya.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19620) [SALAH] Tawaran Pinjaman Dari Bank Indonesia

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita

    Assalamualaikum

    BUTUH DANA 💵💵💵

    Langsung cair sekarang juga

    Solusinya di tempat kami

    Syarat pendaftaran mudah

    (Di jamin Amanah Realisasi Dan trusted)

    =================================

    MELAYANI PINJAMAN TANPA KARTU KREDIT SECARA ONLINE

    PROSES ACC CUMA 30-60 menit.

    KHUSUS ONLINE

    ► Proses Cepat & Aman

    ►Tanpa Ribet

    ► Angsuran 1-5thn

    ► Pinjaman 5jt-500jt

    ==================

    SYARAT KREDIT

    ☞ Kirim Foto KTP

    ☞ Kirim Foto PASPOR

    ☞ Kirim Foto Rekening Tabungan

    ☎Untuk Informasi Seputar Layanan Pinjaman

    👉 WhatsApp : +6281244204796

    Hasil Cek Fakta

    Baru-baru ini ditemukan sebuah unggahan pada akun Facebook yang bernama Pinjaman bank resmi TKW mengenai penawaran pinjaman dana kredit kepada tenaga kerja indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita (TKW). Postingan tersebut diunggah pada 3 Mei 2024.

    Namun rupanya akun tersebut bukan merupakan akun resmi milik Bank Indonesia. Karena nama akun Facebook Bank Indonesia yang asli bernama BankIndonesiaOfficial. Pada akun Facebook yang resmi, tidak ditemukan satupun unggahan mengenai penawaran pinjaman dana kredit kepada TKI maupun TKW.

    Dilansir dari postingan Instagram resmi milik Bank Indonesia (@bank_indonesia). Bank Indonesia tidak pernah memberikan penawaran pinjaman dana atau kredit. Bank Indonesia juga tidak terafiliasi dengan instansi atau organisasi pemberi kredit. Sebab, Bank Indonesia merupakan bank sentral yang tidak melakukan kegiatan komersial seperti bank umum, termasuk pemberian kredit atau pinjaman.

    Dapat disimpulkan bahwa unggahan yang disebarkan oleh akun tersebut, bukan merupakan unggahan resmi akun Facebook Bank Indonesia, sehingga dapat diindikasi sebagai akun Penipuan.

    Kesimpulan

    Tidak benar Bank Indonesia memberikan tawaran pinjaman kredit kepada tenaga kerja wanita (TKW), sebagai bank sentral Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan yang bersifat komersial seperti bank pada umumnya, termasuk pemberian kredit maupun pinjaman.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19619) [SALAH]: Pertandingan ulang Indonesia VS Uzbekistan

    Sumber: tiktok.com
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita

    Indonesia vs Uzbekistan akan diulang.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuh video di media sosial Tiktok yang berisi klaim bahwa pertandingan antara Indonesia vs Uzbekistan akan diulang dikarenakan kecurangan wasit.

    Namun setelah dilakukan penelusuran, video tersebut tidak benar.

    Keputusan kontroversial dari wasit Shen Yinhao, seperti pembatalan tendangan bebas, pencabutan gol, dan pemberian kartu merah kepada pemain Indonesia, menjadi sorotan utama dalam kekalahan Timnas Indonesia U-23 dari Uzbekistan.

    Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Irak dalam pertandingan perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa pada Kamis (2/5/2024).

    Dengan demikian klaim video tersebut tidak benar dengan kategori konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Klaim pertandingan ulang antara Indonesia vs Uzbekistan tidak benar karena tidak ada informasi resmi dari AFC yang membatalkan kemenangan Uzbekistan atas Indonesia, baik dilaman resmi AFC maupun siaran pers.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19618) [SALAH]: Tentara Cina masuk Indonesia karena Prabowo Gibran kalah dalam Pilpres 2024

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita

    TENTARA CHINA TELAH MENYUSUP KE DAERAH2 SIAP CHEOS

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video dengan klaim tentara Cina telah memasuki Indonesia karena Prabowo Gibran kalah di Pilpres 2024.

    Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.

    Faktanya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun telah menetapkan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden Terpilih RI untuk periode 2024-2029. Ketua KPU Hasyim Asyari membacakan penetapan itu dalam rapat pleno di Kantor KPU, Jakarta Pusat pada Rabu, 24 April 2024.

    Penetapan itu juga tercantum secara resmi dalam Keputusan KPU Nomor 504 Tahun 2024 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dalam Pemilihan Umum Tahun 2024.

    “Dengan perolehan suara sebanyak 96.214.691 suara atau 58,59 persen dari total suara sah nasional dan memenuhi sedikitnya 20 persen suara di setiap provinsi yang tersebar di 38 provinsi,” kata Hasyim. Keunggulan Prabowo-Gibran dari paslon capres-cawapres lain, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sesungguhnya juga telah terprediksi dari hasil quick count, setelah pemilihan hari Rabu, 14 Februari 2024, yang juga diberitakan Tempo.

    Sehingga dapat dimaknai sesungguhnya tidak ada kabar potensi kekalahan Prabowo-Gibran dalam Pilpres 2024, sebagaimana isi narasi yang beredar. Dari quick count dan real count, Prabowo-Gibran unggul dalam hitungan suara. Belum diketahui dari mana narasi yang mengatakan tentara Cina telah memasuki Indonesia untuk menjajah. Narasi yang beredar juga tidak lugas dalam melabeli orang-orang dalam video. Mereka kadang disebut tenaga kerja asing (TKA) Cina, kadang juga dikatakan sebagai tentara Cina.

    Dengan demikian klaim tersebut tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Video yang beredar tidak akurat karena tidak ada bukti bahwa tentara Cina datang untuk menginvasi Indonesia. Faktanya, Prabowo-Gibran berhasil memenangkan Pilpres 2024, jadi narasi tentang kekalahan mereka tidak tepat.

    Rujukan