• (GFD-2025-25137) Sebagian Benar, Video yang Diklaim Memperlihatkan Gempa Bumi di Tibet

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/01/2025

    Berita



    Sebuah kompilasi video beredar di Instagram [ arsip ] dan YouTube yang diklaim sebagai goncangan gempa bumi berkekuatan 7 Magnitude yang terjadi di Tibet, Cina. Video itu beredar setelah gempa bumi berkekuatan 7,1 M terjadi di daerah Tingri, Distrik Shigatse, Tibet pada 7 Januari 2025

    Video itu berisi beberapa klip yang memperlihatkan seseorang yang turun dari sepedanya di pinggir jalan dan kebingungan karena guncangan gempa. Klip selanjutnya menunjukkan bangunan yang rusak dari dalam dan luar, jalan yang rusak, dan kepanikan orang-orang saat gempa terjadi.



    Namun, benarkah video itu memperlihatkan gempa bumi berkekuatan 7 M di Tibet?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo terhadap video tersebut menunjukkan bahwa sebagian video memang bagian dari bencana gempa di Tibet dan satu video yang direkam dari dashboard mobil adalah gempa di Jepang.  

    Tempo menelusuri video-video tersebut menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Berikut hasil verifikasinya:

    Video 1



    Klip pertama dalam video yang beredar sesungguhnya memperlihatkan gempa bumi yang terjadi di Semenajung Noto, Perfektur Ishikawa, Jepang, tanggal 1 Januari 2024, sebagaimana dilaporkan Nikkei Asia.  

    Dilansir Tempo, gempa bumi berkekuatan 7,6 M mengguncang Prefektur Ishikawa pada Senin 1 Januari 2024. Sampai hari Sabtu, 6 Januari 2024, data menyatakan gempa tersebut menelan 110 korban jiwa, 414 cedera dan 211 orang masih dinyatakan hilang.

    Pemeriksa fakta AFP juga menelusuri klip pertama tersebut dan menemukan bahwa rekaman itu memperlihatkan kejadian gempa bumi di Jepang awal tahun 2024, bukan di Tibet awal tahun 2025.

    Video 2



    Penampakan bangunan-bangunan yang rusak dari atas memang memperlihatkan kondisi Tibet setelah diguncang gempa awal tahun 2025. Sejumlah sumber terkonfirmasi melaporkan demikian, seperti News.qq.com dan RFATibetan.

    Video 3



    Klip ketiga yang memperlihatkan jalan rusak juga merupakan dampak dari gempa bumi di Tibet awal 2025, sebagaimana dilaporkan website berbahasa Hindi, Thelallantop.com dan media berbahasa Jepang FNN.jp, serta akun Instagram Albanian Insider Agency.

    Video 4



    Klip keempat memperlihatkan beberapa orang di dalam toko yang panik karena guncangan gempa, yang memang bagian dari peristiwa gempa bumi di Tibet awal 2025, sebagaimana dilaporkan FNN.jp, saluran YouTube ANSA.

    Video rekaman CCTV itu tertanggal 7 Januari 2025, yang sama dengan hari kejadian gempa bumi di Tibet.

    Video 5



    Klip terakhir menampilkan ruangan berisi benda mirip rak instalasi listrik yang diguncang gempa. Video itu juga memperlihatkan kejadian di Tibet, di mana rekaman CCTV memberikan keterangan tanggal yang sama dengan waktu kejadian, sebagaimana dipublikasikan ANSA dan website Elconfidensial.com.

    Tentang Gempa Tibet

    Dilansir Antara, gempa tersebut menyebabkan 126 jiwa meninggal dunia, 188 lainnya terluka, dan 3.600 rumah rusak. Gempa juga dirasakan di Nepal, Bhutan dan India, namun belum ada laporan korban.

    Pusat gempa bumi itu berada di lembah Pegunungan Himalaya di mana dalam radius 20 KM terdapat 27 desa yang dihuni 6.900 orang. Pemerintah Cina menyatakan berupaya keras melakukan evakuasi dan penyelamatan korban bencana. Berita terbaru menyatakan bahwa kekuatan gempa bumi tersebut adalah 6,8 skala richter.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan gempa bumi berkekuatan 7,1 M di Tibet tanggal 7 Januari 2025 adalah klaim yangsebagian benar.

    Dari lima klip dalam video itu, empat di antaranya memang rekaman kejadian gempa bumi di Tibet saat itu atau memperlihatkan kerusakan yang ditimbulkannya. Namun, klip pertama merupakan rekaman kejadian gempa bumi di Jepang pada Januari 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25136) Keliru, Video Zaidul Akbar Promosi Obat Hipertensi Sembuh dalam Satu Pekan

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/01/2025

    Berita



    Sebuah video beredar di Facebook [ arsip ] yang menampilkan dokter sekaligus pendakwah, Zaidul Akbar, mempromosikan obat hipertensi yang bisa menyembuhkan dalam waktu satu pekan. Video berdurasi 10 menit itu memperlihatkan logo Kompas TV pada bagian kanan atas layar, serta tulisan “Jangan beli Losartan sebelum nonton video ini”.

    Sepanjang video, sosok dokter Zaidul Akbar membahas seputar hipertensi dan bagaimana cara menyembuhkannya dalam waktu singkat. Beberapa klaim yang disebutkan ialah sebenarnya umur, pola makan, berat badan berlebih, bahkan faktor genetik, tidak ada hubungannya dengan hipertensi. Namun, penyebab utama hipertensi adalah karbon monoksida, gas beracun yang setiap hari kita hirup.



    Hingga tulisan ini dibuat, tayangan video tersebut sudah ditonton 450 ribu kali, serta mendapatkan 2.300 suka dan 62 komentar. Namun, benarkah itu video dokter Zaidul Akbar mempromosikan metode pengobatan hipertensi, berikut klaim-klaimnya mengenai hipertensi?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk memverifikasi kesahihan video Zaidul Akbar, Tim Cek Fakta Tempo menggunakan layananreverse image searchdari mesin pencari Google dan alat pendeteksi konten berbasis AI, Hive Moderation. Sedangkan untuk mengklarifikasi 4 klaim mengenai hipertensi dan pengobatannya, Tempo menghubungi dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah dari RSUD Dr Soetomo, Surabaya, dr. Makhyan Jibril, Sp.JP. 

    Faktanya, video Zaidul Akbar tersebut telah diubah dari aslinya menggunakan teknologi kecerdasan buatan dan sebagian besar klaim tersebut keliru.

    Verifikasi Video

    Video aslinya ditemukan di saluran YouTube dr. Zaidul Akbar Official, yang diunggah tanggal 14 Desember 2024 dengan judul “[KAJIAN MALAM AHAD] Nafkah Tak Halal, Keluarga Bermasalah”.



    Setelah dicermati sampai akhir, Zaidul Akbar dalam videonya tidak menyinggung penyakit hipertensi sama sekali. Ia menceritakan makna QS. Ali Imran ayat 133 dan dampak nafkah yang tidak halal bagi keluarga.

    Tempo juga memindai video yang beredar menggunakan aplikasi pendeteksi konten berbasis AI (kecerdasan buatan), Hive Moderation. Hasilnya menunjukkan terdapat sejumlah bukti kuat bahwa video yang beredar direkayasa menggunakan teknologi AI, dengan skor keseluruhan mencapai 99,8 persen.



    Verifikasi Klaim

    Klaim 1: Umur, pola makan, berat badan berlebih, bahkan faktor genetik, sebenarnya enggak ada hubungannya sama hipertensi.

    Fakta: Umur, pola makan, berat badan berlebih, bahkan faktor genetik, sangat berkaitan dengan risiko hipertensi.

    Risiko hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, karena elastisitas pembuluh darah berkurang. “Peningkatan risiko ini tertinggi pada usia 35-70 tahun,” ujar dr. Makhyan Jibril. Begitu pula dengan pola makan dan berat badan berlebih. 

    Asupan garam tinggi, rendahnya konsumsi buah dan sayur, serta makanan tinggi lemak jenuh merupakan faktor risiko hipertensi. Kebutuhan garam harian yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) adalah 2000 mg natrium atau setara dengan 5 gram garam (1 sendok teh)

    “Obesitas adalah faktor utama hipertensi karena meningkatkan beban kerja jantung dan resistensi insulin. Jadi BMI lebih dari 30 sangat beresiko hipertensi,” tambahnya.

    Ditambah lagi, hipertensi memiliki komponen genetik yang kuat, sehingga seseorang dengan riwayat keluarga hipertensi akan lebih berisiko. Bukti medis mendukung bahwa hipertensi adalah kondisi multifaktorial yang melibatkan interaksi faktor genetik dan gaya hidup. “Orang tua yang memiliki hipertensi kecenderungan akan punya anak yang juga hipertensi bila pola makan tidak terkontrol dengan baik,” kata dia.

    Klaim 2: Penyebab utama hipertensi adalah karbon monoksida, gas beracun yang setiap hari kita hirup.

    Fakta: Karbon monoksida (CO) bukan penyebab utama hipertensi, meski memang dapat meningkatkan kejadian hipertensi jika terpapar dalam jumlah tinggi seperti pada perokok aktif atau paparan polusi berat.

    Penyebab utama hipertensi biasanya berasal dari faktor biologis dan gaya hidup. Faktor biologis meliputi genetik, resistensi insulin, peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, dan renin-angiotensin. Sedangkan faktor gaya hidup ialah dari pola makan, obesitas, stres, dan kurangnya aktivitas fisik.

    Klaim 3: Losartan mengurangi gejala hipertensi sementara, tapi tidak menyelesaikan akar masalah.

    Fakta: Losartan tidak hanya mengurangi gejala, tetapi juga mengurangi risiko jangka panjang hipertensi, seperti kerusakan ginjal atau penyakit jantung.

    Makhyan menjelaskan bahwa Losartan adalah obat dari golonganangiotensin receptor blocker(ARB) yang bekerja menghambat efek angiotensin II. Sehingga, Losartan dapat melebarkan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi risiko komplikasi seperti gagal jantung dan stroke.

    “Namun, obat ini memang bekerja lebih efektif jika dikombinasikan dengan perbaikan gaya hidup seperti diet sehat, olahraga, dan manajemen stres,” jelasnya.

    Klaim 4: Metode kombinasi madu dan kulit lemon bisa mengembalikan fungsi pembuluh darah, melancarkan aliran darah, dan menstabilkan tekanan darah ke 120/80 cuman dalam satu malam.

    Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim di atas.Madu dan kulit lemon mengandung senyawa bermanfaat seperti antioksidan dan vitamin C, yang baik untuk kesehatan secara umum. “Tapi tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan kombinasi ini dapat menurunkan tekanan darah ke 120/80 mmHg dalam waktu satu malam,” tegasnya.

    Menurut Makhyan, penurunan tekanan darah memerlukan waktu dan pengelolaan berkelanjutan, termasuk penggunaan obat yang sesuai dan perubahan gaya hidup. “Klaim khasiat madu dan kulit lemon itu berbahaya karena dapat mendorong orang meninggalkan pengobatan medis yang jelas terbukti efektif,” imbuhnya.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim seputar hipertensi yang terdapat dalam video Zaidul Akbar adalahkeliru.

    Selain itu, sosok Zaidul Akbar merupakan hasil editing video menggunakan kecerdasan buatan. Faktanya, dalam video aslinya, ia berbicara mengenai makna QS. Ali Imran ayat 133 dan dampak nafkah yang tidak halal bagi keluarga. Bukan hipertensi dan khasiat kombinasi madu dengan kulit lemon untuk menyembuhkannya dalam satu pekan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25135) Cek Fakta: Prabowo Pecat Kapolri Listyo Sigit

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/01/2025

    Berita

    Suara.com - Beredar di media sosial sebuah video yang memuat narasi tentang Presiden Prabowo Subianto memecat kapolri Jenderal Listyo Sigit.

    Video tersebut diunggah di Kanal YouTube “Lingkarnews” pada Senin (6/1/2025), dan berikut narasinya:

    TERBONGKAR KONG-KONG KALIKONGNYA! PRABOWO LANGSUNG PECAT KAPOLRI LISTYO! SUDAH TERLALU BANYAK OKNUM! BUKAN LINDUNGI MASYARAKAT MALAH

    Terpantau pada Rabu (15/1/2025) video tersebut telah ditonton sebanyak 25 ribu kali dan mendapatkan 640 likes.

    Lantas benarkah narsi tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusran fakta Suara.com mencoba memahami konteks video tersebut dengan menonton video berdurasi 2 menit 54 detik tersebut secara keseluruhan. Setelah diamati dengan teliti, video tersebut memuat penjelasan yang disampaikan seorang narator, yang isinya mengenai beberapa permasalahan internal Polri.

    Selain itu, narator juga menyampaikan pendapat dari sejumlah warga yang meminta Presiden Prabowo untuk melakukan tindakan tegas pada institusi kepolisian.

    Meski demikian, hingga video berakhir tak ditemukan penjelasan maupun bukti-bukti bahwa Presiden Prabowo Subianto mencopot Jenderal Listyo Sigit sebagai kapolri.

    Ketika dicek di laman resmi polri.go.id pada Kamis (16/1/2025), terdapat informasi bahwa Listyo Sigit masih menjabat sebagai Kapolri.

    Terkait komponen lain dalam konten tersebut, gambar thumbnail yang diperlihatkan ternyata merupakan hasil manipulasi. Konteks asli dari gambar tersebut adalah peristiwa pelantikan Listyo Sigit oleh Presiden Jokowi pada tahun 2021 silam.

    Gambar dengan konteks yang sebenarnya juga dijumpai di artikel yang ditulis oleh Antara.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa unggahan dengan narasi “Prabowo memecat Listyo Sigit” adalah konten yang dimanipulasi atau manipulated content.
  • (GFD-2025-25134) [SALAH] Modifikasi Cuaca Sebabkan Sakit yang Dirasakan Masyarakat Saat Ini

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 16/01/2025

    Berita

    Pada Selasa (31/12/2024) akun Instagram “purefact.id” membagikan foto [arsip] disertai klaim “sakit yang dirasakan masyarakat saat ini adalah efek dari modifikasi cuaca”.

    Berikut narasi selengkapnya :

    “KAMU SEBENARNYA TIDAK SAKIT KAMU KORBAN MODIFIKASI CUACA

    Jangan terus-terusan lihat gadget, lihatlah ke atas perhatikan ada apa di langit ✈️💨”

    Hingga Rabu (15/1/2025), unggahan mendapat 9.599 tanda suka.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta Tempo.co.

    Hasil verifikasi Tim Cek Fakta Tempo, modifikasi cuaca yang dilakukan selama ini di Indonesia aman bagi kesehatan manusia.

    Perekayasa Ahli Muda Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) BRIN dari kelompok riset fisika awan dan aplikasinya (FAA), Purwadi, mengatakan modifikasi cuaca tidak menggunakan chemtrail.

    Modifikasi cuaca di Indonesia menggunakan bahan semai berupa serbuk garam (NaCl), juga flare yang lebih jarang digunakan. Operasi modifikasi cuaca (OMC) di Indonesia dilakukan saat-saat tertentu sesuai dengan tujuannya, yakni untuk mengurangi atau menambah curah hujan.

    Dilansir dari Tempo 18 Februari 2022, Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG yang saat itu dijabat Urip Haryoko, mengatakan bahwa narasi tentang chemtrail yang beredar digolongkan sebagai teori konspirasi.

    Teori itu menyatakan jejak asap putih di belakang pesawat adalah bahan kimia yang berbahaya. Nama chemtrail dipilih dari akronim chemistry (kimia) dan trail (jejak). Namun tuduhan bahwa jejak pesawat berupa asap putih membahayakan, tidak memiliki bukti.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “sakit yang dirasakan masyarakat saat ini adalah efek dari modifikasi cuaca” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).

    Rujukan