• (GFD-2024-22115) [HOAKS] Tautan Penyaluran Bantuan PKH Rp 500.000

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah akun membagikan informasi mengenai pemberian bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang disertai tautan atau link.

    Pengguna media sosial diminta mengeklik tautan tersebut jika ingin mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp 500.000.

    Namun, berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu.

    Tautan untuk mendapatkan bantuan PKH dibagikan oleh akun Facebook ini pada Kamis (22/8/2024). Berikut narasi yang dibagikan:

    BANTUAN BLTAssalamualaikum yang ingin menerima Bantuan gratis tanpa di pungut biaya sepeserpun silakan klik link di bawahInsyaAllah semua dapat.Bantu share bair semua bisa dapat rezeki

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek tautan tersebut menggunakan WhereGoes untuk mengetahui situs yang dituju.

    Hasilnya, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kementerian Sosial (Kemensos).

    Seperti diberitakan Kompas.com, PKH adalah program bantuan sosial bersyarat kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

    Penyaluran PKH dilakukan dengan menstransfer uang bansos langsung ke rekening penerima atau melalui Kantor Pos.

    Cara mengecek penerima PKH dapat dilakukan dengan mengakses situs http://cekbansos.kemensos.go.id/ atau melalui aplikasi Cek Bansos yang dapat diunduh lewat Google PlayStore di ponsel Android.

    Kesimpulan

    Tautan untuk mendapatkan bantuan PKH yang beredar di Facebook adalah hoaks. Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Kemensos.

    Selain itu, penyaluran PKH dilakukan dengan mentransfer uang bansos langsung ke rekening penerima atau melalui Kantor Pos, tanpa perlu mengakses tautan tertentu.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22114) [HOAKS] Mahasiswa Unisba Meninggal Saat Demo Tolak Revisi UU Pilkada

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/08/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi bahwa mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) bernama Andi Andriana, meninggal dalam demonstrasi menolak revisi UU Pilkada, Kamis (22/8/2024).

    Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Narasi soal mahasiswa Unisba bernama Andi Andriana meninggal saat demo menolak revisi UU Pilkada dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan aparat sedang melakukan penganiayaan. Unggahan itu diberi keterangan demikian:

    Innalillahi wa'innailaihi rojiunTurut berduka cita atas wafatnyaMAHASISWA UNISBAa/n Andi Andriana saat AKSI DEMO DARURAT INDONESIA 22 agustus 2024 ,...

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook yang menyebut mahasiswa Unisba meninggal saat demo menolak revisi UU Pilkada

    Hasil Cek Fakta

    Dikutip dari Kompas.id, Andi Andriana bukan mahasiswa Unisba, melainkan Universitas Bale Bandung (Unibba).

    Andi mengalami luka berat pada mata kiri akibat terkena lemparan batu saat demonstrasi menolak revisi UU PIlkada di depan Kantor DPRD Jawa Barat, Bandung, Kamis (22/8/2024).

    Kejadian itu bermula ketika massa melemparkan batu ke arah Kantor DPRD Jawa Barat yang terkunci dan dijaga ketat aparat keamanan. Tiba-tiba, sebuah batu dilempar seseorang dari arah kantor DPRD dan mengenai mata Andri.

    Lantas, Andi dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin karena mengalami pendarahan, kemudian ia dirujuk ke Rumah Sakit Mata Cicendo.

    Presiden BEM Unibba Fauzi Septian mengatakan, akibat peristiwa itu Andi terancam mengalami kebutaan pada mata kiri. Fauzi juga membantah informasi yang menyebut Andi meninggal. 

    ”Kondisi Andi telah sadar. Dari hasil pemeriksaan pihak dokter, Andi terancam buta permanen di mata bagian kiri karena terkena lemparan batu,” kata Fauzi.

    Kesimpulan

    Narasi soal mahasiswa Unisba bernama Andi Andriana meninggal dalam demonstrasi menolak revisi UU Pilkada adalah hoaks.

    Faktanya, Andi merupakan mahasiwa Universitas Bale Bandung (Unibba). Ia mengalami luka berat pada mata kiri karena terkena lemparan batu.

    Presiden BEM Unibba Fauzi Septian membantah informasi bahwa Andi meninggal.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22113) Cek Fakta: Hoaks Jusuf Hamka Bagikan Uang Rp 53 Juta Hanya Dengan Tebak Nama Kendaraan di Facebook

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/08/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pengusaha Jusuf Hamka membagikan uang Rp 53 juta dengan menebak nama kendaraan di Facebook. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun bernama H Yusuf Hamka mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 Juli 2024.
    Dalam postingannya terdapat video Jusuf Hamka dengan narasi sebagai berikut:
    "Sampai saat ini masih belum ada yang bisa...Yang bisa menebak kendaraan di atas Bapak Transfer Rp 53 juta sekarang!!"
    Hingga saat ini postingan tersebut telah mendapat 10,6 ribu komentar, 3,8 ribu likes, dan 53 kali dibagikan.
    Lalu benarkah postingan pengusaha Jusuf Hamka membagikan uang Rp 53 juta dengan menebak nama kendaraan di Facebook?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka link yang ditautkan pada postingan. Link itu mengarah pada website yang meminta kita mengisi kuis tertentu.
    Ini merupakan modus pencurian data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
    Selain itu sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
    Cek Fakta Liputan6.com beberapa kali menemukan akun palsu Jusuf Hamka di Facebook dengan klaim serupa. Padahal Jusuf Hamka sudah menjelaskan tidak punya akun media sosial selain @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
    Ia juga menjelaskan tidak punya akun resmi di Facebook. Postingan pada 31 Maret 2023 itu juga disertai narasi:
    "HATI2 PENIPUAN. Banyak orang-orang yang tidak bertanggung jawab melakukan penipuan dengan menggunakan nama saya.
    Untuk itu saya tegaskan kembali melalui video di atas ini. Mohon tidak mudah percaya kepada akun-akun lain, kecuali Instagram dan Tiktok seperti video di atas ini.
    Bila ada yang minta-minta nomor rekening atau uang administrasi, mohon jangan dilayani karena itu pasti penipuan.
    Think smart, do smart, and be smart."

    Kesimpulan


    Postingan pengusaha Jusuf Hamka membagikan uang Rp 53 juta dengan menebak nama kendaraan di Facebook adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22112) Menyesatkan, Kap Mesin Mobil-mobil di Cina Melembung Karena Suhu Panas Meningkat Drastis

    Sumber:
    Tanggal publish: 26/08/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp dan Instagram [ Arsip ] yang diklaim memperlihatkan kap mesin mobil-mobil di Cina dan pintunya melembung karena kenaikan suhu panas yang signifikan.

    Video itu memperlihatkan mobil-mobil berbagai warna melembung di bagian kap dan pintu samping, salah satunya Audi warna hijau. Dikatakan hal itu terjadi di Cina, akibat panas tinggi yang berlangsung di sana.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video memperlihatkan kap mesin mobil-mobil yang melembung karena panas tinggi di Cina?

    Hasil Cek Fakta



    Penelusuran Tempo menggunakan mesin pencari dan kata kunci mendapatkan video serupa disertai informasi valid, serta sejumlah website otomotif yang membahas video tersebut.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Narasi yang beredar menyatakan mobil-mobil dalam video itu melembung karena lonjakan suhu di Cina. Akun Facebook Motospot bw yang biasa membagikan rekomendasi terkait otomotif, mengatakan yang melembung sesungguhnya adalah film pelindung mobil.

    Demikian juga Daily Mail yang mengunggah video itu di Facebook mereka dan menyatakan peristiwa itu terjadi di Cina di mana vinil film mobil-mobil tersebut terkena panas, merenggang dan melembung.

    Dilansir Tempo, Chief Operating Officer PT V-KOOL Indo Lestari, Lianto Winata, menerangkan Paint Protection Film (PPF) alias laminating atau car bra adalah plastik tebal dan bening, yang berfungsi melapisi bodi mobil.

    PPF mampu melindungi mobil, terutama pada cat bodinya, misalnya dari goresan kerikil. Perlindungan itu membuat mobil mengkilap dalam waktu lama. Demikian juga membuat masa bertahan cat mobil menjadi lebih lama.

    Berdasarkan penelusuran dan analisa ilmiah oleh Theautopian.com, narasi yang beredar itu dinyatakan keliru. Teks berbahasa Mandarin yang ditempelkan pada video itu menunjukkan ia direkam di Provinsi Hubei, Cina, pada 5 Juli 2024.

    Website itu menyimpulkan yang melembung adalah PPF berbahan vinil yang melekat pada mobil-mobil tersebut. Sesungguhnya hal itu juga dibuktikan penampakan mobil lain yang tidak melembung, menandakan panas tak pengaruhi bodi mobil.

    Cuaca rata-rata di Provinsi Hubei, Cina, tanggal 5 Juli 2024 sekitar 30 derajat celcius termasuk bukan puncak musim panas. Pada Agustus 2024, panas di Cina mencapai 40 derajat celcius hingga memakan korban jiwa, namun tak ada peristiwa mobil melembung.

    “Jadi apa maksud video ini? Saya bisa memikirkan dua penjelasan. Seseorang mungkin melihat mobil-mobil ini saat bungkusnya dilepas, dan berasumsi bahwa itu karena suhu lokal yang hangat. Atau, itu adalah video lelucon yang disalahartikan karena kendala bahasa yang signifikan,” tulis mereka.



    Selain itu, proses melembungkan PPF itu tak bisa hanya dengan dipanaskan di halaman, melainkan menggunakan blower berpemanas dan kompresor udara. Sejumlah video, seperti di akun YouTube LuxuryCarRepair dan Facebook LADbible, menunjukkan cara melepas PPF dari mobil dengan membentuk gelembung seperti itu.

    Caranya memasukkan selang kompresor di antara bodi mobil dan lapisan PPF, kemudian suntikkan udara yang akan membuat PPF melembung ke atas. Bisa juga menambah semburan panas dari blower di bagian atas PPF, agar lebih mudah lepas dari bodi mobil.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan mobil-mobil di Cina yang melembung karena lonjakan suhu panas adalah klaim yang menyesatkan.

    Sesungguhnya video itu menunjukkan mobil-mobil yang PPF pelapis bodinya melembung, karena diisi udara menggunakan kompresor, sebagai salah satu cara melepas PPF dari mobil.

    Rujukan