(GFD-2024-21067) Keliru, Konten Berisi Najwa Shihab dan Dokter Isman Firdaus Promosikan Metode Menetralisir Hipertensi
Sumber:Tanggal publish: 11/07/2024
Berita
Sebuah halaman Facebook [ arsip ] mengunggah video yang menunjukkan Najwa Shihab dan seorang dokter yang diklaim bernama Isman Firdaus, berbicara tentang garam yang mampu menetralisir hipertensi.
Dalam video ini Najwa menarasikan seorang dokter bernama Isman Firdaus bersama dengan doktor-dokter kardiolog terbaik telah menemukan metode air garam yang benar-benar revolusioner yang menghilangkan hipertensi dalam 24 jam. Mereka menemukan bahwa air garam rumah mampu menetralisir hipertensi dengan kemungkinan 100%.
Video berdurasi 1 menit 19 detik ini diunggah pada 29 Juni 2024, telah disukai 6,2 ribu kali, 260 komentar, dan dibagikan 365 kali oleh pengguna Facebook. Benarkah Najwa Shihab dan Dokter Isman Firdaus menyampaikan hal tersebut? Berikut pemeriksaan faktanya.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dan sumber video ini dengan melakukan transkrip narasi, pencocokan gambar dengan Google Image, dan analisis suara dengan AI Voice Detector. Juga meminta penjelasan pakar kesehatan terkait hipertensi.
Untuk melakukan analisis video, Tempo mencoba mengunduh video tersebut, namun tidak berhasil karena video tersebut diprivat. Kemudian, video tersebut bisa diunduh menggunakan fsave.io. Video yang telah diunduh lalu ditranskrip dengan Whisper Transcription, hasilnya sebagai berikut:
Juni 2024 di Indonesia akan berakhir epidemi hipertensi dan sekarang semua orang Indonesia akan hidup dengan kehidupan yang penuh. Isman Firdaus bersama dengan doktor-dokter kardiolog terbaik telah menemukan metode air garam yang benar-benar revolusioner yang menghilangkan hipertensi dalam 24 jam.
Nama saya Isman Firdaus, setelah 877 eksperimen ilmiah yang gagal dan lebih dari 10 miliar rupiah yang dihabiskan, kami menemukan penyebab sebenarnya dari hipertensi yang tidak ada hubungannya dengan gaya hidup, pola makan, apalagi usia Anda. Sebenarnya hipertensi disebabkan oleh satu molekul beracun yang saat ini berada di tubuh Anda dan membuat dinding pembuluh darah kaku memperburuk aliran darah dan tidak ada obat-obatan medis yang mahal atau operasi yang dapat secara efektif mempengaruhinya.
Ada solusinya, kami mempersembahkan kepada Anda metode air garam rumah yang benar-benar revolusioner yang menetralisir hipertensi dengan kemungkinan 100%. Tonton presentasi video singkat saya sekarang karena ini hanya akan tersedia untuk 3 orang dan kemudian akan dihapus bertindaklah sekarang.
Tempo juga melakukan penelusuran sumber video. Pada bagian Najwa Shihab, hasil penelusuran menemukan fragmen video tersebut identik dengan tayangan Mata Najwa, yang diunggah YouTube Najwa Shihab pada 11 Januari 2018.
Tayangan itu berjudul “Part 1 - Mata Najwa: Indonesia Rumah Kita” memiliki kesamaan pada baju, latar, dan posisi clip on (microphone) dan posisi logo Narasi dan Trans TV.
Dalam tayangan yang menghadirkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (2018) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian (2018), tidak ditemukan kalimat yang identik dengan narasi pada video Facebook tersebut.
Saat mencocokkan video pada fragmen gambar seorang dokter yang diklaim bernama Isman Firdaus, Tempo menemukan fragmen gambar tersebut identik dengan tayangan Kompas TV yang diunggah di YouTube tanggal 19 Februari 2020.
Tayangan ini merupakan wawancara Kompas TV dengan Ketua Perhimpunan dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr Isman Firdaus. Wawancara ini terkait dengan bagaimana menjaga kesehatan jantung. Dalam video ini tidak ditemukan narasi yang menyebutkan bahwa garam rumah mampu menetralisir hipertensi.
Tempo menganalisis ketidaknormalan dalam video yang menjadi indikasi bahwa video tersebut adalah deepfake. Ketidaknormalan terlihat dari gerakan mata yang tidak wajar, gerakan tubuh yang tidak simetris, gerakan wajah tampak patah-patah seperti gerakan robot, serta suara yang tidak identik dengan Najwa Shihab dan Isman Firdaus.
Pembuat deepfake biasanya fokus pada visual daripada suara. Jika dibandingkan dengan suara asli, seperti dalam wawancara Kompas TV dan tayangan Narasi/TransTV, suaranya berbeda.
Cara mengidentifikasi video deepfake dapat dibaca pada artikel yang ditulis Tim Cek Fakta pada tautan ini.
Cara mencegah dan menangani hipertensi
Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan bahwa kondisi seseorang yang menderita hipertensi dan tidak dikontrol, akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
“Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol maka diharapkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, risikonya akan menurun,” kata Edwinanto, seperti dilansir laman Kementerian Kesehatan.
Ia juga mengatakan bahwa hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%.
Erwinanto juga menyarankan untuk perbanyak makan sayur, buah, sedikit lemak jenuh, ikan, dan sedikit gula. Hal itu harus diiringi dengan berolahraga secara teratur 30 menit per hari. Serta membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.
Dilansir laman Kementerian Kesehatan, seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.
Berdasarkan Tata Laksana Hipertensi Dewasa secara keseluruhan prevalensi hipertensi sekitar 30-45% pada orang dewasa dan meningkat progresif prevalensinya seiring bertambahnya usia, dimana diketahui bahwa terdapat prevalensi >60% pada usia >60 tahun.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video yang menampilkan Najwa Shihab dan dr Isman Firdaus dengan narasi garam rumah mampu menetralisir hipertensi adalah keliru.
Video Najwa dan Isman Firdaus dibuat dengan menggunakan deep fake. Terbukti dari narasi yang tidak sesuai dengan sumber asli video dan gerakan bibir yang tidak normal saat berbicara.
Klaim yang menyebutkan garam mampu menetralisir hipertensi juga keliru. Menurut ahli, seseorang yang didiagnosis hipertensi justru harus membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.
Rujukan
- https://web.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02PDQm6Ga325SwbBCSVyoNcVQxJZQXmGmtkWy4VmrkDgv3Mh7NDknt9ruGSMwcX7QAl&id=61561753375870&_rdc=1&_rdr
- https://web.archive.org/web/20240711114224/
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02PDQm6Ga325SwbBCSVyoNcVQxJZQXmGmtkWy4VmrkDgv3Mh7NDknt9ruGSMwcX7QAl&id=61561753375870&_rdc=2&_rdr
- http://fsave.io
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=qdgTtWvsf4o
- https://www.youtube.com/watch?v=g-UPkr_w6Tg
- https://newsletter.tempo.co/read/1786533/cekfakta-230-jeli-mendeteksi-hoaks-video-berupa-deepfake
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210506/3137700/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke/
- https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210506/3137700/hipertensi-penyebab-utama-penyakit-jantung-gagal-ginjal-dan-stroke/
- https://www.kemkes.go.id/id/pnpk-2021---tata-laksana-hipertensi-dewasa
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-21066) [SALAH] JOKOWI SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN 665T
Sumber: youtube.comTanggal publish: 11/07/2024
Berita
JOKOWI SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN ?
BREAKING NEWS
JOKOWI LANGGAR UNDANG”?
SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN 665T
BREAKING NEWS
JOKOWI LANGGAR UNDANG”?
SELEWENGKAN DANA PENDIDIKAN 665T
Hasil Cek Fakta
Channel youtube bernama PILIHAN RAKYAT membagikan sebuah video bernarasikan Jokowi selewengkan dana pendidikan sebesar 665 Triliun.
Setelah dilakukan penelusuran, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merpakan hasil manipulasi dari beberapa gambar berbeda yang digabung menjadi satu. Beberapa cuplikan video yang ditampilkan juga tidak mendukung klaim narasi.
Narasi yang dibacakan dalam video tersebut bersumber dari artikel kompas.com berjudul “JPPI Sebut Setengah Anggaran Pendidikan Dialokasikan untuk Dana Desa Adalah Kebijakan Ngawur”.
Dalam artikel tersebut membahas tentang Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji yang menyebut pemerintah benar-benar ngawur apabila setengah dari anggaran pendidikan dialokasikan untuk dana transfer daerah dan dana desa.
Berdasarkan penjelasan di atas, narasi dengan klaim Jokowi selewengkan dana pendidikan sebesar 665 Triliun tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Setelah dilakukan penelusuran, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merpakan hasil manipulasi dari beberapa gambar berbeda yang digabung menjadi satu. Beberapa cuplikan video yang ditampilkan juga tidak mendukung klaim narasi.
Narasi yang dibacakan dalam video tersebut bersumber dari artikel kompas.com berjudul “JPPI Sebut Setengah Anggaran Pendidikan Dialokasikan untuk Dana Desa Adalah Kebijakan Ngawur”.
Dalam artikel tersebut membahas tentang Koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) Ubaid Matraji yang menyebut pemerintah benar-benar ngawur apabila setengah dari anggaran pendidikan dialokasikan untuk dana transfer daerah dan dana desa.
Berdasarkan penjelasan di atas, narasi dengan klaim Jokowi selewengkan dana pendidikan sebesar 665 Triliun tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Informasi menyesatkan. Tidak terdapat pemberitaan terkait Jokowi selewengkan dana pendidikan. Video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang tidak berkaitan.
Informasi menyesatkan. Tidak terdapat pemberitaan terkait Jokowi selewengkan dana pendidikan. Video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa peristiwa berbeda yang tidak berkaitan.
Rujukan
(GFD-2024-21065) Salah, Video Eks Ketua KPU Hasyim Asyari Promosikan Obat Nyeri
Sumber:Tanggal publish: 11/07/2024
Berita
tirto.id - Penawaran atau promosi obat di media sosial kian banyak dan beragam wujud dan bentuknya. Di Facebook, iklan obat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan keasliannya banyak beredar dan tersebar. Mulai dari obat prostatitis, pelangsing, hingga obat nyeri sendi sempat melalui pemeriksaan fakta Tirto.
Teranyar, muncul iklan obat nyeri sendi yang mencatut beberapa nama populer, mulai dari eks Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari,dr. Zaidul Akbar hingga nama politisi seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.
Tak cukup sampai di situ, baru-baru ini, Tirto kembali menemukan klaim iklan obat nyeri sendi yang mencatut nama mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari. Klaim tersebut diketahui diunggah oleh akun Facebook bernama "Photoshop Procesa"(arsip) lewat unggahan video reels, pada Sabtu (6/7/2024).
Dalam video tersebut, nampak sosok Hasyim yang sedang berbicara menjelaskan penyakit nyeri sendi yang dideritanya. Kemudian di akhir video, dia mempromosikan obat yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit nyeri sendi.
Berikut transkrip pernyataan Hasyim dalam video tersebut:
“Ketika nyeri sendi membuat saya merasa terperangkap dalam tubuh saya sendiri. Saya pikir saya tidak akan pernah bisa bergerak tanpa rasa sakit lagi, tindakan sederhana seperti berjalan membungkuk atau bahkan memutar tubuh saya menjadi seperti di neraka. Saya telah meminum semua obat yang bisa saya bayangkan tetapi tidak ada yang membantu.
Setiap hari saya kehilangan harapan bahwa saya bisa hidup tanpa rasa sakit terus-menerus, tapi kemudian saya menemukan obat dari Indonesia yang terbuat dari 100% bahan alami dan mimpi buruk saya akhirnya berakhir. Obat alami ini langsung membuat saya merasa lega rasa sakit yang hebat perlahan-lahan menghilang gerakan saya terasa segar dan seolah-olah saya merasa muda kembali.
Saya tidak perlu lagi mengonsumsi obat-obatan dengan efek samping yang mengerikan belum lagi operasi mahal yang tidak berhasil. Obat rumahan ini yang terbuat dari tanaman kuno Indonesia yang dimiliki semua orang di rumah adalah keajaiban nyata yang saya cari jika anda juga menderita nyeri sendi kronis jangan buang waktu lagi, klik tombol untuk melihat artikel singkat di bawah ini dan temukan harta karun alami yang dapat mengubah hidup anda."
Sepanjang Sabtu (6/7/2024) hingga Kamis (11/7/2024) atau selama lima hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 109 tanda suka, 33 komentar dan videonya telah diputar sebanyak 41 ribu kali.
Lantas, bagaimana keaslian video tersebut?
Teranyar, muncul iklan obat nyeri sendi yang mencatut beberapa nama populer, mulai dari eks Menteri Kesehatan (Menkes), Siti Fadilah Supari,dr. Zaidul Akbar hingga nama politisi seperti Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.
Tak cukup sampai di situ, baru-baru ini, Tirto kembali menemukan klaim iklan obat nyeri sendi yang mencatut nama mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari. Klaim tersebut diketahui diunggah oleh akun Facebook bernama "Photoshop Procesa"(arsip) lewat unggahan video reels, pada Sabtu (6/7/2024).
Dalam video tersebut, nampak sosok Hasyim yang sedang berbicara menjelaskan penyakit nyeri sendi yang dideritanya. Kemudian di akhir video, dia mempromosikan obat yang diklaim dapat menyembuhkan penyakit nyeri sendi.
Berikut transkrip pernyataan Hasyim dalam video tersebut:
“Ketika nyeri sendi membuat saya merasa terperangkap dalam tubuh saya sendiri. Saya pikir saya tidak akan pernah bisa bergerak tanpa rasa sakit lagi, tindakan sederhana seperti berjalan membungkuk atau bahkan memutar tubuh saya menjadi seperti di neraka. Saya telah meminum semua obat yang bisa saya bayangkan tetapi tidak ada yang membantu.
Setiap hari saya kehilangan harapan bahwa saya bisa hidup tanpa rasa sakit terus-menerus, tapi kemudian saya menemukan obat dari Indonesia yang terbuat dari 100% bahan alami dan mimpi buruk saya akhirnya berakhir. Obat alami ini langsung membuat saya merasa lega rasa sakit yang hebat perlahan-lahan menghilang gerakan saya terasa segar dan seolah-olah saya merasa muda kembali.
Saya tidak perlu lagi mengonsumsi obat-obatan dengan efek samping yang mengerikan belum lagi operasi mahal yang tidak berhasil. Obat rumahan ini yang terbuat dari tanaman kuno Indonesia yang dimiliki semua orang di rumah adalah keajaiban nyata yang saya cari jika anda juga menderita nyeri sendi kronis jangan buang waktu lagi, klik tombol untuk melihat artikel singkat di bawah ini dan temukan harta karun alami yang dapat mengubah hidup anda."
Sepanjang Sabtu (6/7/2024) hingga Kamis (11/7/2024) atau selama lima hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 109 tanda suka, 33 komentar dan videonya telah diputar sebanyak 41 ribu kali.
Lantas, bagaimana keaslian video tersebut?
Hasil Cek Fakta
Pertama-tama, Tirto melakukan penelusuran dengan menonton video tersebut dari awal sampai akhir. Setelah diamati secara seksama, kami mendapati kejanggalan dari gerak mulut Hasyim dalam video dan percakapan yang dikeluarkan. Terlihat ada ketidaksinkronan antara gerak mulut mantan Ketua KPU tersebut dengan kata-kata yang dikeluarkannya.
Kami lantas mencoba menelusuri keaslian dan konteks video tersebut. Pertama, kami mengambil tangkapan layar dari salah satu momen di video tersebut. Lalu, menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images dan Yandex. Hasilnya, kami tidak menemukan informasi apapun terkait konteks video tersebut.
Penelusuran dilanjutkan dengan memasukan kata kunci “Wawancara Ketua KPU” ke platform pencarian video YouTube. Di platform tersebut, kami menemukan video dari kanal Suaradotcom berjudul “Wawancara: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tegaskan Siap Tempur Jelang Pemilu” yang diunggah pada Rabu (13/9/2023).
Video tersebut diketahui identik dengan klaim video yang disertakan dalam unggahan. Beberapa poin identik yang kami temukan adalah kesamaan baju batik, kaca mata, dan latar tempat yang digunakan dalam video tersebut. Sehingga, kami bisa menyimpulkan bahwa video tersebut merupakan sumber video asli dari video yang disertakan dalam unggahan.
Setelah kami tonton sumber video asli tersebut, tidak ditemukan satupun pernyataan Hasyim terkait penyakit dan obat nyeri sendi seperti yang disertakan dalam klaim video unggahan. Diketahui, dalam video aslinya Hasyim nampak berbicara soal kesiapan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Sejumlah kejanggalan tersebut mengindikasikan adanya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) dalam pembuatan video promosi obat nyeri sendi tersebut. Kami kemudian mencoba melakukan pemindaian audio dengan perangkat pendeteksi AI. Hasilnya, perangkat Hive Moderation memberikan skor 100 persen kemungkingan audio dalam video tersebut adalah buatan AI.
Kami lantas mencoba menelusuri keaslian dan konteks video tersebut. Pertama, kami mengambil tangkapan layar dari salah satu momen di video tersebut. Lalu, menelusurinya dengan menggunakan teknik reverse image search dari Google Images dan Yandex. Hasilnya, kami tidak menemukan informasi apapun terkait konteks video tersebut.
Penelusuran dilanjutkan dengan memasukan kata kunci “Wawancara Ketua KPU” ke platform pencarian video YouTube. Di platform tersebut, kami menemukan video dari kanal Suaradotcom berjudul “Wawancara: Ketua KPU Hasyim Asy'ari Tegaskan Siap Tempur Jelang Pemilu” yang diunggah pada Rabu (13/9/2023).
Video tersebut diketahui identik dengan klaim video yang disertakan dalam unggahan. Beberapa poin identik yang kami temukan adalah kesamaan baju batik, kaca mata, dan latar tempat yang digunakan dalam video tersebut. Sehingga, kami bisa menyimpulkan bahwa video tersebut merupakan sumber video asli dari video yang disertakan dalam unggahan.
Setelah kami tonton sumber video asli tersebut, tidak ditemukan satupun pernyataan Hasyim terkait penyakit dan obat nyeri sendi seperti yang disertakan dalam klaim video unggahan. Diketahui, dalam video aslinya Hasyim nampak berbicara soal kesiapan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Sejumlah kejanggalan tersebut mengindikasikan adanya penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI) dalam pembuatan video promosi obat nyeri sendi tersebut. Kami kemudian mencoba melakukan pemindaian audio dengan perangkat pendeteksi AI. Hasilnya, perangkat Hive Moderation memberikan skor 100 persen kemungkingan audio dalam video tersebut adalah buatan AI.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, video yang memperlihatkan mantan Ketua KPU Hasyim Asy’ari mempromosikan obat nyeri sendi kemungkinan besar adalah hasil manipulasi menggunakan kecerdasan buatan (altered video).
Terdapat kejanggalan dari gerak mulut Hasyim Asyari dalam video dan percakapan yang dikeluarkan. Hasil pemindaian audio dengan perangkat pendeteksi AI menyimpulkan kemungkinan besar video tersebut dibuat menggunakan AI.
Terdapat kejanggalan dari gerak mulut Hasyim Asyari dalam video dan percakapan yang dikeluarkan. Hasil pemindaian audio dengan perangkat pendeteksi AI menyimpulkan kemungkinan besar video tersebut dibuat menggunakan AI.
Rujukan
- https://tirto.id/hoaks-iklan-obat-nyeri-sendi-mencatut-eks-menkes-siti-fadilah-gYAu
- https://tirto.id/hoaks-iklan-obat-nyeri-tulang-dan-sendi-mencatut-zaidul-akbar-gX7w
- https://tirto.id/hoaks-megawati-dan-puan-mengiklankan-obat-nyeri-sendi-dan-tulang-gYaS
- https://www.facebook.com/100083140256576/videos/1531636081110849/
- https://ghostarchive.org/archive/ZQC8H
- https://www.youtube.com/watch?v=aDMb_-ego8w
- https://hivemoderation.com/ai-generated-content-detection
(GFD-2024-21064) Hoaks Formulir Pendaftaran Undian Berhadiah BTN 2024
Sumber:Tanggal publish: 11/07/2024
Berita
tirto.id - Baru-baru ini di media sosial, Tirto menemukan sebuah unggahan yang diklaim merupakan pendaftaran undian berhadiah yang mengatasnamakan Bank Tabungan Negara (BTN). Undian yang disebut bernama Spektadeal 2024 ini tersebar di Facebook, salah satunya oleh akun "BTN SPEKTADEAL" yang menggunakan foto logo Bank BTN (arsip).
"Telah hadir Kembali yaitu Program Undian BTN SPEKTADEAL 2024 sebagai apresiasi kepada nasabah setia Bank BTN," begitu bunyi unggahan pada 11 Januari 2024 tersebut.
Akun tersebut memuat berbagai hadiah undian, mulai dari satu unit rumah, 10 unit Mercedes-Benz, 20 unit Pajero Sport, sampai 50 unit Vespa Primavera 150. Di bagian akhir unggahan juga terdapat gambar dengan tombol "Daftar" di bagian bawahnya.
Unggahan tersebut menarik banyak perhatian, dengan 489 tanda suka (likes) dan 268 komentar. Unggahan ini juga telah empat kali dibagikan ulang. Sejumlah komentar pada unggahan mengindikasikan ada orang-orang yang percaya dengan informasi ini.
Perlu diketahui, Tirto sempat beberapa kali menemukan modus serupa yang mencatut nama bank lain.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar ada undian berhadiah bagi nasabah BTN dengan formulir pendaftaran yang tersebar di media sosial?
"Telah hadir Kembali yaitu Program Undian BTN SPEKTADEAL 2024 sebagai apresiasi kepada nasabah setia Bank BTN," begitu bunyi unggahan pada 11 Januari 2024 tersebut.
Akun tersebut memuat berbagai hadiah undian, mulai dari satu unit rumah, 10 unit Mercedes-Benz, 20 unit Pajero Sport, sampai 50 unit Vespa Primavera 150. Di bagian akhir unggahan juga terdapat gambar dengan tombol "Daftar" di bagian bawahnya.
Unggahan tersebut menarik banyak perhatian, dengan 489 tanda suka (likes) dan 268 komentar. Unggahan ini juga telah empat kali dibagikan ulang. Sejumlah komentar pada unggahan mengindikasikan ada orang-orang yang percaya dengan informasi ini.
Perlu diketahui, Tirto sempat beberapa kali menemukan modus serupa yang mencatut nama bank lain.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar ada undian berhadiah bagi nasabah BTN dengan formulir pendaftaran yang tersebar di media sosial?
Hasil Cek Fakta
Tirto mencoba masuk ke tautan pendaftaran yang ada di bagian akhir unggahan. Setelah diklik, tautan mengarahkan ke situs lain. Situs tersebut menampilkan sebuah formulir dengan pertanyaan terkait data pribadi seperti nomor handphone, nomor kartu ATM, CVV, serta tanggal lahir.
Permintaan data pribadi ini menjadi salah satu poin yang mencurigakan terkait unggahan. BTN, lewat unggahannya di Facebook pada November 2023 lalu, menyebut kalau permintaan informasi pribadi adalah salah satu modus penipuan. Praktik ini didefinisikan sebagai impersonation, "penipu akan mengaku sebagai pihak bank dan meminta korban mengisi informasi pribadi di website palsu," begitu pesan dalam unggahan resmi Facebook BTN yang bercentang biru dan terverifikasi.
Lebih lanjut, BTN juga sempat mewanti-wanti nasabahnya terkait keberadaan akun-akun yang mengatasnamakan nama bank tersebut di media sosial. Pihak BTN menegaskan bahwa informasi terkait BTN hanya berasal dari akun media sosial resmi BTN yang terverifikasi, di antaranya:
Instagram: @bankbtn dan @bankbtn.syariah
Twitter: @BankBTNcoid dan @BankBTNSyariah
Facebook: Bank BTN
Selain itu, BTN juga mengimbau nasabah untuk melaporkan usaha penipuan yang mengatasnamakan Bank BTN. Beberapa kanal yang bisa dihubungi adalah Contact Center Bank BTN: 1500286 atau email: btncontactcenter@btn.co.id.
Tirto melakukan pencarian juga terkait program Spektadeal. Hasil pencarian mengarahkan ke unggahan ini. Spektadeal 2.0 adalah program BTN lewat peningkatan produk simpanan e-Deposito dan BTN Siap. Sementara itu, melansir informasi dari situs resmi BTN, program ini berlaku bagi nasabah e-deposito. Di situ juga tidak ada informasi mengenai pendaftaran seperti yang tersebar di formulir media sosial.
Tirto juga kemudian menelusuri data akun Facebook yang menyebarkan informasi soal undian BTN Spektadeal tersebut. Meski menggunakan nama dan foto profil dengan embel-embel BTN, akun tersebut tidak punya tanda verified. Sehingga bisa disimpulkan akun tersebut bukan akun resmi BTN. Penelusuran ke halaman “about” juga menunjukkan bahwa akun tersebut baru dibuat pada 11 Januari 2024. Akunnya juga hanya berisi promosi -promosi undian serupa.
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, akun resmi BTN di Facebook adalah akun bercentang biru berikut dengan pengikut sebanyak 167 ribu orang.
Permintaan data pribadi ini menjadi salah satu poin yang mencurigakan terkait unggahan. BTN, lewat unggahannya di Facebook pada November 2023 lalu, menyebut kalau permintaan informasi pribadi adalah salah satu modus penipuan. Praktik ini didefinisikan sebagai impersonation, "penipu akan mengaku sebagai pihak bank dan meminta korban mengisi informasi pribadi di website palsu," begitu pesan dalam unggahan resmi Facebook BTN yang bercentang biru dan terverifikasi.
Lebih lanjut, BTN juga sempat mewanti-wanti nasabahnya terkait keberadaan akun-akun yang mengatasnamakan nama bank tersebut di media sosial. Pihak BTN menegaskan bahwa informasi terkait BTN hanya berasal dari akun media sosial resmi BTN yang terverifikasi, di antaranya:
Instagram: @bankbtn dan @bankbtn.syariah
Twitter: @BankBTNcoid dan @BankBTNSyariah
Facebook: Bank BTN
Selain itu, BTN juga mengimbau nasabah untuk melaporkan usaha penipuan yang mengatasnamakan Bank BTN. Beberapa kanal yang bisa dihubungi adalah Contact Center Bank BTN: 1500286 atau email: btncontactcenter@btn.co.id.
Tirto melakukan pencarian juga terkait program Spektadeal. Hasil pencarian mengarahkan ke unggahan ini. Spektadeal 2.0 adalah program BTN lewat peningkatan produk simpanan e-Deposito dan BTN Siap. Sementara itu, melansir informasi dari situs resmi BTN, program ini berlaku bagi nasabah e-deposito. Di situ juga tidak ada informasi mengenai pendaftaran seperti yang tersebar di formulir media sosial.
Tirto juga kemudian menelusuri data akun Facebook yang menyebarkan informasi soal undian BTN Spektadeal tersebut. Meski menggunakan nama dan foto profil dengan embel-embel BTN, akun tersebut tidak punya tanda verified. Sehingga bisa disimpulkan akun tersebut bukan akun resmi BTN. Penelusuran ke halaman “about” juga menunjukkan bahwa akun tersebut baru dibuat pada 11 Januari 2024. Akunnya juga hanya berisi promosi -promosi undian serupa.
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, akun resmi BTN di Facebook adalah akun bercentang biru berikut dengan pengikut sebanyak 167 ribu orang.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan formulir pendaftaran undian berhadiah bagi nasabah BTN yang tersebar di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Unggahan di media sosial tersebut berisi tautan yang mengarahkan ke situs lain yang meminta data pribadi nasabah. Akun Facebook tersebut juga diketahui bukan akun resmi BTN.
Unggahan di media sosial tersebut berisi tautan yang mengarahkan ke situs lain yang meminta data pribadi nasabah. Akun Facebook tersebut juga diketahui bukan akun resmi BTN.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=122098141712184596&id=61555537889851
- https://web.archive.org/web/20240708034717/
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=122098141712184596&id=61555537889851
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=649489540719206&set=pcb.649489557385871
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=649489427385884&set=pcb.649489557385871
- https://www.instagram.com/btn/p/C3hg9HtRzgm/
- https://www.btn.co.id/id-ID/Promotion/Promotion-List/Promo-List/2024/04/03/Program-Payday-Undian-Spektadeal-eDeposito-eSiap
Halaman: 1973/6613