(GFD-2024-21067) Keliru, Konten Berisi Najwa Shihab dan Dokter Isman Firdaus Promosikan Metode Menetralisir Hipertensi

Sumber:
Tanggal publish: 11/07/2024

Berita



Sebuah halaman Facebook [ arsip ] mengunggah video yang menunjukkan Najwa Shihab dan seorang dokter yang diklaim bernama Isman Firdaus, berbicara tentang garam yang mampu menetralisir hipertensi.

Dalam video ini Najwa menarasikan seorang dokter bernama Isman Firdaus bersama dengan doktor-dokter kardiolog terbaik telah menemukan metode air garam yang benar-benar revolusioner yang menghilangkan hipertensi dalam 24 jam. Mereka menemukan bahwa air garam rumah mampu menetralisir hipertensi dengan kemungkinan 100%.



Video berdurasi 1 menit 19 detik ini diunggah pada 29 Juni 2024, telah disukai 6,2 ribu kali, 260 komentar, dan dibagikan 365 kali oleh pengguna Facebook. Benarkah Najwa Shihab dan Dokter Isman Firdaus  menyampaikan hal tersebut? Berikut pemeriksaan faktanya.

Hasil Cek Fakta



Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim dan sumber video ini dengan melakukan transkrip narasi, pencocokan gambar dengan Google Image, dan analisis suara dengan AI Voice Detector. Juga meminta penjelasan pakar kesehatan terkait hipertensi.

Untuk melakukan analisis video, Tempo mencoba mengunduh video tersebut, namun tidak berhasil karena video tersebut diprivat. Kemudian, video tersebut bisa diunduh menggunakan fsave.io. Video yang telah diunduh lalu ditranskrip dengan Whisper Transcription, hasilnya sebagai berikut:

Juni 2024 di Indonesia akan berakhir epidemi hipertensi dan sekarang semua orang Indonesia akan hidup dengan kehidupan yang penuh. Isman Firdaus bersama dengan doktor-dokter kardiolog terbaik telah menemukan metode air garam yang benar-benar revolusioner yang menghilangkan hipertensi dalam 24 jam.

Nama saya Isman Firdaus, setelah 877 eksperimen ilmiah yang gagal dan lebih dari 10 miliar rupiah yang dihabiskan, kami menemukan penyebab sebenarnya dari hipertensi yang tidak ada hubungannya dengan gaya hidup, pola makan, apalagi usia Anda. Sebenarnya hipertensi disebabkan oleh satu molekul beracun yang saat ini berada di tubuh Anda dan membuat dinding pembuluh darah kaku memperburuk aliran darah dan tidak ada obat-obatan medis yang mahal atau operasi yang dapat secara efektif mempengaruhinya.

Ada solusinya, kami mempersembahkan kepada Anda metode air garam rumah yang benar-benar revolusioner yang menetralisir hipertensi dengan kemungkinan 100%. Tonton presentasi video singkat saya sekarang karena ini hanya akan tersedia untuk 3 orang dan kemudian akan dihapus bertindaklah sekarang.

Tempo juga melakukan penelusuran sumber video. Pada bagian Najwa Shihab, hasil penelusuran menemukan fragmen video tersebut identik dengan tayangan Mata Najwa, yang diunggah YouTube Najwa Shihab pada 11 Januari 2018.  



Tayangan itu berjudul “Part 1 - Mata Najwa: Indonesia Rumah Kita” memiliki kesamaan pada baju, latar, dan posisi clip on (microphone) dan posisi logo Narasi dan Trans TV.

Dalam tayangan yang menghadirkan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto (2018) dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian (2018), tidak ditemukan kalimat yang identik dengan narasi pada video Facebook tersebut. 

Saat mencocokkan video pada fragmen gambar seorang dokter yang diklaim bernama Isman Firdaus, Tempo menemukan fragmen gambar tersebut identik dengan tayangan Kompas TV yang diunggah di YouTube tanggal 19 Februari 2020.



Tayangan ini merupakan wawancara Kompas TV dengan Ketua Perhimpunan dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia dr Isman Firdaus. Wawancara ini terkait dengan bagaimana menjaga kesehatan jantung. Dalam video ini tidak ditemukan narasi yang menyebutkan bahwa garam rumah mampu menetralisir hipertensi.

Tempo menganalisis ketidaknormalan dalam video yang menjadi indikasi bahwa video tersebut adalah deepfake. Ketidaknormalan terlihat dari gerakan mata yang tidak wajar, gerakan tubuh yang tidak simetris, gerakan wajah tampak patah-patah seperti gerakan robot, serta suara yang tidak identik dengan Najwa Shihab dan Isman Firdaus.

Pembuat deepfake biasanya fokus pada visual daripada suara. Jika dibandingkan dengan suara asli, seperti dalam wawancara Kompas TV dan tayangan Narasi/TransTV, suaranya berbeda. 

Cara mengidentifikasi video deepfake dapat dibaca pada artikel yang ditulis Tim Cek Fakta pada tautan ini.

Cara mencegah dan menangani hipertensi

Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan bahwa kondisi seseorang yang menderita hipertensi dan tidak dikontrol, akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

“Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol maka diharapkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, risikonya akan menurun,” kata Edwinanto, seperti dilansir laman Kementerian Kesehatan.

Ia juga mengatakan bahwa hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%.

Erwinanto juga menyarankan untuk perbanyak makan sayur, buah, sedikit lemak jenuh, ikan, dan sedikit gula. Hal itu harus diiringi dengan berolahraga secara teratur 30 menit per hari. Serta membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.

Dilansir laman Kementerian Kesehatan, seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

Berdasarkan Tata Laksana Hipertensi Dewasa secara keseluruhan prevalensi hipertensi sekitar 30-45% pada orang dewasa dan meningkat progresif prevalensinya seiring bertambahnya usia, dimana diketahui bahwa terdapat prevalensi >60% pada usia >60 tahun.

Kesimpulan



Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video yang menampilkan Najwa Shihab dan dr Isman Firdaus dengan narasi garam rumah mampu menetralisir hipertensi adalah keliru.

Video Najwa dan Isman Firdaus dibuat dengan menggunakan deep fake. Terbukti dari narasi yang tidak sesuai dengan sumber asli video dan gerakan bibir yang tidak normal saat berbicara.

Klaim yang menyebutkan garam mampu menetralisir hipertensi juga keliru. Menurut ahli, seseorang yang didiagnosis hipertensi justru harus membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.

Rujukan