• (GFD-2024-21098) Cek Fakta: Hoaks Presiden Jokowi Bagikan Uang Rp 50 Juta di Facebook Jelang Akhir Jabatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan Presiden Jokowi membagikan uang Rp 50 juta jelang habis jabatan di Facebook. Postingan itu beredar sejak dua pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 30 Juni 2024.
    Dalam akun tersebut terdapat video Presiden Jokowi dengan narasi sebagai berikut:
    "50.000.000 untuk kalian yang bisa stop gambar pas"
    Hingga saat ini postingan tersebut telah dilihat 1,5 juta kali mendapat 35,9 ribu likes, 9,1 ribu komentar, dan 3,6 ribu kali dibagikan.
    Lalu benarkah postingan Presiden Jokowi membagikan uang Rp 50 juta jelang habis jabatan di Facebook?
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan dalam kolom komentar terdapat narasi sebagai berikut:
    "#HADIAH_AKAN_DI_UNDI_DI_WAkirim bukti bahwa anda sudah FOLLOW dan lanjut konfirmasi NOMOR REKENING anda ke WA GRATIS ⬇️⬇️ #082184190xxx"
    Ini merupakan indikasi penipuan yang bisa mengarahkan masyarakat untuk membagikan identitas pribadi atau terhubung dengan pinjaman online ilegal.
    Selain itu Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan.
    Video itu diunggah Presiden Jokowi di akun Instagramnya, @jokowi yang sudah bercentang biru atau terverifikasi pada 3 Mei 2024.
    Namun dalam video tersebut Presiden Jokowi tidak menjanjikan pembagian uang Rp 50 juta seperti dalam postingan. Ia saat itu akan meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat.
    Berikut isi narasi dalam postingannya:
    "Saya meresmikan Bendungan Tiu Suntuk, di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, 2 Mei 2024. Bendungan terbesar dari tujuh bendungan yang ada di Provinsi NTB.
    InshaAllah ini akan dapat memberikan sejumlah manfaat nyata bagi masyarakat sekitar, seperti irigasi 1.900 hektare, untuk air baku 680 liter per detik, serta mereduksi adanya banjir di sekitar Sumbawa Barat."

    Kesimpulan


    Postingan Presiden Jokowi membagikan uang Rp 50 juta jelang habis jabatan di Facebook adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21097) Cek Fakta: Tidak Benar Pembagian Hadiah Panen Simpedes dari BRI

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim pembagian hadiah panen Simpedes dari BRI, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 7 Juli 2024.
    Unggahan klaim pembagian hadiah panen Simpedes dari BRI berupa poster berisi tulisan "Saksikan Penarikan PANEN HADIAH SIMPEDES" dalam poster tersebut juga terdapat foto kendaraan yang diklaim sebagai hadiah undian.
     Poster tersebut disertai dengan tulisan sebagai berikut.
    "𝐊𝐡𝐮𝐬𝐮𝐬 𝐧𝐚𝐬𝐚𝐛𝐚𝐡 𝐁𝐚𝐧𝐤 𝐁𝐑𝐈 𝐝𝐚𝐩𝐚𝐭𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐞𝐛𝐞𝐫𝐮𝐧𝐭𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐢𝐥𝐚𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐥𝐢𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐮 𝗗𝗮𝗳𝘁𝗮𝗿 𝐝𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐢𝐧𝐢 👇
    𝐇𝐚𝐢 𝐒𝐨𝐛𝐚𝐭 𝐁𝐑𝐈, 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚𝐧 𝐇𝐚𝐝𝐢𝐚𝐡 𝐔𝐭𝐚𝐦𝐚 & 𝐁𝐞𝐫𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐡𝐚𝐝𝐢𝐚𝐡 𝐦𝐞𝐧𝐚𝐫𝐢𝐤 𝐥𝐚𝐢𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐢𝐤𝐮𝐭 𝐢𝐧𝐢:
    𝗚𝗿𝗮𝗻𝗱 𝗣𝗿𝗶𝘇𝗲 :
    • 𝟓 𝐔𝐧𝐢𝐭 𝐌𝐨𝐛𝐢𝐥 𝐁𝐌𝐖
    𝗛𝗮𝗱𝗶𝗮𝗵 𝗟𝗮𝗶𝗻𝗻𝘆𝗮 :
    • 𝟏𝟎 𝐔𝐧𝐢𝐭 𝐇𝐨𝐧𝐝𝐚 𝐇𝐑-𝐕
    • 𝟓 𝐏𝐚𝐤𝐞𝐭 𝐔𝐦𝐫𝐨𝐡 𝐆𝐫𝐚𝐭𝐢𝐬
    • 𝟐𝟎 𝐔𝐧𝐢𝐭 𝐌𝐨𝐛𝐢𝐥 𝐈𝐧𝐧𝐨𝐯𝐚 𝐑𝐞𝐛𝐨𝐫𝐧
    • 𝟑𝟎 𝐌𝐨𝐭𝐨𝐫 𝐘𝐚𝐦𝐚𝐡𝐚 𝐍𝐌𝐀𝐗
    • 𝟏𝟎𝟎𝟎 𝐠𝐫𝐚𝐦 𝐞𝐦𝐚𝐬
    • 𝟐𝟎 𝐢𝐏𝐡𝐨𝐧𝐞 𝟏𝟓𝐏𝐫𝐨 𝐌𝐚𝐱
    • 𝟓 𝐓𝐢𝐤𝐞𝐭 𝐋𝐢𝐛𝐮𝐫𝐚𝐧 𝐤𝐞 𝐉𝐞𝐩𝐚𝐧𝐠
    • 𝟏𝟎𝟎 𝐤𝐮𝐥𝐤𝐚𝐬 𝐋𝐆 𝟐𝟎𝟐𝟒
    • 𝐃𝐥𝐥"
    Unggahan tersebut menyertakan tautan "http://brimo-fstvll-kupon.bank-id.tech/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR0TodRCJ3spHBEzWdz-49ktgi8Tjmyk7zCp2N8w2m8oNbSom1NaO4iGa8E_aem_mqcqfw1TFmtN9_Sm0v70yQ" yang diklaim sebagai formulir pendaftaran online.
    Halaman situs tersebtu meminta data diri dan perbankan jika ingin mengikuti progam pembagian hadiah.
    Benarkah klaim pembagian hadiah panen Simpedes dari BRI? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim pembagian hadiah panen Simpedes dari BRI, penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "Waspada Modus Social Engineering" yang dimuat situs resmi BRI bri.co.id, tulisan tersebut memuat infografis yang mengimbau masyarakat untuk mewaspadai social engineering yaitu sebuah teknik memperoleh informasi rahasia dengan cara menipu atau memanipulasi korban.
    BRI pun mengingatkan agar kita selalu waspada terhadap setiap email, WhatsAp, telepon, alamat web atau tautan dan akun yang mentasnamakan BRI.
    Selain itu juga menjaga kerahasiaan data seperti PIN, password, OTP, CVV/CVC dan M-token agar tidak diberitahukan pada pihak manapun termasuk pertugas BRI.
    Artikel berjudul "Cek Fakta: Waspada Hoaks Link Pendaftaran BI Fast Catut Nama Bank BRI" yang dimuat situs Liputan6.com menyebutkan, BRI hanya menggunakan saluran resmi website dan sosial media resmi yang sudah centang biru atau terverifikasi sebagai media komunikasi.
    Website resmi BRI beralamat di www.bri.co.id, akun Instagram @bankbri_id, akun Facebook: Bank BRI serta Twitter: @bankbri_id, @kontakbri, dan @promo_bri.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim pembagian hadiah panen Simpedes dari BRI tidak benar.
    BRI hanya menggunakan saluran resmi website dan sosial media resmi yang sudah centang biru atau terverifikasi sebagai media komunikasi.
    Website resmi BRI beralamat di www.bri.co.id, akun Instagram @bankbri_id, akun Facebook: Bank BRI serta Twitter: @bankbri_id, @kontakbri, dan @promo_bri.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21096) [HOAKS] Video Megawati Promosikan Obat Nyeri Sendi

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mempromosikan obat nyeri sendi.

    Namun, setelah ditelusuri, video tersebut merupakan hasil manipulasi.

    Video Megawati Soekarnoputri mempromosikan obat nyeri sendi muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.

    Dalam video, Megawati mengatakan pernah mengalami osteoarthritis selama 10 tahun. Penyakitnya sembuh setelah meminum obat yang direkomendasikan salah satu temannya.

    Video tersebut diberi keterangan demikian:

    Obat ini menyembuhkan sakit kaki saya setelah penggunaan pertama, coba ???????? Sekarang ada banyak hoax di Internet, tapi yang saya bicarakan adalah satu-satunya obat yang mengembalikan keremajaan dan elastisitas sendi pada tingkat molekuler.???? Dia menyelamatkan hidupku dan menyembuhkan kakiku. Saya benar-benar ingin Anda mulai hidup tanpa rasa sakit, cobalah pengobatan ini dan selamatkan diri Anda!

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Megawati mempromosikan obat nyeri sendi

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Megawati identik dengan unggahan di kanal YouTube Sekretariat Presiden ini.

    Video itu menampilkan wawancara eksklusif dengan Megawati saat peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia yang diunggah pada 17 Agustus 2020.

    Dalam wawancara, Megawati membahas beberapa hal, seperti pengalaman ketika menjadi Presiden ke-5 RI serta peran perempuan dalam memajukan bangsa.

    Megawati sama sekali tidak membahas soal obat nyeri sendi.

    Kemudian Tim Cek Fakta Kompas.com, memeriksa suara Megawati mempromosikan obat nyeri sendi menggunakan Hive Moderation.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan, suara Megawati terdeteksi dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI, dengan probabilitas mencapai 100 persen.

    Kesimpulan

    Video Megawati mempromosikan obat nyeri sendi merupakan konten manipulatif.

    Video aslinya menampilkan wawancara eksklusif dengan Megawati saat HUT ke-75 Republik Indonesia pada 2020.

    Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Megawati mempromosikan obat nyeri sendi terdeteksi dihasilkan oleh AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21095) [KLARIFIKASI] Satire soal Gareth Southgate Dipecat dari Timnas Inggris

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengeklaim, pelatih tim nasional sepak bola Inggris Gareth Southgate resmi dipecat.

    Namun, setelah ditelusuri, konten tersebut merupakan satire.

    Narasi soal Gareth Southgate resmi dipecat dibagikan oleh akun Instagram ini pada 7 Juli 2024.

    Akun tersebut membagikan gambar Gareth Southgate dan diberi keterangan demikian:

    Gareth Southgate

    RESMI DIPECAT

    Resmi dipecat !!! Gareth Southgate mulai hari ini tidak dapat mengatur strategi dari pasukan the three lions, meskipun telah mengantarkan hingga ke semifinal EURO 2024 namun FA telah memutus kontrak pelatih asal Inggris tersebut, hal ini diputuskan dengan kesepakatan kedua belah pihak.

    Berikut adalah contoh headline ketika gerbang selatan dipecat ygy.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Kompas.com, sampai saat ini Southgate masih menjadi pelatih Inggris.

    Dilansir England Football, pria berusia 53 tahun ini memimpin pasukan Inggris ketika menghadapi Belanda di semifinal Piala Eropa atau Euro 2024, pada Kamis (11/7/2024). 

    Dalam pertandingan itu, Southgate membuat keputusan jitu dengan memasukkan Ollie Watkins menggantikan Harry Kane di akhir pertandingan. 

    Watkins menjadi penentu kemenangan Inggris 2-1 lewat gol pada menit ke-90. 

    Sementara, dalam unggahan mengenai pemecatan Southgate terdapat deskripsi bernada satire, yakni "berikut adalah contoh headline ketika gerbang selatan dipecat ygy".

    Dikutip dari ESPN, Southgate mengatakan, kemungkinan besar ia akan meninggalkan posisinya sebagai pelatih Inggris jika timnya gagal memenangi Euro 2024.

    Sementara, kontraknya dengan timnas Inggris akan berakhir pada Desember 2024.

    Kendati begitu, beberapa sumber mengatakan, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) ingin melanjutkan kerja sama dengan Southgate. 

    Southgate telah menjadi pelatih Inggris sejak 2016. Ia membawa Inggris ke semifinal Piala Dunia 2018 dan final Euro 2020.

    Kini, Inggris berpeluang meraih Piala Eropa jika berhasil mengandaskan perlawanan Spanyol di final, pada Senin (15/7/2024). 

    Kesimpulan

    Narasi bahwa Gareth Southgate resmi dipecat merupakan konten satire. Southgate masih memiliki kontrak dengan Inggris hingga Desember 2024.

    Sementara, beberapa sumber menyebut FA ingin melanjutkan kerja sama dengan Southgate.

    Rujukan