KOMPAS.com - Sebuah video diklaim menampilkan suasana saat sidang senat Amerika Serikat (AS) dibuka dengan pembacaan Al Quran.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan narasi keliru.
Video sidang senat AS dibuka dengan membaca Al Quran disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 Januari 2025:
*New York Prayer*
Pertama kali dalam sejarah Presiden dan Senat AS membuka sidang pakai Al Qur an Alhamdulillah
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 22 Januari 2025, soal pembacaan Al-Quran saat membuka sidang senat di AS.
(GFD-2025-25931) [KLARIFIKASI] Sidang Senat AS Tidak Dibuka dengan Pembacaan Al Quran
Sumber:Tanggal publish: 28/02/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Video yang beredar bersumber dari momen Donald Trump menghadiri pelayanan ibadah nasional di Katedral Nasional AS pada 2017.
Pembacaan Al Quran dalam ibadah nasional tersebut diliput oleh sejumlah media.
Video pembacaan Al Quran di Katedral Nasional AS terdapat di kanal YouTube LiveNOW from FOX pada menit ke-35 detik ke-40.
Akun Facebook ABC News Politics juga menyiarkan dan dapat dilihat pada detik ke-36.
Dilansir CNN, seorang imam bernama Imam Mohamed Magid membacakan surat Al-Hujurat ayat 13 dan surat Ar-Rum ayat 22.
Ibadah itu dilakukan usai Trump terpilih menjadi presiden ke-45 AS.
Pembacaan Al Quran dalam ibadah nasional tersebut diliput oleh sejumlah media.
Video pembacaan Al Quran di Katedral Nasional AS terdapat di kanal YouTube LiveNOW from FOX pada menit ke-35 detik ke-40.
Akun Facebook ABC News Politics juga menyiarkan dan dapat dilihat pada detik ke-36.
Dilansir CNN, seorang imam bernama Imam Mohamed Magid membacakan surat Al-Hujurat ayat 13 dan surat Ar-Rum ayat 22.
Ibadah itu dilakukan usai Trump terpilih menjadi presiden ke-45 AS.
Kesimpulan
Pembacaan Al-Quran oleh Imam Mohamed Magid di Katerdral Nasional AS pada 2017 disebarkan dengan konteks keliru.
Peristiwa dalam video bukanlah sidang senat, melainkan ibadah nasional yang dilaksanakan dengan menghadirkan sejumlah pemuka agama.
Peristiwa dalam video bukanlah sidang senat, melainkan ibadah nasional yang dilaksanakan dengan menghadirkan sejumlah pemuka agama.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100055944305085/videos/1660040738195912/
- https://www.facebook.com/JOMKULIAH/videos/1407106797315567/
- https://www.facebook.com/reel/2115350102244776
- https://www.youtube.com/watch?v=cCnYchWoIEY
- https://www.facebook.com/ABCNewsPolitics/videos/1158779824220242/
- https://edition.cnn.com/2017/01/20/politics/trump-imam-magid/index.html
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-25930) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video ini Dirut Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan Oplos Pertalite Jadi Pertamax
Sumber:Tanggal publish: 03/03/2025
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Instagram pada 26 Februari 2025.
Dalam video tersebut, terlihat Riva yang mengenakan rompi tahanan Kejaksaan Agung sedang memegang gelas berisi cairan berwarna hijau. Ia kemudian menuangkan cairan tersebut ke gelas lainnya yang berisi cairan berwarna biru. Video itu kemudian disebut-sebut sebagai cara Riva Siahaan mengoplos Pertalite menjadi Pertamax.
"Oplos Pertalite Jadi Pertamax! Modus Korupsi Dirut Pertamina Patra Niaga," demikian narasi dalam video tersebut.
Konten yang disebarkan akun Instagram tersebut telah 82.483 kali disukai dan mendapat beragam komentar dari warganet.
Sebelumnya, penyidik Kejagung resmi menetapkan tujuh tersangka atas kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang PT Pertamina, subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) tahun 2018-2023. Salah satunya yaitu Riva Siahaan selaku Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Patra Niaga.
Benarkah dalam video tersebut Dirut PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax? Berikut penelusurannya.
Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.
Caranya mudah:
* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse
* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”
* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”
* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), aidetectcontent.com.
Hasilnya gambar tersebut memiliki probabilitas 61 persen dibuat oleh perangkat AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
Penelusuran juga dilakukan dengan melihat tanda air pixverse.ai yang ada dalam video tersebut. Ternyata pixverse.ai merupakan platform pembuatan video AI.
Kesimpulan
Video yang diklaim Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, Riva Siahaan sedang mengoplos Pertalite menjadi Pertamax ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, video tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan perangkat AI.
(GFD-2025-25929) Salah, Video Temuan Uang Dikaitkan Kasus Korupsi Pertamina
Sumber:Tanggal publish: 03/03/2025
Berita
tirto.id - Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah, produk kilang PT Pertamina (Persero) subholding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), saat ini tengah menjadi sorotan masyarakat.
Di tengah ramainya pembicaraan tentang kasus ini, beredar di media sosial, sebuah unggahan dalam bentuk video, yang menampilkan penemuan tumpukan uang dalam brankas, yang disebut berkaitan dengan kasus korupsi Pertamina.
Dalam video yang beredar, terlihat beberapa orang penyidik berkemeja merah sedang melakukan penggeledahan. Sekelompok orang berseragam merah itu diduga adalah penyidik Kejaksaan Agung. Hal ini terlihat dari logo bertuliskan Pidsus Kejaksaan, yang ada di sisi lengan seragam yang dikenakan orang-orang tersebut.
Video itu diunggah oleh akun TikTok bernama “wandikhan70” (arsip) pada Jumat (28/2/2025). Terdapat keterangan teks dalam unggahan yang mengaitkan video penemuan tumpukan uang dalam brankas, dengan bukti kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
“Ini lah berangkas tempat penyimpanan uang hasil penjualan Pertalet di oplos menjadi Pertamax,” tulis keterangan dalam video tersebut.
Sepanjang Jumat (28/2/2025) hingga Minggu (2/3/2025), atau selama dua hari tersebar di TikTok, unggahan ini telah memperoleh 25,4 ribu tanda suka, lebih dari tiga ribu komentar, dan telah dibagikan ulang sebanyak lebih dari lima ribu kali.
Unggahan yang sama juga tersebar di platform Threads.
Lantas, benarkah brankas uang yang ditemukan dalam video tersebut terkait dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina?
Di tengah ramainya pembicaraan tentang kasus ini, beredar di media sosial, sebuah unggahan dalam bentuk video, yang menampilkan penemuan tumpukan uang dalam brankas, yang disebut berkaitan dengan kasus korupsi Pertamina.
Dalam video yang beredar, terlihat beberapa orang penyidik berkemeja merah sedang melakukan penggeledahan. Sekelompok orang berseragam merah itu diduga adalah penyidik Kejaksaan Agung. Hal ini terlihat dari logo bertuliskan Pidsus Kejaksaan, yang ada di sisi lengan seragam yang dikenakan orang-orang tersebut.
Video itu diunggah oleh akun TikTok bernama “wandikhan70” (arsip) pada Jumat (28/2/2025). Terdapat keterangan teks dalam unggahan yang mengaitkan video penemuan tumpukan uang dalam brankas, dengan bukti kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
“Ini lah berangkas tempat penyimpanan uang hasil penjualan Pertalet di oplos menjadi Pertamax,” tulis keterangan dalam video tersebut.
Sepanjang Jumat (28/2/2025) hingga Minggu (2/3/2025), atau selama dua hari tersebar di TikTok, unggahan ini telah memperoleh 25,4 ribu tanda suka, lebih dari tiga ribu komentar, dan telah dibagikan ulang sebanyak lebih dari lima ribu kali.
Unggahan yang sama juga tersebar di platform Threads.
Lantas, benarkah brankas uang yang ditemukan dalam video tersebut terkait dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina?
Hasil Cek Fakta
Pertama-tama, Tirto menonton video yang disertakan dalam unggahan dari awal hingga akhir. Hasilnya, kami tidak menemukan adanya bukti dalam video itu yang membenarkan klaim bahwa penemuan brankas uang itu terkait dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
Penelusuran dilakukan dengan menggunakan fitur reverse image search di Google. Hasilnya, kami menemukan bahwa video tersebut identik dengan video yang pernah diunggah anggota DPR-RI Ahmad Sahroni di akun Instagramnya pada November 2024 lalu.
Dalam keterangan unggahan, Ahmad Sahroni mempertanyakan kebenaran narasi yang diklaim penemuan tumpukan uang di ruang stafsus eks Menkominfo Budi Arie terkait kasus judi online.
*Benar-benar Gila..!!*Ruangan staf khusus Budi Ari (Menkoinfo) pelindung judi online di grebek Polisi, telah ditemukan tumpukan uang yg jumlahnya sangat fantastis. Serius nih berita beneran gak siy ???” tulis Sahroni di akun Instagramnya, Minggu (10/11/2024).
Tirto telah melakukan pemeriksaan fakta terkait klaim tersebut sebelumnya. Hasilnya, kami menemukan keterangan resmi dari Kejaksaan Agung (Kejagung) yang membantah bahwa video yang beredar tersebut merupakan penemuan tumpukan uang di ruang stafsus eks Menkominfo Budi Arie terkait kasus judi online.
Mengutip laporan Tirto yang melansir Antara, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengatakan video yang diunggah Ahmad Sahroni merupakan kejadian di tempat lain dan dalam kasus berbeda.
"Kami tidak melakukan penggeledahan di tempat itu," kata Harli, Senin (11/11/2024).
Terpisah, mengutip pemberitaan Kompas, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Abdul Qohar menjelaskan, sekelompok orang berpakaian merah dalam video yang beredar memang merupakan penyidik Kejagung.
Namun, konteks asli penggeledahan tersebut adalah saat penyidik Kejagung menyita uang di kantor PT Aset Pasifik terkait kasus dugaan korupsi PT Duta Palma. "Ketika yang dipakai seragam yang saya lihat itu, pada saat kita melakukan penggeledahan di PT Asset Pacific," kata Abdul, dikutip dari Kompas, Selasa (12/11/2024).
Jadi, bisa dipastikan video yang disertakan dalam unggahan tersebut merupakan video lama yang tidak terkait dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
Mengutip laporan Tirto, pada Jumat (28/2/2025) penyidik pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap hasil sitaan penggeledahan terkait dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina di tiga lokasi, yakni di daerah Jakarta dan Cilegon, Banten.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menuturkan bahwa untuk penggeledahan di PT Optima Terminal Merak, dilakukan penyitaan sejumlah dokumen.
"Penyidik juga berhasil membawa, menyita setidaknya 95 bundel berupa dokumen yang terkait dengan berbagai administrasi persuratan dan kontrak," kata Harli di Komplekas Kejagung, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Dia menyebutkan, penyidik juga menyita barang bukti elektronik berupa dua unit ponsel. Harli menyampaikan, barang bukti elektronik itu akan dianalisis dan dibaca apa isinya dan keterkaitan dengan perkara ini.
Lebih lanjut, Harli mengungkap, penyidik juga menyita CCTV dari penggeledahan di rumah Riza Chalid.
"Kemudian penyidik juga kemarin masih terus melakukan penggeledahan di salah satu rumah di Jalan Panglima Polim dan dari sana penyidik membawa menyita berupa DVR serta CCTV," ungkap Harli.
Penelusuran dilakukan dengan menggunakan fitur reverse image search di Google. Hasilnya, kami menemukan bahwa video tersebut identik dengan video yang pernah diunggah anggota DPR-RI Ahmad Sahroni di akun Instagramnya pada November 2024 lalu.
Dalam keterangan unggahan, Ahmad Sahroni mempertanyakan kebenaran narasi yang diklaim penemuan tumpukan uang di ruang stafsus eks Menkominfo Budi Arie terkait kasus judi online.
*Benar-benar Gila..!!*Ruangan staf khusus Budi Ari (Menkoinfo) pelindung judi online di grebek Polisi, telah ditemukan tumpukan uang yg jumlahnya sangat fantastis. Serius nih berita beneran gak siy ???” tulis Sahroni di akun Instagramnya, Minggu (10/11/2024).
Tirto telah melakukan pemeriksaan fakta terkait klaim tersebut sebelumnya. Hasilnya, kami menemukan keterangan resmi dari Kejaksaan Agung (Kejagung) yang membantah bahwa video yang beredar tersebut merupakan penemuan tumpukan uang di ruang stafsus eks Menkominfo Budi Arie terkait kasus judi online.
Mengutip laporan Tirto yang melansir Antara, Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Harli Siregar, mengatakan video yang diunggah Ahmad Sahroni merupakan kejadian di tempat lain dan dalam kasus berbeda.
"Kami tidak melakukan penggeledahan di tempat itu," kata Harli, Senin (11/11/2024).
Terpisah, mengutip pemberitaan Kompas, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Abdul Qohar menjelaskan, sekelompok orang berpakaian merah dalam video yang beredar memang merupakan penyidik Kejagung.
Namun, konteks asli penggeledahan tersebut adalah saat penyidik Kejagung menyita uang di kantor PT Aset Pasifik terkait kasus dugaan korupsi PT Duta Palma. "Ketika yang dipakai seragam yang saya lihat itu, pada saat kita melakukan penggeledahan di PT Asset Pacific," kata Abdul, dikutip dari Kompas, Selasa (12/11/2024).
Jadi, bisa dipastikan video yang disertakan dalam unggahan tersebut merupakan video lama yang tidak terkait dengan kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
Mengutip laporan Tirto, pada Jumat (28/2/2025) penyidik pada Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejaksaan Agung (Kejagung) mengungkap hasil sitaan penggeledahan terkait dugaan tindak pidana korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina di tiga lokasi, yakni di daerah Jakarta dan Cilegon, Banten.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Siregar, menuturkan bahwa untuk penggeledahan di PT Optima Terminal Merak, dilakukan penyitaan sejumlah dokumen.
"Penyidik juga berhasil membawa, menyita setidaknya 95 bundel berupa dokumen yang terkait dengan berbagai administrasi persuratan dan kontrak," kata Harli di Komplekas Kejagung, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Dia menyebutkan, penyidik juga menyita barang bukti elektronik berupa dua unit ponsel. Harli menyampaikan, barang bukti elektronik itu akan dianalisis dan dibaca apa isinya dan keterkaitan dengan perkara ini.
Lebih lanjut, Harli mengungkap, penyidik juga menyita CCTV dari penggeledahan di rumah Riza Chalid.
"Kemudian penyidik juga kemarin masih terus melakukan penggeledahan di salah satu rumah di Jalan Panglima Polim dan dari sana penyidik membawa menyita berupa DVR serta CCTV," ungkap Harli.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa video tersebut menampilkan penemuan brankas uang terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina.
Konteks asli video tersebut adalah saat penyidik Kejagung menyita uang di kantor PT Aset Pasifik terkait kasus dugaan korupsi PT Duta Palma.
Jadi, narasi dalam video tersebut yang diklaim merupakan penemuan brankas uang terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Konteks asli video tersebut adalah saat penyidik Kejagung menyita uang di kantor PT Aset Pasifik terkait kasus dugaan korupsi PT Duta Palma.
Jadi, narasi dalam video tersebut yang diklaim merupakan penemuan brankas uang terkait kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@wandikhan70/video/7476096738999274757?_r=1&_t=ZS-8uJk3Wwb8uW
- https://archive.ph/jwCVJ
- https://www.threads.net/@yani_hasibuan1414/post/DGr_vT-BRK2?xmt=AQGzZhYDcYm15fiz29cjhko0FsuNPy_q3pkhZVqx5gYeLg
- https://www.instagram.com/reel/DCLV9Fbotxu/?igsh=MWM5b2JnaDMxODEzbg%3D%3D
- https://tirto.id/hoaks-video-penggeledahan-ruang-stafsus-budi-arie-terkait-judol-g5M3
- https://tirto.id/kejagung-bantah-geledah-kantor-stafsus-eks-menkominfo-budi-arie-g5Ap
- https://www.youtube.com/watch?v=2HBaGmGNSBg
- https://tirto.id/kejagung-sita-dokumen-dan-elektronik-terkait-korupsi-pertamina-g8S7
(GFD-2025-25928) Hoaks! Pertamina berikan kompensasi BBM gratis atas kasus korupsi
Sumber:Tanggal publish: 28/02/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan satire di platform X menarasikan Pertamina akan memberikan kopensasi Bahan Bakar Minyak (BBM) gratis semua jenis selama tiga hari mulai dari 29 – 31 Februari.
Kompensasi tersebut diberikan akibat kasus korupsi minyak mentah di PT Pertamina periode 2018-2023.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“BREAKING NEWS
sebagai kompensasi kasus korupsi pertamax, pertamina akan menggratiskan bbm semua jenis pada tanggal 29-31 februari 2025
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
lets goo”
Namun, benarkah Pertamina berikan kompensasi BBM gratis pada 29 – 31 Februari atas kasus korupsi Pertamax?
Kompensasi tersebut diberikan akibat kasus korupsi minyak mentah di PT Pertamina periode 2018-2023.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“BREAKING NEWS
sebagai kompensasi kasus korupsi pertamax, pertamina akan menggratiskan bbm semua jenis pada tanggal 29-31 februari 2025
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
lets goo”
Namun, benarkah Pertamina berikan kompensasi BBM gratis pada 29 – 31 Februari atas kasus korupsi Pertamax?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, Februari 2025 hanya sampai tanggal 28. Sehingga, informasi tersebut merupakan konten satire dengan narasi berbeda yang sering muncul setiap tahun.
Claire Wardle dari First Draft, dilansir dari laman Kemenkeu, mengkategorikan misinformasi dan disinformasi menjadi tujuh kategori, salah satunya konten satire.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Satir adalah konten yang dibuat untuk menyatakan sindiran pada seseorang, sebuah organisasi, pemerintah, atau masyarakat dengan menggunakan parodi, ironi, atau sarkasme. Fungsi utama satir adalah sebagai kritik sosial terhadap berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Klaim: Pertamina berikan kompensasi BBM gratis pada 29 – 31 Februari atas kasus korupsi Pertamax
Rating: Hoaks satire
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Claire Wardle dari First Draft, dilansir dari laman Kemenkeu, mengkategorikan misinformasi dan disinformasi menjadi tujuh kategori, salah satunya konten satire.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Satir adalah konten yang dibuat untuk menyatakan sindiran pada seseorang, sebuah organisasi, pemerintah, atau masyarakat dengan menggunakan parodi, ironi, atau sarkasme. Fungsi utama satir adalah sebagai kritik sosial terhadap berbagai masalah yang terjadi dalam masyarakat.
Klaim: Pertamina berikan kompensasi BBM gratis pada 29 – 31 Februari atas kasus korupsi Pertamax
Rating: Hoaks satire
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
Halaman: 194/6037