Jakarta (ANTARA/JACX) – Beberapa waktu terakhir ramai diperbincangkan sebuah laman untuk membuat SATUSEHAT Health Pass (SSHP) dengan alamat https.://.sshp.id/ dan berbayar dengan biaya Rp500.000
SATUSEHAT Health Pass merupakan layanan yang perlu diisi oleh semua pendatang dari luar negeri. Laman itu bertujuan untuk mendeteksi penyebaran Mpox atau cacar monyet.
Namun, benarkah pembuatan SATUSEHAT Health Pass berbayar Rp500.000 ?
(GFD-2024-23882) Hoaks! Pembuatan SATUSEHAT Health Pass berbayar Rp500.000
Sumber:Tanggal publish: 10/11/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Kemenkes mengimbau kepada masyarakat bahwa pengisian SSHP hanya melalui situs resmi yaitu sshp.kemenkes.go.id atau SATUSEHAT Mobile.
“Kami mengimbau kepada publik untuk selalu waspada. Pengisian SSHP hanya melalui situs resmi dan tidak dipungut biaya sepeser pun,” ujar Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI, Setiaji, dilansir dari laman Kemenkes.
Setiaji juga mengimbau masyarakat, khususnya kepada pelaku perjalanan internasional, untuk tetap waspada terhadap potensi munculnya kembali tindakan ilegal serupa. Apabila menemukannya, masyarakat dapat melaporkannya melalui email helpdesk@kemkes.go.id.
SATUSEHAT Health Pass merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Monkeypox (Mpox) di Indonesia. Adapun, pengisian SATUSEHAT Health Pass wajib dilakukan bagi pelaku perjalanan internasional, baik WNI maupun WNA, setibanya di Indonesia.
Pelaku perjalanan hanya perlu mengisi formulir daring (online) secara gratis melalui sshp.kemkes.go.id. Setelah itu, muncul barcode yang berisi riwayat kesehatan dan perjalanan. Barcode tersebut akan dipindai oleh petugas di pintu kedatangan bandara, selanjutnya barcode dapat disimpan oleh pengguna.
Klaim: Pembuatan SATUSEHAT Health Pass berbayar Rp500.000
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
“Kami mengimbau kepada publik untuk selalu waspada. Pengisian SSHP hanya melalui situs resmi dan tidak dipungut biaya sepeser pun,” ujar Chief of Digital Transformation Office (DTO) Kemenkes RI, Setiaji, dilansir dari laman Kemenkes.
Setiaji juga mengimbau masyarakat, khususnya kepada pelaku perjalanan internasional, untuk tetap waspada terhadap potensi munculnya kembali tindakan ilegal serupa. Apabila menemukannya, masyarakat dapat melaporkannya melalui email helpdesk@kemkes.go.id.
SATUSEHAT Health Pass merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran Monkeypox (Mpox) di Indonesia. Adapun, pengisian SATUSEHAT Health Pass wajib dilakukan bagi pelaku perjalanan internasional, baik WNI maupun WNA, setibanya di Indonesia.
Pelaku perjalanan hanya perlu mengisi formulir daring (online) secara gratis melalui sshp.kemkes.go.id. Setelah itu, muncul barcode yang berisi riwayat kesehatan dan perjalanan. Barcode tersebut akan dipindai oleh petugas di pintu kedatangan bandara, selanjutnya barcode dapat disimpan oleh pengguna.
Klaim: Pembuatan SATUSEHAT Health Pass berbayar Rp500.000
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-23881) CEK FAKTA: Gunawan HS Sebut Kabupaten Malang Tidak Punya Alun-Alun, Benarkah? - TIMES Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 09/11/2024
Berita
TIMESINDONESIA, MALANG – Debat publik kedua dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Malang Tahun 2024 berlangsung di Gedung DPRD Kabupaten Malang, Jumat (8/11/2024) malam. Calon Bupati Malang/Cabup Gunawan HS mengatakan Kabupaten Malang tidak punya alun-alun.
Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan oleh Cabup nomor urut 02 Gunawan HS dalam Debat Pilkada Kabupaten Malang 2024:
“Tentunya membangun pusat ekonomi itu penting, kita alun alun saja belum punya. Alun alun belum punya terus kita memanfaatkan aset-aset milik Pemkab tidak bisa dimaksimalkan”.
Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan oleh Cabup nomor urut 02 Gunawan HS dalam Debat Pilkada Kabupaten Malang 2024:
“Tentunya membangun pusat ekonomi itu penting, kita alun alun saja belum punya. Alun alun belum punya terus kita memanfaatkan aset-aset milik Pemkab tidak bisa dimaksimalkan”.
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta bahwa pernyataan yang disampaikan Cabup Gunawan HS tentang Kabupaten Malang tidak punya alun-alun, benar.
Penelusuran melalui mesin pencarian, Pemkab Malang merencanakan pembangunan fisik Alun-alun di mulai tahun 2024. Anggaran yang digunakan bersumber dari Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 500 miliar. Adapun luas lahan yang akan digunakan, yaitu 30 hektare, berlokasi di Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sumber: Alun-Alun Kepanjen Dibangun Tahun 2024 Didanai APBN Rp 500 Miliar | JatimTimes
Lebih lanjut, selain membangun alun-alun, di kawasan yang sama pula akan di bangun fasilitas lainnya, seperti gedung kesenian, perdagangan, perkantoran, jasa dan rumah peribadatan.
Sumber: Pemkab Malang Percepat Realisasi Alun-Alun Kepanjen di Jalan Panji | Radar Malang
Penelusuran melalui mesin pencarian, Pemkab Malang merencanakan pembangunan fisik Alun-alun di mulai tahun 2024. Anggaran yang digunakan bersumber dari Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 500 miliar. Adapun luas lahan yang akan digunakan, yaitu 30 hektare, berlokasi di Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Sumber: Alun-Alun Kepanjen Dibangun Tahun 2024 Didanai APBN Rp 500 Miliar | JatimTimes
Lebih lanjut, selain membangun alun-alun, di kawasan yang sama pula akan di bangun fasilitas lainnya, seperti gedung kesenian, perdagangan, perkantoran, jasa dan rumah peribadatan.
Sumber: Pemkab Malang Percepat Realisasi Alun-Alun Kepanjen di Jalan Panji | Radar Malang
Kesimpulan
Pernyataan Cabup Gunawan HS dalam debat Pilkada Kabupaten Malang 2024 yang menyebut Kabupaten Malang tidak punya Alun-alun, benar.
Pembangunan kawasan Alun-alun baru akan dilaksanakan tahun 2024. Menggunakan anggaran APBN sebesar 500 miliar dan dengan luas lahan 30 hektare berlokasi di Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim Korda Malang Raya, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Malang, bersama 6 media online: TIMES Indonesia, Malang Posco Media, Surya Malang, Tugu Malang, Berita Jatim, dan Nusa Daily, serta panel ahli dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang dan FISIP Universitas Brawijaya.
Pembangunan kawasan Alun-alun baru akan dilaksanakan tahun 2024. Menggunakan anggaran APBN sebesar 500 miliar dan dengan luas lahan 30 hektare berlokasi di Jalan Panji, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Artikel ini adalah hasil kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jatim Korda Malang Raya, Masyarakat Anti-Fitnah Indonesia (Mafindo) Malang, bersama 6 media online: TIMES Indonesia, Malang Posco Media, Surya Malang, Tugu Malang, Berita Jatim, dan Nusa Daily, serta panel ahli dari Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Malang dan FISIP Universitas Brawijaya.
(GFD-2024-23880) Cek Fakta: Hoaks Foto Penampakan Kucing Felis Salamandra, Berbulu Hitam dan Kuning
Sumber:Tanggal publish: 09/11/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim sebagai penampakan kucing Felis Salamandra beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 10 Februari 2024.
Foto tersebut menampilkan dua ekor kucing. Penampakan kucing itu tidak biasa, berbulu hitam dan kuning. Bahkan mata dari kucing tersebut juga berwarna kuning. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan penampakan kucing Felis alamandra.
"Felis Salamandra cat breed, cats with unique and enchanting black and yellow fur have attracted the attention of the online community for a long time," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 4 kali dibagikan dan mendapat 13 komentar dari warganet.
Benarkah dalam foto tersebut merupakan penampakan dari kucing Felis Salamandra? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim sebagai penampakan kucing Felis Salamandra. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "felis salamandra cat" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai foto tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Fact Check: Is the Felis Salamandra cat real? Viral photo debunked" yang dimuat laman sporstkeeda.com pada 4 Mei 2023.
Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa foto yang diklaim penampakan kucing Felis Salamandra pernah viral pada pertengahan 2023 lalu.
Meskipun beberapa pengguna media sosial percaya bahwa gambar-gambar itu nyata, beberapa pengguna internet dengan cepat mengidentifikasi bahwa gambar-gambar kucing langka itu adalah hasil buatan artificial intelligence (AI).
Penelusuran juga dilakukan dengan mengunggah foto tersebut ke situs pendeteksi AI, hivemoderation.com. Hasilnya, foto tersebut memiliki probabilitas 99,4 persen dibuat oleh AI.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Kesimpulan
Foto yang diklaim sebagai penampakan kucing Felis Salamandra ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, foto tersebut merupakan hasil rekayasa digital menggunakan perangkat AI.
Rujukan
(GFD-2024-23879) Benarkah Risma-Gus Hans Unggul dalam Survei Pilkada Jatim?
Sumber:Tanggal publish: 09/11/2024
Berita
tirto.id - Sejumlah lembaga survei intens mengeluarkan jajak pendapat soal elektabilitas calon gubernur (cagub) dan calon bupati (cabup) di berbagai daerah. Sebagai salah satu wilayah dengan basis pemilih yang gemuk, Provinsi Jawa Timur, jadi salah satu target survei yang populer di pemilihan kepala daerah (Pilkada) ini.
Namun, menjelang hari pencoblosan, yang dijadwalkan akan digelar tanggal 27 November nanti, temuan survei politik terkait tingkat keterpilihan calon kepala daerah tak jarang dibuat-buat. Bahkan ada juga survei yang dinarasikan tidak sesuai dengan aslinya, atau diberi narasi yang dilebih-lebihkan.
Sebuah akun TikTok bernama “sapijagad82” (arsip) misalnya, menyebarkan video hasil survei Poltracking Indonesia di Pilkada Jawa Timur, yang disebut menunjukkan hasil survei cagub nomor 3, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Risma-Gus Hans), unggul di antara pasangan calon lainnya, yakni Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak dan Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Khakim.
Klip itu memperlihatkan rekaman Risma dalam suatu acara, dan diberi keterangan bahwa Risma unggul dengan persentase 63,6 persen.
“Lembaga survei Poltracking Indonesia, Kamis 19 September 2024, terdapat peta sebaran yang menempatkan pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta unggul jauh dibandingkan dengan pasangan calon gubernur lainnya di Provinsi Jawa Timur,” kata narator video.
Lebih lanjut, video berdurasi 2 menit tersebut juga memperlihatkan tangkapan layar hasil survei berlogo Poltracking Indonesia terhadap 1.200 responden, yang dilakukan selama 4 – 10 September 2024.
Hingga Jumat (8/11/2024), unggahan bertanggal 20 Oktober 2024 ini sudah dibagikan ke 276 orang dan disukai oleh 1.631 orang, serta memperoleh 333 komentar. Para pengguna TikTok tampak mempercayai keterangan unggahan ini dan melontarkan komentar bahwa Risma menang.
Namun, benarkah isi survei tersebut?
Namun, menjelang hari pencoblosan, yang dijadwalkan akan digelar tanggal 27 November nanti, temuan survei politik terkait tingkat keterpilihan calon kepala daerah tak jarang dibuat-buat. Bahkan ada juga survei yang dinarasikan tidak sesuai dengan aslinya, atau diberi narasi yang dilebih-lebihkan.
Sebuah akun TikTok bernama “sapijagad82” (arsip) misalnya, menyebarkan video hasil survei Poltracking Indonesia di Pilkada Jawa Timur, yang disebut menunjukkan hasil survei cagub nomor 3, Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta (Risma-Gus Hans), unggul di antara pasangan calon lainnya, yakni Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak dan Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Khakim.
Klip itu memperlihatkan rekaman Risma dalam suatu acara, dan diberi keterangan bahwa Risma unggul dengan persentase 63,6 persen.
“Lembaga survei Poltracking Indonesia, Kamis 19 September 2024, terdapat peta sebaran yang menempatkan pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta unggul jauh dibandingkan dengan pasangan calon gubernur lainnya di Provinsi Jawa Timur,” kata narator video.
Lebih lanjut, video berdurasi 2 menit tersebut juga memperlihatkan tangkapan layar hasil survei berlogo Poltracking Indonesia terhadap 1.200 responden, yang dilakukan selama 4 – 10 September 2024.
Hingga Jumat (8/11/2024), unggahan bertanggal 20 Oktober 2024 ini sudah dibagikan ke 276 orang dan disukai oleh 1.631 orang, serta memperoleh 333 komentar. Para pengguna TikTok tampak mempercayai keterangan unggahan ini dan melontarkan komentar bahwa Risma menang.
Namun, benarkah isi survei tersebut?
Hasil Cek Fakta
Setelah menyaksikan video sampai tuntas, Tim Riset Tirto menjumpai bahwa informasi yang disampaikan dalam video yakni berdasarkan peta sebaran agama, dalam konteks ini yakni responden beragama Protestan dan Katolik.
Untuk mengonfirmasi narasi itu, Tirto pergi mengunjungi situs resmi Poltracking, dan memasukkan kata kunci “Pilkada Jawa Timur” di laman tersebut.
Kami mencoba menilik rilis survei Poltracking periode 4 – 10 September 2024, seperti disebut dalam unggahan. Bersebrangan dengan takarir unggahan ini, hasil jajak pendapat itu secara umum mengungkap kandidat cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, memiliki persentase elektabilitas tertinggi.
“Dalam simulasi surat suara pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak memperoleh angka elektabilitas (57,3 persen), diikuti pasangan Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta (22,7 persen) dan Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Khakim (2,2 persen),” bunyi temuan survei Poltracking yang melibatkan 1.200 warga Jatim ini.
Saat menelisik lebih detail, berdasarkan latar belakang agama, spesifiknya Protestan dan Katolik, tingkat keterpilihan Risma-Gus Hans memang unggul, di mana persentasenya mencapai 63,6 persen.
“Berdasarkan agama, pemilih Islam cenderung kepada Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak. Sedangkan, pemilih Protestan & Katolik cenderung kepada Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta,” begitu bunyi temuannya.
Hal itu senada temuan Poltracking di kalangan responden yang dekat dengan organisasi Islam, Muhammadiyah. Diketahui sebanyak 60 persen pemilih yang dekat dengan Muhammadiyah mengaku mereka memilih pasangan Risma-Gus Hans.
Artinya, preferensi terhadap Mantan Walikota Surabaya ini populer di kalangan pemilih beragama Protestan dan Katolik, dan mereka yang dekat dengan Muhammadiyah. Sementara secara umum, di antara warga Jatim, Khofifah-Emil merupakan pasangan dengan tingkat keterpilihan paling tinggi. Klaim unggahan, di sisi lain, membuat seolah-olah Risma unggul secara keseluruhan di survei elektabilitas dalam kontestasi Pilkada Jatim, bukan dalam konteks latar belakang pemilih.
Survei Poltracking terbaru pada Oktober 2024 juga menunjukkan bahwa Khofifah bertahan di urutan paling depan, bahkan persentasenya melesat ke level 67,5 persen, dari sebelumnya 57,3 persen pada bulan sebelumnya. Sementara elektabilitas Risma-Gus Hans naik tipis, dari 22,7 persen selama September 2024, menjadi 24,6 persen pada Oktober 2024.
Selain berdasarkan survei Poltracking, seperti yang dirangkum oleh CNN Indonesia, petahana Khofifah-Emil diketahui unggul dalam pagelaran Pilkada Jatim, menurut jajak pendapat lembaga lainnya, seperti Indikator Politik dan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Untuk mengonfirmasi narasi itu, Tirto pergi mengunjungi situs resmi Poltracking, dan memasukkan kata kunci “Pilkada Jawa Timur” di laman tersebut.
Kami mencoba menilik rilis survei Poltracking periode 4 – 10 September 2024, seperti disebut dalam unggahan. Bersebrangan dengan takarir unggahan ini, hasil jajak pendapat itu secara umum mengungkap kandidat cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, memiliki persentase elektabilitas tertinggi.
“Dalam simulasi surat suara pasangan Calon Gubernur – Wakil Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak memperoleh angka elektabilitas (57,3 persen), diikuti pasangan Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta (22,7 persen) dan Luluk Nur Hamidah – Lukmanul Khakim (2,2 persen),” bunyi temuan survei Poltracking yang melibatkan 1.200 warga Jatim ini.
Saat menelisik lebih detail, berdasarkan latar belakang agama, spesifiknya Protestan dan Katolik, tingkat keterpilihan Risma-Gus Hans memang unggul, di mana persentasenya mencapai 63,6 persen.
“Berdasarkan agama, pemilih Islam cenderung kepada Khofifah Indar Parawansa – Emil Elestianto Dardak. Sedangkan, pemilih Protestan & Katolik cenderung kepada Tri Rismaharini – Zahrul Azhar Asumta,” begitu bunyi temuannya.
Hal itu senada temuan Poltracking di kalangan responden yang dekat dengan organisasi Islam, Muhammadiyah. Diketahui sebanyak 60 persen pemilih yang dekat dengan Muhammadiyah mengaku mereka memilih pasangan Risma-Gus Hans.
Artinya, preferensi terhadap Mantan Walikota Surabaya ini populer di kalangan pemilih beragama Protestan dan Katolik, dan mereka yang dekat dengan Muhammadiyah. Sementara secara umum, di antara warga Jatim, Khofifah-Emil merupakan pasangan dengan tingkat keterpilihan paling tinggi. Klaim unggahan, di sisi lain, membuat seolah-olah Risma unggul secara keseluruhan di survei elektabilitas dalam kontestasi Pilkada Jatim, bukan dalam konteks latar belakang pemilih.
Survei Poltracking terbaru pada Oktober 2024 juga menunjukkan bahwa Khofifah bertahan di urutan paling depan, bahkan persentasenya melesat ke level 67,5 persen, dari sebelumnya 57,3 persen pada bulan sebelumnya. Sementara elektabilitas Risma-Gus Hans naik tipis, dari 22,7 persen selama September 2024, menjadi 24,6 persen pada Oktober 2024.
Selain berdasarkan survei Poltracking, seperti yang dirangkum oleh CNN Indonesia, petahana Khofifah-Emil diketahui unggul dalam pagelaran Pilkada Jatim, menurut jajak pendapat lembaga lainnya, seperti Indikator Politik dan Accurate Research and Consulting Indonesia (ARCI).
Kesimpulan
Hasil penelusuran fakta menunjukkan bahwa video utuh yang disertakan dalam unggahan mengungkap hasil survei elektabilitas calon gubernur (cagub) Jatim berdasarkan agama dan organisasi Islam.
Secara umum, survei Poltracking periode 4 – 10 September 2024, menunjukkan bahwa kandidat cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, memiliki persentase elektabilitas tertinggi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur.
Sementara pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta populer di kalangan pemilih beragama Protestan dan Katolik, dan mereka yang dekat dengan Muhammadiyah.
Dengan demikian, unggahan dengan takarir yang menggambarkan seolah Risma unggul di kontestasi Pilkada Jatim bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan konteks tertentu).
Secara umum, survei Poltracking periode 4 – 10 September 2024, menunjukkan bahwa kandidat cagub nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa-Emil Elestianto Dardak, memiliki persentase elektabilitas tertinggi di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur.
Sementara pasangan Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta populer di kalangan pemilih beragama Protestan dan Katolik, dan mereka yang dekat dengan Muhammadiyah.
Dengan demikian, unggahan dengan takarir yang menggambarkan seolah Risma unggul di kontestasi Pilkada Jatim bersifat missing context (menyesatkan tanpa tambahan konteks tertentu).
Rujukan
- https://www.tiktok.com/@sapujagad82/video/7427744956111932678?q=hasil%20survei&t=1730794437630
- https://archive.ph/RQBn2
- https://poltracking.com/?s=pilkada+jawa+timur
- https://poltracking.com/wp-content/uploads/2024/10/RILIS-SURVEI-JAWA-TIMUR-OKTOBER-2024.pdf
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20241030134548-617-1161187/update-terkini-survei-pilgub-jatim-khofifah-masih-ungguli-risma
Halaman: 1748/7081


:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4997310/original/010762700_1731126784-Cat1.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4997311/original/026446400_1731127180-BritaKucing1.jpg)

