• (GFD-2024-21443) [HOAKS] Video Presiden Israel Berterima Kasih kepada 5 Anak Muda NU

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com- Beredar video yang diklaim menampilkan Presiden Israel Isaac Herzog mengucapkan terima kasih kepada lima anak muda Nahdlatul Ulama (NU) yang menjadi tamunya.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut dibagikan dengan konteks keliru.

    Sebagai informasi, kunjungan lima kader muda NU ke Israel untuk bertemu Isaac Herzog baru-baru ini menjadi sorotan. Tindakan itu disesalkan oleh banyak pihak, pasalnya  hingga saat ini Israel masih melakukan agresi militer ke Palestina.

    Adapun lima kader muda NU yang bertemu dengan Isaac Herzog adalah Zainul Ma'arif, Munawar Aziz, Nurul Barul Ulum, Izza Anafisa Dania, dan Syukron Makmun.

    Video Isaac Herzog diklaim mengucapkan terima kasih kepada lima anak muda NU yang berkunjungan ke Israel muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Dalam video terdapat takarir yang menjelaskan Isaac Herzog berterima kasih kepada lima tokoh NU yang telah datang ke Israel dan konsisten menjadi buzzer mereka.

    Salah satu akun menuliskan narasi sebagai berikut:

    #Sekarang kita jadi tahu kenapa presiden Israel berterima kasih kepada para tokoh NU.

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Presiden Israel mengucapkan terimkasih atas kunjungan lima tokoh NU

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang menampilkan Isaac Herzog identik dengan unggahan di kanal YouTube ini pada 14 Mei 2024.

    Dalam video aslinya, Herzog tidak membahas soal kunjungan anak muda NU ke Israel.

    Isaac Herzog menyampaikan pesan kepada komunitas Yahudi di seluruh dunia untuk bersolidaritas terhadap Israel terkait perang di Gaza.

    Menurut Herzog, ratusan warga Israel telah menjadi korban penyiksaan dan pembunuhan oleh kelompok perlawanan Palestina, yaitu Hamas.

    Hal itu disampaikan Herzog saat Israel memperingati hari ulang tahunnya yang ke-76.

    Sehingga, dapat dipastikan video Herzog mengucapkan terima kasih kepada anak muda NU yang berkunjung ke Israel merupakan hasil manipulasi.

    Ucapan Herzog tidak sinkron dengan takarir yang ada dalam video.  

    Kesimpulan

    Video Isaac Herzog yang diklaim mengucapkan terima kasih kepada anak muda NU yang berkunjungan ke Israel merupakan hasil manipulasi.

    Ucapan Isaac Herzog dan takarir dalam video tidak sesuai.

    Dalam video aslinya Isaac, menyampaikan pesan ke komunitas Yahudi di seluruh dunia untuk bersolidaritas kepada Israel terkait perang di Gaza.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21442) [KLARIFIKASI] Video Ini Bukan Menunjukkan Mufti Batavia Usman bin Yahya

    Sumber:
    Tanggal publish: 27/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan video yang menunjukkan sekumpulan orang etnis Arab menghadiri sebuah acara bersama orang-orang kulit putih.

    Tampak salah seorang pria Arab menundukkan kepala saat seorang perempuan kulit putih menyentuhkan ujung pedang ke kedua bahunya.

    Dalam perbincangan unggahan, pria itu disebut sebagai Usman bin Yahya, ulama Betawi yang ditunjuk sebagai Mufti Batavia oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu dibagikan dengan konteks keliru.

    Video yang diklaim menunjukkan Mufti Batavia Usman bin Yahya dibagikan akun Facebook ini pada 14 Juli 2024. Video itu telah ditonton lebih dari 500.000 kali.

    Pada video tersebut, disematkan teks sebagai berikut:

    Penghianat. Dulu Kacong Penajajah. Sekarang Klaim Pahlawan

    Video itu dibagikan tanpa caption. Namun pada kolom komentar, pengunggah video menyebutkan bahwa orang dalam video itu adalah Mufti Batavia Usman bin Yahya.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video tersebut bukan menunjukkan Mufti Batavia Usman bin Yahya.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan video serupa diunggah di kanal YouTube British Pathe pada 13 April 2014 dengan judul "Aden Hails The Queen (1954)".

    Aden adalah kota pelabuhan di barat daya Jazirah Arab, dan sekarang menjadi bagian dari Yaman. Kota ini diperintah secara langsung oleh Kerajaan Inggris sejak 1937. 

    Pria yang menundukkan kepala adalah pemimpin Aden, Sayyid Abubakr bin Shaikh Al-Kaff. Sementara, perempuan dalam video adalah Ratu Inggris Elizabeth II.

    Sayyid Abubakr berlutut di hadapan Ratu Elizabeth II untuk dianugerahi gelar kesatria pada saat sang ratu berkunjung ke Aden, pada 29 April 1954.

    Sementara itu, Usman bin Yahya adalah ulama Betawi yang ditunjuk menjadi Mufti Batavia oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda. Ia lahir pada 1822 dan wafat pada 1913. 

    Dilansir NU Online, Usman bin Yahya berperan sebagai penasihat pemerintah kolonial dalam menentukan keputusan hukum atas persoalan keagamaan umat Islam di Hindia Belanda.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan Mufti Batavia Usman bin Yahya berisikan informasi keliru.

    Video asli adalah penganugerahan gelar kesatria oleh Ratu Elizabeth II kepada pemimpin Aden (sekarang bagian dari Yaman), Sayyid Abubakr bin Shaikh Al-Kaff, pada 29 April 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21441) Cek Fakta: Tidak Benar Warna Tutup Botol Air dalam Kemasan Punya Arti Berbeda

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim warna tutup botol air dalam kemasan mendandakan perbedaan jenis airnya. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada Selasa 23 Juli 2024.
    Dalam video tersebut terlihat seorang pria sedang menjelaskan berbagai jenis merek air mineral kemasan. Ia menyebut, tutup botol pada air mineral kemasan menandakan perbedaan air tersebut.
    Pertama, warna biru pada tutup botol menandakan air berasal dari sumber air bawah tanah melalui proses penyulingan.
    Selanjutnya warna hijau menandakan berasal dari sumber air tanah mengandung mineral yang tinggi, sedangkan tutup botol warna putih menandakan air diperoleh dari air pipa yang ditadah dan ditambahkan kimia tertentu.
    Untuk tutup botol berwarna ungu menandakan air tersebut berasal dari pegunungan atau branding tanpa tujuan spesifik. Sementara, warna merah atau oranye menandakan air memiliki rasa tertentu atau branding tanpa alasan spesifik.
    Video yang diunggah akun Facebook tersebut telah 20 ribu kali dibagikan dan mendapat 401 komentar dari warganet.
    Benarkah warna tutup botol air dalam kemasan menandakan perbedaan jenis airnya? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri postingan yang diklaim warna tutup botol air dalam kemasan menandakan perbedaan jenis airnya.
    Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Eka Rosmalasari. Ia mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar.
    "Ini tidak benar," kata Eka kepada Liputan6.com, Senin (29/7/2024).
    Eka menambahkan, warna tutup botol tidak ada kaitannya dengan jenis air mineral dalam kemasan.
    "Tidak ada kaitannya warna tutup botol dengan jenis air," ucap Eka.
     

    Kesimpulan


    Postingan yang diklaim warna tutup botol air dalam kemasan memiliki perbedaan jenis airnya ternyata tidak benar. Faktanya, BPOM memastikan, warna tutup botol tidak ada kaitannya dengan jenis air.
  • (GFD-2024-21440) Keliru, Klaim Video Zubairi Djoerban dan Zaidul Akbar Mempromosikan Metode Penyembuhan Mata

    Sumber:
    Tanggal publish: 29/07/2024

    Berita



    Sebuah video yang menampilkan pakar kesehatan Prof. Zubairi Djoerban dan dr. Zaidul Akbar, disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini. Mereka tampak menyampaikan dan mempromosikan metode baru penyembuhan mata.

    Narasi yang disampaikan Zubairi Djoerban dan Zaidul Akbar dalam video relatif sama. Mereka telah melakukan penelitian besar yang sudah membantu puluhan ribu orang yang penglihatannya terganggu menjadi pulih kembali. Pengobatan yang tidak dijelaskan detailnya itu diklaim aman dan tubuh pasien bisa pulih setelah beberapa minggu.

     

    Video yang diunggah pada 5 April dan 7 Mei 2024 tersebut sudah disukai dan diputar ribuan kali. Benarkah Prof Zubairi Djoerban dan Zaidul Akbar mempromosikan metode penyembuhan mata tersebut?

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memeriksa keaslian video dengan menggunakan Deepware.ai. Hasilnya, video Prof Zubairi Djoerban itu dinyatakan kemungkinan 96% hasil buatan kecerdasan buatan dengan mengimitasi suara asli (deepfake).



    Menurut Zubairi saat dikonfirmasi Tempo, suara di dalam video tersebut bukanlah suara miliknya. Ia tidak pernah menyampaikan narasi tersebut. “Hoax, bukan suara saya!” tegas Zubairi, Kamis, 25 Juli 2024. Untuk membantah video yang beredar, Zubairi membuat unggahan di akun resmi Instagram miliknya. Akun di Facebook yang mengatasnamakan Zubairi juga bukan milik atau dikelola olehnya.

    Video deepfake memanfaatkan kecanggihan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menghasilkan video atau audio yang benar-benar baru, dengan tujuan akhir untuk menggambarkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataannya. Konten deepfake dapat dianalisis dengan menggunakan tools dan pemeriksaan mendalam terhadap video dan suara.

     

    Deepfake tersebut menggunakan video Zubairi yang diunggah di Instagramnya pada 7 April 2022. Dalam video aslinya, Zubairi menjelaskan tentang Varian Omicron XE yang saat itu berkembang saat dunia sedang mempersiapkan diri menuju status endemi.

    Zubairi Djoerban bukanlah dokter spesialis mata, melainkan dokter spesialis penyakit dalam dengan subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik, yakni studi tentang fisiologi darah dan studi tentang pengobatan kanker.

    Klaim tentang dr. Zaidul Akbar

    Sementara itu, sumber video Zaidul Akbar pernah diunggah di akun YouTube resmi miliknya. Dalam video tersebut, Zaidul berbicara soal pengobatan mata, melainkan membagikan tips berpuasa dengan kondisi khusus seperti menyusui dan stroke.

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video Prof Zubairi Djoerban dan dr Zaidul Akbar mempromosikan metode penyembuhan mata adalah keliru. Kedua video yang mencatut sosok dua figur publik itu menggunakan teknologi AI sehingga memanipulasi suara dan gerakan bibir.

    Rujukan