• (GFD-2025-26227) Tidak Benar Video Penampakan Uang Korupsi PT PLN Rp1,2 T

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/03/2025

    Berita

    tirto.id - Kasus korupsi menjadi bahan perbincangan ramai publik dalam beberapa waktu terakhir. Berkaca dari tiga kasus korupsi besar yang terkuak, tidak heran kalau perhatian masyarakat terhadap berbagai kasus korupsi kian tajam.

    Beragam isu menyangkut kasus korupsi pun beredar di media sosial. Salah satu yang cukup ramai menarik perhatian masyarakat terkait dengan korupsi PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang disinyalir melibatkan uang sebesar Rp1,2 triliun.

    "Sudah Korupsi Pertamina Sekarang Terbongkar Lagi Korupsi PLN 1,2 T," tulis unggahan akun @basriannabass, Kamis (13/3/2025), di Threads (arsip). Bersama pernyataan tersebut terdapat sebuah video singkat yang menunjukkan sekelompok pria berbaju hijau yang memasukkan tumpukan uang ke dalam sebuah mobil.

    "Baru kemarin kasus korupsi Pertamax, sekarang terbongkar kasus korupsi PLN. Inilah penampakan uang Rp1,2 T hasil korupsi PLN," tulis keterangan tambahan dalam video tersebut.

    Sampai dengan Rabu (19/3/2025), unggahan tersebut mengumpulkan 859 tanda suka, 237 komentar, dan telah dibagikan ulang lebih dari 300 kali.

    Kami juga menemukan unggahan serupa di kanal YouTube "RYU Online Zone" berikut (arsip). Terdapat juga unggahan di Facebook dengan narasi yang sama dari unggahan akun "Aenhy Make Up" (arsip).

    Sejumlah komentar teratas dari unggahan tersebut mengindikasikan reaksi publik yang mempercayai isi video tersebut.

    Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar video yang diunggah menunjukkan uang korupsi PT PLN sebesar Rp1,2 T?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mencoba menyaksikan keseluruhan video berdurasi sekitar 40 detik di YouTube dan Threads. Tidak banyak petunjuk yang kami dapatkan dari video tersebut.

    Kami kemudian mencoba melakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search), salah satu hasilnya mengarahkan ke unggahan TikTok berikut. Unggahan ini menampilkan video yang sama, tapi narasinya berbeda. Uang yang ditampilkan di video disebut sebagai hasil sitaan hasil korupsi bekas Direktur Utama Pertamina, Nur Pamudji, sebesar Rp173 miliar. Di video tersebut juga terlihat watermarkSuara.com.

    Video yang beredar di Facebook juga mempunyai watermark Suara.com.

    Berdasar petunjuk yang ada, kami mencoba melakukan pencarian dengan kata kunci, “suara. com tumpukan uang pln”. Hasil pencarian teratas mengarahkan ke unggahan berikut dari kanal YouTube media Suaradotcom (terverifikasi).

    Video tersebut berjudul "Polisi Perlihatkan Tumpukan Uang Rp 173 Miliar Hasil Korupsi Eks Dirut PT PLN Nur Pamudji". Video berasal dari kejadian hampir lima tahun lalu. Suaradotcom mengunggah video tersebut pada 28 Juni 2019.

    Kami juga menemukan video berikut dari SCTV pada tahun 2019. Seperti Suara.com, pemberitaan SCTV juga menyebut bahwa uang Rp173 miliar tersebut adalah barang bukti kasus dugaan korupsi pengadaan bahan bakar minyak (BBM) jenis high speed diesel (HSD) oleh PLN di tahun anggaran tahun 2010.

    Berdasarkan arsip Tirto, pada tahun 2019, memang ada kasus korupsi pengadaan solar yang melibatkan mantan Dirut PLN, Nur Pamudji. Kerugian negara ditaksir mencapai Rp188 miliar kala itu.

    Kasus tersebut melibatkan upaya Nur yang memanipulasi tender pengadaan HSD pada 2010. Tuban Konsorsium yang melibatkan Trans-Pacific Petrochemical lndotama (TPPI) menang dan masuk menjadi pemasok HSD. Bahan bakar itu digunakan untuk suplai ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Tambak Lorok dan PLTGU Belawan periode tahun 2010.

    Kontrak antara PLN dan Tuban Konsorsium berjangka empat tahun, sampai 10 Desember 2014. Namun, TPPI hanya mampu memasok 11 bulan. Hal ini mendorong PLN harus memasok HSD dari pihak lain dengan harga yang lebih tinggi dan menyebabkan PLN mengalami kerugian.

    Jadi, video yang beredar di media sosial bukanlah video penyitaan bukti korupsi PLN pada tahun 2025 senilai Rp1,2 triliun, tetapi penyitaan barang bukti korupsi Dirut PLN pada tahun 2019, yang kurang lebih berjumlah sekitar Rp173 miliar.

    Terkait klaim adanya kasus korupsi PLN pada tahun 2025 senilai Rp1,2 triliun, kasusnya sendiri belum terkonfirmasi. Mengutip Kumparan, Korps Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Kortastipidkor) Polri sejauh ini masih melakukan penyelidikan. Kasus yang dimaksud terkait dengan mangkraknya proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) 1 di Kalimantan Barat. Mangkraknya proyek tersebut diduga sebabkan negara mengalami kerugian hingga Rp1,2 triliun.

    "Masih tahap penyelidikan, ya. Belum bisa saya konfirmasikan sekarang. Masih dalam penyelidikan tahap awal," ungkap Wakil Kepala Kortastipidkor Polri, Brigadir Jenderal Arief Adiharsa, seperti dilansir dari Kumparan.

    Polisi disebut juga telah melakukan pemeriksaan terhadap pejabat PLN Pusat pada 3 Maret 2025 lalu.

    Diketahui, PLTU 1 Kalbar mulai mangkrak pada 2016, sebab konsorsium KSO BRN yang memenangkan proses lelang ternyata tidak memenuhi syarat prakualifikasi dan evaluasi teknis.

    Dalam beberapa hari terakhir, kami juga menemukan sejumlah narasi hoaks terkait berbagai kasus korupsi. Berikut beberapa di antaranya.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan video soal penampakan uang korupsi PT PLN Rp1,2 T di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Video yang beredar adalah video dari kejadian lampau soal penyitaan barang bukti korupsi sebesar Rp173 miliar oleh Dirut PLN, Nur Pamudji, pada tahun 2019 lalu.

    Dugaan korupsi terhadap PLN pada tahun tahun 2025 belum sampai tahap penyitaan barang bukti hingga Rabu (19/3/2025). Menurut informasi dari Polri, sejauh ini kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan awal sehingga belum bisa dikonfirmasi. Nilai Rp1,2 triliun merujuk ke besarnya kerugian negara akibat mangkraknya proyek PLTU 1 Kalimantan Barat pada tahun 2016, yang disebut sedang diselidiki.

    ==Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26226) Hoaks, Narasi Keluarga Besar Jokowi Terlibat Korupsi Pertamina

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/03/2025

    Berita

    tirto.id - Kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di PT Pertamina, Sub Holding, dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) pada periode 2018-2023, terus menjadi pembahasan di masyarakat. Wajar saja, kerugian negara akibat kasus ini diperkirakan mencapai Rp1 kuadriliun. Jika terbukti, kasus ini akan menjadi korupsi dengan kerugian negara terbesar sejauh ini.

    Dus, bahasan di media sosial terkait dugaan kasus korupsi menyangkut Pertamina selalu menarik perhatian. Namun tidak semua klaim terkait kasus ini di media sosial bisa dipercaya kebenarannya.

    Tirto menemukan sebuah unggahan yang menyebut adanya keterlibatan keluarga Presiden ke-7, Joko Widodo (Jokowi), dalam kasus korupsi Pertamina.

    “Ternyata mencuri di posisi ex kepala negara. Keluarga presiden ke-7 ikut terlibat. Ternyata keluarga besar pendiri IKN terlibat kasus korupsi di Pertamina," begitu tulis keterangan video dari unggahan akun "Panca Warga" di Facebook, pada 15 Maret 2025 lalu (asrip). Terdapat sejumlah salah ketik dalam tulisan asli dalam video tersebut.

    Video yang tersemat berdurasi sekitar 1,5 menit, yang isinya mengklaim ada dua orang bagian keluarga Jokowi yang bekerja di Pertamina. Namun, video tersebut terpotong karena di bagian akhirnya menggantung. Sampai dengan Rabu (19/3/2025), video tersebut telah mengumpulkan lebih dari 30 ribu penonton, 78 reaksi (tanda suka maupun emoticon), dan 32 komentar.

    Di Instagram, akun @linamayaocta (asrip) juga mengunggah video serupa. Di sana, video pendek tersebut mengumpulkan lebih dari 1.500 penonton sejak diunggah 2 Maret 2025 lalu.

    Kami juga menemukan unggahan yang sama di TikTok, dari unggahan akun @yushosisunabe (arsip). Video tersebut telah ditonton lebih dari 1,5 juta kali, mengumpulkan 17 ribu lebih tanda suka dan lebih dari 2 ribu komentar. Melihat kolom-kolom komentar dari unggahan-unggahan tersebut banyak masyarakat yang percaya dengan narasi yang ada, tapi tidak sedikit juga yang mempertanyakan kebenarannya.

    Lalu, bagaimana faktanya? Benarkah narasi video yang menyebut keluarga Jokowi terlibat dalam kasus dugaan korupsi Pertamina?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto menyaksikan keseluruhan video pendek yang tersebar di media sosial tersebut. Video tersebut menjabarkan profil Bagaskara Ikhlasulla Arif dan Joko Priambodo.

    Nama yang disebutkan pertama adalah keponakan Jokowi, anak dari adik bungsu Jokowi, Titik Relawati. Dia menempati posisi Manager Non-Government Relations di PT Pertamina sejak Maret 2024.

    Sementara Joko Priambodo adalah Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, anak usaha PT Pertamina Patra Niaga, sejak 20 Mei 2024. Dia secara tidak langsung adalah keponakan Jokowi. Joko adalah menantu dari Idayati yang merupakan adik kandung Jokowi.

    Namun, dalam video singkat yang tersebar di media sosial, tidak ada sama sekali informasi soal keterlibatan dua orang itu terhadap dugaan kasus korupsi Pertamina. Narasi soal keluarga Jokowi terlibat dalam korupsi Pertamina juga hanya berdasar keterangan teks yang tidak dibahas di dalam video.

    Kami kemudian melakukan pencarian gambar terbalik (reverse image search) dari beberapa klip video tersebut. Salah satu hasil pencarian mengarahkan ke video TikTok berikut, dari unggahan Juli 2024 lalu.

    Konten tersebut berisikan audio yang sama dengan unggahan lain di media sosial, yang membahas soal Bagaskara dan Joko yang menjabat posisi strategis di Pertamina. Namun, narasi dalam video tersebut juga tidak menyebut adanya keterlibatan dua orang tersebut dalam kasus korupsi. Pun, video tersebut diunggah sejak Juli 2024, jauh sebelum kasus korupsi Pertamina terkuak.

    Tirto kemudian mencoba melakukan pencarian berdasar petunjuk di thumbnail awal video. Potongan judul dengan highlight oranye bertuliskan 'Keluarga Jokowi Punya Jabatan Strategis di Pertamina," begitu yang kami simpulkan dari potongan judul tersebut. Teks tersebut kemudian kami gunakan untuk melakukan pencarian. Hasil penelusuran teratas mengarahkan kami ke video berikut dari Kompas.com.

    Video tersebut sama persis dengan unggahan yang tersebar di media sosial, hanya saja durasinya lebih panjang. Video Kompas.com berdurasi sekitar 2,5 menit.

    Isinya selain menjelaskan soal profil Bagaskara dan Joko juga membahas soal tanggapan Pertamina terkait jabatan dua famili Jokowi ini.

    Video tersebut juga pertama diunggah pada 9 Juni 2024. Kala itu pemberitaan media massa menyoroti adanya dua kerabat Jokowi yang baru saja menempati jabatan di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Pertamina.

    Lebih jauh, hasil pemantauan Tirto, sampai dengan Rabu (19/3/2025) ada sembilan orang tersangka kasus korupsi minyak mentah Pertamina. Tidak ada nama Bagaskara ataupun Joko dalam daftar tersebut. Berikut rangkuman Antara soal nama dan jabatan para tersangka:

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan narasi video yang menyebut keluarga Jokowi terlibat dalam kasus dugaan korupsi Pertamina bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Video yang tesebar di media sosial adalah potongan laporan Kompas.com soal dua keponakan Jokowi yang duduk di jabatan strategis di Pertamina. Tidak ada penjelasan soal keterlibatan keduanya dalam kasus korupsi Pertamina. Video tersebut juga dipublikasikan pada Juli 2024, tidak terkait dengan kasus korupsi Pertamina yang baru terkuak pada Februari 2025.

    Sampai dengan Rabu (19/3/2025), baru ada sembilan orang tersangka kasus dugaan korupsi tata kelola minyak mentah di Pertamina berdasar penetapan dari Kejaksaan Agung. Tidak ada nama Bagaskara dan Joko, keponakan Jokowi, dalam daftar tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26225) [KLARIFIKASI] Video Ini Bukan Perlihatkan Saat Ridwan Kamil Ditangkap

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/03/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil diperiksa sebagai saksi dugaan korupsi di lingkungan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten atau Bank BJB.

    Di media sosial, beredar video yang diklaim sebagai penangkapan Ridwan Kamil.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan narasi keliru.

    Video Ridwan Kamil ditangkap disebarkan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Tampak seorang dengan rompi oranye, memakai topi, dan tangannya diborgol digiring oleh petugas kejaksaan.

    "Ridwan Kamil ditangkap," tulis salah satu akun pada Senin (17/3/2025).

    Sementara, berikut teks yang tertera pada video:

    seret semuanya pak biar penjara berjamaah

    Hasil Cek Fakta

    Sosok orang yang ditangkap dalam video yang beredar bukanlah Ridwan Kamil.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan teknik reverse image search untuk mengecek jejak digital video yang beredar.

    Video dari momen serupa dengan sudut pandang berbeda ditemukan di kanal YouTube Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan, 11 Maret 2025.

    Momen penangkapan BA juga diwartakan Kompas TV Palembang.

    Pria berompi oranye itu adalah BA, anggota DPRD Musi Rawas yang menjadi buronan setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi perizinan kebun sawit.

    BA diduga memanipulasi dokumen penguasaan hak atas lahan negara seluas 5.974 hektare yang digunakan untuk perkebunan sawit oleh pihak swasta.

    Perbuatan tersebut dilakukan saat menjabat sebagai Kepala Desa Mulyoharjo, Kabupaten Musi Rawas periode 2010-2016.

    Ia diduga merugikan negara hingga Rp 61,3 miliar.

    Tersangka BA telah dipanggil sebanyak tiga kali, tetapi tidak pernah hadir tanpa alasan sah.

    Kemudian pada Selasa (11/3/2025), tim Penyidik Kejati Sumsel menangkap BA di Hotel Alam Sutra, Suka Bangun, Kecamatan Sukarami, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

    Sebagai informasi, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum menetapkan status Ridwan Kamil terkait kasus korupsi pengadaan iklan Bank BJB.

    Dilansir Kompas.com, sejauh ini Ridwan Kamil dipanggil menjadi saksi.

    Kesimpulan

    Video Ridwan Kamil ditangkap merupakan konten yang disebarkan dengan konteks keliru.

    Momen dalam video merupakan penangkapan tersangka BA pada Selasa (11/3/2025) terkait kasus dugaan korupsi perizinan kebun sawit.

    Ridwan kamil tidak ditangkap KPK, tetapi dipanggil sebagai saksi kasus korupsi pengadaan iklan Bank BJB.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26224) [HOAKS] Ustaz Yusuf Mansur Meninggal Dunia pada Maret 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/03/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Ustaz Yusuf Mansur dikabarkan meninggal pada Maret 2025. Kabar ini muncul dalam unggahan yang menampilkan foto Yusuf Mansur tengah terbaring di rumah sakit.

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Narasi yang mengeklaim Ustaz Yusuf Mansur meninggal muncul di media sosial pada bulan Maret 2025, salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, ini dan ini.

    Akun tersebut membagikan sebuah tautan dan foto Ustaz Yusuf Mansur tengah terbaring di rumah sakit.

    Salah satu akun menulis keterangan demikian:

    Innalillahi.. Sampaikan Kabar Duka

    Ustadz Yusuf Mansur: "Telah Berpulang Ke Rahmatullah Gurunda Kami "Huzaemah Tahido Yanggo" ‎

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Yusuf Mansur meninggal dunia pada Maret 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto Ustaz Yusuf Mansur terbaring di rumah sakit menggunakan teknik reverse image search. 

    Hasilnya, foto itu identik dengan unggahan di laman Tribunnews ini. 

    Foto itu adalah momen ketika Ustaz Yusuf Mansur dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada 2021.

    Saat itu ia harus menjalani perawatan intensif karena hemoglobin-nya (HB) terlampau rendah.

    Sementara tautan dalam unggahan juga tidak berisi informasi soal Ustaz Yusuf Mansur. Tautan itu justru mengarah ke e-commerce yang menjual baju. 

    Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Ustaz Yusuf Mansur meninggal dunia. Pada 18 Maret 2025 ia masih aktif di media sosial dengan mengunggah konten Instagram Stories. 

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim Ustaz Yusuf Mansur meninggal tidak benar atau hoaks.

    Foto yang beredar adalah momen ketika  Ustaz Yusuf Mansur dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada tahun 2021. Sampai saat ini tidak ditemukan informasi valid Ustaz Yusuf Mansur meninggal dunia.

    Rujukan