• (GFD-2025-26960) Cek Fakta: Tidak Benar Video yang Diklaim Pembangunan Patung Paus Fransiskus

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/05/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim pembangunan patung mendiang Paus Fransiskus beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 3 Mei 2025.
    Dalam video tersebut, tampak patung dengan wajah mendiang Paus Fransiskus berdiri tegak. Terlihat seorang pia sedang membangun pembatas dari batu bata di depan patung tersebut. Video itu kemudian disebut-sebut sebagai pembangunan patung mendiang Paus Fransiskus.
    "Selamat siang semuanya
    Proses pembuatan patung bapa Paus Fransiskus," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 31 ribu kali ditonton dan mendapat 3.100 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video itu merupakan pembangunan patung mendiang Paus Fransiskus? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim pembangunan patung mendiang Paus Fransiskus. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "pembangunan patung paus fransiskus" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya, hingga artikel ini ditulis tidak ditemukan pemberitaan yang valid terkait rencana atau proses pembangunan patung Paus Fransiskus.
    Penelusuran kemudian dilakukan dengan mengunggah video yang diklaim pembangunan patung Paus Fransiskus ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), hivemoderation.com. Hasilnya, video tersebut memiliki probabilitas 99 persen dibuat oleh AI.
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim pembangunan patung mendiang Paus Fransiskus ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut dibuat dengan perangkat AI.
     
  • (GFD-2025-26959) Keliru: Video Pilot Wanita India Ditangkap Tentara Pakistan

    Sumber:
    Tanggal publish: 15/05/2025

    Berita

    SEBUAH video tentang tertangkapnya seorang pilot wanita India oleh tentara Pakistan, beredar di media sosial X [arsip] pada 10 Mei 2025.

    Dalam video itu, tampak seseorang mengangkat kedua tangan ke atas, seperti kode untuk menyerah dengan sosok lainnya mengarahkan senjata kepadanya. Ia berjalan pelan ke orang bersenjata itu. Tak lama, di belakang orang bersenjata itu, terlihat sosok lain yang berjalan memegang senjata mendekati mereka berdua. Konten ini  beredar di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan di wilayah perbatasan, Kashmir.



    Pemilik akun mengklaim bahwa adegan dalam video tersebut merupakan penangkapan pilot wanita India oleh tentara Pakistan. Benarkah pilot wanita India ditangkap tentara Pakistan?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian Google. Hasilnya, otoritas India telah membantah pilot Shivani Singh ditangkap Pakistan. 



    Unit Pemeriksa Fakta dari Biro Informasi Pers (PIB) pada hari Sabtu, 10 Mei 2025 mengatakan bahwa laporan tersebut adalah palsu dan mendesak masyarakat untuk tidak terpengaruh oleh informasi yang salah.

    Melalui unggahan dalam akun media sosial X dan Instagram, Biro Informasi Pers (PIB) Pemerintah India, menyatakan, pilot Angkatan Udara Wanita India tidak ditangkap. Klaim  tentang seorang pilot wanita Angkatan Udara India, Komandan Skuadron Shivani Singh, telah ditangkap di Pakistan datang dari media sosial yang pro Pakistan.

    Dilansir situs Firstpost.com, Shivangi Singh adalah seorang komandan skuadron yang memegang rekor bersejarah sebagai wanita pertama India menerbangkan jet tempur Rafale buatan Prancis. Saat ini dia bagian dari Skuadron Golden Arrows Angkatan Udara India yang bergengsi, bermarkas di Ambala, Punjab.

    Klaim palsu ini muncul beberapa hari setelah ketegangan antara India dan Pakistan meningkat setelah serangan udara India terhadap kamp-kamp teror di seberang perbatasan. Sejak saat itu, beberapa akun media sosial telah membagikan informasi yang menyesatkan atau palsu.

    Sejumlah media telah memeriksa klaim serupa, diantaranya The Economic Times,  The Times of India, Businesstandard.com, Hindustantimes.com, Mathrubhumi.com, dan WION.

    Sebelumnya juga telah beredar foto-foto lain yang diklaim penangkapan terhadap Shivangi Singh. Dikutip dari organisasi pemeriksa fakta independen di India, Boom Live pada 11 Mei 2025, foto-foto tersebut berasal dari peristiwa berbeda yang tidak terkait dengan konflik India-Pakistan.

    Dua foto lain yang juga diklaim keliru sebagai penangkapan pilot wanita India, Shivangi Singh. (Sumber: Boom Live, India)

    BOOM menghubungi juru bicara IAF yang mengonfirmasi bahwa klaim tersebut salah. Singh tidak ditangkap di dan oleh Pakistan. Foto pertama, berasal dari Juni 2023 ketika sebuah jet latih jatuh di Chamarajanagar, Karnataka yang melukai dua pilot, Komandan Wing Tejpal dan kadet penerbangan, Bhoomika.

    Sedangkan foto kedua, telah beredar di YouTube pada 19 Maret 2025 di Manali, Himachal Pradesh. Video itu telah beredar sebelum konflik India-Pakistan memanas.

    Ketegangan India-Pakistan

    Ketegangan hubungan India-Pakistan meningkat sejak India meluncurkan serangan rudal ke sejumlah wilayah di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, Rabu pagi, 7 Mei 2025. Serangan tersebut mengakibatkan sejumlah ledakan yang terdengar di berbagai daerah, termasuk Kota Bahawalpur, Muridke, Bagh, Muzaffarabad, dan Kotli di wilayah yang disengketakan.

    Letnan Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry, juru bicara militer Pakistan, mengkonfirmasi kepada Aljazeera bahwa rudal-rudal India menghantam empat lokasi di Punjab dan dua lokasi di wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan. Serangan itu terjadi sekitar pukul 01.00 waktu setempat pada Rabu.

    Kementerian Pertahanan India mengungkapkan bahwa militer mereka telah meluncurkan operasi yang dinamakan "Operasi Sindoor", dengan sasaran sembilan lokasi di Pakistan.

    India mengklaim bahwa serangan tersebut ditujukan untuk menghancurkan "infrastruktur teroris" di Pakistan dan Kashmir yang dikuasai Pakistan, tempat di mana serangan terhadap India diduga telah direncanakan.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klim video pilot wanita India ditangkap tentara Pakistan adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26958) Benar: Infografis Cara Berlangganan Berita Tempo Menggunakan e-Wallet DANA

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/05/2025

    Berita

    SEBUAH gambar memperlihatkan infografis cara berlangganan media Tempo dengan pembayaran melalui dompet elektronik (e-wallet) DANA.

    Gambar berlatar biru itu memperlihatkan logo Tempo dan petunjuk cara berlangganan Tempo dengan memanfaatkan saluran pembayaran DANA.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Namun, apakah infografis itu menunjukkan cara yang benar untuk berlangganan Tempo?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memeriksa menu-menu di aplikasi DANA dan mewawancarai Direktur Pemasaran Tempo.co untuk memverifikasi gambar yang beredar tersebut.

    Menurut Direktur Pemasaran PT Info Media Digital (IMD/Tempo.co) Ibnu Rusydi, infografis yang beredar tidak dikeluarkan oleh Tempo. Sehingga kemungkinan infografis itu dari pihak pengelola aplikasi DANA atau pihak lain. Meski begitu, DANA merupakan dompet elektronik untuk berlangganan Tempo. 

    “Dana memang salah satu metode pembayaran (untuk berlangganan Tempo). Bisa dicek di halaman subscribe.tempo.co,” kata Ibnu melalui WhatsApp, Rabu, 14 Mei 2025.

    Namun, dalam infografis itu terdapat salah ketik nama media Tempo.co menjadi Tempo.com. Ibnu mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak DANA untuk memperbaiki tulisan yang keliru tersebut.

    DANA tercantum sebagai dompet digital untuk berlangganan Tempo Plus. (Sumber: https://subscribe.tempo.co/)

    Berdasarkan keterangan Ibnu, Tempo menelusuri menu-menu aplikasi DANA dan menemukan infografis seperti dalam gambar yang beredar. Gambar itu bisa ditemukan dengan mengetuk tombol Me lalu tekan menu My Bills. Kemudian muncul halaman pilihan pembayaran tagihan, salah satunya tagihan berlangganan Tempo.

    Saat menu dengan simbol logo Tempo itu diketuk, muncul infografis tersebut. Infografis ini berisi informasi mengenai langkah-langkah untuk berlangganan Tempo menggunakan DANA. Namun, terdapat salah ketik pada tulisan Tempo.com yang seharusnya Tempo.co. 



    Cara Berlangganan Tempo

    Tempo menyediakan beberapa paket berlangganan bagi pembaca untuk mengakses semua berita, baik yang online, harian, maupun mingguan atau versi majalah. Caranya dengan mengunjungi tautan https://subscribe.tempo.co. 

    Di sana, pembaca bisa memilih paket berlangganan yang dikehendaki, metode pembayaran, dan voucher bila ada. Pilihan paket terdiri dari bulanan, per enam bulan, atau tahunan.

    Sementara pilihan metode pembayaran, bisa melalui transfer bank, kartu kredit, e-wallet, pulsa, dan toko retail. Bila kolom-kolom itu sudah diisi, pembaca bisa melanjutkan ke proses pembayaran sesuai petunjuk berikutnya.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar yang beredar adalah infografis yang menunjukkan cara berlangganan Tempo dengan pembayaran melalui DANA adalah klaim yang benar.

    Langkah-langkah cara berlangganan Tempo yang ditunjukkan infografis di aplikasi DANA itu benar dengan kesalahan penulisan yang seharusnya Tempo.co, bukan Tempo.com.

    Rujukan

  • (GFD-2025-26957) Menyesatkan: Vaksin Hanya Produk Rekayasa yang Membahayakan Generasi Mendatang

    Sumber:
    Tanggal publish: 14/05/2025

    Berita

    SEBUAH akun di Threads [arsip] membagikan video berisi pernyataan dr Agung Sapta Adi mengenai vaksin, pada 8 Mei 2025. Pernyataan tersebut dihubungkan dengan rencana uji coba vaksin tuberkulosis (TBC) yang dikembangkan oleh Bill Gates Foundation. 

    Video itu beredar di tengah kunjungan pendiri Microsoft itu ke Indonesia pada 7 Mei 2025. Dalam video tersebut, dr. Agung Sapta Adi mengatakan, vaksin disiapkan sebelum ada penyakitnya sehingga berbahaya bagi kesehatan generasi mendatang seperti menjadi bodoh atau mandul. Dia juga menyebut bahwa Melinda & Bill Gates Foundation hanya menjadikan Indonesia sebagai pasar untuk vaksin.

    Benarkah vaksin adalah rekayasa yang dapat membahayakan generasi mendatang?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan bantuan Google Lens dan wawancara ahli. Hasilnya, vaksin memiliki lebih banyak manfaat bagi kesehatan.

    Sumber video yang beredar tersebut berasal dari unggahan akun YouTube Refly Harun pada 20 Oktober 2024 berjudul Live Dokter Agung Sapta Adi: Kesehatan yang Sakit! Intervensi Global di Balik Menteri Kesehatan RI!. 



    Video tersebut direkam jauh sebelum kedatangan Bill Gates ke Indonesia pada 7 Mei 2025.

    Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menilai bahwa klaim yang menyebut bahwa vaksin adalah rekayasa karena dibuat sebelum sakitnya muncul adalah bentuk kesalahpahaman. Dalam prinsip public health intervention, upaya pencegahan menjadi strategi utama. Vaksin merupakan senjata utama public health.

    Vaksin adalah bagian dari strategi kesehatan publik yang menekankan pencegahan, bukan pengobatan setelah sakit. Jika seseorang sudah jatuh sakit, maka pencegahan menjadi terlambat dan dampaknya merugikan banyak pihak, termasuk secara ekonomi.

    “Yang namanya vaksin memang dibuat sebelum orang tersebut sakit. Gunanya untuk melindungi. Tindakan ini dinamakan preemptive atau pencegahan,” kata Dicky kepada Tempo, Kamis, 9 Mei 2025.

    Salah satu kebutuhan mendesak akan vaksin yakni terkait dengan penyakit tuberkulosis atau TBC. Dilansir dari Kementerian Kesehatan RI, Laporan Global  Tuberculosis pada 2024, Indonesia menempati posisi kedua dunia dalam hal beban kasus TBC setelah India. Diperkirakan terdapat 1.090.000 kasus TBC dan 125.000 kematian setiap tahun. Ini berarti ada sekitar 14 kematian setiap jamnya. 

    Pada tahun 2024, ditemukan sekitar 885 ribu kasus TBC, dengan distribusi yang menunjukkan bahwa 496 ribu kasus terjadi pada laki-laki, 359 ribu pada perempuan, serta 135 ribu kasus pada anak-anak usia 0-14 tahun. 

    Menurut Dicky, Indonesia telah kehilangan produktivitas karena TBC tersebut banyak diderita oleh usia produktif (15-44 tahun). 

    Bill Gates dan Vaksin TBC

    Bill Gates telah berulang kali menjadi sasaran disinformasi dan teori konspirasi mengenai vaksin, utamanya sejak pandemi COVID-19. Tim riset perusahaan teknologi Blackbird.AI, mendokumentasikan 500 ribu percakapan online di media sosial tradisional, platform percakapan, berita dan web gelap yang menargetkan Bill Gates dengan narasi berbahaya. Percakapan itu terkoordinasi, tidak otentik, dan melakukan serangan naratif yang memanipulasi opini publik dengan klaim yang menimbulkan rasa takut.

    Di sektor vaksin, Bill Gates melalui Bill & Melinda Gates Foundation telah lama aktif mendukung pengembangan dan memperluas akses vaksin global, khususnya untuk penyakit menular di negara-negara berkembang. Vaksin-vaksin yang didukung Bill Gates di antaranya pneumonia pneumokokus, rotavirus, meningitis A, kolera,  HPV dan polio. 

    Melalui Gates Medical Research Institute (Gates MRI), anak organisasi nirlaba Bill & Melinda Gates Foundation, telah mensponsori uji coba vaksin TBC M72/AS01E. Kandidat vaksin ini telah dikembangkan sejak awal tahun 2000-an. 

    Data tuberkulosis di seluruh dunia pada 2022 (Sumber: Our World Data)

    Menurut Our World Data, TBC masih menjadi penyakit yang umum di daerah-daerah miskin di dunia dan menjadikannya salah satu penyebab kematian paling umum dari penyakit menular secara global, khususnya terjadi di banyak negara di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.

    Namun, menurut Badan Kesehatan Dunia, vaksinasi BCG yang tersedia sejak 1921 untuk TBC selama ini, hanya memberikan perlindungan parsial untuk bayi dan anak kecil, tetapi tidak melindungi remaja dan orang dewasa yang sebagian besar tertular TBC. Oleh karena itu, dibutuhkan vaksin TBC baru agar target penurunan angka kematian TBC sebesar 95% dan penurunan angka kejadian TB sebesar 90% di seluruh dunia pada tahun 2035 terpenuhi. 

    Kebutuhan pendanaan untuk vaksin TBC yang mendesak itulah, mendorong Bill Gates foundation berkomitmen mendukung pengembangan vaksin tersebut yang dievaluasi secara klinis oleh perusahaan biofarmasi GSK, serta bermitra dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI).   

    Pada Oktober 2023, Gates MRI mengumumkan peluncuran uji klinis fase 3 untuk kandidat vaksin TBC M72/AS01E. Uji ini dilakukan di tujuh negara dengan jumlah TBC yang tinggi yakni Afrika Selatan, Zambia, Kenya, Malawi, Mozambique, India, dan Indonesia. Di Indonesia, uji dilakukan pada lima pusat riset dengan melibatkan sekitar 2.500 relawan.

    Menurut Gates MRI, vaksin ini menunjukkan efektivitas 54% dalam uji fase 2B terhadap perkembangan TB aktif pada individu dengan infeksi TB laten. Uji klinis ini diharapkan berlangsung selama empat hingga lima tahun dan melibatkan lebih dari 20.000 peserta di seluruh dunia.

    Uji Klinis di Indonesia

    Tempo melansir bahwa pemerintah telah merekrut 2.095 partisipan untuk mengikuti uji klinik fase 3. Uji klinik melibatkan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), RS Universitas Indonesia (RSUI), RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih Jakarta, serta Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK UNPAD) di Bandung. 

    Seluruh pelaksanaan uji klinik vaksin M72 di Indonesia diawasi secara ketat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan RI, serta para ahli vaksin TBC nasional dan global. Jika berhasil, vaksin TBC ini akan menjadi harapan bagi Indonesia. “Ini penting sekali untuk mencegah penularan TB pada orang dewasa muda dan dewasa,” kata Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Dr. Zubairi Djoerban.

    Kesimpulan

    Hasil verifikasi Tempo tentang klaim bahwa vaksin produk rekayasa yang dapat membahayakan generasi mendatang adalah menyesatkan.

    Rujukan