• (GFD-2024-23756) Apa Iya Tepung Tapioka dan Gula Merah Bisa Atasi Sakit Lambung?

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/11/2024

    Berita

    tirto.id - Media sosial menjadi tempat berbagi beragam informasi, termasuk tips kesehatan. Namun, beragam klaim soal obat kadang perlu diverifikasi lebih lanjut agar tidak lantas menimbulkan permasalahan kesehatan baru.

    Sebuah unggahan di Facebook menyebut campuran tepung tapioka dan gula merah bisa menjadi obat dari penyakit maag dan gangguan asam lambung.

    "Bubur buat asam lambung & magh kron"is sembuh selamanya 😱⁉️," begitu bunyi unggahan akun "Marsya Sya" pada 19 Oktober 2024 lalu.

    Dalam video pendek tersebut, Marsya Sya (arsip) menunjukkan proses pencampuran tepung tapioka dengan air panas dan gula merah. Campuran tersebut disebut baik dikonsumsi pada pagi dan sore hari untuk mengobati masalah lambung.

    Sampai dengan Jumat (1/11/2024), video tersebut telah disaksikan setidaknya 1,3 juta kali, serta mengumpulkan 8 ribu tanda suka dan lebih dari 300 komentar. Reels tersebut juga telah dibagikan ulang lebih dari 3 ribu kali. Kami menemukan unggahan serupa dari unggahan akun "Marsya Official" (arsip) dan "vlog yeni yashinta" (arsip).

    Di Instagram, unggahan serupa muncul dari akun @dapoernya_linda (arsip). Unggahan tersebut mengumpulkan setidaknya 20 ribu tanda suka.

    Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah benar campuran tepung tapioka dan gula merah bisa mengatasi masalah mag dan asam lambung?

    Hasil Cek Fakta

    Pertama-tama, sakit maag, menurut Alodokter, adalah rasa tidak nyaman di perut, seperti perut terasa penuh, rasa panas di perut bagian atas, serta perut kembung. Kondisi ini merupakan gejala penyakit di lambung, seperti tukak lambung atau gastritis.

    Sakit maag dapat disebabkan oleh penyakit pada organ di saluran pencernaan, seperti tukak lambung, infeksi bakteri H. pylori, peradangan di lambung (gastritis), dan penyakit refluks asam lambung (GERD). Sakit maag juga bisa terjadi akibat diabetes yang tidak terkontrol.

    Kemudian, Tirto mencoba mencari keterkaitan asam lambung dengan konsumsi campuran tepung tapioka dan gula merah. Salah satu hasilnya mengarahkan ke artikel bantahan hoaks dari Kementerian Komunikasi dan Digital berikut.

    Artikel dari tahun 2022 itu menyebut rebusan tepung kanji untuk mengobati asam lambung tidak benar. Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ari Fahrial Syam membantah klaim tersebut. Pria, yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Univeristas Indonesia ini, menyebut, belum ada bukti klinis yang bisa membuktikan efektivitas konsumsi rebusan tepung kanji secara rutin untuk mengobati dan mencegah sakit asam lambung.

    "Bahkan, pasien-pasien jadi kambuh maagnya mengikuti anjuran ini," katanya.

    Adapun tepung kanji dan tepung tapioka terbuat dari sari pati ketela pohon alias singkong. Keduanya adalah produk yang sama, hanya berbeda penyebutan saja.

    Kami juga menghubungi dr. Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, di Rangkasbitung, Banten, untuk bertanya lebih jauh dan mengelaborasi terkait konsumsi tepung tapioka untuk mengobati mag.

    Menurut dr. Nurul, klaim tepung tapioka dan gula merah untuk mengobati maag itu keliru.

    “Beberapa alasannya, karena pertama meskipun tepung tapioka cenderung mudah dicerna, namun terdapat efek lain seperti pembentukan gas dan kembung di saluran cerna. Selain itu juga belum ada penelitian ilmiah yang meneliti dan memperkuat klaim tersebut,” terang dr. Nurul ketika dihubungi Tirto, Jumat (1/11/2024).

    Ia juga menyebut, sebenarnya ada penelitian pre-eksperimental yang pernah dilakukan mengenai campuran tapioka dan madu untuk masalah lambung. Namun, penelitian tersebut tidak memiliki sampel yang terbatas sehingga belum bisa digeneralisir dan ditetapkan kuat hasilnya untuk diterapkan pada masyarakat luas.

    Lebih lanjut, dr. Nurul menambahkan, risiko lain dari mengkonsumsi campuran tersebut adalah alergi atau justru memperberat gejala yang dirasakan, apabila dikonsumsi saat perut kosong atau sedang nyeri akut.

    “Maag atau dispepsia ini bisa dipicu oleh banyak faktor. Apabila terbukti sudah ada luka di lambungnya (misalnya lewat pemeriksaan endoskopi), maka yang dibutuhkan pasien adalah penanganan awal medikamentosa atau obat-obatan yang khusus untuk memperbaiki kondisi lambung tersebut,” terangnya.

    Ia juga menambahkan, beberapa tips untuk penderita maag akut, bisa dengan makan dengan porsi sedikit tapi sering. Perlu juga melakukan manajemen stres dengan baik, hindari makanan dan minuman yang dapat mengiritasi seperti pedas, asam, bersoda, kafein tinggi dan sebagainya.

    Narasi yang sama juga datang dari informasi dr. Rizki Amy Lavita di halaman tanya jawab Alodokter. Menurut dr. Rizki, sejauh ini belum ada penelitian yang menyebut efektivitas air tepung kanji dengan manisan seperti madu ataupun gula untuk menanggulangi masalah asam lambung atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).

    "Sebaiknya, konsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter Anda, dan konsultasikan kembali keluhan Anda apabila belum ada perubahan," ujarnya.

    Beberapa tips untuk mencegah dan meredakan gejala masalah lambung adalah dengan menghindari makanan yang terlalu pedas atau asam, menghindari makanan tinggi lemak, jangan langsung berbaring setelah makan, makan teratur, menurunkan berat badan jika perlu, mengurangi konsumsi kopi dan alkohol, tidak merokok, dan meninggikan bantal tidur.

    Snada, dr. Nadia Nurotul Fuadah, juga memberi tanggapan serupa di halaman tanya-jawab Alodokter lainnya.

    Menurutnya, tepung kanji terbuat dari singkong sebagai bahan utamanya. Singkong memang diketahui merupakan bahan pangan yang mengandung kaya serat, mudah dicerna, dan efektif meredakan peradangan di saluran cerna, sehingga berguna dalam meredakan gejala penyakit lambung. Campuran tepung kanji, gambir, gula aren, dan air boleh saja dikonsumsi untuk mengatasi rasa tidak nyaman akibat penyakit lambung Anda.

    "Meski begitu, tidak disarankan bagi Anda mengonsumsi bubur kanji tersebut saat perut Anda sedang terasa sangat tidak nyaman, misalnya karena penyakit lambung Anda sedang kambuh," katanya.

    Melansir dari Healthline, tepung tapioka pada dasarnya tidak berbahaya, namun tepung ini juga hanya memiliki sedikit manfaat kesehatan karena kandungannya yang hanya karbohidrat semata. Terkait kandungan karbohidrat ini, tepung tapioka juga disebut kurang cocok untuk penderita diabetes karena kandungannya hampir murni hanya nutrisi tersebut.

    Sementara artikel yang dimuat di situs Johns Hopkins Medicine, rumah sakit dengan sekolah kedokteran pertama di Amerika Serikat, menjabarkan pola konsumsi yang baik untuk penderita GERD. Beberapa kelompok makanan yang dapat menyebabkan nyeri di ulu hati (dampak dari mag) adalah makanan yang kandungan lemak, garam, dan pedasnya tinggi. Beberapa contoh makanan kelompok ini adalah makanan goreng, makanan cepat saji, pizza, keripik kentang, sambal bubuk, bacon dan sosis, dan keju.

    Dalam artikel tersebut, Ahli Gastroenterologi di Johns Hopkins Medicine, Ekta Gupta, M.B.B.S., M.D., menekankan pentingnya pengelolaan pola makan dalam mengontrol asam lambung.

    Dia kemudian menjabarkan kategori makanan yang dapat mencegah asam lambung. Mulai dari makanan berserat tinggi seperti havermut dan beras merah, sayuran seperti wortel, brokoli, dan asparagus; kemudian makanan dengan kadar alkaline seperti pisang, melon, dan kacang, serta makanan dengan kandungan air tinggi seperti selada, timun, dan semangka.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, klaim campuran tepung tapioka dan gula merah bisa menyembuhkan mag kronis bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Sejumlah dokter telah membantah klaim ini dan menyebut belum ada penelitian ilmiah yang menyebutkan keterkaitan tepung tapioka dengan masalah maag atau asam lambung.

    Saran dari beberapa ahli terkait masalah mag dan asam lambung adalah dengan mengatur pola makan dan menghindari jenis makanan yang dapat memacu naiknya asam lambung, seperti yang terlalu pedas atau asam dan tinggi lemak.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23755) Misinformasi! 36 korban tewas akibat truk ugal-ugalan di Tangerang

    Sumber:
    Tanggal publish: 01/11/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan beredar melalui platform media sosial Tiktok terkait insiden truk kontainer yang dikendarai secara ugal - ugalan dan menabrak sejumlah kendaraan di Tangerang.

    Truk tersebut melaju dari arah Graha Raya dan menabrak sejumlah pengendara, hingga berakhir di Tugu Adipura setelah dilakukan pengejaran oleh masyarakat pada Jumat (31/10) sore.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “Truk kontainer tabrak lari dari graha raya cipete sampai bunderan adipura jalan veteran kota Tangerang hingga menyebabkan 36 korban tewas”

    Namun, benarkah terdapat 36 korban tewas dalam insiden truk yang dikendarai secara ugal-ugalan itu?

    Hasil Cek Fakta

    Polres Metro Tangerang Kota memastikan tidak ada korban meninggal dari peristiwa truk kontainer yang dikendarai secara ugal - ugalan dan menabrak sejumlah kendaraan.

    "Sampai saat ini belum ada laporan korban yg meninggal dunia. Jadi tidak benar berita yg mengatakan ada korban 30 dan ada yang meninggal," kata Kapolres Metro Tangerang Kota Kombes Zain Dwi Nugroho, dilansir dari ANTARA.

    Berdasarkan hasil pendataan oleh petugas, terdapat enam orang korban luka - luka yang dirawat di sejumlah rumah sakit akibat diserempet truk kontainer tersebut.Adapun enam orang tersebut terdiri dari empat pengendara sepeda motor, satu pengemudi mobil, satu pejalan kaki, dan satu sopir yang mengendarai truk tersebut.

    Klaim: 36 korban tewas truk ugal-ugalan tabrak sejumlah kendaraan di Tangerang

    Rating: Misinformasi

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

  • (GFD-2024-23754) [HOAKS] Video Iriana Jokowi Bagikan Rp 25 Juta Melalui Nomor WhatsApp

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial menampilkan mantan ibu negara Iriana Joko Widodo akan membagikan bantuan Rp 25 juta melalui nomor WhatsApp.

    Namun, setelah ditelusuri video tersebut merupakan hasil manipulasi. Waspada, jangan sampai terjerat penipuan.

    Video yang menampilkan Iriana Jokowi membagikan bantuan Rp 25 juta melalui nomor WhatsApp muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini.

    Dalam video itu Iriana mengatakan, bagi warganet yang menyukai dan membagikan unggahan itu akan diberi bantuan senilai Rp 25 juta.

    Warganet juga diminta menghubungi nomor WhatsApp yang tertera dalam unggahan.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarakan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTube DEKRANAS Indonesia pada 2021.

    Video tersebut mencuplik klip pada keterangan waktu di 1:17.

    Dalam video aslinya, Iriana yang menjabat pembina Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) menyampaikan selamat ulang tahun kepada Dekranas yang ke-41.

    Saat itu Iriana mengatakan, hari ulang tahun Dekranas yang ke-41 menjadi momentum kebangkitan bagi kerajinan nusantara dan transformasi digital.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek suara Iriana menjanjikan bantuan 25 juta menggunakan Hive Moderation.

    Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah suara dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) atau bukan.

    Setelah dicek, hasilnya suara Iriana memiliki probabilitas 99.9 persen dihasilkan oleh AI. 

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Iriana Jokowi membagikan bantuan Rp 25 juta merupakan hasil manipulasi.

    Dalam video aslinya Iriana menyampaiakan selamat hari ulang tahun kepada Dekranas. Ketika dicek menggunakan Hive Moderation suara Iriana terdeteksi dihasilkan oleh AI. 

    Suara yang dimanipulasi AI itu kemudian ditempel ke video saat Iriana mengucapkan ulang tahun kepada Dekranas.

    Rujukan

  • (GFD-2024-23753) [HOAKS] Lagu "Indonesia Raya" Digunakan untuk Pembukaan Piala Dunia 2026

    Sumber:
    Tanggal publish: 31/10/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan yang mengeklaim Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) resmi mengumumkan lagu kebangsaan "Indonesia Raya" akan digunakan untuk pembukaan Piala Dunia 2026.

    Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks. Informasi keliru itu perlu diluruskan.

    Narasi yang mengeklaim lagu "Indonesia Raya" akan digunakan untuk pembukaan Piala Dunia 2026 muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Thread ini dan Facebook ini, ini.

    Akun tersebut membagikan video dengan keterangan sebagai berikut:

    PALU RESMI DI KETOK OLEH FIFALAGU INDONESIA RAYA BAKAL DI JADIKAN SEJARAHDAN DI PUTAR DI SEREMONI PEMBUKAAN PIALA DUNIA 2026

    ALHMADULILLAH AKHIRNYA RESMIFIFA UMUMKAN PEMBUKAAN PIALA DUNIA 2026 GUNAKANLAGU INDONESIA RAYA !!

    Akun Threads Tangkapan layar Thread narasi yang menyebut lagu Indonesia Raya akan digunakan untuk pembukaan Piala Dunia 2026

    Hasil Cek Fakta

    Setelah video disimak sampai tuntas, tidak ada informasi valid FIFA mengumumkan akan menggunakan lagu "Indonesia Raya" untuk pembukaan Piala Dunia 2026.

    Kemudian, ketika dicek di laman resmi FIFA juga tidak ditemukan informasi soal pengumuman tersebut.

    Adapun sampai saat ini belum ada pengumuman dari FIFA soal lagu yang akan dijadikan soundtrack untuk Piala Dunia 2026 di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.

    Dikutip dari Billboard, sejak Piala Dunia 1990 FIFA mulai mengadopsi lagu-lagu yang akan menjadi soundtrack resmi turnamen empat tahunan tersebut.

    Lagu-lagu itu akan dinyanyikan saat seremoni pembukaan Piala Dunia. 

    Seperti halnya pada 2022, personel  BTS, Jungkook menyanyikan lagu "Dreamers" yang merupakan lagu resmi Piala Dunia 2022 Qatar.

    Jungkok berkolaborasi dengan penyanyi Qatar, Fahad Al-Kubaisi saat menyanyikan lagu "Dreamers".

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim lagu "Indonesia Raya" akan digunakan untuk pembukaan Piala Dunia 2026 tidak benar atau hoaks.

    Di laman resmi FIFA tidak ditemukan informasi tersebut. 

    Sampai saat ini FIFA juga belum menentukan terkait lagu yang akan dijadikan soundtrack Piala Dunia 2026 di Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat.

    Rujukan