• (GFD-2024-22492) [KLARIFIKASI] Foto Budi Arie Dibaptis di Sungai Yordan, Bukan Air Banjir

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar foto di media sosial yang menampilkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi sedang dibaptis.

    Narasi yang beredar menyebutkan bahwa Budi Arie dibaptis dengan dengan air banjir.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut memiliki informasi yang keliru. Namun, postingan itu merupakan satire.

    Foto Budi Arie dibaptis dengan air banjir disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):

    Efek di baptis pake Aer banjir,denger suara adzan aje kejangBukan maen kesaktian netizen Nemu aja Poto bapak ini

    Sementara berikut teks yang disertakan pada foto:

    Tangan orang Facebook sadis sadis. Foto Menteri Kominfo lagi dibaptis tahun 2014 isi komennya: gini nih hasilnya kalau dibaptis pakai air banjir.

    Hasil Cek Fakta

    Foto yang beredar kemungkinan besar memang bersumber dari akun Facebook Budi Arie Setiadi pada 2014.

    Kendati demikian, akun Facebook Budi Arie kini dikunci sehingga profilnya tidak dapat dilihat oleh publik.

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek foto tersebut dengan metode reverse image search.

    Hasil pencarian di Bing mengarahkan ke gambar di situs MintPress News.

    Artikel tersebut membahas mengenai Evangelis Jair Bolsonaro dibaptis di Sungai Yordan, Mei 2016.

    Lokasi Budi Arie dibaptis sama persis dengan lokasi dalam foto Bolsonaro, yakni di Sungai Yordan.

    Sungai Yordan dialiri oleh hulu sungai yang bermula di dekat kaki Gunung Hermon, yang sekarang menjadi perbatasan Suriah dan Lebanon.

    Google Street View Sungai Yordan dapat dilihat di sini.

    Adapun konten yang beredar di media sosial merupakan satire. Postingan yang beredar itu menjadi bahan guyonan, meskipun informasi yang keliru perlu diluruskan.

    Berdasarkan tangkapan layar foto, konten tersebut diambil pada Juli 2024, usai kasus peretasan sistem pusat data nasional (PDN).

    Dilansir Kompas.com, ketika ditanyai mengenai kasus peretasan tersebut, Budi Arie Setiadi masih bisa bersyukur dan mengucap "alhamdulillah".

    Konten satire tersebut kemudian disebarkan ulang pada September 2024.

    Kesimpulan

    Foto Budi Arie dibaptis dengan air banjir merupakan satire.

    Foto yang beredar berlokasi di Sungai Yordan. Foto dari Facebook Budi Arie pada 2014 disebarkan ulang pada Juli 2024, usai kasus sistem pusat data nasional (PDN) diretas.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22491) [HOAKS] Bantuan Dana Rp 27 Juta Mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan

    Sumber:
    Tanggal publish: 05/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar informasi dalam sebuah unggahan di media sosial, yang menyebut adanya bantuan dana Rp 27 juta mengatasnamakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Informasi bantuan dana Rp 27 juta mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (4/9/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    INFO RESMI DARIBPJS PUSATizin DEPNAKER RI

    -No.002/RI-11/2023izin KOMINFO RI

    -No.017/2023/07-11izin DEPSOS RI

    -No.01-IV/RI-11/2023Selamat Anda Terpilih

    Sebagai salah satu penerimahDana Bantuan BPJSSebesar Rp.27.000.000.

    PIN LOCKED ANDA(BP47J9S)

    UNTUK INFORMASI CARAPENERIMAAN DANABANTUAN BPJS ANDASILAHKAN HUBUNGIADMIN BPJS PUSAT

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi BPJS Ketenagakerjaan untuk mengonfirmasi kebenaran informasi bantuan dana tersebut.

    Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengatakan, informasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    "Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk berhati-hati terhadap segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan," kata Oni, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (5/4/2024).

    Ia mengatakan, seluruh informasi resmi terkait BPJS Ketenagakerjaan dapat diakses melalui situs www.bpjsketenagakerjaan.go.id.

    Dengan demikian, kita sebaiknya waspada dan tidak langsung percaya sejumlah informasi yang menjanjikan bantuan uang. Kita bisa menjadi korban penipuan.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi bantuan dana Rp 27 juta mengatasnamakan BPJS Ketenagakerjaan yang beredar di Facebook adalah hoaks.

    Deputi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan Oni Marbun mengatakan, informasi tersebut tidak benar atau hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22490) Benar, Kemenkominfo Imbau Saluran TV Ubah Azan Jadi Pemberitahuan Salat Melalui Running Text

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita



    Sebuah narasi beredar di WhatsApp dan Facebook ini, ini, ini, ini dan ini, yang menyatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI mengimbau stasiun TV mengganti sementara azan Magrib dengan pemberitahuan melalui running text atau tulisan berjalan.

    Gambar yang beredar di WhatsApp itu memperlihatkan surat dengan kop Direktorat Jenderal (Dirjen) Penyelenggara Pos dan Informatika, Kemenkominfo, bernomor B-2026/DJJPI/HM.05.08/09/2024 terkait permohonan penyiaran azan Magrib dan misa bersama Paus Fransiskus.

    Dikatakan surat itu mengimbau lembaga penyiaran untuk menyiarkan secara langsung dari awal sampai selesai, misa bersama Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, pada 5 September 2024.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah Kemenkominfo mengimbau lembaga penyiaran termasuk TV untuk mengganti azan dengan informasi running text saat siaran langsung ibadah misa bersama Paus Fransiskus?

    Hasil Cek Fakta



    Dilansir Detik.com, Dirjen Penyelenggara Pos dan Informatika Kemenkominfo menerbitkan surat bernomor B-2026/DJJPI/HM.05.08/09/2024 yang ditandatangani Wayan Toni Supriyanto.

    Poin-poin dalam surat tersebut sebagai berikut:

    Surat tersebut adalah tindak lanjut dari surat Dirjen Bimas Islam dan Dirjen Bimas Katolik, Kementerian Agama, tanggal 1 September 2024, yang meminta Kementerian Kominfo dan pool TV yang menyiarkan misa, mengatur teknis penyiaran azan Magrib dengan running text.

    Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo, Prabu Revolusi, mengkonfirmasi bahwa yang disampaikan dalam running text adalah pengumuman tiba waktu menjalankan ibadah salat Magrib, bukannya mengubah kalimat azan, sebagaimana yang diberitakan Tempo.

    "Pemberitahuan waktu (masuk) salat Magrib, bukan kalimat azannya yang diubah," kata Prabu ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta pada Rabu, 4 September 2024.

    Dia juga mengatakan imbauan seperti itu bukan pertama kali diterbitkan. Misa bersama saat itu berlangsung sejak sore hingga malam hari. Selain itu, surat tersebut sifatnya tidak mewajibkan, melainkan mengimbau. 

    Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Vincentius Adi Prasojo, mengatakan penggantian siaran azan dengan informasi waktu salat tiba dalam running text merupakan bentuk saling menghargai dalam beragama, yang juga dilaporkan Tempo.

    Berita Tempo lainnya, berisi tanggapan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah terkait penggantian sementara azan magrib dengan pemberitahuan melalui running text saat siaran langsung misa bersama Paus Fransiskus.

    MUI menyatakan bahwa penggantian siaran azan di TV dengan pemberitahuan melalui running text tidak melanggar ketentuan syariat. Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni'am Sholeh mengatakan langkah itu menjadi upaya menghormati misa umat Katolik, dan tidak menghapus pengumuman azan di saluran penyiaran publik.

    Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menyatakan pihaknya mendukung imbauan Kemenkominfo tersebut sebagai dukungan terhadap umat Katolik dalam menyambut Paus Fransiskus sebagai pimpinan keagamaan mereka.

    Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Anderyan Noor, menyatakan siaran azan di TV merupakan video rekaman, sehingga bisa digantikan dengan pengumuman melalui running text. Sementara azan sesungguhnya di masjid tetap dikumandangkan.

    “Sangat jarang Paus datang ke Indonesia, biarkan saudara-saudara kita menikmati proses ibadah tersebut. Kita kaum muslim sementara bisa menyiapkan pengingat azan melalui media lain seperti HP dan musala/masjid di sekitar tempat tinggal kita," kata dia.

    Paus Fransiskus tiba di Jakarta tanggal 3 September 2024, dan mengikuti sejumlah kegiatan termasuk misa suci bersama di Stadion GBK, Jakarta, hari Kamis, 5 September 2024. Dia berangkat dari Jakarta, melanjutkan kunjungan ke Papua Nugini pada Jumat, 6 September 2024.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Kemenkominfo mengimbau saluran penyiaran, termasuk TV, untuk mengganti sementara siaran azan Magrib dengan pemberitahuan melalui running text saat misa bersama Paus Fransiskus, adalah klaim yang benar.

    Surat itu diterbitkan untuk menghormati misa bersama Paus Fransiskus yang disiarkan secara langsung oleh sejumlah saluran televisi sore sampai malam, pada Kamis, 5 September 2024. Tiba waktu salat Magrib tetap disiarkan melalui running text.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22489) Keliru, Klaim Paus Fransiskus Datang ke Indonesia untuk Meminta Gereja Katolik Memberkati Pasangan Sesama Jenis

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/09/2024

    Berita



    Sebuah hasil tangkapan layar berita di Sindonews dengan judul “Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui” diunggah akun Thread [ arsip ] ini pada 5 September 2024.

    Unggahan tersebut disertai narasi:Jadi ini maksud tujuannya datang ke Indonesia??? Apakabar kaum Mayo di negara tersabar ini menghadapi permintaan kaum Mino yang kesannya kok makin kurang asem ya.



    Hingga artikel ini ditulis, konten tersebut sudah disukai 553 dan dibagikan 190 kali. Benarkah berita Paus Fransiskus datang ke Indonesia menyarankan gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis walau pernikahannya tak diakui? 

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa tangkapan berita yang diunggah tersebut bukan pemberitaan saat Puas Fransiskus ke Indonesia. Tangkapan berita tersebut dipublikasikan oleh Sindonews pada pada 7 Oktober 2023. 

    Dalam artikel tersebut, judul aslinya adalah "Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Bisa Berkati Pasangan Sesama Jenis". Judul tersebut ditambahkan pada konten di Threads menjadi: Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui.

    Dalam artikel aslinya, Paus menjelaskan, “Kita tidak bisa menjadi hakim yang hanya mengingkari, menolak dan mengecualikan,” ujarnya. Namun, dia menambahkan bahwa Gereja masih menganggap hubungan sesama jenis “secara objektif berdosa” dan tidak akan mengakui pernikahan sesama jenis.

    Foto yang digunakan pada konten Threads, pernah dipublikasikan milik Reuters pada 12 April 2020. Dalam artikel berjudul “Be messengers of life in a time of death,' pope says on Easter eve” tersebut, Paus Fransiskus mendesak masyarakat untuk "tidak menyerah pada rasa takut" dan fokus pada "pesan harapan". Ia memimpin Misa malam Paskah di Basilika Santo Petrus yang kosong pada hari Sabtu di tengah pandemi virus corona dan menyerukan diakhirinya perang.

    Foto serupa pernah pula digunakan sejumlah media online seperti Liputan6.com dan Merdeka.com.



    Sedangkan kedatangan Paus ke Indonesia, seperti yang diberitakan Tempo, bahwa untuk kunjungan apostoliknya pada Rabu-Jumat, 3-6 September 2024. Pimpinan Gereja Katolik Dunia itu melakukan rangkaian perjalanan kerasulannya ke Asia dan Pasifik.

    Selain Indonesia, Paus Fransiskus juga akan berkunjung ke Papua Nugini pada 6-9 September 2024, dilanjutkan dengan Timor Leste pada 9-11 September, dan Singapura pada 11-13 September mendatang.

    Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), Michael Trias Kuncahyono, menyatakan bahwa kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bertujuan untuk menghargai kebebasan beragama, terutama bagi umat Katolik.

    Dubes yang sering disapa Trias itu menambahkan bahwa tujuan lain dari kunjungan Paus Fransiskus adalah untuk mengingatkan bahwa semua orang, meskipun berbeda, tetaplah saudara. Mantan wartawan itu juga menekankan bahwa kunjungan Paus Fransiskus bukan hanya ditujukan untuk umat Katolik, tetapi untuk seluruh masyarakat Indonesia.

    Kesimpulan



    Hasil verifikasi Tempo tentang klaim Paus Fransiskus ke Indonesia untuk minta gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis adalahkeliru. 

    Faktanya tangkapan layar berita tersebut merupakan hasil suntingan, karena berbeda dengan artikel asli di Sindonews yang tayang pada Oktober 2023 lalu, sebelum Paus Fransiskus datang ke Indonesia.

    Rujukan