KOMPAS.com - Penyakit cacar monyet atau monkeypox (Mpox) diklaim telah masuk ke Bali. Informasi tersebut beredar pada awal September 2024.
Dengan kondisi itu, menurut sebuah unggahan, Pemerintah Australia telah mengeluarkan larangan untuk berlibur ke Bali.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi mengenai Mpox telah masuk ke Bali, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Pengunggah menyertakan seorang perempuan yang mengalami bentol-bentol di sekujur tubuhnya.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):
Sudah masuk di Bali. Pemerintah Australia mengeluarkan Travel Warning untuk rakyat Australia untuk TIDAK berliburan di Bali saat ini. Kita belum tahu di Jawa atau pulau2 lainnya di Indonesia sudah ada yang TERJANGKIT.
Ini penyakit Monkey Pox ?? yg sedang mengganas di Singapore dan penyakit ini akan masuk ke Negara konoha???.
Dan di HK sudah ada yg kena 60 orang. Di sydney jg sdh ada yg kena. Hrs hati2 tetap waspada (perhatian penuh) jaga kesehatan dan jangan beli makanan yg dijual di Swalayan (Super Market) karena penyakit ini lewat makanan. (apppbng)
(GFD-2024-22495) [HOAKS] Mpox Sudah Masuk Bali Awal September 2024
Sumber:Tanggal publish: 06/09/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum mendapat laporan mengenai kasus cacar monyet di wilayah Bali.
Berdasarkan laporan perkembangan situasi penyakit infeksi emerging terakhir, pada 18-24 Agustus 2024, tidak terdapat penambahan kasus konfirmasi Mpox pada periode tersebut.
Indonesia pertama kali melaporkan kasus pada 2022. Ada total 88 kasus konfirmasi Mpox yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tidak ada laporan kasus di Bali. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan belum ada penambahan kasus cacar monyet.
"Iya (tidak ada penambahan kasus). Ada 88 (kasus) sampai saat ini sejak 2022 dan tidak ada anak-anak," kata Nadia pada Kamis (29/8/2024) dikutip dari Kompas.com.
Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Bali tetap mewaspadai penyebaran cacar monyet.
Misalnya, pada penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) pada 1-3 September 2024, pemerintah mengadakan skrining mpox di bandara kedatangan internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan, meski belum ada kasus yang dilaporkan di Bali tetapi sebaiknya kewaspadaan jangan dikendurkan.
Ia meminta otoritas Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk memperketat pemeriksaan kesehatan penumpang yang masuk ke Bali.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Meskipun belum ditemukan kasusnya di Bali sudah dilakukan upaya pencegahan di bandara dan pelabuhan," kata Ketut pada Selasa (3/9/2024) dilansir Kompas.com.
Berdasarkan laporan perkembangan situasi penyakit infeksi emerging terakhir, pada 18-24 Agustus 2024, tidak terdapat penambahan kasus konfirmasi Mpox pada periode tersebut.
Indonesia pertama kali melaporkan kasus pada 2022. Ada total 88 kasus konfirmasi Mpox yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tidak ada laporan kasus di Bali. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan belum ada penambahan kasus cacar monyet.
"Iya (tidak ada penambahan kasus). Ada 88 (kasus) sampai saat ini sejak 2022 dan tidak ada anak-anak," kata Nadia pada Kamis (29/8/2024) dikutip dari Kompas.com.
Kendati demikian, Pemerintah Provinsi Bali tetap mewaspadai penyebaran cacar monyet.
Misalnya, pada penyelenggaraan Indonesia-Africa Forum (IAF) pada 1-3 September 2024, pemerintah mengadakan skrining mpox di bandara kedatangan internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI yang membidangi kesehatan, Ketut Kariyasa Adnyana mengatakan, meski belum ada kasus yang dilaporkan di Bali tetapi sebaiknya kewaspadaan jangan dikendurkan.
Ia meminta otoritas Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Gilimanuk memperketat pemeriksaan kesehatan penumpang yang masuk ke Bali.
"Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan. Meskipun belum ditemukan kasusnya di Bali sudah dilakukan upaya pencegahan di bandara dan pelabuhan," kata Ketut pada Selasa (3/9/2024) dilansir Kompas.com.
Kesimpulan
Narasi mengenai Mpox telah masuk ke Bali pada September 2024 adalah hoaks. Berdasarkan data Kemenkes belum ada kasus Mpox yang dilaporkan di Bali periode 18-24 Agustus 2024.
Meski belum ada kasus konfirmasi positif Mpox yang dilaporkan di Bali sampai awal September 2024, pemerintah tetap waspada.
Meski belum ada kasus konfirmasi positif Mpox yang dilaporkan di Bali sampai awal September 2024, pemerintah tetap waspada.
Rujukan
- https://www.facebook.com/laupo.cu.3/videos/1584906322095036
- https://www.facebook.com/reel/1651907165376750
- https://www.facebook.com/S.Anthoe/videos/737442328507959/
- https://www.facebook.com/100076331303342/videos/9167478979943001/
- https://www.facebook.com/100075795676710/videos/7324363991000406
- https://infeksiemerging.kemkes.go.id/weekly-update/perkembangan-situasi-penyakit-infeksi-emerging-minggu-epidemiologi-ke-34-tahun-2024
- https://nasional.kompas.com/read/2024/08/29/14280831/kemenkes-pastikan-belum-ada-penambahan-kasus-baru-cacar-monyet
- https://denpasar.kompas.com/read/2024/09/03/101454478/pemprov-bali-diminta-jangan-anggap-enteng-penyebaran-monkeypox
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-22494) [HOAKS] Seorang Pasien Mpox Dirawat di RSUD Abepura, Jayapura
Sumber:Tanggal publish: 06/09/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi di unggahan media sosial yang mengeklaim penyakit cacar monyet atau Mpox telah teridentifikasi pada seorang pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, Papua.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi cacar monyet atau Mpox dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Kamis (5/9/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Syalom Selamat pagi semua keluarga besar .
Jgn lupa keluar aktivitas menggunakan masker karena Hari ini saya Angela Pagawak bertugas di RS Abe sudah ada 1 pasien yg terdiagnosa Cacar monyat.
Virus ini sendiri menyebar melalui udara dgn cepat mengakibatkan gangguan pada pernafasan dan melepuh seluruh kulit manusia seperti bentol2 pada kulit yg sangat nyeri hebat, paling fatal bisa membuat orang sampai meninggal dalam waktu singkat, dan virus ini lebih mengerikan dari COVID-19.
Sekian dan Terimakasih
Tuhan melindungi kita Semua Wawa
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi cacar monyet atau Mpox dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Kamis (5/9/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Syalom Selamat pagi semua keluarga besar .
Jgn lupa keluar aktivitas menggunakan masker karena Hari ini saya Angela Pagawak bertugas di RS Abe sudah ada 1 pasien yg terdiagnosa Cacar monyat.
Virus ini sendiri menyebar melalui udara dgn cepat mengakibatkan gangguan pada pernafasan dan melepuh seluruh kulit manusia seperti bentol2 pada kulit yg sangat nyeri hebat, paling fatal bisa membuat orang sampai meninggal dalam waktu singkat, dan virus ini lebih mengerikan dari COVID-19.
Sekian dan Terimakasih
Tuhan melindungi kita Semua Wawa
Hasil Cek Fakta
Kapolsek Abepura Kompol Komarul Huda memastikan kabar seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi Mpox adalah hoaks.
"Dari pihak rumah sakit dapat terkonfirmasi bahwa memang ada pasien yang menderita cacar air, namun pihak rumah sakit belum bisa memastikan apakah pasien tersebut mengidap penyakit Mpox," kata Huda, seperti diberitakan Tribun Papua, Kamis (5/9/2024).
Ia mengatakan, pasien tersebut masih dalam penanganan medis. Pihak rumah sakit telah melakukan pengambilan sampel untuk diuji di Laboratorium Kesehatan RSUD Dok II Jayapura.
"Untuk foto yang viral tersebar di masyarakat adalah bukan pasien sebenarnya. Diduga foto tersebut sengaja dipajang guna menimbulkan kepanikan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat," ujar Huda.
Selain itu, Huda juga memastikan bahwa di RSUD Abepura tidak ada petugas bernama "Angela Pagawak" seperti dalam narasi yang beredar.
"Pihak Kepolisian akan menelusuri dengan melakukan penyelidikan terhadap penyebar informasi yang tidak benar tersebut tentang pasien pengidap Mpox sedang di rawat di RSUD Abepura," kata Huda.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi belum jelas sumbernya atau tidak bisa dipastikan kebenarannya.
"Dari pihak rumah sakit dapat terkonfirmasi bahwa memang ada pasien yang menderita cacar air, namun pihak rumah sakit belum bisa memastikan apakah pasien tersebut mengidap penyakit Mpox," kata Huda, seperti diberitakan Tribun Papua, Kamis (5/9/2024).
Ia mengatakan, pasien tersebut masih dalam penanganan medis. Pihak rumah sakit telah melakukan pengambilan sampel untuk diuji di Laboratorium Kesehatan RSUD Dok II Jayapura.
"Untuk foto yang viral tersebar di masyarakat adalah bukan pasien sebenarnya. Diduga foto tersebut sengaja dipajang guna menimbulkan kepanikan dan keresahan di tengah-tengah masyarakat," ujar Huda.
Selain itu, Huda juga memastikan bahwa di RSUD Abepura tidak ada petugas bernama "Angela Pagawak" seperti dalam narasi yang beredar.
"Pihak Kepolisian akan menelusuri dengan melakukan penyelidikan terhadap penyebar informasi yang tidak benar tersebut tentang pasien pengidap Mpox sedang di rawat di RSUD Abepura," kata Huda.
Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dengan informasi belum jelas sumbernya atau tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi seorang pasien di RSUD Abepura terinfeksi Mpox adalah hoaks.
Narasi itu memuat keterangan sosok fiktif yang tidak bekerja di RSUD Abepura. Selain itu, pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa pasien bersangkutan terinfeksi cacar air.
Narasi itu memuat keterangan sosok fiktif yang tidak bekerja di RSUD Abepura. Selain itu, pihak rumah sakit juga mengatakan bahwa pasien bersangkutan terinfeksi cacar air.
Rujukan
- https://www.facebook.com/rode.odhe/posts/pfbid0AHHFSwjEorGC67j2ReNYs34RqvVtUgFoMUqpRqQgFmyEAMwgQPEcWbMYGpah9qWml
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02rH1e8b9vsX3v6DLtmKKZqJ3ZDdJxXyi8q5hfWwY3M3ZJbJNKyL77uuVF1XwBexWzl&id=61558644900484
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02yK8X7CEp2fRySHXR6vd6xq5gPUoJ1kD4F8eE72k8QTjhpiEuHBkMwncfESSr4k2pl&id=61563365438781
- https://papua.tribunnews.com/2024/09/05/viral-pasien-cacar-monyet-dirawat-di-rsud-abepura-polisi-hoaks-ada-oknum-yang-manfaatkan-situasi
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-22493) [HOAKS] Air Rebusan Biji Alpukat Bisa Menghancurkan Batu Ginjal
Sumber:Tanggal publish: 06/09/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video di media sosial yang menyebut air rebusan biji alpukat bisa menghancurkan batu ginjal dalam tubuh.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi yang mengeklaim air rebusan biji alpukat bisa menghancurkan batu ginjal muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini dan Facebook ini, ini.
Dalam unggahan dijelaskan, rebusan air tersebut bisa digunakan selama batu ginjal belum menutupi saluran urine secara total.
Namun, setelah ditelusuri unggahan tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi yang mengeklaim air rebusan biji alpukat bisa menghancurkan batu ginjal muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Instagram ini dan Facebook ini, ini.
Dalam unggahan dijelaskan, rebusan air tersebut bisa digunakan selama batu ginjal belum menutupi saluran urine secara total.
Hasil Cek Fakta
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Ari Fahrial Syam menjelaskan, narasi tersebut adalah hoaks.
"Itu hoaks, enggak ada (penjelasan ilmiahnya)," kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2024).
Ia mengatakan, sampai saat ini tanaman herbal yang terbukti bisa menghancurkan batu ginjal adalah kumis kucing. Namun, itu pun sudah dalam bentuk fitofarmaka.
"Setahu saya sebagai seorang dokter sampai sejauh ini yang terbukti itu kumis kucing, tapi itu pun sudah difitofarmaka artinya sudah dipisahkan lagi. Bukan dari daun kumis kucingnya langsung ditumbuk dan dimimun. Sehingga, sudah lebih selektif komponen yang diambil untuk peluruh batu ginjal," ujar Ari.
Ari juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh batu ginjal. Sebab, jika tidak ditangani dengan tepat akan menjadi infeksi kronis dan gagal ginjal.
Menurut Ari, jika mengonsumsi obat herbal untuk mengatasi batu ginjal perlu dikonsultasikan ke dokter.
Hal senada juga disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir. Menurut dia, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan air rebusan biji alpukat dapat menghancurkan batu ginjal.
"Itu belum ada bukti dari jurnal, jadi harus ada penelitiannya dan aku belum baca," kata Andi Kamis (5/9/2024).
Ia mengatakan, tanaman herbal yang sejauh ini terbukti bisa menghancurkan batu ginjal yakni kumis kucing. Namun, jika batu ginjal sudah menyumbat saluran urine harus ada intervensi dari dokter.
"Itu hoaks, enggak ada (penjelasan ilmiahnya)," kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (6/9/2024).
Ia mengatakan, sampai saat ini tanaman herbal yang terbukti bisa menghancurkan batu ginjal adalah kumis kucing. Namun, itu pun sudah dalam bentuk fitofarmaka.
"Setahu saya sebagai seorang dokter sampai sejauh ini yang terbukti itu kumis kucing, tapi itu pun sudah difitofarmaka artinya sudah dipisahkan lagi. Bukan dari daun kumis kucingnya langsung ditumbuk dan dimimun. Sehingga, sudah lebih selektif komponen yang diambil untuk peluruh batu ginjal," ujar Ari.
Ari juga mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap remeh batu ginjal. Sebab, jika tidak ditangani dengan tepat akan menjadi infeksi kronis dan gagal ginjal.
Menurut Ari, jika mengonsumsi obat herbal untuk mengatasi batu ginjal perlu dikonsultasikan ke dokter.
Hal senada juga disampaikan dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir. Menurut dia, sampai saat ini belum ada penelitian yang membuktikan air rebusan biji alpukat dapat menghancurkan batu ginjal.
"Itu belum ada bukti dari jurnal, jadi harus ada penelitiannya dan aku belum baca," kata Andi Kamis (5/9/2024).
Ia mengatakan, tanaman herbal yang sejauh ini terbukti bisa menghancurkan batu ginjal yakni kumis kucing. Namun, jika batu ginjal sudah menyumbat saluran urine harus ada intervensi dari dokter.
Kesimpulan
Narasi yang mengeklaim air rebusan biji alpukat bisa menghancurkan batu ginjal adalah hoaks.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan, tidak ada bukti ilmiah soal klaim tersebut. Sampai saat ini tanaman herbal yang terbukti bisa menghancurkan batu ginjal adalah kumis kucing.
Dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir juga menyebut belum pernah menemukan penelitian soal khasiat air rebusan biji alpukat dapat menghancurkan batu ginjal.
Dokter spesialis penyakit dalam sekaligus Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menjelaskan, tidak ada bukti ilmiah soal klaim tersebut. Sampai saat ini tanaman herbal yang terbukti bisa menghancurkan batu ginjal adalah kumis kucing.
Dokter spesialis penyakit dalam Andi Khomeini Takdir juga menyebut belum pernah menemukan penelitian soal khasiat air rebusan biji alpukat dapat menghancurkan batu ginjal.
Rujukan
(GFD-2024-22492) [KLARIFIKASI] Foto Budi Arie Dibaptis di Sungai Yordan, Bukan Air Banjir
Sumber:Tanggal publish: 06/09/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar foto di media sosial yang menampilkan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi sedang dibaptis.
Narasi yang beredar menyebutkan bahwa Budi Arie dibaptis dengan dengan air banjir.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut memiliki informasi yang keliru. Namun, postingan itu merupakan satire.
Foto Budi Arie dibaptis dengan air banjir disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):
Efek di baptis pake Aer banjir,denger suara adzan aje kejangBukan maen kesaktian netizen Nemu aja Poto bapak ini
Sementara berikut teks yang disertakan pada foto:
Tangan orang Facebook sadis sadis. Foto Menteri Kominfo lagi dibaptis tahun 2014 isi komennya: gini nih hasilnya kalau dibaptis pakai air banjir.
Narasi yang beredar menyebutkan bahwa Budi Arie dibaptis dengan dengan air banjir.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut memiliki informasi yang keliru. Namun, postingan itu merupakan satire.
Foto Budi Arie dibaptis dengan air banjir disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):
Efek di baptis pake Aer banjir,denger suara adzan aje kejangBukan maen kesaktian netizen Nemu aja Poto bapak ini
Sementara berikut teks yang disertakan pada foto:
Tangan orang Facebook sadis sadis. Foto Menteri Kominfo lagi dibaptis tahun 2014 isi komennya: gini nih hasilnya kalau dibaptis pakai air banjir.
Hasil Cek Fakta
Foto yang beredar kemungkinan besar memang bersumber dari akun Facebook Budi Arie Setiadi pada 2014.
Kendati demikian, akun Facebook Budi Arie kini dikunci sehingga profilnya tidak dapat dilihat oleh publik.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek foto tersebut dengan metode reverse image search.
Hasil pencarian di Bing mengarahkan ke gambar di situs MintPress News.
Artikel tersebut membahas mengenai Evangelis Jair Bolsonaro dibaptis di Sungai Yordan, Mei 2016.
Lokasi Budi Arie dibaptis sama persis dengan lokasi dalam foto Bolsonaro, yakni di Sungai Yordan.
Sungai Yordan dialiri oleh hulu sungai yang bermula di dekat kaki Gunung Hermon, yang sekarang menjadi perbatasan Suriah dan Lebanon.
Google Street View Sungai Yordan dapat dilihat di sini.
Adapun konten yang beredar di media sosial merupakan satire. Postingan yang beredar itu menjadi bahan guyonan, meskipun informasi yang keliru perlu diluruskan.
Berdasarkan tangkapan layar foto, konten tersebut diambil pada Juli 2024, usai kasus peretasan sistem pusat data nasional (PDN).
Dilansir Kompas.com, ketika ditanyai mengenai kasus peretasan tersebut, Budi Arie Setiadi masih bisa bersyukur dan mengucap "alhamdulillah".
Konten satire tersebut kemudian disebarkan ulang pada September 2024.
Kendati demikian, akun Facebook Budi Arie kini dikunci sehingga profilnya tidak dapat dilihat oleh publik.
Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek foto tersebut dengan metode reverse image search.
Hasil pencarian di Bing mengarahkan ke gambar di situs MintPress News.
Artikel tersebut membahas mengenai Evangelis Jair Bolsonaro dibaptis di Sungai Yordan, Mei 2016.
Lokasi Budi Arie dibaptis sama persis dengan lokasi dalam foto Bolsonaro, yakni di Sungai Yordan.
Sungai Yordan dialiri oleh hulu sungai yang bermula di dekat kaki Gunung Hermon, yang sekarang menjadi perbatasan Suriah dan Lebanon.
Google Street View Sungai Yordan dapat dilihat di sini.
Adapun konten yang beredar di media sosial merupakan satire. Postingan yang beredar itu menjadi bahan guyonan, meskipun informasi yang keliru perlu diluruskan.
Berdasarkan tangkapan layar foto, konten tersebut diambil pada Juli 2024, usai kasus peretasan sistem pusat data nasional (PDN).
Dilansir Kompas.com, ketika ditanyai mengenai kasus peretasan tersebut, Budi Arie Setiadi masih bisa bersyukur dan mengucap "alhamdulillah".
Konten satire tersebut kemudian disebarkan ulang pada September 2024.
Kesimpulan
Foto Budi Arie dibaptis dengan air banjir merupakan satire.
Foto yang beredar berlokasi di Sungai Yordan. Foto dari Facebook Budi Arie pada 2014 disebarkan ulang pada Juli 2024, usai kasus sistem pusat data nasional (PDN) diretas.
Foto yang beredar berlokasi di Sungai Yordan. Foto dari Facebook Budi Arie pada 2014 disebarkan ulang pada Juli 2024, usai kasus sistem pusat data nasional (PDN) diretas.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo?fbid=984221133461578&set=a.107555267794840
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122131680914328308&set=a.122103310010328308
- https://www.facebook.com/photo?fbid=880067700845585&set=gm.1171804693881672&idorvanity=259598588435625
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=463239583159125&set=a.312602418222843
- https://www.bing.com/images/search?view=detailV2&insightstoken=bcid_rzySTg.Cx3cHAQ*ccid_PJJOD8LH&form=SBIHMP&iss=VSI&sbisrc=ImgPicker&idpbck=1&sbifsz=574+x+346+%c2%b7+22.63+kB+%c2%b7+png&sbifnm=Screenshot+2024-09-05+111133.png&thw=574&thh=346&ptime=32&dlen=30896&expw=620&exph=396&selectedindex=10&id=7F8D51BD5319FFF545BA4780D0E8D238002A9332&ccid=LwYags58&vt=2&sim=11&simid=608023132106591480&ck=101D1AF74EE875D3D7B0CD0AF3E70862&thid=OIP.LwYags58qMXxKj13dVAUvAHaEu&mediaurl=
- https%3A%2F%2Fwww.mintpressnews.com%2Fwp-content%2Fuploads%2F2018%2F11%2F17036132_edited.jpg&pivotparams=insightsToken%3Dbcid_SzySTg.Cx3cHqxcxoNWLuD9SqbotqVTdPx8
- https://www.mintpressnews.com/with-netanyahu-visit-israel-and-brazil-cement-their-ethno-nationalist-bonds/251356/
- https://www.google.com/maps/place/Jordan+River/@32.4736445,35.5749776,3a,75y,117.69h,93.94t/data=!3m8!1e1!3m6!1sAF1QipN_19KQGEWAn7waLvUAbgy60YV_FuulQ9NwM7_r!2e10!3e11!6s%2F%2Flh5.ggpht.com%2Fp%2FAF1QipN_19KQGEWAn7waLvUAbgy60YV_FuulQ9NwM7_r%3Dw900-h600-k-no-pi-3.9377202956921025-ya117.69224191833005-ro0-fo100!7i5656!8i2828!4m9!3m8!1s0x151cf2b17acb4f8d:0xd2cc3c98dd2eaaf7!8m2!3d32.4767389!4d35.5697717!10e5!14m1!1BCgIgARICCAI!16zL20vMGN2eTU?coh=205410&entry=ttu&g_ep=EgoyMDI0MDkwMi4xIKXMDSoASAFQAw%3D%3D
- https://nasional.kompas.com/read/2024/06/28/05425631/menkominfo-masih-bisa-bilang-alhamdulillah-usai-pdn-diretas-ini-sebabnya
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 1031/6022