• (GFD-2024-22507) [KLARIFIKASI] Konten Satire, Sampul Majalah Tempo Bahas Akun Kaskus Fufufafa

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar sampul majalah Tempo yang menampilkan karikatur wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka.

    Dalam unggahan, majalah tersebut membahas posting kontroversial akun Kaskus Fufufafa yang diduga milik Gibran.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, konten tersebut merupakan satire.

    Sampul majalah Tempo membahas akun Kaskus Fufufafa yang diduga milik Gibran, disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut judul majalahnya:

    PUSING NGAPUSIN JEJAK FUFUFAFA DI KASKUS

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):

    jejak Fufufafa di X , musibah bagi bangsa kalo terjadi apa2 dgn prabowo

    Hasil Cek Fakta

    Poster yang beredar bersumber dari majalah Tempo edisi 15 Oktober 2023.

    Poster tersebut memang menampilkan karikatur Gibran. Namun, judul majalah berbeda dengan majalah aslinya. Versi aslinya berjudul "Gerilya untuk Putra Mahkota".

    Majalah Tempo edisi tersebut membahas mengenai pencalonan Gibran sebagai pasangan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024, serta dukungan dari Presiden Joko Widodo.

    Judul pada sampul majalah Tempo disunting, kemudian diganti dengan narasi satire.

    Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi CEO Tempo Digital Wahyu Dhyatmika untuk mengklarifikasi konten manipulatif bernada satire tersebut.

    Ia lantas mengarahkan pada artikel Cek Fakta Tempo.co ini.

    Pimpinan Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra mengatakan, Tempo tidak pernah memproduksi majalah dengan judul "Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus”.

    "Tempo tidak pernah membuat cover seperti ini. Tindakan ini jelas tidak bertanggung jawab itu merugikan Tempo. Kami berharap publik tidak mempercayainya," kata Setri, Selasa (3/9/2024).

    Kesimpulan

    Sampul majalah Tempo membahas akun Kaskus Fufufafa yang diduga milik Gibran merupakan satire.

    Pimpinan Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra memastikan Tempo tidak pernah memproduksi majalah dengan judul tersebut.

    Sampul majalah Tempo edisi 15 Oktober 2023 disunting dan diganti dengan konten satire terkait Gibran.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22506) [SALAH]: Tanaman Tapak Dara dapat menyembuhkan kanker

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 08/09/2024

    Berita

    TIDAK PERLU OPERASI DAN KEMO, AMPUH TUNPAS SEL KANKER GANAS

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah klaim bahwa tanaman tapak dara mampu menyembuhkan kanker tanpa melakukan operasi.

    Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.

    Disadur dari artikel periksa fakta Tempo, Dalam jurnal berjudul “A Comprehensive Review on Catharanthus roseus L. (G.) Don: Clinical Pharmacology, Ethnopharmacology and Phytochemistry,” para peneliti mengidentifikasi sekitar 400 alkaloid yang terdapat dalam tanaman tapak dara. Di antara alkaloid tersebut, terdapat 130 jenis alkaloid indol monoterpenoid (MIA), termasuk dua alkaloid dimer yang paling penting karena sifat sitotoksiknya, yaitu vincristine dan vinblastine. Alkaloid lainnya yang juga ditemukan meliputi deoxyvinblastine, leurocristine, leurosine, leurosidine, pleurosin, roseadine, rosicine, vinacardine, vincolinine, dan vindolicine. Penelitian ini menunjukkan bahwa vincristine dan vinblastine memiliki kemampuan untuk memperlambat pertumbuhan tumor, leukemia, dan limfoma, sehingga menunjukkan sifat antikanker.

    Dr. Heru Wiyono, SpPD FINASIM, dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (Ubaya), menjelaskan bahwa ada beberapa pendekatan medis dalam terapi kanker.

    “Terapi kanker dapat dilakukan melalui kemoterapi, operasi, radiasi, dan yang terbaru adalah imunoterapi, yang memanfaatkan mekanisme sistem kekebalan untuk menyerang sel kanker yang dianggap benda asing,” jelas Heru.

    Heru lebih lanjut menjelaskan bahwa kemoterapi adalah metode terapi kanker yang menggunakan berbagai obat-obatan untuk membunuh sel kanker. “Vincristine dan vinblastine adalah contoh obat kemoterapi yang bekerja dengan mengganggu proses mitosis, sehingga menghambat pertumbuhan sel kanker,” tambahnya.

    Namun, karena jenis kanker sangat bervariasi dan memiliki sensitivitas yang berbeda-beda, tidak semua pasien menjalani kemoterapi saja; beberapa mungkin memerlukan kombinasi dengan radiasi atau operasi. “Jika kanker sudah berkembang pesat dan menekan jaringan di sekitarnya, menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, sakit kepala berat karena tekanan pada otak, atau sumbatan usus, operasi dapat dipertimbangkan untuk pasien tersebut,” kata Heru.

    Heru juga menyoroti bahwa kadar vincristine dan vinblastine yang diperoleh dari senyawa vindoline dalam tanaman tapak dara tidak banyak, sehingga memerlukan proses ekstraksi. Selain itu, kadar vindoline di alam dapat sangat bervariasi, sehingga efek samping dan dosis yang tepat sulit ditentukan.

    Heru sangat menganjurkan agar masyarakat yang bermaksud menggunakan tanaman tapak dara untuk mengobati kanker berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter keluarga atau dokter di pelayanan kesehatan primer. “Hal ini untuk menghindari risiko overdosis dan timbulnya efek samping yang tidak diinginkan,” tegasnya.

    Kesimpulan

    Klaim tanaman tapak dara digunakan untuk pengobatan kanker tidak benar, FDA tidak menyetujui catharanthus roseus atau Tanaman Tapak Dara sebagai obat anti kanker. Namun alkaloid bioaktif yaitu vincristine dan vinblastine yang terkandung dalam tanaman tersebut digunakan sebagai senyawa kunci dalam obat-obat kanker.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22505) Cek Fakta: Tidak Benar Bupati Brebes Terjangkit Cacar Monyet

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/09/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar terjangkit cacar monyet. Postingan itu beredar sejak akhir pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 7 September 2024.
    Dalam postingannya terdapat foto seseorang sedang berbaring dengan wajah penuh benjolan seperti terkena cacar. Postingan itu disertai narasi:
    "Info pentingUntuk rekan2 Jaga kesehatan ...mohon ke mana2 PAKE MASKER lagi..Virus Monyet sdh sampai Brebes, ini Bupati Brebes korban pertama...🙈🙈🙊 ati2 waspada jaga jarak jgn bergerombol kumpul2"
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar terjangkit cacar monyet?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan bantahan dari Pemerintah Kabupaten Brebes. Bantahan tersebut diunggah dalam artikel berjudul "Tersebar Hoax Pj Bupati Brebes Terjangkit Monkeypox" yang diunggah di laman Brebeskab.go.id pada 7 September 2024.
    Dalam artikel itu terdapat penjelasan dari Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan statistik (Dinkominfotik) Kabupaten Brebes Tatag Koes Adianto.
    "Informasi yang tersebar di WA maupun medsos lainnya yang menyatakan Pj Bupati Brebes terserang cacar monyet atau Monkeypox tidak benar (hoaks). Kepada seluruh warga untuk berhati-hati dalam menerima segala informasi, jangan sampai ditelan mentah-mentah. Saring dulu segala informasi akan kebenarannya, apakah fakta atau hoaks," ujar Tatag.
    Di sisi lain, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes Ineke Tri Sulistyowaty juga mengklarifikasi kalau saat ini tengah viral di media sosial terutama di WAG tentang kasus tersebut.
    "Terkait pasien terduga Mpox yang dirawat di RSUD Brebes, setelah mendapatkan pemeriksaan dokter spesialis kulit hanya menderita cacar air atau varicella. Pasien pada Jumat 6 September 2024 kondisinya sudah baik dan diperbolehkan pulang. Sejauh ini tidak ada laporan, adanya penularan cacar dari pasien tersebut ke orang lain atau keluarganya," kata Ineke.

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar terjangkit cacar monyet adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22504) [HOAKS] Tautan untuk Aktivasi Fitur Paylater Dana

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar unggahan di media sosial yang menyertakan tautan yang diklaim untuk aktivasi fitur paylater di aplikasi Dana.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut palsu.

    Tautan aktivasi paylater di Dana dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Kini telah hadir fitur terbaru dari kami DANA PAYLATER jika anda berminat menggunakan fasilitas terbaru dari kami silahkan langsung daftar di sini.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecak tautan tersebut menggunakan WhereGoes, untuk mengetahui situs yang dituju.

    Hasilnya, tautan tidak mengarah ke situs resmi Dana. Adapun, situs resmi Dana adalah https://www.dana.id/.

    Sementara itu, menurut Pusat Bantuan Dana, fitur Paylater masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia untuk semua pengguna.

    "Nantikan informasi selanjutnya di website dan kanal resmi media sosial Dana Indonesia," demikian penjelasan yang tertulis.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan aktivasi fitur paylater di aplikasi Dana yang beredar di Facebook adalah hoaks.

    Tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi Dana. Selain itu, fitur Dana Paylater masih dalam tahap pengembangan dan belum tersedia untuk semua pengguna.

    Rujukan