• (GFD-2024-22977) [PENIPUAN] Lowongan Kerja di KP2KP Makale

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    PT. KP2KP MAKALA
    POSISI
    Admin data
    Staff kantoran
    Telemarketing
    PERSYARATAN
    Lamaran kerja
    RiwYAT HIDUP
    Ktp/kk
    Fto 3×4 1 lembar
    Berpenampilan menarik
    Usia 18 sampai 38 tahun
    SMA / SMK/Diploma / sarjana
    BENEFIT
    Kos di tanggung
    Bpjs di tanggung
    Jenjang karir
    Gaji 2 – 3 juta perbulan
    No target
    Jam kerja senin – jumat
    08.30 – 17:00
    Ms. Karina
    081260746257

    Hasil Cek Fakta

    Pada tanggal 6 September 2024, beredar postingan di grup Facebook membagikan lowongan kerja di KP2KP Makale. Pada flyer yang dibagikan KP2KP Makale membutuhkan admin data, staf kantor dan telemarketing. Tertulis juga kualifikasi serta keuntungan yang di dapat oleh pelamar.

    Berdasar hasil penelusuran, akun resmi dari Pajak Kendari menyatakan bahwa lowongan tersebut merupakan modus penipuan. Pajak Kendari pada akun Facebook resminya mengunggah tangkapan layar lowongan kerja tersebut.

    Pihaknya meminta masyarakat berhati-hati terhadap penipuan lowongan kerja mengatasnamakan unit kerja di wilayah Kanwil DJP Sulselbartra apalagi meminta pungutan biaya. Jika ada informasi yang mencurigakan, masyarakat diminta menghubungi Kring Pajak di 1500200 atau kunjungi pajak.go.id.

    Informasi perekrutan pegawai resmi hanya di rekrutmen.kemenkeu.go.id, sehingga lowongan kerja di KP2KP Makale adah modus penipuan online lowongan kerja.

    Kesimpulan

    Faktanya melalui akun Facebook Pajak Kendari menegaskan lowongan tersebut tidak benar dan meminta masyarakat berhati-hati terhadap penipuan mengatasnamakan unit kerja di wilayah Kanwil DJP Slbartra.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22976) [BELUM TERBUKTI]: Air rebusan sirih untuk mengobati mata buram

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    Cara mengobati mata buram

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video berisi klaim bahwa air sirih mampu mengatasi mata yang buram. Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.

    Air rebusan daun sirih tidak aman digunakan untuk mata karena tingkat keasamannya tidak sesuai dengan pH normal mata. Penggunaan air sirih bisa merusak lapisan kornea dan meningkatkan risiko infeksi, terutama keratitis jamur, yang dapat menyebabkan kebutaan. Selain itu, daun sirih tidak steril dan mengandung mikroorganisme yang bisa membahayakan mata. Disarankan untuk tidak mempercayai klaim manfaat air sirih untuk mata dan selalu konsultasikan masalah mata dengan dokter spesialis.

    Dengan demikian klaim air rebusan sirih mampu mengatasi mata buram tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Air rebusan daun sirih tidak aman untuk mata karena tingkat keasamannya dapat merusak kornea dan meningkatkan risiko infeksi seperti keratitis jamur, yang bisa menyebabkan kebutaan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22975) PENIPUAN] Bupati Kasmarani Bagikan Bantuan Lewat WA

    Sumber: WhatsApp.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    /mengirim bukti tf/
    Alhamdulillah ini donasi dari saya dan keluarga saya, semoga berkah dan bermanfaat, amin ya rabbal'alamin
    InsyaAllah nanti akan ada dana bantuan tambahan lagi amanah dari saya dan rekan rekan saya untuk Ponpes MQBS Bengkalis dan Titipan dana amanah dari saya untuk Yayasan Ponpes Al Muttaqien Lampung sekalian

    Hasil Cek Fakta


    Disadur dari Diskominfotik Bengkalis.

    Kembali beredar nomor WhatsApp memasang nama dan foto profil Bupati Bengkalis Kasmarani. Akun tersebut menghubungi salah satu yayasan bertujuan untuk mengirimkan bantuan tunai. Pada tangkapan layar percakapan yang beredar, Bupati Kasmarani mengirimkan bukti transfer sebesar 5 juta untuk bantuan pertama, karena akan ada bantuan tambahan dari rekan-rekan Kasmarani sebutnya.

    Faktanya nomor WhatsApp tersebut bukan milik Kasmarani. Diskominfotik Bengkalis membagikan tangkapan layar akun WhatsApp tersebut. Dilansir dari situs resmi diskominfotik.bengkaliskab.go.id, Kasmarani mengimbau masyarakat mewaspadai aksi penipu dengan berbagai modus. Jangan mudah percaya dengan bukti transfer yang mudah di edit.

    Kasmarani juga meminta aparat penegak hukum untuk mengusut modus penipuan yang mengatasnamakan pejabat tersebut.
    Sehingga akun WhatsApp mengatasnamakan Kasmarani yang mengirimkan bantuan disertai bukti transfer yang palsu merupakan konten tiruan.

    Kesimpulan

    Bupati Bengkalis Kasmarani menyatakan akun-akun yang mengatasnamakan dirinya adalah modus penipuan dan jangan lupa konfirmasi kebenaran kepada pihak terkait.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22974) [PENIPUAN]: Pengakuan Sri Mulyani tentang obat herbal rekomendasi Dokter Terawan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 26/09/2024

    Berita

    Hipertensi telah merenggut nyawa semua kerabat saya dan saya merasa bahwa saya akan segera mati juga. Namun berkat obat ini saya lupa akan tekanan darah tinggi, nyeri dada dan kelelahan kronis. Obat revolutioner baru telah menyelamatkan nyawa puluhan ribu orang Indonesia. Hal pertama yang akan anda alami, jika tidak mengkonsumsi obat ini adalah kematian akibat hipertensi, operasi yang mahal dan rumit atau hidup dalam siksaan………

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa nyawa Sri Mulyani dan kerabatnya sembuh berkat obat hipertensi rekomendasi Dokter Terawan yang tidak dijual di apotek. Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.

    Faktanya, video yang dimaksud tampaknya merupakan hasil manipulasi atau deepfake, di mana teknologi kecerdasan buatan digunakan untuk mengubah atau memalsukan konten visual dan audio, terutama dalam wawancara dengan tokoh publik seperti Sri Mulyani. Tanda-tanda seperti gerakan bibir yang tidak wajar, wajah yang tampak tidak sinkron dengan audio, serta ketidakcocokan konten (seperti klaim terkait obat hipertensi yang tidak ada dalam wawancara asli) menjadi indikasi kuat bahwa video tersebut telah diedit.

    Selain itu, keterlibatan Dokter Terawan dalam video palsu juga memperkuat dugaan ini. Dokter Terawan seringkali dijadikan target manipulasi deepfake dalam isu-isu terkait kesehatan. Ini menandakan adanya pola pemalsuan untuk menyebarkan informasi salah, khususnya di bidang medis.

    Menurut laman Kementerian Kesehatan, seseorang dapat didiagnosis hipertensi apabila hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan tekanan sistol ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastol ≥ 90 mmHg pada lebih dari satu kunjungan. Hipertensi adalah kondisi umum yang prevalensinya pada orang dewasa berkisar antara 30-45%, dan meningkat seiring bertambahnya usia, dengan prevalensi lebih dari 60% pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

    Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA, menegaskan bahwa hipertensi yang tidak terkontrol dapat menjadi penyebab utama penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi adalah penyakit kronis yang tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan. Pengendalian tekanan darah secara efektif dapat mengurangi risiko penyakit serius tersebut.

    Pencegahan hipertensi melibatkan pengendalian faktor risiko seperti merokok, diet tidak sehat, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Mengendalikan tekanan darah terbukti mengurangi risiko stroke sebesar 30-40% dan penyakit jantung koroner sebesar 20%. Dr. Erwinanto juga merekomendasikan pola makan sehat dengan sayur, buah, ikan, dan sedikit lemak jenuh serta gula, diiringi olahraga rutin dan pembatasan konsumsi garam hingga 5-6 gram per hari.

    Dengan demikian klaim tersebut tidak benar dengan kategori konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Video yang mengaitkan Sri Mulyani dengan pernyataan tentang obat hipertensi adalah keliru dan merupakan hasil deepfake. Video asli sebenarnya adalah wawancara Sri Mulyani dengan Patsy Widakuswara dari VOA yang membahas topik geopolitik dan tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai tuan rumah KTT G-20 di Bali. Tidak ada pernyataan terkait obat hipertensi dalam wawancara asli tersebut.

    Rujukan