tirto.id - Wabah virus Mpox kini menjadi sorotan, sejak Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) menetapkan keadaan darurat terkait wabah Mpox pada pekan kedua Agustus 2024. Pasalnya, WHO merekam ada peningkatan kasus dan kematian akibat Mpox di negara-negara Afrika.
Peningkatan kasus dan kematian ini disebabkan oleh virus Mpox klad 1b. Hingga awal Agustus 2024, kasus Mpox sudah tercatat lebih dari 15.600 kasus dan 537 kasus kematian.
Dalam konteks Indonesia, Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes (Kemenkes), Achmad Farchany Tri Adryanto, menyampaikan, hingga pekan ketiga Agustus 2024, telah ditemukan 88 kasus Mpox dalam kurun waktu 2023-2024. Rinciannya, ditemukan satu kasus pada 2022, lalu 73 kasus pada 2023, dan 14 kasus tahun ini.
Kondisi ini lantas menimbulkan kekhawatiran di tengah masyarakat, termasuk di Indonesia. Di media sosial, Mpox menjadi perbincangan hangat di antara beberapa akun lokal. Akun Facebook bernama “Cinta Damayanti” dan “Burex” (arsip), misalnya, menyebarkan narasi yang menyebut bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox.
Dalam unggahannya, kedua akun tersebut menyertakan gambar seorang pria yang nampak sedang berbaring. Wajah pria tersebut tampak terjangkit penyakit kulit dan memiliki banyak bintik. Terdapat juga keterangan tertulis pada gambar tersebut yang berbunyi:
“Jaga kesehatan utk rekan2 Virus monyet sdh sampai Brebes, ini bupati Brebes korban pertama.
Ttp semangat dan jaga kesehatan buat teman2 cacar monyet sudah mulai mewabah ini bupati brebes korban pertama."
Sepanjang Minggu (8/9/2024) hingga Rabu (11/9/2024), atau selama tiga hari tersebar di Facebook, salah satu unggahan tersebut telah memperoleh empat tanda suka dan delapan komentar.
Lantas, benarkah narasi yang menyebut bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox?
(GFD-2024-22589) Tidak Benar Pj Bupati Brebes Terjangkit Mpox
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Untuk diketahui, Mpox merupakan penyakit yang disebabkan oleh Orthopoxvirus. Pada asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Meski begitu, penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.
Meski awalnya disebut monkeypox, sejak tahun 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penyebutan nama penyakitnya menjadi Mpox, untuk menghapus stigma terkait penyakit ini.
Mpox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam Mpox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.
Adapun gejala Mpox umumnya berupa demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan), dan ruam atau lesi kulit.
Kemudian, kembali ke klaim yang menyebut bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox. Sebagai informasi, narasi dalam unggahan tersebut tidak menyebutkan siapa nama Bupati Brebes yang diklaim terkena Mpox tersebut. Sedangkan saat ini Penjabat Bupati Brebes dipegang oleh Iwanuddin Iskandar.
Selanjutnya, Tirto memasukan kata kunci nama Penjabat Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar ke mesin pencarian Google. Hasilnya, kami menemukan foto asli Penjabat Bupati Brebes tersebut tidak mirip dengan foto pria yang disertakan dalam unggahan, seperti yang dapat dilihat di situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kemungkinan besar, foto pria dalam unggahan tersebut bukanlah Penjabat Bupati Brebes.
Penelusuran dilanjutkan dengan memasukan kata kunci “Bupati Brebes terjangkit Mpox” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan keterangan resmi dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang menyatakan klaim bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox adalah hoaks. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Dinkominfotik) Kabupaten Brebes, Tatag Koes Adianto.
“Informasi yang tersebar di WhatsApp maupun medsos lainnya yang menyatakan Pj Bupati Brebes terserang cacar monyet atau Monkeypox tidak benar (hoaks),” ujar Tatag, seperti dilansir dari situs Pemprov Jateng, Senin (9/9/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Ineke Tri Sulistyowaty, menjelaskan bahwa memang sempat ada pasien terduga Mpox di wilayah Kabupaten Brebes. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan pasien tersebut ternyata hanya menderita cacar air.
“Setelah mendapatkan pemeriksaan dokter spesialis kulit, (pasien itu) hanya menderita cacar air atau varicella. Pasien pada Jumat 6 September 2024 kondisinya sudah baik dan diperbolehkan pulang. Sejauh ini tidak ada laporan (tentang) adanya penularan cacar dari pasien tersebut ke orang lain atau keluarganya,” ungkap Ineke.
Lebih lanjut, Ineke mengimbau warga Brebes untuk tetap waspada terhadap penyakit menular dengan selalu berperilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan pakai sabun, serta melaksanakan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
“Saya tandaskan, di Kabupaten Brebes sampai dengan saat ini tidak ada Monkeypox. Brebes zero Mpox/cacar monyet,” tandas Ineke.
Meski awalnya disebut monkeypox, sejak tahun 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan penyebutan nama penyakitnya menjadi Mpox, untuk menghapus stigma terkait penyakit ini.
Mpox menyebar dari orang ke orang melalui kontak erat dengan seseorang yang memiliki ruam Mpox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.
Adapun gejala Mpox umumnya berupa demam, sakit kepala hebat, nyeri otot, sakit punggung, lemas, pembengkakan kelenjar getah bening (di leher, ketiak atau selangkangan), dan ruam atau lesi kulit.
Kemudian, kembali ke klaim yang menyebut bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox. Sebagai informasi, narasi dalam unggahan tersebut tidak menyebutkan siapa nama Bupati Brebes yang diklaim terkena Mpox tersebut. Sedangkan saat ini Penjabat Bupati Brebes dipegang oleh Iwanuddin Iskandar.
Selanjutnya, Tirto memasukan kata kunci nama Penjabat Bupati Brebes Iwanuddin Iskandar ke mesin pencarian Google. Hasilnya, kami menemukan foto asli Penjabat Bupati Brebes tersebut tidak mirip dengan foto pria yang disertakan dalam unggahan, seperti yang dapat dilihat di situs resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kemungkinan besar, foto pria dalam unggahan tersebut bukanlah Penjabat Bupati Brebes.
Penelusuran dilanjutkan dengan memasukan kata kunci “Bupati Brebes terjangkit Mpox” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan keterangan resmi dari situs Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang menyatakan klaim bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox adalah hoaks. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Dinkominfotik) Kabupaten Brebes, Tatag Koes Adianto.
“Informasi yang tersebar di WhatsApp maupun medsos lainnya yang menyatakan Pj Bupati Brebes terserang cacar monyet atau Monkeypox tidak benar (hoaks),” ujar Tatag, seperti dilansir dari situs Pemprov Jateng, Senin (9/9/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Ineke Tri Sulistyowaty, menjelaskan bahwa memang sempat ada pasien terduga Mpox di wilayah Kabupaten Brebes. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan pasien tersebut ternyata hanya menderita cacar air.
“Setelah mendapatkan pemeriksaan dokter spesialis kulit, (pasien itu) hanya menderita cacar air atau varicella. Pasien pada Jumat 6 September 2024 kondisinya sudah baik dan diperbolehkan pulang. Sejauh ini tidak ada laporan (tentang) adanya penularan cacar dari pasien tersebut ke orang lain atau keluarganya,” ungkap Ineke.
Lebih lanjut, Ineke mengimbau warga Brebes untuk tetap waspada terhadap penyakit menular dengan selalu berperilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan pakai sabun, serta melaksanakan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
“Saya tandaskan, di Kabupaten Brebes sampai dengan saat ini tidak ada Monkeypox. Brebes zero Mpox/cacar monyet,” tandas Ineke.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan bukti yang membenarkan klaim bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox.
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Dinkominfotik) Kabupaten Brebes, Tatag Koes Adianto, telah membantah klaim tersebut.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Dinkominfotik) Kabupaten Brebes, Tatag Koes Adianto, telah membantah klaim tersebut.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa Bupati Brebes terjangkit Mpox bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Rujukan
- https://tirto.id/kembali-darurat-mewaspadai-peluang-mpox-sebagai-pandemi-baru-g21U
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=505280838889961&set=a.133806862704029
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=2414632508927891&set=a.164041050653726
- https://ghostarchive.org/archive/QnS9b
- https://infeksiemerging.kemkes.go.id/document/download/wQz
- https://www.who.int/news/item/28-11-2022-who-recommends-new-name-for-monkeypox-disease
- https://setda.jatengprov.go.id/konten/profilstruktural
- https://jatengprov.go.id/beritadaerah/hoaks-pj-bupati-brebes-terjangkit-monkeypox/
(GFD-2024-22588) Hoaks Paus Minta Gereja Indonesia Legalkan Pasangan Sesama Jenis
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2024
Berita
tirto.id - Kedatangan Pemimpin Gereja Katolik sedunia, Paus Fransiskus, dalam perjalanan Apostolik ke Indonesia, ramai mendapat perhatian dari masyarakat, termasuk di media sosial. Meski tak jarang, narasi yang beredar tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Sebelumnya, Tirto telah melakukan pemeriksaan fakta terkait informasi dalam bentuk poster yang menyebut organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menolak kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia. Hasilnya, klaim tersebut adalah hoaks.
Baru-baru ini, kembali beredar klaim yang menyebut bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik di Indonesia untuk memberkati dan melegalkan pernikahan pasangan sesama jenis.
Narasi tersebut diunggah oleh akun Threads bernama “aminalfatih465” pada Kamis (5/9/2024) lewat unggahan gambar yang menampilkan Paus Fransiskus disertai judul artikel berita bertuliskan “Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui”.
Sementara, berikut keterangan takarir yang ditulis akun tersebut:
“Jadi ini maksud tujuannya datang ke Indonesia??? Apakabar kaum Mayo di negara tersabar ini menghadapi permintaan kaum Mino yang kesannya kok makin kurang asem ya”
Tirto juga menemukan narasi serupa di platform Facebook yang diunggah oleh akun “Resep Mama Fandel”, “Rahmi Ahmad”, dan “Zie Zian” pada Kamis (5/9/2024).
“Inilah misi paus datang ke Indonesia. Melegalkan pernikahan sesama jenis(homo) Dan para munafikun beramai ramai cium tangan paus," tulis salah satu akun Facebook tersebut.
Sepanjang Kamis (5/9/2024) hingga Rabu (11/9/2024), atau selama enam hari tersebar di Threads, unggahan itu telah memperoleh 553 tanda suka, 852 komentar, 44 kali diunggah ulang, dan 190 kali dibagikan.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis?
Sebelumnya, Tirto telah melakukan pemeriksaan fakta terkait informasi dalam bentuk poster yang menyebut organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menolak kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia. Hasilnya, klaim tersebut adalah hoaks.
Baru-baru ini, kembali beredar klaim yang menyebut bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik di Indonesia untuk memberkati dan melegalkan pernikahan pasangan sesama jenis.
Narasi tersebut diunggah oleh akun Threads bernama “aminalfatih465” pada Kamis (5/9/2024) lewat unggahan gambar yang menampilkan Paus Fransiskus disertai judul artikel berita bertuliskan “Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui”.
Sementara, berikut keterangan takarir yang ditulis akun tersebut:
“Jadi ini maksud tujuannya datang ke Indonesia??? Apakabar kaum Mayo di negara tersabar ini menghadapi permintaan kaum Mino yang kesannya kok makin kurang asem ya”
Tirto juga menemukan narasi serupa di platform Facebook yang diunggah oleh akun “Resep Mama Fandel”, “Rahmi Ahmad”, dan “Zie Zian” pada Kamis (5/9/2024).
“Inilah misi paus datang ke Indonesia. Melegalkan pernikahan sesama jenis(homo) Dan para munafikun beramai ramai cium tangan paus," tulis salah satu akun Facebook tersebut.
Sepanjang Kamis (5/9/2024) hingga Rabu (11/9/2024), atau selama enam hari tersebar di Threads, unggahan itu telah memperoleh 553 tanda suka, 852 komentar, 44 kali diunggah ulang, dan 190 kali dibagikan.
Lantas, benarkah klaim yang menyebut bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis?
Hasil Cek Fakta
Pertama-tama, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran dengan menelusuri judul artikel berita yang disertakan dalam unggahan tersebut.
Kami memasukan kata kunci dari judul yang tertera dalam unggahan “Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan bahwa judul artikel berita tersebut merupakan judul dari artikel yang diunggah di laman Sindonews.com pada Sabtu (7/10/2023). Artikel tersebut sendiri memang memuat pernyataan Paus Fransiskus yang menyarankan Gereja Katolik agar bisa memberkati pasangan sesama jenis.
“Kita tidak bisa menjadi hakim yang hanya mengingkari, menolak dan mengecualikan,” ujar Paus, seperti dikutip Sindonews yang melansir dari BBC, Jumat (6/10/2023).
Meski begitu, Paus Fransiskus menekankan bahwa Gereja masih menganggap hubungan sesama jenis “secara objektif berdosa” dan tidak akan mengakui pernikahan sesama jenis. Saran Paus Fransiskus itu merupakan salah satu dari sejumlah permintaan yang dikirimkan kepadanya menjelang pertemuan global Gereja Katolik di Vatikan pada Oktober 2023 lalu.
Dilihat dari keterangan waktu unggahan, artikel tersebut merupakan artikel lama yang diunggah pada Oktober 2023 lalu jauh sebelum kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2023 ini. Jadi, secara konteks, pernyataan Paus Fransiskus tersebut tidak terkait dengan kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini.
Sebagai informasi, Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dalam perjalanan Apostolik pada 3-6 September 2024.
Mengutip laporan Tirto, Paus Fransiskus memulai kegiatannya pada Rabu (4/9/2024) dengan menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, hingga bertemu dengan uskup, imam, diakon, para biarawati, seminaris, hingga katekis di Gereja Maria Diangkat ke Surga di Gereja Katedral Jakarta.
Keesokan harinya pada Kamis (5/9/2024), Paus diketahui menghadiri pertemuan lintas agama di Masjid istiqlal Jakarta. Setelah itu, ia bertemu dengan penerima manfaat organisasi amal di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Acara selanjutnya adalah memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Pada hari terakhir kunjungannya ke Indonesia, yakni Jumat (6/9/2024), Paus Fransiskus bertolak dari Jakarta menuju Port Moresby, Papua Nugini, melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sekitar pukul 9.45 WIB.
Berdasarkan pengamatan Tirto saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 itu, tidak ada satupun pernyataan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia tersebut soal pernikahan sesama jenis. Termasuk soal saran agar Gereja Katolik di Indonesia memberkati dan melegalkan pernikahan sesama jenis.
Mengutip laporan Kompas, Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), Michael Trias Kuncahyono, menyampaikan bahwa tujuan Paus Fransiskus datang ke Indonesia adalah untuk mengapresiasi kebebasan dalam beragama, terutama Katolik.
“Kemudian juga (Paus Fransiskus) ingin kembali belajar tentang bagaimana negeri yang sangat beragam ini bisa rukun antar-agama,” kata Michael Trias di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Kami memasukan kata kunci dari judul yang tertera dalam unggahan “Paus Fransiskus Sarankan Gereja Katolik Berkati Pasangan Sesama Jenis Walau Pernikahan Tak Diakui” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, kami menemukan bahwa judul artikel berita tersebut merupakan judul dari artikel yang diunggah di laman Sindonews.com pada Sabtu (7/10/2023). Artikel tersebut sendiri memang memuat pernyataan Paus Fransiskus yang menyarankan Gereja Katolik agar bisa memberkati pasangan sesama jenis.
“Kita tidak bisa menjadi hakim yang hanya mengingkari, menolak dan mengecualikan,” ujar Paus, seperti dikutip Sindonews yang melansir dari BBC, Jumat (6/10/2023).
Meski begitu, Paus Fransiskus menekankan bahwa Gereja masih menganggap hubungan sesama jenis “secara objektif berdosa” dan tidak akan mengakui pernikahan sesama jenis. Saran Paus Fransiskus itu merupakan salah satu dari sejumlah permintaan yang dikirimkan kepadanya menjelang pertemuan global Gereja Katolik di Vatikan pada Oktober 2023 lalu.
Dilihat dari keterangan waktu unggahan, artikel tersebut merupakan artikel lama yang diunggah pada Oktober 2023 lalu jauh sebelum kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada September 2023 ini. Jadi, secara konteks, pernyataan Paus Fransiskus tersebut tidak terkait dengan kunjungannya ke Indonesia baru-baru ini.
Sebagai informasi, Paus Fransiskus mengunjungi Indonesia dalam perjalanan Apostolik pada 3-6 September 2024.
Mengutip laporan Tirto, Paus Fransiskus memulai kegiatannya pada Rabu (4/9/2024) dengan menemui Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, hingga bertemu dengan uskup, imam, diakon, para biarawati, seminaris, hingga katekis di Gereja Maria Diangkat ke Surga di Gereja Katedral Jakarta.
Keesokan harinya pada Kamis (5/9/2024), Paus diketahui menghadiri pertemuan lintas agama di Masjid istiqlal Jakarta. Setelah itu, ia bertemu dengan penerima manfaat organisasi amal di kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Acara selanjutnya adalah memimpin misa akbar di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta.
Pada hari terakhir kunjungannya ke Indonesia, yakni Jumat (6/9/2024), Paus Fransiskus bertolak dari Jakarta menuju Port Moresby, Papua Nugini, melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, sekitar pukul 9.45 WIB.
Berdasarkan pengamatan Tirto saat kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia pada 3-6 September 2024 itu, tidak ada satupun pernyataan pemimpin tertinggi Gereja Katolik sedunia tersebut soal pernikahan sesama jenis. Termasuk soal saran agar Gereja Katolik di Indonesia memberkati dan melegalkan pernikahan sesama jenis.
Mengutip laporan Kompas, Duta Besar Indonesia untuk Takhta Suci (Vatikan), Michael Trias Kuncahyono, menyampaikan bahwa tujuan Paus Fransiskus datang ke Indonesia adalah untuk mengapresiasi kebebasan dalam beragama, terutama Katolik.
“Kemudian juga (Paus Fransiskus) ingin kembali belajar tentang bagaimana negeri yang sangat beragam ini bisa rukun antar-agama,” kata Michael Trias di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan bukti yang membenarkan klaim bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis.
Judul artikel berita yang disertakan dalam unggahan adalah artikel lama yang secara konteks tidak berkaitan dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Selain itu, selama kunjungan ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Paus tidak memberikan pernyataan apapun terkait pernikahan sesama jenis.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Judul artikel berita yang disertakan dalam unggahan adalah artikel lama yang secara konteks tidak berkaitan dengan kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Selain itu, selama kunjungan ke Indonesia pada 3-6 September 2024, Paus tidak memberikan pernyataan apapun terkait pernikahan sesama jenis.
Jadi, informasi yang menyebut bahwa Paus Fransiskus datang ke Indonesia untuk menyarankan Gereja Katolik memberkati pasangan sesama jenis bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Rujukan
- https://tirto.id/hoaks-poster-hmi-tolak-kedatangan-paus-fransiskus-di-indonesia-g3yi
- https://www.threads.net/@aminalfatih465/post/C_guZh-xx4W?fbclid=IwY2xjawFHUM5leHRuA2FlbQIxMAABHfKoD0z2Xk_bJHqP5mAbVFkk7f4YM59ZUNzcruA4HxUXNJFEnztH1vTcrQ_aem_0Mk2-aihaS7ySJvT2GJ6wQ
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=122177556812211537&id=61556346124847&_rdc=2&_rdr
- https://www.facebook.com/100020238649989/posts/1548389012512372/?mibextid=oFDknk&rdid=KHFG2XVLsURizgyy
- https://www.facebook.com/story.php?story_fbid=1241956923500533&id=100030587121902&mibextid=oFDknk&rdid=rhiQKBOXPY4ySpfj
- https://international.sindonews.com/read/1219527/41/paus-fransiskus-sarankan-gereja-katolik-bisa-berkati-pasangan-sesama-jenis-1696619440
- https://tirto.id/rangkaian-agenda-paus-fransiskus-di-indonesia-3-6-september-2024-g3g3
- https://nasional.kompas.com/read/2024/08/30/06344271/dubes-indonesia-untuk-vatikan-kedatangan-paus-fransiskus-untuk-apresiasi
(GFD-2024-22587) Cek fakta, Maarten Paes lakukan wawancara dengan gunakan bahasa Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di YouTube short menampilkan kiper Timnas Indonesia Maarten Paes melakukan wawancara usai pertandingan Indonesia melawan Arab Saudi pada Jumat (6/9/2024) lalu.
Pemain yang dipuji Presiden Jokowi setelah menahan imbang Australia dengan skor 0-0 pada Selasa (10/09), tersebut terlihat menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Martin paes Paseh bener bahasa Indonesianya #timnasindonesia #marteenpaes”
Namun, benarkah video Maarten Paes menggunakan bahasa Indonesia yang lancar pada saat wawancara tersebut?
Pemain yang dipuji Presiden Jokowi setelah menahan imbang Australia dengan skor 0-0 pada Selasa (10/09), tersebut terlihat menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Martin paes Paseh bener bahasa Indonesianya #timnasindonesia #marteenpaes”
Namun, benarkah video Maarten Paes menggunakan bahasa Indonesia yang lancar pada saat wawancara tersebut?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran ANTARA, unggahan video wawancara tersebut serupa dengan unggahan TikTok ini. Dalam video tersebut, wartawan menanyakan menggunakan Bahasa Inggris, bagaimana penampilan Timnas Indonesia pada kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Saudi Arabia.
Menurut Paes, seluruh Tim (Timnas Indonesia) sudah melakukan yang terbaik. Kedua tim (baik Timnas Saudi dan Indonesia) bermain dengan sangat baik.
Penjaga gawang klub FC Dallas di Major League Soccer (MLS) itu menjelaskan, dirinya rutin belajar bahasa Indonesia untuk memperlancar komunikasi dan adaptasi dengan tim nasional.
Paes pun menargetkan dirinya sudah lancar berbahasa Indonesia pada bulan Oktober 2024.
"Mungkin bulan depan saya bisa diwawancarai dengan bahasa Indonesia," kata pesepak bola berusia 26 tahun tersebut, dilansir dari ANTARA.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Menurut Paes, seluruh Tim (Timnas Indonesia) sudah melakukan yang terbaik. Kedua tim (baik Timnas Saudi dan Indonesia) bermain dengan sangat baik.
Penjaga gawang klub FC Dallas di Major League Soccer (MLS) itu menjelaskan, dirinya rutin belajar bahasa Indonesia untuk memperlancar komunikasi dan adaptasi dengan tim nasional.
Paes pun menargetkan dirinya sudah lancar berbahasa Indonesia pada bulan Oktober 2024.
"Mungkin bulan depan saya bisa diwawancarai dengan bahasa Indonesia," kata pesepak bola berusia 26 tahun tersebut, dilansir dari ANTARA.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-22586) [KLARIFIKASI] Hasil Rontgen Penderita Sistiserkosis Dinarasikan Keliru
Sumber:Tanggal publish: 11/09/2024
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar foto rontgen atau X-ray tubuh perempuan yang dinarasikan makan daging babi mentah selama 10 tahun.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar keliru.
Narasi mengenai gambar hasil pemeriksaan X-ray tubuh perempuan yang makan daging babi mentah selama 10 tahun disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah akun pada 23 Agustus 2024:
Tubuh seorang gadis di Tiongkok penuh dengan parasit setelah makan daging babi mentah selama 10 tahun.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar keliru.
Narasi mengenai gambar hasil pemeriksaan X-ray tubuh perempuan yang makan daging babi mentah selama 10 tahun disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah akun pada 23 Agustus 2024:
Tubuh seorang gadis di Tiongkok penuh dengan parasit setelah makan daging babi mentah selama 10 tahun.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search untuk menelusuri jejak digital foto yang beredar.
Hasil pencarian di TinEye mengarahkan ke situs web news.120ask.com, pada 21 Januari 2016.
Foto serupa ditemukan di situs China National Radio, 19 Januari 2016.
Berikut keterangan pada foto yang dipasang pada situs tersebut:
Bintik putih di kaki disebabkan oleh parasit. Foto milik First Provincial Hospital.
Berdasarkan informasi di dua situs tersebut, foto rontgen yang beredar milik seorang perempuan asal Desa Yubeng, Deqin, China.
Perempuan yang diberi nama samaran Tingting itu berusia 23 tahun ketika diperiksa di Departemen Neurolog, First Provincial Hospital. Ia mengeluhkan sakit kepala dan nyeri paha.
Ternyata rasa sakit itu disebabkan oleh parasit. Tingting makan daging babi mentah saat usia 10 tahun.
Tidak dijelaskan seberapa sering dan konsisten perempuan tersebut makan daging mentah.
Saat masih kecil, tidak ada yang memberitahu Tingting bahwa daging mentah berbahaya karena dapat menginfeksikan parasit.
Dari berbagai data pemeriksaan X-ray, parasit tidak hanya menyebar di kaki, tetapi juga otak, bola mata belakang, dinding perut, otot punggung, lidah, dan otot wajah Tinting.
Setelah menjalani tes darah, dokter memastikan Tinting didiagnosis mengalami infeksi sistiserkosis.
Dilansir situs Kementerian Kesehatan, sistiserkosis merupakan infeksi jaringan infeksi jaringan parasit yang disebabkan oleh kista larva cacing pita Taenia solium yang biasa hidup dalam tubuh babi.
Sistiserkosis dapat menular pada manusia jika telur cacing pita tertelan.
Hasil pencarian di TinEye mengarahkan ke situs web news.120ask.com, pada 21 Januari 2016.
Foto serupa ditemukan di situs China National Radio, 19 Januari 2016.
Berikut keterangan pada foto yang dipasang pada situs tersebut:
Bintik putih di kaki disebabkan oleh parasit. Foto milik First Provincial Hospital.
Berdasarkan informasi di dua situs tersebut, foto rontgen yang beredar milik seorang perempuan asal Desa Yubeng, Deqin, China.
Perempuan yang diberi nama samaran Tingting itu berusia 23 tahun ketika diperiksa di Departemen Neurolog, First Provincial Hospital. Ia mengeluhkan sakit kepala dan nyeri paha.
Ternyata rasa sakit itu disebabkan oleh parasit. Tingting makan daging babi mentah saat usia 10 tahun.
Tidak dijelaskan seberapa sering dan konsisten perempuan tersebut makan daging mentah.
Saat masih kecil, tidak ada yang memberitahu Tingting bahwa daging mentah berbahaya karena dapat menginfeksikan parasit.
Dari berbagai data pemeriksaan X-ray, parasit tidak hanya menyebar di kaki, tetapi juga otak, bola mata belakang, dinding perut, otot punggung, lidah, dan otot wajah Tinting.
Setelah menjalani tes darah, dokter memastikan Tinting didiagnosis mengalami infeksi sistiserkosis.
Dilansir situs Kementerian Kesehatan, sistiserkosis merupakan infeksi jaringan infeksi jaringan parasit yang disebabkan oleh kista larva cacing pita Taenia solium yang biasa hidup dalam tubuh babi.
Sistiserkosis dapat menular pada manusia jika telur cacing pita tertelan.
Kesimpulan
Foto X-ray perempuan penderita sistiserkosis disebarkan dengan narasi keliru.
Perempuan berusia 23 tahun asal Desa Yubeng, Deqin, China tersebut makan daging babi mentah saat usia 10 tahun.
Namun tidak diketahui seberapa sering dan konsisten perempuan tersebut makan daging mentah.
Perempuan berusia 23 tahun asal Desa Yubeng, Deqin, China tersebut makan daging babi mentah saat usia 10 tahun.
Namun tidak diketahui seberapa sering dan konsisten perempuan tersebut makan daging mentah.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=921067726703430&set=a.235887951888081
- https://www.facebook.com/photo?fbid=475303755495952&set=pcb.3863446443944968
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1048244316696574&set=a.141474330706915
- https://tineye.com/search/06da0f0bcb38af697a67fea15a9a499fbc975bf7?sort=crawl_date&order=asc&page=2
- https://news.120ask.com/post/11666.html
- https://news.cnr.cn/native/gd/20160119/t20160119_521170778.shtml
- https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2290/sistiserkosis
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 908/5923