• (GFD-2024-22586) [KLARIFIKASI] Hasil Rontgen Penderita Sistiserkosis Dinarasikan Keliru

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar foto rontgen atau X-ray tubuh perempuan yang dinarasikan makan daging babi mentah selama 10 tahun.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar keliru.

    Narasi mengenai gambar hasil pemeriksaan X-ray tubuh perempuan yang makan daging babi mentah selama 10 tahun disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah akun pada 23 Agustus 2024:

    Tubuh seorang gadis di Tiongkok penuh dengan parasit setelah makan daging babi mentah selama 10 tahun.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search untuk menelusuri jejak digital foto yang beredar.

    Hasil pencarian di TinEye mengarahkan ke situs web news.120ask.com, pada 21 Januari 2016.

    Foto serupa ditemukan di situs China National Radio, 19 Januari 2016.

    Berikut keterangan pada foto yang dipasang pada situs tersebut:

    Bintik putih di kaki disebabkan oleh parasit. Foto milik First Provincial Hospital.

    Berdasarkan informasi di dua situs tersebut, foto rontgen yang beredar milik seorang perempuan asal Desa Yubeng, Deqin, China.

    Perempuan yang diberi nama samaran Tingting itu berusia 23 tahun ketika diperiksa di Departemen Neurolog, First Provincial Hospital. Ia mengeluhkan sakit kepala dan nyeri paha.

    Ternyata rasa sakit itu disebabkan oleh parasit. Tingting makan daging babi mentah saat usia 10 tahun.

    Tidak dijelaskan seberapa sering dan konsisten perempuan tersebut makan daging mentah.

    Saat masih kecil, tidak ada yang memberitahu Tingting bahwa daging mentah berbahaya karena dapat menginfeksikan parasit.

    Dari berbagai data pemeriksaan X-ray, parasit tidak hanya menyebar di kaki, tetapi juga otak, bola mata belakang, dinding perut, otot punggung, lidah, dan otot wajah Tinting.

    Setelah menjalani tes darah, dokter memastikan Tinting didiagnosis mengalami infeksi sistiserkosis.

    Dilansir situs Kementerian Kesehatan, sistiserkosis merupakan infeksi jaringan infeksi jaringan parasit yang disebabkan oleh kista larva cacing pita Taenia solium yang biasa hidup dalam tubuh babi.

    Sistiserkosis dapat menular pada manusia jika telur cacing pita tertelan.

    Kesimpulan

    Foto X-ray perempuan penderita sistiserkosis disebarkan dengan narasi keliru.

    Perempuan berusia 23 tahun asal Desa Yubeng, Deqin, China tersebut makan daging babi mentah saat usia 10 tahun.

    Namun tidak diketahui seberapa sering dan konsisten perempuan tersebut makan daging mentah.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22585) [HOAKS] Ustaz Alfian Tanjung Sebut dalam Islam Diajarkan Bertukar Istri

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar tangkapan layar judul artikel di laman Republika yang menyatakan Ustaz Alfian Tanjung mengatakan bahwa dalam Islam diajarkan untuk bertukar istri.

    Setelah ditelusuri, unggahan tersebut merupakan hasil manipulasi, sehingga informasinya dipastikan hoaks.

    Narasi yang mengeklaim Ustaz Alfian Tanjung mengatakan dalam Islam diajarkan untuk bertukar istri muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini dan ini.

    Akun tersebut membagikan tangkapan layar seolah-olah berasal dari artikel di laman Republika yang berjudul:

    Ustaz Alfian Tanjung:Di Ajaran Islam Kami Sering Bertukaran Istri

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang mengeklaim Ustaz Alfian Tanjung mengatakan dalam Islam diajarkan untuk bertukar istri

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com melakukan penelusuran di laman Republika, namun tidak ditemukan artikel dengan judul demikian.

    Setelah dicek menggunakan teknik reverse image search, gambar dan penulis artikel identik dengan unggahan di laman Republika pada 2020. Artikel aslinya berjudul "Permintaan Maaf Ustaz Alfian Tanjung Jelang Peringatan G30S." 

    Artikel tersebut membahas soal  Ustaz Alfian Tanjung yang menyampaikan permintaan maaf kepada GP Ansor, Banser, dan keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU).

    Permintaan maaf itu dilakukan karena sebelumnya Ustaz Alfian mengatakan bahwa kader Ansor dan Banser merupakan keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI).

    Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa unggahan terkait Alfian Tanjung itu merupakan konten hoaks.

    Kesimpulan

    Artikel di laman Republika yang mengeklaim Ustaz Alfian Tanjung mengatakan dalam Islam diajarkan untuk bertukar istri merupakan hasil manipulasi. Artikel aslinya berjudul "Permintaan Maaf Ustaz Alfian Tanjung Jelang Peringatan G30S.". 

    Rujukan

  • (GFD-2024-22584) [HOAKS] Undian Berhadiah Bank Woori Saudara pada 2024

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Akun-akun Facebook mengatasnamakan PT Bank Woori Saudara Indonesia (BWS) bermunculan dan mengunggah konten mencurigakan.

    Akun tersebut menawarkan program undian dengan berbagai hadiah, seperti mobil, ponsel, televisi, paket wisata, paket umroh, dan emas batangan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tawaran itu tidak benar atau hoaks.

    Akun Facebook menawarkan program undian berhadiah menggunakan logo dan nama BWS.

    Misalnya akun dengan nama Program Undian BWS Mobile Berhadiah 2024, program undian berhadiah Bank BWS, dan Promoo Undian Bnk BWS Berhadiah 2024.

    Ada pula akun dengan nama Program berhadiah Bank BWS 2024 dan BWS.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Kamis (5/9/2024):

    Program Bank Woori Saudara 2024 khusus nasabah Bank BWS yang sudah menggunakan BWS Mobile

    Gebyar hadiah Bank Woori Saudara hadir kembali, buruan daftar dan menangkan grand prize seperti:

    10 unit mobil Alphard10 unit mobil CR-V Turbo10 unit mobil Xpander10 unit mobil Fortuner

    15 unit motor Nmax20 unit motor Scoopy30 unit TV LED 50 in20 unit smartphone Promax15

    40 emas batangan & logam mulia25 paket wisata Singapure50 paket umroh gratis

    Hasil Cek Fakta

    Akun-akun Facebook yang menawarkan program undian berhadiah bukanlah akun resmi BWS.

    Akun Facebook resmi bank swasta tersebut memiliki nama Bank Woori Saudara. Akun tersebut mencantumkan nomor, alamat, dan situs web perusahaan yang asli.

    Melalui situs web resminya, BWS menginformasikan mengenai modus penipuan undian berhadiah.

    BWS mengimbau kepada nasabah agar berhati-hati terhadap penipuan mengatasnamakan bank tersebut.

    "Mohon selalu waspada terhadap segala bentuk penipuan, dan selalu jaga kerahasiaan nomor pin ATM, pin BWS Mobile, kode OTP, dan data pribadi lainnya," tulisnya pada 28 Agustus 2024.

    Kesimpulan

    Akun Facebook menawarkan program undian berhadiah menggunakan logo dan nama BWS merupakan hoaks.

    Akun yang beredar bukan akun resmi bank swasta tersebut.

    BWS mengimbau kepada nasabah agar tidak sembarangan memberikan data pribadi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22583) Keliru, Demo Peringatan Darurat adalah Agenda Kudeta dari CIA Terhadap Jokowi

    Sumber:
    Tanggal publish: 11/09/2024

    Berita



    Sejumlah akun di X (sebelumnya Twitter) mengunggah konten yang mengklaim unjuk rasa Peringatan Darurat untuk mengawal putusan Mahkamah Konstitusi pada 22 Agustus 2024 lalu adalah kudeta terhadap Jokowi yang disponsori Badan Intelijen Amerika (CIA).

    Konten pertama [ arsip ] dibagikan pada 23 Agustus, menyebut kudeta tersebut karena Jokowi pro terhadap Palestina dan Cina. Konten itu juga membagikan artikel dari situs Mint Press News tentang National Endowment for Democracy (NED) sebagai agen CIA yang berada di balik operasi tersebut dengan menyalurkan pendanaan kepada NGO. 

    Kemudian pada 1 September, sebuah akun membagikan konten kedua [ arsip ] berisi klaim tentang kemiripan bendera CIA dengan logo garuda biru yang menjadi simbol gerakan Peringatan Darurat. 



    Benarkah demo Peringatan Darurat adalah agenda kudeta dari CIA terhadap Jokowi? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Klaim 1: Aksi ‘Peringatan Darurat’ agenda CIA untuk mengkudeta Jokowi yang pro Palestina dan Cina

    Fakta:Aksi Peringatan Darurat yang dimulai dari pemasangan logo garuda biru di media sosial pada 21-22 Agustus 2024, bukanlah aksi yang disponsori Badan Intelijen Amerika melalui National Endowment for Democracy (NED) untuk mengkudeta Jokowi karena pro Palestina dan Cina.

    Aksi tersebut untuk memprotes langkah DPR RI yang akan menganulir keputusan Mahkamah Konstitusi melalui pengesahan RUU Pilkada yang awalnya dijadwalkan pada 22 Agustus, sebagaimana telah banyak diulas di berbagai media massa. Padahal sesuai amanat UUD 1945 hasil amandemen pada Pasal 24C, disebutkan bahwa keputusan Mahkamah Konstitusi bersifat final.

    Dikutip dari Antara, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin mengatakan manuver Baleg DPR RI tersebut kental kepentingan memuluskan langkah anak bungsu Presiden Jokowi yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah, karena usianya belum genap 30 tahun saat masa pendaftaran dan penetapan calon gubernur dan wakil gubernur yang dijadwalkan 22 September 2024. 

    Sejumlah kalangan dari berbagai elemen seperti mahasiswa, organisasi sipil, serikat buruh, selebritis, komika, dan media menyalakan sinyal peringatan darurat melalui media sosial pada 21 Agustus 2024, dan memobilisasi diri untuk turun ke jalan seiring kabar DPR menganulir Putusan MK itu pada 22 Agustus.

    Visiting Senior Fellow di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Max Lane, dalam artikelnya berjudul “ Dynastic Politics Provokes Nationwide Demonstrations ” menganalisis tidak ada kekuatan politik besar yang menyerukan demonstrasi tersebut. Secara khusus, PDI-P juga tidak menyerukan aksi protes itu. Seruan untuk berdemonstrasi beredar melalui media sosial dengan slogan “Indonesia Darurat”. Mobilisasi mahasiswa dari berbagai kampus terlihat dalam rekaman dan foto di media sosial, tetapi tidak ada kelompok, kampus, aliansi masyarakat sipil, atau serikat tertentu yang mendominasi.

    Menurut Max yang pernah menjadi akademisi di University of Sydney, Victoria University (Melbourne), Murdoch University dan National University of Singapore, momentum demonstrasi besar-besaran tersebut karena faktor manuver Joko Widodo yang dimulai sejak anak sulungnya Gibran menjadi wakil presiden, telah mengasingkan masyarakat sipil dan sebagian besar masyarakat. Dengan dukungan Jokowi, Prabowo juga memenangkan 58 persen suara. Ini berarti bahwa 42 persen pemilih menentang Prabowo dan Widodo. 

    Pernyataan protes oleh akademisi berkembang biak seperti halnya pernyataan dari LSM dan kelompok-kelompok lain. Film dokumenter Dirty Vote, yang mengungkap manuver Jokowi, mengumpulkan jutaan penayangan di YouTube. Sejak kemenangan Prabowo, manuver-manuver selanjutnya yang dilakukan Jokowi telah memperkuat persepsi bahwa ia tengah membangun dinasti politik. Persepsi ini semakin menguat ketika Jokowi berupaya mengganti Ketua Umum Partai Golkar saat ini, partai terbesar kedua dalam koalisi Prabowo, dengan sekutu yang pro-Jokowi.

    Klaim 2: National Endowment for Democracy (NED) sebagai agen CIA yang berada di balik operasi mengkudeta Jokowi dengan menyalurkan pendanaan kepada NGO

    Fakta:Berdasarkan penelusuran Tempo, klaim tersebut tidak disertai dengan sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan mengenai keterlibatan NED dan lembaga-lembaga di Indonesia melakukan operasi mengkudeta Jokowi melalui aksi ‘Peringatan Darurat’. 

    Laporan yang dipublikasikan situs Mint Press News tersebut hanya merujuk opini David Ignatius yang dipublikasikan di Washington Post  pada 21 September 1991. David menulis tentang pengakuan Allen Weinstein, seorang aktivis pro-demokrasi di Washington yang mengaku bahwa ia bersama CIA terlibat dalam kudeta 1991 di Uni Soviet.

    Mengutip Media Bias Fact Check, Mint Press bukanlah sumber kredibel (questionable source). Artikel yang diterbitkan media ini kerap memiliki bias yang ekstrim, mempromosikan propaganda dan konspirasi secara konsisten, menggunakan sumber yang buruk atau tidak ada sumber informasi yang kredibel, tidak ada transparansi, dan menyebarkan  berita palsu.



    Dikutip dari laman National Endowment for Democracy (NED), organisasi tersebut sejak tahun 1983 mendapat mandat berdasarkan Undang-Undang Kongres Amerika Serikat sebagai organisasi pemberi hibah nirlaba independen yang didedikasikan untuk memperkuat institusi dan nilai-nilai demokrasi di seluruh dunia. 

    NED memiliki empat lembaga inti yaitu Center for International Private Enterprise, International Republican Institute, National Democratic Institute, dan Solidarity Center yang memiliki fokus pada gerakan demokrasi di seluruh Eropa Tengah dan Timur, Amerika Latin, kawasan Asia Pasifik, dan Afrika. Organisasi tersebut secara terbuka mempublikasikan siapa saja organisasi yang menerima pendanaan dengan program-program yang terkait penguatan demokrasi, termasuk Indonesia. 

    Menurut Ian Wilson, dosen senior Politik Internasional dan Studi Keamanan di Universitas Murdoch, Australia Barat, artikel di Mint Press News tersebut ditulis oleh Kit Klarenberg, yang bekerja untuk Grayzone, outlet pro-Rusia, Cina, dan pemerintah Suriah yang diidentifikasi sebagai upaya rezim-rezim di tiga negara tersebut untuk menyebarkan narasi kepada khalayak kiri progresif secara global.

    Artikel tersebut, kata dia, menggunakan kerangka ideologi yang sederhana yaitu adanya perang global antara imperialisme AS dan kontra-imperialis yang mencoba mengaitkan bahwa hampir setiap upaya transformasi politik yang tidak mereka setujui sebagai ‘didukung oleh CIA’. 

    Penulisnya juga menunjukkan tidak memahami tentang politik atau masyarakat Indonesia, dan hanya menerapkan formula tersebut untuk menginterupsi berbagai peristiwa dengan cara-cara yang mendukung posisi ideologis mereka. Bisa disebut bahwa isi artikel tersebut hanya untuk mendelegitimasi gerakan-gerakan sosial yang menyerukan akuntabilitas atau reformasi. 

    “Saya berpikir bahwa analisis tersebut sangat merendahkan, jika bukan rasis, karena menggambarkan orang Indonesia sebagai boneka yang tidak punya pikiran, tanpa memiliki kemampuan politik atau wawasan,” kata dia kepada Tempo melalui email, 10 September 2024. 

    Menurut Ian yang juga Ketua Akademik Program Keamanan Global, dan Wakil Direktur Pusat Penelitian Indo-Pasifik, delegitimasi seperti itu adalah taktik klasik para diktator dan kaki tangannya di seluruh dunia untuk membuat gerakan dan protes yang tulus karena ada campur tangan pihak luar.  

    Ia juga menemukan persamaan narasi tersebut dengan pernyataan Prabowo baru-baru ini yang berusaha menyimpulkan bahwa peristiwa 1998 disebabkan oleh campur tangan asing, untuk mendiskreditkan dan mendelegitimasi transformasi sosial dan politik yang tulus yang digerakkan oleh rakyat Indonesia. “Sementara juga menunjukkan preferensi politiknya sendiri terhadap otoritarianisme.”

    Pernyataan Prabowo tersebut dapat dibaca di artikel Kompas ini.

    Klaim 3: Logo garuda biru mirip logo CIA

    Fakta:Logo garuda biru sejatinya diambil dari penggalan video yang diunggah oleh  EAS Indonesia Concept tentang esistem peringatan dini  pada 24 Oktober 2022. Dilansir BBC, berdasarkan analisis jaringan sosial

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan  bahwa klaim demo Peringatan Darurat merupakan agenda kudeta dari CIA terhadap Jokowi adalahkeliru.

    Aksi tersebut merupakan respon cepat yang dilakukan warganet, akademisi, seniman, jurnalis, buruh dan organisasi masyarakat sipil. Tidak ada bukti yang menunjukkan gerakan tersebut didorong atau diorkestrasi oleh kekuatan asing maupun kekuatan partai politik di dalam negeri.

    Rujukan