KOMPAS.com - Perhatian warganet, terutama di media sosial, terarah pada peristiwa kecelakaan tragis yang menimpa pesawat Air India AI171.
Pesawat itu jatuh tidak lama setelah lepas landas dari bandara di Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025) siang.
Di media sosial, beredar video menampilkan penumpang pesawat panik karena kabim dipenuhi asap.
Video itu diklaim sebagai rekaman sebelum jatuhnya pesawat Air India.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan konteks keliru.
Video penumpang panik di dalam pesawat menjelang Air India kecelakaan disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut teks pada video yang diunggah salah satu akun pada Sabtu (14/6/2025):
BikiN MERINDI6
TERDENGAR SUARA 4N4K yang menangis
Detik rekaman sebelum j4tuhny4 pes4wat Air line india
(GFD-2025-27442) [KLARIFIKASI] Rekaman Penumpang Panik di Pesawat Ryanair, Bukan Air India
Sumber:Tanggal publish: 18/06/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Klip yang beredar merupakan video lama yang telah ada di internet sejak lima tahun lalu.
Dengan teknik reverse image search, video serupa ditemukan di akun X @HavaSosyalMedya.
Video serupa juga diunggah oleh akun Facebook FlightMode pada 2020.
Keterangan video menjelaskan, kabin yang dipenuhi asap tersebut terjadi di dalam pesawat Ryanair B737.
Berbekal informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com mencari berta terkait dan ditemukan informasi di portal berita Metro UK.
Pesawat Ryanair B737 bertolak dari Bucharest, Romania ke London, Inggris pada 22 Januari 2020.
Penumpang panik dan sebagian berteriak karena kabin dipenuhi asap tak lama setelah lepas landas.
Pesawat tersebut terpaksa mendarat kembali ke Bandara Internasional Henri Coanda.
Asap yang memenuhi kabin muncul akibat masalah teknis pada pendingin udara dalam pesawat.
Tidak ada penumpang atau awak pesawat yang terluka akibat kejadian tersebut.
Dengan teknik reverse image search, video serupa ditemukan di akun X @HavaSosyalMedya.
Video serupa juga diunggah oleh akun Facebook FlightMode pada 2020.
Keterangan video menjelaskan, kabin yang dipenuhi asap tersebut terjadi di dalam pesawat Ryanair B737.
Berbekal informasi tersebut, Tim Cek Fakta Kompas.com mencari berta terkait dan ditemukan informasi di portal berita Metro UK.
Pesawat Ryanair B737 bertolak dari Bucharest, Romania ke London, Inggris pada 22 Januari 2020.
Penumpang panik dan sebagian berteriak karena kabin dipenuhi asap tak lama setelah lepas landas.
Pesawat tersebut terpaksa mendarat kembali ke Bandara Internasional Henri Coanda.
Asap yang memenuhi kabin muncul akibat masalah teknis pada pendingin udara dalam pesawat.
Tidak ada penumpang atau awak pesawat yang terluka akibat kejadian tersebut.
Kesimpulan
Rekaman penumpang panik karena kabin penuh asap pada pesawat Ryanair B737 disebarkan dengan konteks keliru.
Pesawat Ryanair B737 yang terbang dari Romania menuju London tersebut mengalami kendala pendingin udara. Semua penumpang selamat karena pesawat segera mendarat kembali.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan jatuhnya pesawat Air India AI171 yang jatuh di Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025).
Pesawat Ryanair B737 yang terbang dari Romania menuju London tersebut mengalami kendala pendingin udara. Semua penumpang selamat karena pesawat segera mendarat kembali.
Peristiwa dalam video tidak terkait dengan jatuhnya pesawat Air India AI171 yang jatuh di Ahmedabad, India pada Kamis (12/6/2025).
Rujukan
- https://www.facebook.com/novie.opie.2355/videos/689082490426312/
- https://www.facebook.com/reel/1902347863884141
- https://www.facebook.com/reel/1469969694165026
- https://x.com/HavaSosyalMedya/status/1637157773354909696
- https://www.facebook.com/InTheFlightMode/posts/pfbid02A4Sj2gFGyrxejph3siwBa31kzQTLmuARh6Qc7z7ZbV7jpQA4ocNV1aC6ENDTjujql
- https://metro.co.uk/2020/01/22/panic-ryanair-flight-cabin-suddenly-fills-smoke-12101784/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27441) [KLARIFIKASI] Video Tel Aviv Hancur Lebur Ini adalah Rekayasa AI
Sumber:Tanggal publish: 18/06/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar video yang diklaim menunjukkan ibu kota Israel, Tel Aviv, hancur lebur akibat serangan yang dilancarkan Iran.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu palsu dan merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu palsu dan merupakan hasil manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).
Hasil Cek Fakta
Video yang diklaim menunjukkan Tel Aviv hancur akibat serangan Iran dibagikan oleh akun Facebook ini pada Senin (16/6/2025).
Video itu memperlihatkan kondisi bandara yang hancur, gedung pencakar langit runtuh, serta area permukiman rata dengan tanah.
Berikut narasi yang dibagikan:
*SITUASI KONDISI BANDARA SERTA PANGKALAN MILITER & SEBAGIAN IBU KOTA ISRAEL TEL AVIV PORAK PORANDA, HANCUR LULUH LANTAK PASCA/SETELAH DI HUJANI RUDAL HYPERSONIC IRAN*
Penelusuran Kompas.com
Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan kompilasi dari konten video Reels yang telah diunggah oleh akun Instagram ini.
Misalnya, pemandangan gedung pencakar langit hancur dapat dilihat dalam video Reels yang diunggah pada 14 Juni 2025.
Kemudian, pemandangan bandara dalam kondisi hancur dapat dilihat dalam video Reels yang diunggah pada 12 Juni 2025.
Akan tetapi, visual tersebut bukan kejadian nyata. Akun tersebut mencantumkan keterangan di bio bahwa mereka membuat konten menggunakan AI.
Penggunaan AI dalam produksi konten akun Instagram tersebut juga dideteksi oleh perangkat Hive Moderation. Ini bisa dilihat dari video Reels pemandangan bandara hancur.
Hasil pengecekan Hive Moderation menunjukkan, video tersebut terdeteksi memiliki probabilitas mencapai 90,3 persen dihasilkan oleh AI.
Dampak serangan balasan Iran terhadap Israel memang nyata. Lebih dari 200 warga Israel dilaporkan terluka sejak Iran memulai serangan balik pada 13 Juni 2025.
Gambar dan video yang diverifikasi oleh Middle East Eye menunjukkan blok apartemen di pinggiran Tel Aviv dan kota terdekat Ramat Gan hampir hancur total.
Akan tetapi, video yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut merupakan hasil manipulasi AI dan tidak menunjukkan kondisi sesungguhnya. Sehingga, video itu perlu diluruskan.
Video itu memperlihatkan kondisi bandara yang hancur, gedung pencakar langit runtuh, serta area permukiman rata dengan tanah.
Berikut narasi yang dibagikan:
*SITUASI KONDISI BANDARA SERTA PANGKALAN MILITER & SEBAGIAN IBU KOTA ISRAEL TEL AVIV PORAK PORANDA, HANCUR LULUH LANTAK PASCA/SETELAH DI HUJANI RUDAL HYPERSONIC IRAN*
Penelusuran Kompas.com
Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan kompilasi dari konten video Reels yang telah diunggah oleh akun Instagram ini.
Misalnya, pemandangan gedung pencakar langit hancur dapat dilihat dalam video Reels yang diunggah pada 14 Juni 2025.
Kemudian, pemandangan bandara dalam kondisi hancur dapat dilihat dalam video Reels yang diunggah pada 12 Juni 2025.
Akan tetapi, visual tersebut bukan kejadian nyata. Akun tersebut mencantumkan keterangan di bio bahwa mereka membuat konten menggunakan AI.
Penggunaan AI dalam produksi konten akun Instagram tersebut juga dideteksi oleh perangkat Hive Moderation. Ini bisa dilihat dari video Reels pemandangan bandara hancur.
Hasil pengecekan Hive Moderation menunjukkan, video tersebut terdeteksi memiliki probabilitas mencapai 90,3 persen dihasilkan oleh AI.
Dampak serangan balasan Iran terhadap Israel memang nyata. Lebih dari 200 warga Israel dilaporkan terluka sejak Iran memulai serangan balik pada 13 Juni 2025.
Gambar dan video yang diverifikasi oleh Middle East Eye menunjukkan blok apartemen di pinggiran Tel Aviv dan kota terdekat Ramat Gan hampir hancur total.
Akan tetapi, video yang dibagikan oleh akun Facebook tersebut merupakan hasil manipulasi AI dan tidak menunjukkan kondisi sesungguhnya. Sehingga, video itu perlu diluruskan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, Video yang diklaim menunjukkan Tel Aviv hancur akibat serangan Iran perlu diluruskan.
Visual dalam video tersebut bukan kejadian nyata. Video itu merupakan kompilasi dari serangkaian klip yang dihasilkan menggunakan AI.
Visual dalam video tersebut bukan kejadian nyata. Video itu merupakan kompilasi dari serangkaian klip yang dihasilkan menggunakan AI.
Rujukan
- https://www.facebook.com/damar.a.avdal/videos/3895024900808970/
- https://www.instagram.com/3amelyon/
- https://www.instagram.com/3amelyon/reel/DK3H4b_odia/
- https://www.instagram.com/3amelyon/reel/DKylk-ZIS0p/
- https://www.middleeasteye.net/news/israel-euphoria-gives-way-fear-after-iranian-missiles-rain-down-tel-aviv
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27440) Hoaks! Tangkapan layar artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena azab
Sumber:Tanggal publish: 19/06/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di Facebook menampilkan tangkapan layar sebuah laman media dengan judul artikel yang menarasikan Presiden ke-7 Indonesia Joko Widodo mengakui bahwa alergi yang menyebabkan terdapat bercak hitam merupakan azab karena sering berbohong.
Berikut narasi judul dalam tangkapan layar tersebut:
“Jokowi Akui Kurapnya Bukan saja di Muka tetapi Dekat selangkangan lebih Banyak Ini Azab Saya Sering Bohong”
Namun, benarkah artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong tersebut?
Berikut narasi judul dalam tangkapan layar tersebut:
“Jokowi Akui Kurapnya Bukan saja di Muka tetapi Dekat selangkangan lebih Banyak Ini Azab Saya Sering Bohong”
Namun, benarkah artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong tersebut?
Hasil Cek Fakta
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Berdasarkan penelusuran, ANTARA menemukan unggahan dengan tanggal, foto dan media serupa dari laman Gelora yang berjudul “Heboh Jokowi Sakit Kulit, Dokter Tifa: Autoimun atau Hiperkortisolisme?”.
Dalam artikel tersebut dijelaskan Jokowi kembali menjadi sorotan publik karena perubahan fisik yang dinilai mencolok dan diduga mengindap sakit kulit. Namun, tidak ada pernyataan Jokowi dalam berita tersebut.
Terkait hal tersebut, Jokowi mengungkapkan kepada wartawan bahwa alergi kulit yang sempat dialaminya merupakan kondisi biasa yang terjadi setelah dirinya kembali dari kunjungan kenegaraan ke Vatikan. Meski mengalami alergi, pihaknya memastikan kondisi fisiknya tidak terganggu dan masih beraktivitas seperti biasanya.
Dengan demikian, tangkapan layar artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong merupakan hasil suntingan atau tidak sesuai dengan judul sebenarnya.
Klaim: Artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Berdasarkan penelusuran, ANTARA menemukan unggahan dengan tanggal, foto dan media serupa dari laman Gelora yang berjudul “Heboh Jokowi Sakit Kulit, Dokter Tifa: Autoimun atau Hiperkortisolisme?”.
Dalam artikel tersebut dijelaskan Jokowi kembali menjadi sorotan publik karena perubahan fisik yang dinilai mencolok dan diduga mengindap sakit kulit. Namun, tidak ada pernyataan Jokowi dalam berita tersebut.
Terkait hal tersebut, Jokowi mengungkapkan kepada wartawan bahwa alergi kulit yang sempat dialaminya merupakan kondisi biasa yang terjadi setelah dirinya kembali dari kunjungan kenegaraan ke Vatikan. Meski mengalami alergi, pihaknya memastikan kondisi fisiknya tidak terganggu dan masih beraktivitas seperti biasanya.
Dengan demikian, tangkapan layar artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong merupakan hasil suntingan atau tidak sesuai dengan judul sebenarnya.
Klaim: Artikel Jokowi akui penyakit kulitnya karena sering bohong
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Rating: Hoaks
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
Rujukan
(GFD-2025-27439) [HOAKS] Video Dedi Mulyadi Adakan Giveaway di Facebook
Sumber:Tanggal publish: 18/06/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan video Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengadakan kuis berhadiah atau giveaway uang tunai.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu hoaks dan merupakan hasil manipulasi perangkat artificial intelligence (AI).
Video Dedi Mulyadi mengadakan giveaway dibagikan oleh akun Facebook ini pada Senin (16/6/2025). Berikut kutipan pernyataan Dedi dalam video:
"Assalamu'alaikum, saya Dedi Mulyadi ingin memberikan rezeki bagi yang membutuhkan. Untuk rezeki ini berupa uang tunai. Silahkan hubungi saya melalui Messenger."
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu hoaks dan merupakan hasil manipulasi perangkat artificial intelligence (AI).
Video Dedi Mulyadi mengadakan giveaway dibagikan oleh akun Facebook ini pada Senin (16/6/2025). Berikut kutipan pernyataan Dedi dalam video:
"Assalamu'alaikum, saya Dedi Mulyadi ingin memberikan rezeki bagi yang membutuhkan. Untuk rezeki ini berupa uang tunai. Silahkan hubungi saya melalui Messenger."
Hasil Cek Fakta
Setelah diperiksa, akun Facebook tersebut bukan milik Dedi Mulyadi. Akun resmi Dedi Mulyadi memiliki tanda centang biru (terverifikasi), seperti akun Instagram-nya @dedimulyadi71.
Akun Instagram tersebut mengunggah video yang sama pada 22 Mei 2025. Namun, video tersebut tidak memuat informasi mengenai giveaway.
Video tersebut antara lain berisi ucapan selamat pagi dari Dedi Mulyadi dan pesannya kepada warga Jawa Barat untuk bersemangat menjalani hari.
Kemudian, Kompas.com mengecek video yang dibagikan di Facebook tersebut menggunakan AI Voice Detector. Hasilnya, video terindikasi merupakan hasil manipulasi AI.
Suara Dedi Mulyadi memberikan giveaway dalam video yang beredar di Facebook terdeteksi dihasilkan oleh AI. Probabilitasnya mencapai 95,98 persen.
Akun Instagram tersebut mengunggah video yang sama pada 22 Mei 2025. Namun, video tersebut tidak memuat informasi mengenai giveaway.
Video tersebut antara lain berisi ucapan selamat pagi dari Dedi Mulyadi dan pesannya kepada warga Jawa Barat untuk bersemangat menjalani hari.
Kemudian, Kompas.com mengecek video yang dibagikan di Facebook tersebut menggunakan AI Voice Detector. Hasilnya, video terindikasi merupakan hasil manipulasi AI.
Suara Dedi Mulyadi memberikan giveaway dalam video yang beredar di Facebook terdeteksi dihasilkan oleh AI. Probabilitasnya mencapai 95,98 persen.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video Dedi Mulyadi mengadakan giveaway yang beredar di Facebook adalah hoaks.
Video itu dibagikan bukan oleh akun resmi, dan suara Dedi Mulyadi dalam video itu terdeteksi dihasilkan oleh AI. Probabilitasnya mencapai 95,98 persen menurut AI Voice Detector.
Video itu dibagikan bukan oleh akun resmi, dan suara Dedi Mulyadi dalam video itu terdeteksi dihasilkan oleh AI. Probabilitasnya mencapai 95,98 persen menurut AI Voice Detector.
Rujukan
Halaman: 868/7087
