Yes you are right Mr @netanyahu @IDF SDM rendah
(GFD-2024-22723) [SALAH] Netanyahu Mengatakan Bahwa 80% SDM Indonesia Rendah
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 18/09/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Pemeriksa Fakta Tempo.
Sebuah akun twitter bernama Tita telah memposting sebuah postingan yang melampirkan sebuah tangkapan layar dari artikel oleh Niaspronews yang berjudul “Netanyahu Sampaikan : 80% Warga Indonesia itu Sumber Daya Manusianya Rendah (SDM) Gampang Dibodohi”. Postingan tersebut telah diunggah pada tanggal 10 Agustus 2024.
Setelah dilakukan pemeriksaan melalui tim Pemeriksa Fakta Tempo, menemukan bahwa mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak pernah menyatakan 80 persen sumber daya manusia rendah.
Kemudian, Tempo mengulas media Nias Pro News melalui penelusuran di Google dan TikTok, namun nama media Nias Pro News tidak terindeks di Google Search maupun tiktok. Tempo juga telah mencoba sejumlah nama domain, antara lain niaspronews.com, niaspronews.id, dan niaspronews.co, namun tidak ada web atau blog yang tersedia.
Selanjutnya, dilakukan penelusuran dengan mencari judul artikel tersebut di google, tetapi juga tidak ditemukan sejumlah artikel dengan judul tersebut.
Kemudian, setelah dilakukan pencarian dengan reverse image ditemukan bahwa foto Benjamin Netanyahu dalam postingan twitter tersebut merupakan dokumentasi dari fotografer Inggris, Reuters, Ammar Awad pada 2 November 2022, lewat artikelnya yang berjudul “Palestinians fear Israeli election result could mean more violence”.
Sehingga, tidak ditemukannya artikel asli maupun alamat website dari Niaspronews. Kemungkinan besar, tangkapan layar tersebut merupakan hasil rekayasa digital.
=====
Sebuah akun twitter bernama Tita telah memposting sebuah postingan yang melampirkan sebuah tangkapan layar dari artikel oleh Niaspronews yang berjudul “Netanyahu Sampaikan : 80% Warga Indonesia itu Sumber Daya Manusianya Rendah (SDM) Gampang Dibodohi”. Postingan tersebut telah diunggah pada tanggal 10 Agustus 2024.
Setelah dilakukan pemeriksaan melalui tim Pemeriksa Fakta Tempo, menemukan bahwa mantan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tidak pernah menyatakan 80 persen sumber daya manusia rendah.
Kemudian, Tempo mengulas media Nias Pro News melalui penelusuran di Google dan TikTok, namun nama media Nias Pro News tidak terindeks di Google Search maupun tiktok. Tempo juga telah mencoba sejumlah nama domain, antara lain niaspronews.com, niaspronews.id, dan niaspronews.co, namun tidak ada web atau blog yang tersedia.
Selanjutnya, dilakukan penelusuran dengan mencari judul artikel tersebut di google, tetapi juga tidak ditemukan sejumlah artikel dengan judul tersebut.
Kemudian, setelah dilakukan pencarian dengan reverse image ditemukan bahwa foto Benjamin Netanyahu dalam postingan twitter tersebut merupakan dokumentasi dari fotografer Inggris, Reuters, Ammar Awad pada 2 November 2022, lewat artikelnya yang berjudul “Palestinians fear Israeli election result could mean more violence”.
Sehingga, tidak ditemukannya artikel asli maupun alamat website dari Niaspronews. Kemungkinan besar, tangkapan layar tersebut merupakan hasil rekayasa digital.
=====
Kesimpulan
Faktanya, tidak ada alamat website yang ditemukan atas nama Nias Pro News. Kemudian juga tidak ditemukan judul tersebut dalam pencarian google. Foto Netanyahu dalam postingan berasal dari artikel Reuters pada tahun 2022.
Rujukan
(GFD-2024-22722) [PENIPUAN] Pesan WhatsApp Dirjen Bimas Hindu Nengah Duija
Sumber: WhatsApp.comTanggal publish: 18/09/2024
Berita
Om swastiastu
Punapi gatra au..?”
Punapi gatra au..?”
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari akun Instagram Bimas Hindu RI.
Nomor WhatsApp 0813 1288 8682 menghubungi pengguna WhatsApp dan menanyakan kabar. Nomor tersebut memasang nama dan foto profil Nengah Duija, Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu.
Faktanya nomor tersebut bukan milik Nengah Duija. Ditjen Bimas Hindu melalui akun media sosial memposting tangkapan layar akun tiruan tersebut. Pihaknya mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan Dirjen Bimas Hindu ataupun seluruh ASN di Ditjen Bimas Hindu.
Jika menemukan hal serupa langsung konfirmasi atau hubungi Ditjen Bimas Hindu melalui media sosial dan call centernya:
Instagram, X, Tiktok, Youtube, Facebook: Bimas Hindu RI
Website: bimashindu.kemenag.go.id
Call Center: 146
Nomor WhatsApp 0813 1288 8682 menghubungi pengguna WhatsApp dan menanyakan kabar. Nomor tersebut memasang nama dan foto profil Nengah Duija, Dirjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu.
Faktanya nomor tersebut bukan milik Nengah Duija. Ditjen Bimas Hindu melalui akun media sosial memposting tangkapan layar akun tiruan tersebut. Pihaknya mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan Dirjen Bimas Hindu ataupun seluruh ASN di Ditjen Bimas Hindu.
Jika menemukan hal serupa langsung konfirmasi atau hubungi Ditjen Bimas Hindu melalui media sosial dan call centernya:
Instagram, X, Tiktok, Youtube, Facebook: Bimas Hindu RI
Website: bimashindu.kemenag.go.id
Call Center: 146
Kesimpulan
Ditejn Bimas Hindu RI mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap akun yang mengatasnamakan Dirjen Bimas Hindu.
Rujukan
(GFD-2024-22721) [SALAH] Cover Majalah Tempo Gibran “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 18/09/2024
Berita
Mumet mikirin kaskus fufufafa mumet mikirin private jet kaesang bobby terus blok medan. @KPK_RI dilemahkan. Akhirnya mulyono mandi ujan.
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun twitter bernama Guadalupe Sanchez telah mengunggah postingan mengenai majalah Tempo yang menampilkan Gibran sebagai cover majalah tersebut dengan judul “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus”. Postingan tersebut telah diposting pada 2 September 2024.
Setelah dilakukan penelusuran dengan menggunakan google search image, pencarian diarahkan kepada salah satu edisi Tempo pada 15 Oktober 2023 dengan judul “Skenario Culas Prabowo - Gibran”. Pada pencarian lain memperlihatkan bahwa wajah Gibran telah menjadi cover dari majalah Tempo yang telah diterbitkan pada edisi Oktober 2023 dengan judul “Gerilya Untuk Putra Mahkota”.
Setelah mencari pada web majalah Tempo dengan judul “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus” tidak ditemukan majalah atau artikel dengan judul tersebut. Cover tersebut terlihat merupakan hasil rekayasa digital dengan mencomot cover Tempo yang asli dan menempelkan judul yang tidak jelas dan tidak pernah dipublikasikan oleh Tempo.
Setelah dilakukan penelusuran dengan menggunakan google search image, pencarian diarahkan kepada salah satu edisi Tempo pada 15 Oktober 2023 dengan judul “Skenario Culas Prabowo - Gibran”. Pada pencarian lain memperlihatkan bahwa wajah Gibran telah menjadi cover dari majalah Tempo yang telah diterbitkan pada edisi Oktober 2023 dengan judul “Gerilya Untuk Putra Mahkota”.
Setelah mencari pada web majalah Tempo dengan judul “Pusing Ngapusin Jejak Fufufafa di Kaskus” tidak ditemukan majalah atau artikel dengan judul tersebut. Cover tersebut terlihat merupakan hasil rekayasa digital dengan mencomot cover Tempo yang asli dan menempelkan judul yang tidak jelas dan tidak pernah dipublikasikan oleh Tempo.
Kesimpulan
Faktanya, tidak ditemukan judul dan cover dari majalah Tempo terbaru. Cover foto Gibran merupakan cover majalah Tempo pada tahun 2023 dengan judul “Gerilya Untuk Putra Mahkota”.
Rujukan
(GFD-2024-22720) [SALAH] Dokumen WEF Sebut 6 Miliar Orang Akan Meninggal Pada 2025
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 18/09/2024
Berita
Dokumen WEF Pastikan 6 Miliar Manusia Akan Mati di Tahun 2025.
Fakta diperiksa oleh Komunitas Suara Rakyat
22 Agustus 2024
Baxter Dmitry,
Laporan Forum Ekonomi Dunia yang tersembunyi menegaskan bahwa lebih dari enam miliar orang akan meninggal pada tahun 2025 – dan menurut laporan dari Davos, Klaus Schwab telah mengonfirmasi bahwa tujuan yang disebutkan tersebut sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Fakta diperiksa oleh Komunitas Suara Rakyat
22 Agustus 2024
Baxter Dmitry,
Laporan Forum Ekonomi Dunia yang tersembunyi menegaskan bahwa lebih dari enam miliar orang akan meninggal pada tahun 2025 – dan menurut laporan dari Davos, Klaus Schwab telah mengonfirmasi bahwa tujuan yang disebutkan tersebut sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Pemeriksa Fakta Kompas.
Sebuah akun facebook bernama Budi Kurniawan Winata telah memposting sebuah postingan yang mengklaim bahwa terdapat lebih dari 6 miliar orang akan meninggal pada tahun 2025. Postingan tersebut juga melampirkan sebuah link artikel berita dari THEPEOPLESVOICE.TV.
Dilansir dari kompas.com, situs The People’s Voice memiliki rekam jejak sering menyebarkan berita yang tidak benar. Situs web tersebut memang rutin menerbitkan artikel mengenai konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC. Sumber informasinya pun dipertanyakan dan tidak dapat dipercaya.
Dalam artikel The People's Voice tersebut telah mengutip seorang pria bernama Edwin A Deagel Jr yang diklaim memiliki hubungan dengan WEF. Namun, tidak ada bukti atas klaim yang disampaikan Deagel. Dilakukan juga penelusuran dengan membuka web resmi WEF, tetapi tidak ditemukan informasi mengenai angka kematian yang dipastikan pada tahun 2025.
Sebuah akun facebook bernama Budi Kurniawan Winata telah memposting sebuah postingan yang mengklaim bahwa terdapat lebih dari 6 miliar orang akan meninggal pada tahun 2025. Postingan tersebut juga melampirkan sebuah link artikel berita dari THEPEOPLESVOICE.TV.
Dilansir dari kompas.com, situs The People’s Voice memiliki rekam jejak sering menyebarkan berita yang tidak benar. Situs web tersebut memang rutin menerbitkan artikel mengenai konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC. Sumber informasinya pun dipertanyakan dan tidak dapat dipercaya.
Dalam artikel The People's Voice tersebut telah mengutip seorang pria bernama Edwin A Deagel Jr yang diklaim memiliki hubungan dengan WEF. Namun, tidak ada bukti atas klaim yang disampaikan Deagel. Dilakukan juga penelusuran dengan membuka web resmi WEF, tetapi tidak ditemukan informasi mengenai angka kematian yang dipastikan pada tahun 2025.
Kesimpulan
Faktanya, informasi tersebut berawal beredar dari situs yang memiliki jejak menyebarkan teori konspirasi. Dalam web resmi WEF juga tidak ditemukan informasi tersebut.
Rujukan
Halaman: 865/5913