Sebuah akun facebook bernama Jumrah Alif mengunggah sebuah postingan mengenai pengalaman dirinya yang sering mengkonsumsi kuaci mendekati hari perkiraan lahir. Sehingga pada saat melahirkan prosesnya lancar dan tidak memakan waktu yang lama karena kontraksi.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut telah beredar pada tahun 2022. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kompas.com, dokter spesialis kandungan Prof. Dr. Wawang S Sukarya, SpOG (K), MARS, MHKes mengatakan bahwa pada saat kontraksi uterus hanya dapat diatasi dengan obat-obat anti prostaglandin seperti asam mefenamat, phenylbutazone, dll.
Sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah bahwa mengkonsumsi kuaci akan mengurangi kontraksi uterus.

Faktanya, belum ada bukti ilmiah yang memperkuat narasi makan kuaci mampu menghilangkan kontraksi uterus atau rahim.

Artikel disadur dari Pemeriksa Fakta Tirto.
Sebuah akun facebook bernama Rohayati Ma’ruf telah memposting sebuah video di facebook dengan mengklaim adanya penemuan kasus Mpox di Bali. Postingan tersebut juga telah diunggah pada 4 September 2024.
Dilansir dalam tirto.id, Tim Pemeriksa Fakta Tirto telah mencari melalui google lens mengenai informasi tersebut, tetapi tidak ditemukan sumber kredibel yang mengkonfirmasi video tersebut. Pencarian tersebut hanya mengarah pada beberapa unggahan media sosial yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan tak dikonfirmasi oleh sumber kredibel.
Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan Kemenkes, Ahmad Farchanny T. A, MKM, pun mengatakan kepada Tirto, 4 September 2024, bahwa video ini tidak benar. Kemudian, Plt. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi sendiri menyatakan bahwa jumlah kasus Mpox di Indonesia masih serupa dengan laporan terakhir yang dibeberkan oleh Kemenkes RI, yakni 88 pasien sejak tahun 2022 yang tersebar di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sehingga, sampai saat ini belum ada konfirmasi mengenai penemuan baru kasus Mpox di Indonesia.

Faktanya, belum ada data terbaru mengenai penemuan kasus Mpox di Bali. Menurut data terakhir Kemenkes RI, terdapat 88 kasus semenjak 2022 dan kasus tersebut ada pada wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sebuah akun tiktok bernama Agustino Surastyo mengunggah postingan mengenai pendaftaran anggota Partai Perubahan yang diusung oleh Anies Baswedan. Postingan tersebut telah dilihat sebanyak 150 ribu orang di Tiktok.
Setelah dilakukan penelusuran dengan melihat akun media sosial resmi Anies di Instagram, Anies menegaskan bahwa belum ada pendaftaran atau formulir yang diedarkan ke publik. Anies sendiri juga menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah menyebarkan informasi tersebut. Anies juga menghimbau pada masyarakat agar lebih berhati - hati dan kritis mengenai informasi yang beredar.
Tidak hanya di instagram, Anies juga memberikan klarifikasi pada akun twitter resmi miliknya yaitu @aniesbaswedan. Sampai saat ini, Anies Baswedan belum mengambil tindakan konkret terkait wacana pembentukan partai politik. Gagasan ini sempat mencuat setelah Anies menyatakan bahwa dia tidak jadi maju dalam Pilkada 2024.
Mengutip dari Kompas.com, Anies sebelumnya mengungkapkan kemungkinan untuk mendirikan organisasi masyarakat atau partai politik guna menyampaikan visi dan misinya tentang perubahan. Anies juga menyambut baik ide dari warganet mengenai nama "Partai Perubahan Indonesia." Namun, hingga saat ini, Anies belum membuat keputusan apakah akan membentuk partai politik atau organisasi masyarakat setelah kegagalannya maju di Pilkada 2024.

Faktanya, Anies belum membuat keputusan apakah akan membentuk partai politik atau organisasi masyarakat setelah kegagalannya maju di Pilkada 2024. Melalui media sosialnya, Anies menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengedarkan informasi tersebut.

Artikel disadur dari Kompas.
Beredar unggahan di media sosial Facebook berisikan informasi pendaftaran rekrutmen karyawan BPJS periode 2024.

Namun, setelah dicek tautan pendaftaran dalam unggahan tersebut tidak mengarah kepada situs resmi BPJS (https://rekrutmen.bpjs-kesehatan.go.id/karir/). Dilansir dari kompas, Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah mengatakan, informasi rekrutmen yang beredar di Facebook tersebut adalah hoaks. Info rekrutmen hanya dapat diakses melalui website resmi BPJS Kesehatan.

Malui penelusuran tersebut maka dapat disimpulkan klaim mengenai tautan pendaftaran rekrutmen karyawan BPJS yang beredar adalah tidak benar.

Klaim mengenai tautan pendaftaran rekrutmen karyawan BPJS yang beredar adalah tidak benar. Informasi rekrutmen BPJS Kesehatan hanya dapat diakses melalui situs resmi BPJS (https://rekrutmen.bpjs-kesehatan.go.id/karir/)