KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi tentang cara mendapatkan token listrik gratis dengan mendaftarkan diri ke situs web tertentu.
Informasi yang beredar mengeklaim bahwa situs tersebut adalah situs web resmi PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.
Informasi cara mendapatkan token listrik gratis dengan mendaftarkan diri ke situs tertentu dibagikan oleh sejumlah akun Facebook, misalnya akun ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Untuk mendapatkan token listrik gratis silahkan daftar di situs web resmi PLN di bawah ini
bergabungsekarang[dot]top
Screenshot Hoaks, situs web diklaim untuk dapat token listrik gratis
(GFD-2025-27140) [HOAKS] Situs Web untuk Klaim Token Listrik Gratis dari PLN
Sumber:Tanggal publish: 26/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah diperiksa, tautan tersebut tidak mengarah ke situs resmi PLN. Tautan itu mengarah ke situs mencurigakan yang terindikasi phishing atau pencurian data.
Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor akun Telegram aktif untuk mendapatkan token listrik gratis.
Sebelumnya, tautan yang diklaim untuk mendapatkan token listrik gratis senilai Rp 250.000 sempat beredar di Facebook pada Februari 2025.
Manager Komunikasi & TJSL PLN UID Jateng-DIY, Prayudha Fasya Perdana mengatakan, tautan tersebut dipastikan hoaks.
"PLN tidak pernah membagikan token listrik gratis melalui link atau tautan yang beredar di luar kanal resmi perusahaan," kata Yudha seperti diberitakan Kompas.com, 28 Februari 2025.
Yudha mengatakan, informasi terkait program atau promo PLN hanya disampaikan melalui saluran komunikasi resmi, yaitu:
Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor akun Telegram aktif untuk mendapatkan token listrik gratis.
Sebelumnya, tautan yang diklaim untuk mendapatkan token listrik gratis senilai Rp 250.000 sempat beredar di Facebook pada Februari 2025.
Manager Komunikasi & TJSL PLN UID Jateng-DIY, Prayudha Fasya Perdana mengatakan, tautan tersebut dipastikan hoaks.
"PLN tidak pernah membagikan token listrik gratis melalui link atau tautan yang beredar di luar kanal resmi perusahaan," kata Yudha seperti diberitakan Kompas.com, 28 Februari 2025.
Yudha mengatakan, informasi terkait program atau promo PLN hanya disampaikan melalui saluran komunikasi resmi, yaitu:
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, beragam tautan yang diklaim untuk mendapatkan token listrik gratis adalah hoaks.
PLN tidak pernah membagikan token listrik gratis melalui link atau tautan yang beredar di luar kanal resmi perusahaan
PLN tidak pernah membagikan token listrik gratis melalui link atau tautan yang beredar di luar kanal resmi perusahaan
Rujukan
- https://www.facebook.com/61576264901308/videos/979002804305305/
- https://www.facebook.com/watch/?v=1347973193149925
- https://www.facebook.com/61575734555881/videos/664741426366775/
- https://www.kompas.com/cekfakta/read/2025/02/28/121800782/-hoaks-pln-bagikan-token-listrik-gratis-senilai-rp-250.000
- http://www.pln.co.id
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27139) [KLARIFIKASI] TNI Bantah Ambil Alih Basis dan Turunkan Bendera Papua Nugini
Sumber:Tanggal publish: 26/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Tentara Negara Indonesia (TNI) diklaim mengambil alih sebuah basis dengan menurunkan bendera Papua Nugini.
Dalam sebuah video, tampak sejumlah personel TNI menurunkan bendera dari tiang di depan sebuah bangunan bertuliskan "Camp Service Mile 38".
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, peristiwa dalam video dinarasikan dengan keliru.
Video TNI menurunkan bendera Papua Nugini disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
"Take over PNG base by Indonesia soldiers," tulis salah satu akun pada Rabu, 7 Mei 2025.
Dalam sebuah video, tampak sejumlah personel TNI menurunkan bendera dari tiang di depan sebuah bangunan bertuliskan "Camp Service Mile 38".
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, peristiwa dalam video dinarasikan dengan keliru.
Video TNI menurunkan bendera Papua Nugini disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
"Take over PNG base by Indonesia soldiers," tulis salah satu akun pada Rabu, 7 Mei 2025.
Hasil Cek Fakta
Kapuspen TNI Mayjen Kristomei Sianturi meluruskan, peristiwa dalam video yang beredar bukanlah pengambilalihan basis Papua Nugini.
"Kegiatan ini bermula saat seorang berinisial SEM mengibarkan bendera Papua Nugini di depan kantor PT Pangansari Utama (PSU)," kata Kristomei kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2025).
SEM merupakan karyawan PT PSU. Ia mengibarkan bendera Papua Nugini di kantor PT PSU Mile 38, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika pada Minggu, 4 Mei 2025.
Tindakan tersebut segera diketahui oleh satpam. Satpam lantas melaporkan kejadian tersebut ke pos keamanan terdekat, yakni Detasemen Kavaleri 3/Serigala Ceta.
"Merespons laporan tersebut, anggota Denkav 3/SC dengan cepat menuju lokasi dan menurunkan bendera tersebut," ucap Kristomei.
Belum diketahui motivasi SEM mengibarkan bendera tersebut, tetapi ia lantas diamankan di Polsek Kuala Kencana.
Video serupa juga dibantah oleh pemeriksa fakta Australia, AAP.
Lokasi pengibaran bendera tersebut dipastikan bukan di Papua Nugini, melainkan di Mimika. Lokasinya dapat dilihat di Google Maps ini.
"Kegiatan ini bermula saat seorang berinisial SEM mengibarkan bendera Papua Nugini di depan kantor PT Pangansari Utama (PSU)," kata Kristomei kepada Kompas.com, Kamis (22/5/2025).
SEM merupakan karyawan PT PSU. Ia mengibarkan bendera Papua Nugini di kantor PT PSU Mile 38, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika pada Minggu, 4 Mei 2025.
Tindakan tersebut segera diketahui oleh satpam. Satpam lantas melaporkan kejadian tersebut ke pos keamanan terdekat, yakni Detasemen Kavaleri 3/Serigala Ceta.
"Merespons laporan tersebut, anggota Denkav 3/SC dengan cepat menuju lokasi dan menurunkan bendera tersebut," ucap Kristomei.
Belum diketahui motivasi SEM mengibarkan bendera tersebut, tetapi ia lantas diamankan di Polsek Kuala Kencana.
Video serupa juga dibantah oleh pemeriksa fakta Australia, AAP.
Lokasi pengibaran bendera tersebut dipastikan bukan di Papua Nugini, melainkan di Mimika. Lokasinya dapat dilihat di Google Maps ini.
Kesimpulan
Tidak benar TNI mengambil alih basis dan menurunkan bendera Papua Nugini.
Personel TNI merespons laporan pengibaran bendera di kantor PT PSU Mile 38, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika pada Minggu, 4 Mei 2025.
Pelaku pengibaran bendera adalah karyawan PT PSU yang kini telah diamankan polisi.
Personel TNI merespons laporan pengibaran bendera di kantor PT PSU Mile 38, Distrik Kuala Kencana, Kabupaten Mimika pada Minggu, 4 Mei 2025.
Pelaku pengibaran bendera adalah karyawan PT PSU yang kini telah diamankan polisi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100073959130038/videos/1858972798214462
- https://www.facebook.com/61565335880440/videos/1060981802613297
- https://www.facebook.com/reel/1916356129134798
- https://www.facebook.com/reel/675346765233179
- https://www.facebook.com/reel/1454025402443036
- https://www.facebook.com/61561529802757/videos/697747429285796
- https://www.aap.com.au/factcheck/no-indonesian-soldiers-didnt-remove-a-flag-from-a-png-base/
- https://www.google.com/maps/place/Camp+Office+and+Gym+38/@-4.3954316,136.929836,1879m/data=!3m1!1e3!4m6!3m5!1s0x68230d002142d2eb:0x92a0248bbc7476a1!8m2!3d-4.3954613!4d136.9324196!16s%2Fg%2F11yb65_jrf?entry=ttu&g_ep=EgoyMDI1MDUxNS4xIKXMDSoASAFQAw%3D%3D
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27138) [HOAKS] Jasa Marga Bagikan Saldo E-Toll Gratis pada Mei 2025
Sumber:Tanggal publish: 23/05/2025
Berita
KOMPAS.com - PT Jasa Marga (Persero) Tbk disebut membagikan saldo e-toll gratis senilai Rp 500.000. Informasi itu beredar di media sosial pada Mei 2025.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Informasi yang menyebutkan Jasa Marga membagikan saldo e-toll gratis Rp 500.000 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Halo kawan JM
PT Jasa Marga (persero) Tbk bagi-bagi saldo e-toll gratis senilai Rp.500.000,- Daftar dan segera klaim saldo e-toll gratis dari PT JASA MARGA (PERSERO)Tbk.
Dapatkan sekarang klik link di bio
Screenshot Hoaks, Jasa Marga bagikan saldo e-toll gratis Mei 2025
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Informasi yang menyebutkan Jasa Marga membagikan saldo e-toll gratis Rp 500.000 dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.
Berikut narasi yang dibagikan:
Halo kawan JM
PT Jasa Marga (persero) Tbk bagi-bagi saldo e-toll gratis senilai Rp.500.000,- Daftar dan segera klaim saldo e-toll gratis dari PT JASA MARGA (PERSERO)Tbk.
Dapatkan sekarang klik link di bio
Screenshot Hoaks, Jasa Marga bagikan saldo e-toll gratis Mei 2025
Hasil Cek Fakta
Informasi pembagian saldo e-toll gratis telah beredar sejak Januari 2025 dan telah dibantah oleh Jasa Marga melalui akun Instagram resmi.
"Berbagai program serupa seperti yang tertera di foto postingan ini dan informasi selain dari akun media sosial resmi milik Jasa Marga adalah hoaks," tulis Jasa Marga.
Jasa Marga meminta masyarakat waspada atas segala informasi yang beredar, dan senantiasa mengecek cek kebenaran informasi di akun media sosial dan website resmi perusahaan.
Sementara itu, tautan yang dicantumkan dalam unggahan Facebook tersebut mengarah ke situs mencurigakan yang terindikasi modus phishing.
Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap, usia, domisili, dan nomor akun Telegram aktif untuk mengeklaim saldo e-toll gratis.
"Berbagai program serupa seperti yang tertera di foto postingan ini dan informasi selain dari akun media sosial resmi milik Jasa Marga adalah hoaks," tulis Jasa Marga.
Jasa Marga meminta masyarakat waspada atas segala informasi yang beredar, dan senantiasa mengecek cek kebenaran informasi di akun media sosial dan website resmi perusahaan.
Sementara itu, tautan yang dicantumkan dalam unggahan Facebook tersebut mengarah ke situs mencurigakan yang terindikasi modus phishing.
Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap, usia, domisili, dan nomor akun Telegram aktif untuk mengeklaim saldo e-toll gratis.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi program e-toll gratis sebesar Rp 500.000 mengatasnamakan Jasa Marga adalah hoaks.
Informasi pembagian saldo e-toll gratis telah beredar sejak Januari 2025 dan telah dibantah oleh Jasa Marga melalui akun Instagram resmi.
Informasi pembagian saldo e-toll gratis telah beredar sejak Januari 2025 dan telah dibantah oleh Jasa Marga melalui akun Instagram resmi.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid024QufCt3kFicExW2dsDpwAsSXetsjgPFTwxjCm3tZcFHVH4mvp5A7TWnRa2UMZZKYl&id=61565486758767
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid03M6YaA8NPdJDizy36p6nb9Pg1PgCbaU48sDDVnjU7hQN84wm81UfXLKotRAE6gr1l&id=61574034159564
- https://www.facebook.com/watch/?v=9891234434302321
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid0DTmpS8CmRyjtuL98Tak11zxvVPrihvFF2xRXb4ebqECB212m34ipgQwxeZH8u6wsl&id=61575714013702
- https://www.instagram.com/official.jasamarga/p/DEoqvsnSEaX/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2025-27137) Keliru: Tempo Memberitakan Jokowi Punya Nama Kecil Oeng Hong Liong
Sumber:Tanggal publish: 26/05/2025
Berita
SEBUAH tangkapan layar artikel berlogo Tempo memuat klaim bahwa Jokowi dan ibu kandungnya memiliki nama Tionghoa. Konten itu beredar sebagai pesan berantai di WhatsApp dan diterima Tempo pada Sabtu 24 Mei 2025.
Tangkapan layar itu berisi foto Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan judul berita, “Histori Mr Oei Hong Liong”. Oei Hong Liong disebut sebagai nama kecil dari Jokowi. Karena memiliki nama Tionghoa, Presiden Tiongkok Xi Jin Ping diklaim pernah membiayai Jokowi untuk menjarah Indonesia.
Sedangkan Kho Mei Hwa tertulis sebagai nama Ibu kandungnya, seorang aktivis Gerwani yang kaya raya dan juga agen Republik Rakyat Tiongkok (RRT) 1965. Selain itu, ayah Jokowi juga diklaim sebagai pentolan PKI Solo.
Lalu benarkah Tempo memberitakan Jokowi punya nama kecil Oeng Hong Liong?
Tangkapan layar itu berisi foto Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) dan judul berita, “Histori Mr Oei Hong Liong”. Oei Hong Liong disebut sebagai nama kecil dari Jokowi. Karena memiliki nama Tionghoa, Presiden Tiongkok Xi Jin Ping diklaim pernah membiayai Jokowi untuk menjarah Indonesia.
Sedangkan Kho Mei Hwa tertulis sebagai nama Ibu kandungnya, seorang aktivis Gerwani yang kaya raya dan juga agen Republik Rakyat Tiongkok (RRT) 1965. Selain itu, ayah Jokowi juga diklaim sebagai pentolan PKI Solo.
Lalu benarkah Tempo memberitakan Jokowi punya nama kecil Oeng Hong Liong?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan mengunjungi website Tempo.co dan mewawancarai pemimpin redaksi Tempo. Faktanya, tangkapan layar berita tersebut merupakan hasil rekayasa.
Hasil penelusuran di situs web Tempo, tidak ditemukan berita berjudul “Histori Mr Oei Hong Liong”. Menurut Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, Tempo tidak pernah menerbitkan berita tersebut.
“Tempo tidak pernah menerbitkan berita tersebut sehingga bisa dipastikan ini hoaks. Pembuat hoaks telah mencatut logo Tempo,” kata Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, Senin, 26 Mei 2025.
Mereka yang mencatut nama Tempo adalah perbuatan pidana. Tindakan ini mengganggu kerja jurnalistik Tempo untuk terus menghadirkan karya jurnalistik berkualitas.
??Setri mengingatkan, produk Tempo yang asli dan berkualitas hanya bisa didapatkan di website resmi Tempo yakni www.tempo.co.
Klaim Jokowi Keturunan Cina
Klaim Jokowi keturunan Cina telah berulang kali beredar. Cek Fakta Tempo pernah menulis biografi Jokowi berdasarkan buku berjudul “Jokowi Menuju Cahaya” karya Alberthiene Endah (2018). Dalam buku itu dijelaskan, Jokowi terlahir dengan nama Mulyono pada Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Namun, nama itu tidak lama digunakan. Karena berulang kali sakit, orang tua Jokowi memberi nama baru baginya. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, seorang anak yang sakit-sakitan perlu diganti namanya. Nama Mulyono pun diganti dengan Joko Widodo.
Dalam buku itu dikisahkan, Jokowi menghabiskan masa kecilnya di sebuah rumah bilik di pinggir kali, tepatnya di daerah Srambatan, pinggiran Solo. Ibu Jokowi bernama Sujiatmi. Sedangkan bapaknya, Wijiatno Notomiarjo adalah pedagang bambu dan kayu. Ia dan keluarganya berkali-kali pindah rumah, namun selalu di pinggir sungai.
Hasil penelusuran di situs web Tempo, tidak ditemukan berita berjudul “Histori Mr Oei Hong Liong”. Menurut Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, Tempo tidak pernah menerbitkan berita tersebut.
“Tempo tidak pernah menerbitkan berita tersebut sehingga bisa dipastikan ini hoaks. Pembuat hoaks telah mencatut logo Tempo,” kata Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, Senin, 26 Mei 2025.
Mereka yang mencatut nama Tempo adalah perbuatan pidana. Tindakan ini mengganggu kerja jurnalistik Tempo untuk terus menghadirkan karya jurnalistik berkualitas.
??Setri mengingatkan, produk Tempo yang asli dan berkualitas hanya bisa didapatkan di website resmi Tempo yakni www.tempo.co.
Klaim Jokowi Keturunan Cina
Klaim Jokowi keturunan Cina telah berulang kali beredar. Cek Fakta Tempo pernah menulis biografi Jokowi berdasarkan buku berjudul “Jokowi Menuju Cahaya” karya Alberthiene Endah (2018). Dalam buku itu dijelaskan, Jokowi terlahir dengan nama Mulyono pada Juni 1961 di Rumah Sakit Brayat Minulyo, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
Namun, nama itu tidak lama digunakan. Karena berulang kali sakit, orang tua Jokowi memberi nama baru baginya. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa, seorang anak yang sakit-sakitan perlu diganti namanya. Nama Mulyono pun diganti dengan Joko Widodo.
Dalam buku itu dikisahkan, Jokowi menghabiskan masa kecilnya di sebuah rumah bilik di pinggir kali, tepatnya di daerah Srambatan, pinggiran Solo. Ibu Jokowi bernama Sujiatmi. Sedangkan bapaknya, Wijiatno Notomiarjo adalah pedagang bambu dan kayu. Ia dan keluarganya berkali-kali pindah rumah, namun selalu di pinggir sungai.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim Tempo memberitakan Jokowi punya nama kecil Oeng Hong Liong adalah keliru.
Rujukan
Halaman: 783/6927
