• (GFD-2024-21029) CEK FAKTA: Hoaks! Video Kebakaran Ponpes di Caringin Sukabumi

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/07/2024

    Berita

    Beredar video tentang sebuah peristiwa kebakaran yang disebut terjadi di salah satu Pondok Pesantren (Ponpes) yang ada di Caringin, Sukabumi, Jawa Barat. 

    Dalam video unggahan akun X @Sutbudiharto62 yang berdurasi 1 menit 30 detik itu, terdapat teks berbunyi "Pondok Pesantren di Caringin, Sukabumi Dibakar Segerombol Orang Tak Dikenal".  Selain itu, pemilik akun juga memberikan caption video "Pondok pesantren Nurul Fazri di Caringin Sukabumi Jawa Barat hangus terbakar: Diduga akibat dilembari orang". 

    Video tersebut juga menunjukkan beberapa ruangan yang telah hangus dilalap jago merah. Serta dibarengi dengan narasi: 

    "Pondok Pesantren di Caringin, Sukabumi dibakar segerombol orang tak dikenal. Insiden ini terjadi dua kali, sebelumnya sempat ketahuan, namun kali ini tidak ada yang lihat. Dipastikan insiden ini tidak ada korban jiwa. Akankah pihak kepolisian akan menindaklanjuti kasus ini?" 

    Video ini pun sempat menggegerkan warga Sukabumi Jawa Barat. Karena selain ramai di media sosial, video ini juga banyak tersebar di grup whatsapp. Benarkah informasi tersebut? 

    Hasil Cek Fakta

    Penelusuran Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta TIMES Indonesia, video peristiwa kebakaran yang disebut terjadi di Pondok Pesantren Nurul Fazri di Caringin Sukabumi Jawa Barat itu tidak benar atau hoaks.

    Dari hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia menggunakan Google Lens pada logo Pondok Pesantren yang sempat tersorot kamera pada awal video, diketahui bahwa instansi pendidikan pemilik logo itu adalah Pondok Pesantren Rubath Nurul Fajri III, yang ada di Kampung Limusnunggal RT 002/ RW 005, Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Sehingga video yang menyebut bahwa peristiwa itu terjadi di Kabupaten Sukabumi adalah hoaks. 

    Beberapa media lokal juga telah melakukan konfirmasi kepada pihak berwenang terkait kebenaran informasi tersebut. Namun semuanya mengatakan bahwa tidak ada Ponpes bernama Nurul Fazri atau Nurul Fajri di Caringin Sukabumi. Seperti yang diberitakan sukabumiupdate.com.
    https://www.sukabumiupdate.com/cek-fakta/143679/bukan-di-sukabumi-hati-hati-soal-kabar-pesantren-di-caringin-kebakaran

    Meski begitu, informasi terkait dengan peristiwa kebakaran memang benar adanya. Pihak kepolisian telah membenarkan informasi ini sekaligus mendatangi lokasi kejadian. Seperti yang diberitakan oleh detik.com.
    https://news.detik.com/berita/d-7424072/pesantren-di-caringin-kabupaten-bogor-terbakar-polisi-usut-penyebabnya

    dan bogor24update.id
    https://bogor24update.id/ditinggal-salat-magrib-kamar-santri-di-ponpes-rubath-nurul-fajri-caringin-terbakar/2/

    Dikutip dari Bogor 24 Update, Kapolsek Caringin Polres Bogor, AKP Hendra Kurnia menjelaskan peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (4/7/2024) sekira pukul 18.00. Kejadian tersebut mulanya diketahui oleh salah seorang santri di ponpes tersebut. 

    “Saat itu para santri meninggalkan kamarnya untuk salat magrib. Namun setelah kembali, satu di antara santri melihat ada kepulan asap dari dalam kamar,” ungkap Hendra dalam keterangannya, Jumat (5/72024). 

    Melihat itu, santri tersebut langsung berteriak meminta tolong dan memberi tahu santri lainnya. Santri yang datang bersama warga berusaha memadamkan api dengan alat seadanya. "Tidak lama kemudian tiba dua unit mobil Damkar Ciawi yang membantu untuk memadamkan api,” imbuhnya. 

    Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. 

    Kesimpulan

    Kesimpulan 

    Video yang diklaim sebagai kebakaran pondok pesantren Nurul Fajri di Caringin, Sukabumi, Jawa Barat, tidak benar. Lokasi kejadian kebakaran sebenarnya adalah Pondok Pesantren Rubath Nurul Fajri, yang ada di Kampung Limusnunggal RT 002/ RW 005, Desa Ciherang Pondok, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

    Informasi tersebut termasuk dalam kategori false context (konteks yang salah). Biasanya, false context memuat pernyataan, foto, atau video peristiwa yang terjadi pada suatu tempat, namun secara konteks yang ditulis tidak sesuai dengan fakta yang ada.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21028) [HOAKS] Fenomena Aphelion pada 9 Juli Membuat Suhu Bumi Lebih Dingin

    Sumber:
    Tanggal publish: 09/07/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar narasi mengenai fenomena astronomi Aphelion mengakibatkan suhu Bumi lebih dingin.

    Dampak dari fenomena yang terjadi pada Selasa (9/7/2024) pagi itu disebut akan terasa sampai Agustus 2024.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Narasi soal Aphelion membuat suhu Bumi menjadi lebih dingin dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Selasa (9/7/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    BERSIAP-SIAP MENGHADAPI SUHU BUMI LEBIH DINGIN DARI BIASANYA ...

    Mulai pagi ini jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION

    dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.

    Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll.

    Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat. Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan_NYA. Aamiin ...

    Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh.

    Jadi hawa lebih dingin, semoga tidak terlalu berdampak ke badan bagi yang tak terbiasa dengan suhu ini.

    Hasil Cek Fakta

    Dilansir Kompas.com, Aphelion adalah fenomena yang biasa terjadi setiap tahun. Pada 2023, Aphelion terjadi pada 7 Juli pukul 03.06 WIB.

    Tahun ini, Aphelion terjadi pada 5 Juli pukul 12.06 WIB. Jarak antara Bumi dan Matahari saat Aphelion sekitar 152,1 juta kilometer.

    Peneliti di Pusat Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Johan Muhammad menjelaskan, Aphelion merupakan fenomena ketika Bumi berada di titik terjauh dari Matahari.

    Sementara itu, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani mengatakan, Aphelion tidak akan memengaruhi cuaca saat ini yang tengah memasuki puncak kemarau.

    Meski suhu udara di sejumlah wilayah Indonesia cenderung lebih dingin pada Juli, Ida menyebutkan, hal itu disebabkan angin dari arah timur tenggara Benua Australia yang bergerak ke wilayah Indonesia, bukan Aphelion.

    Angin dari arah timur tersebut juga mengakibatkan dataran tinggi atau wilayah pegunungan berpotensi mengalami embun es. Ini juga tidak terkait dengan Aphelion.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai fenomena Aphelion mengakibatkan suhu Bumi menjadi lebih dingin adalah hoaks.

    Tahun ini, Aphelion terjadi pada 5 Juli. Fenomena itu juga tidak berpengaruh banyak terhadap cuaca di permukaan Bumi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21027) Cek Fakta: Tidak Benar Suhu Bumi Lebih Dingin Akibat Fenomena Aphelion

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/07/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim fenomena Aphelion mengakibatkan suhu bumi lebih dingin, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 7 Juli 2024.
    Unggahan klaim fenomena Aphelion mengakibatkan suhu bumi lebih dingin dan menimbulkan penyakit berupa tulisan sebagai berikut.
    "BERSIAP-SIAP MENGHADAPI SUHU BUMI LEBIH DINGIN DARI BIASANYA ...
    Mulai pagi ini jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION
    dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus.
    Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll.
    Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat.
    Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan_NYA. 🤲 Aamiin ...
    Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh.
    Jadi hawa lebih dingin, semoga tidak terlalu berdampak ke badan bagi yang tak terbiasa dengan suhu ini"
    Benarkah klaim fenomena Aphelion mengakibatkan suhu bumi lebih dingin? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Aphelion mengakibatkan suhu bumi lebih dingin, tulisan berjudul "Fenomena Aphelion Berdampak Ke Cuaca Indonesia? Begini Penjelasannya" yang dimuat situs resmi BMKG menyebutkan, fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion. Saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.
    Fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau (Juli - September). Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga NTT berada pada musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur-tenggara yang berasal dari Benua Australia. Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.
    Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudra Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin.
    Selain dampak angin dari Australia, berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari. Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.
    Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) akan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar sehingga kemudian membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari. Hal ini yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari.
    Fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun, bahkan hal ini pula yang nanti dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas) yang dikira salju oleh sebagian orang.
     
    Artikel berjudul "Apakah Aphelion Mempengaruhi Suhu Udara di Indonesia?" yang dimuat situs resmi BMKG menyebutkan, fenomena aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia.
    Padahal pada faktanya, penurunan suhu di bulan Juli belakangan ini lebih dominan disebabkan karena dalam beberapa hari terakhir di wilayah Indonesia, khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT kandungan uap di atmosfer cukup sedikit. Hal ini terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan selama beberapa hari terakhir. Secara fisis, uap air dan air merupakan zat yang cukup efektif dalam menyimpan energi panas. Sehingga, rendahnya kandungan uap di atmosfer ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi ke luar angkasa pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.
    Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan saat musim hujan atau peralihan.
    Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi saat musim hujan atau peralihan dimana kandungan uap air di atmosfer cukup banyak, sehingga atmosfer menjadi semacam "reservoir panas" saat malam hari.
    Selain itu, pada bulan Juli ini wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Sifat dari massa udara yang berada di Australia ini dingin dan kering. Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia semakin signifikan sehingga berimplikasi pada penurunan suhu udara yang cukup signifikan pada malam hari di wilayah Indonesia khususnya Jawa, Bali, NTB, dan NTT.Sumber:https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=apakah-aphelion-mempengaruhi-suhu-udara-di-indonesia&tag=press-release&lang=ID

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim fenomena Aphelion mengakibatkan suhu lebih dingin tidak benar.
    Fenomena Aphelion ini adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Sementara itu kondisi cuaca dingin yang terjadi di wilayah Indonesia pada periode bulan Juli tidak terkait dengan fenomena Aphelion.
    Saat Aphelion, posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi. Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.
  • (GFD-2024-21026) Salah, Kuning Telur Campur Gula Aren Sembuhkan Sesak Napas Bayi

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/07/2024

    Berita

    tirto.id - Media sosial menjadi tempat beragam informasi tersebar luas. Salah satu isu yang banyak dibahas adalah tips dan trik terkait kesehatan. Sayangnya, beberapa tips kesehatan ini tidak berdasar fakta ilmiah atau bukti medis.

    Medio Juni lalu, Tirto sempat memeriksa klaim soal larutan tepung sagu dan madu atau gula merah untuk mengatasi penyakit asam lambung atau GERD. Kami menemukan bahwa penggunaan tepung sagu dalam hal itu belum diteliti secara luas dalam skala besar. Nyatanya, klaim manfaat tepung sagu dalam mengatasi penyakit asam lambung hanya berdasarkan testimoni anekdotal, sehingga belum dapat disarankan sebagai terapi untuk mengatasi GERD.

    Baru-baru ini, kembali muncul sebuah tips kesehatan yang menyebut bahwa mengonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur gula aren dapat mengobati sesak napas pada bayi. Narasi tersebut diunggah oleh akun Facebook bernama “Muhammad Ridlo” lewat video reels yang diunggah pada Senin (1/7/2024).

    “Ini pengalaman saya mengobati anak saya yang kena sesak nafas, batuk-batuk dan detak jantungnya berdebar cepat tak beraturan alhamdulillah sembuh total sampai sekarang. Waktu itu saya panik dan tidak tau apa obatnya akhirnya saya ketemu sama orang dikasih taunya bahwasanya untuk mengobatinya itu cukup pakai dua bahan ini (kuning telur dan gula aren).

    Caranya ambil kuning telur ayam kampung kemudian tambahkan dengan gula aren seujung ibu jari yang sudah dihaluskan aduk sampai tercampur rata, kemudian minumkan sedikit demi sedikit kepada si bayi. Biasanyasi bayi gamau paksa aja ya buka mulutnya. Saya sudah buktikan sendiri atas izin Allah sembuh."

    Sepanjang Senin (1/7/2024) hingga Selasa (9/7/2024), atau selama delapan hari tersebar di Facebook, unggahan ini telah memperoleh 20,7 ribu tanda suka, 366 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 7,6 ribu kali.

    Lantas, benarkah informasi tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mencoba menelusuri klaim itu lewat penelusuran Google. Menukil artikel KlikDokter, yang sudah ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri, ada beberapa penyebab dari bayi yang mengalami sesak napas, di antaranya bisa karena infeksi pada saluran pernapasan seperti pilek dan juga nyeri tenggorokan.

    Lebih lanjut, penyebab lain bayi sesak napas adalah bakteri, seperti acute tonsillitis. Bakteri ini biasanya menyerang bagian atas pernapasan sehingga menyebabkan sesak dan kesulitan bernapas. Selain itu, sesak napas pada bayi bisa jadi juga merupakan gejala penyakit asma dan alergi yang diderita oleh bayi tersebut.

    Atas dasar hal tersebut, orang tua perlu mengetahui penyebab penyakit terlebih dahulu untuk mengetahui cara mengatasi bayi sesak napas yang efektif. Oleh karena itu, menurut artikel tersebut, pemeriksaan ke dokter atau tenaga medis perlu dilakukan sebagai langkah awal.

    Lebih lanjut, ada sejumlah tips untuk mengatasi sesak napas pada bayi jika gejalanya masih ringan. Jika ada lendir di hidung bayi, orang tua bisa menyedot lendir dan bersihkan hidung dengan cairan saline. Orang tua juga bisa memposisikan anak di tempat tidur yang nyaman, misalnya dengan menaruh bantal di posisi lebih tinggi. Bayi juga perlu diberikan cairan yang cukup, seperti ASI atau air putih, untuk mencegah dehidrasi, membantu lendir cepat keluar, serta meringankan nyeri di tenggorokan. Jika bayi sesak napas dan demam, orang tua bisa memberikan parasetamol dan ibuprofen setelah berkonsultasi dengan dokter demi keamanan.

    Orang tua juga perlu menjauhkan si kecil dari polusi di rumah, terutama asap rokok, dan menempatkan bayi di ruangan yang bersih agar lebih mudah menghirup udara. Orang tua juga perlu memperhatikan kebersihan orang-orang di sekitar si kecil, memastikan mereka mencuci tangan secara rutin, dan menggunakan tisu bersih untuk mengusap ingus atau batuk saat bayi sedang mengalami flu.

    Dari sejumlah tips tersebut, tidak ada satupun anjuran yang menyebut mengonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur gula aren dapat mengobati sesak napas pada bayi. Kemudian, Tirto menelusuri sejumlah penelitian dan artikel kesehatan dari sejumlah sumber kredibel untuk menelusuri klaim tersebut.

    Hasilnya, kami tidak menemukan adanya penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa mengonsumsi kuning telur ayam dan gula aren dapat mengobati sesak nafas pada bayi.

    Senada, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, mengatakan bahwa memang belum ada penelitian yang dapat membuktikan klaim ini.

    "Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa mengonsumsi kuning telur dan gula aren dapat mengobati sesak nafas dari bayi. Jika mengalami sesak napas bayi dianjurkan untuk langsung diperiksa ke dokter," katanya pada Tirto, Selasa (9/7/2024).

    Lebih jauh, menurut penjelasan dalam laman Alodokter, kami menemukan bahwa mengonsumsi kuning telur secara mentah justru sangat tidak dianjurkan dikarenakan adanya risiko infeksi bakteri salmonella yang merupakan bakteri penyebab tipes.

    Terpisah, dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, lewat KlikDokter, mengungkap bahwa gula merah memang dapat bermanfaat untuk mencegah asma, namun, ia menekankan bahwa gula merah tidak bisa mengatasi asma.

    “Gula merah dan kaitannya mencegah asma karena adanya kandungan antihistamin atau antialergi di dalamnya. Akan tetapi perlu diingat, gula merah bukan untuk mengatasi asma, tapi mencegah asma," katanya pada unggahan bertanggal 29 Oktober 2021.

    Khusus terkait asma, sebuah artikel yang dimuat di jurnal Nutrition Reviews pada November 2020 menyebut, untuk mengurangi gejala asma atau mengobatinya, direkomendasikan untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, sambil mengurangi asupan lemak jenuh dan produk susu. Tidak ada penyebutan soal gula aren maupun kuning telur ayam.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran fakta yang dilakukan, tidak ditemukan keterangan resmi yang membenarkan klaim bahwa mengonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur dengan gula aren dapat mengobati sesak napas pada bayi.

    Tidak ditemukan penelitian ilmiah yang membenarkan klaim bahwa mengonsumsi kuning telur ayam mentah dicampur gula aren dapat mengobati sesak nafas pada bayi. Jadi, klaim yang menyebut bahwa mengonsumsi kuning telur ayam mentah dan gula aren dapat mengobati sesak napas pada bayi bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).

    Rujukan