(GFD-2024-21136) [SALAH] Ekor Ikan Tongkol Sebabkan Keracunan
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 16/07/2024
Berita
Jika kelenjar ini pecah, maka bisa mengakibatkan keracunan. Jadi sebelum masak ikan tongkol, sebaiknya buang dulu bagian ini dengan cara ditarik. Dengan demikian ikan tongkol ini sudah aman dimasak dan aman untuk dikonsumsi
Hasil Cek Fakta
Artikel disadur dari Tirto.id.
Sebuah akun di media sosial Instagram bernama “kastilongayui” mengklaim ekor ikan tongkol berbahaya karena mengandung kelenjar racun atau histamin. Video yang berdurasi 22 detik tersebut memperlihatkan langkah-langkah mencabut ekor ikan tongkol.
Dilansir dari Tirto.id, ahli gizi sekaligus pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Ati Nirwanawati, menjelaskan bahwa salah satu jenis keracunan yang sering terjadi pada ikan tongkol adalah keracunan histamin atau scombroid fish poisoning. Namun Ati menyebut, racun bukan terletak pada ekor melainkan pada insangnya.
Mengutip dari rsnas.kulonprogokab.go.id, ikan tongkol yang dibiarkan pada suhu kamar akan mengalami proses penurunan mutu, menjadi tidak segar lagi, dan jika dikonsumsi juga akan menimbulkan keracunan. Selain keracunan histamin, keracunan ikan tongkol juga bisa disebabkan oleh kontaminasi bakteri patogen seperti Escherichia Coli, Salmonella, Vibrio Cholerae, Enterobacteriaceae, dan lain-lain.
Berdasarkan dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim ekor ikan tongkol berbahaya karena mengandung kelenjar racun atau histamin adalah tidak benar.
Sebuah akun di media sosial Instagram bernama “kastilongayui” mengklaim ekor ikan tongkol berbahaya karena mengandung kelenjar racun atau histamin. Video yang berdurasi 22 detik tersebut memperlihatkan langkah-langkah mencabut ekor ikan tongkol.
Dilansir dari Tirto.id, ahli gizi sekaligus pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) Ati Nirwanawati, menjelaskan bahwa salah satu jenis keracunan yang sering terjadi pada ikan tongkol adalah keracunan histamin atau scombroid fish poisoning. Namun Ati menyebut, racun bukan terletak pada ekor melainkan pada insangnya.
Mengutip dari rsnas.kulonprogokab.go.id, ikan tongkol yang dibiarkan pada suhu kamar akan mengalami proses penurunan mutu, menjadi tidak segar lagi, dan jika dikonsumsi juga akan menimbulkan keracunan. Selain keracunan histamin, keracunan ikan tongkol juga bisa disebabkan oleh kontaminasi bakteri patogen seperti Escherichia Coli, Salmonella, Vibrio Cholerae, Enterobacteriaceae, dan lain-lain.
Berdasarkan dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim ekor ikan tongkol berbahaya karena mengandung kelenjar racun atau histamin adalah tidak benar.
Kesimpulan
Faktanya ekor ikan tongkol tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keracunan. Ahli gizi sekaligus pengurus Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Ati Nirwanawati mengatakan, racun bukan terletak pada ekor ikan melainkan pada insangnya.
Rujukan
(GFD-2024-21135) [SALAH] Seluruh Kota Jakarta Selatan Terendam Banjir pada 3 Juli 2024
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 16/07/2024
Berita
Jaksel Menjerit! Siesi Kota Mendadak Lenyap, Banjir Jakarta Hari Ini
Hasil Cek Fakta
Pada 3 Juli 2023 lalu muncul sebuah unggahan video di Youtube memberikan sebuah klaim pada judul Jaksel Menjerit! Siesi Kota Mendadak Lenyap, Banjir Jakarta pada 3 Juli 2024.
Namun, setelah disimak ternyata narator hanya membacakan sebuah artikel yang diunggah oleh CNN yang berjudul “Jalan Ciledug Raya Jakarta Selatan Terendam Banjir Imbas Hujan”. Dalam artikel tersebut tidak dijelaskan bahwa terjadi banjir yang melenyapkan Jakarta Selatan pada 3 Juli 2024.
Menurut BPBD DKI Jakarta, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Rabu 3 Juli 2024 menyebabkan terjadinya genangan di wilayah DKI Jakarta. BPBD mencatat genangan saat ini terjadi di ruas Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan.
BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik. Genangan tersebut ditargetkan surut dalam waktu cepat. BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan
Sementara itu, setelah dilakukan pencarian gambar, tumbnail yang digunakan pada video Youtube tersebut identik dengan foto pada artikel hipwee.com yang berjudul “PNS Korban Banjir Bisa Ajukan Cuti Hingga Maksimal Satu Bulan. Tapi Ternyata Ada Syaratnya”. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan Jakarta Selatan lenyap akibat adalah salah. Faktanya hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta hanya menyebabkan satu ruas jalan terendam.
Namun, setelah disimak ternyata narator hanya membacakan sebuah artikel yang diunggah oleh CNN yang berjudul “Jalan Ciledug Raya Jakarta Selatan Terendam Banjir Imbas Hujan”. Dalam artikel tersebut tidak dijelaskan bahwa terjadi banjir yang melenyapkan Jakarta Selatan pada 3 Juli 2024.
Menurut BPBD DKI Jakarta, hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Rabu 3 Juli 2024 menyebabkan terjadinya genangan di wilayah DKI Jakarta. BPBD mencatat genangan saat ini terjadi di ruas Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan.
BPBD DKI Jakarta telah mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik. Genangan tersebut ditargetkan surut dalam waktu cepat. BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan
Sementara itu, setelah dilakukan pencarian gambar, tumbnail yang digunakan pada video Youtube tersebut identik dengan foto pada artikel hipwee.com yang berjudul “PNS Korban Banjir Bisa Ajukan Cuti Hingga Maksimal Satu Bulan. Tapi Ternyata Ada Syaratnya”. Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim yang mengatakan Jakarta Selatan lenyap akibat adalah salah. Faktanya hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta hanya menyebabkan satu ruas jalan terendam.
Kesimpulan
Klaim yang mengenai seluruh kota Jakarta Selatan terendam banjir adalah salah. Faktanya banjir hanya merendam Jalan Ciledug Raya, Jakarta Selatan.
Rujukan
(GFD-2024-21134) [PENIPUAN] Link Undian Mengatasnamakan BRI
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 16/07/2024
Berita
𝘗𝘙𝘖𝘎𝘙𝘈𝘔 2024 𝘣𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘯𝘢𝘴𝘢𝘣𝘢𝘩 𝘉𝘢𝘯𝘬 BRI FESTIVAL 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯
Mobile Bangking BRIMO
𝘎𝘦𝘣𝘺𝘢𝘳 𝘜𝘯𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘉𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘪𝘢𝘩 𝘏𝘢𝘥𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪,
𝘈𝘺𝘰 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘧𝘵𝘢𝘳 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘳𝘢𝘯𝘥 𝘱𝘳𝘪𝘻𝘦 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 :
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘈𝘭𝘱𝘩𝘢𝘳𝘥
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘊𝘙-𝘝 𝘛𝘶𝘳𝘣𝘰
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘟𝘱𝘢𝘯𝘥𝘦𝘳
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘍𝘰𝘳𝘵𝘶𝘯𝘦𝘳
– 8 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘔𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘚𝘤𝘰𝘱𝘺
– 20 𝘜𝘯𝘪𝘵 𝘛𝘝 𝘓𝘦𝘥 50 𝘪𝘯.
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘚𝘮𝘢𝘳𝘵𝘱𝘩𝘰𝘯𝘦 𝘱𝘳𝘰𝘮𝘢𝘹 15
– 20 𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 & 𝘓𝘰𝘨𝘢𝘮 𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢
– 10 𝘗𝘢𝘬𝘦𝘵 𝘞𝘪𝘴𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱𝘰𝘳𝘦
– 4 𝘗𝘢𝘬𝘦𝘵 𝘜𝘮𝘳𝘰𝘩 𝘎𝘳𝘢𝘵𝘪𝘴
𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢…
(𝘎𝘌𝘉𝘠𝘈𝘙 𝘜𝘕𝘋𝘐𝘈𝘕 𝘉𝘈𝘕𝘒 BRI)
𝘴𝘪𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘭𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶 (𝘋𝘢𝘧𝘵𝘢𝘳) 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯….
Mobile Bangking BRIMO
𝘎𝘦𝘣𝘺𝘢𝘳 𝘜𝘯𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘉𝘦𝘳𝘩𝘢𝘥𝘪𝘢𝘩 𝘏𝘢𝘥𝘪𝘳 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪,
𝘈𝘺𝘰 𝘣𝘶𝘳𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘧𝘵𝘢𝘳 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘳𝘢𝘯𝘥 𝘱𝘳𝘪𝘻𝘦 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 :
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘈𝘭𝘱𝘩𝘢𝘳𝘥
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘊𝘙-𝘝 𝘛𝘶𝘳𝘣𝘰
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘟𝘱𝘢𝘯𝘥𝘦𝘳
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘍𝘰𝘳𝘵𝘶𝘯𝘦𝘳
– 8 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘔𝘰𝘵𝘰𝘳 𝘚𝘤𝘰𝘱𝘺
– 20 𝘜𝘯𝘪𝘵 𝘛𝘝 𝘓𝘦𝘥 50 𝘪𝘯.
– 5 𝘶𝘯𝘪𝘵 𝘚𝘮𝘢𝘳𝘵𝘱𝘩𝘰𝘯𝘦 𝘱𝘳𝘰𝘮𝘢𝘹 15
– 20 𝘦𝘮𝘢𝘴 𝘣𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 & 𝘓𝘰𝘨𝘢𝘮 𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢
– 10 𝘗𝘢𝘬𝘦𝘵 𝘞𝘪𝘴𝘢𝘵𝘢 𝘴𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱𝘰𝘳𝘦
– 4 𝘗𝘢𝘬𝘦𝘵 𝘜𝘮𝘳𝘰𝘩 𝘎𝘳𝘢𝘵𝘪𝘴
𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘪𝘯𝘯𝘺𝘢…
(𝘎𝘌𝘉𝘠𝘈𝘙 𝘜𝘕𝘋𝘐𝘈𝘕 𝘉𝘈𝘕𝘒 BRI)
𝘴𝘪𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘭𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶 (𝘋𝘢𝘧𝘵𝘢𝘳) 𝘠𝘢𝘯𝘨 𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯….
Hasil Cek Fakta
Ditemukan sebuah unggahan di Facebook berisi konten mengenai undian berhadiah bagi nasabah BRI yang mengaktifkan akun e-banking BRIMO. Unggahan tersebut juga menyertakan sebuah link yang diklaim untuk mendaftarkan diri.
Namun setelah dilakukan penelusuran di situs resmi Bank BRI tersebut, tidak ditemukan informasi yang membenarkan klaim terkait adanya sejumlah undian berhadiah seperti yang dimuat di unggahan. Kemudian pada akun Facebook asli milik BRI yang sudah diverifikasi juga tidak ditemukan informasi apapun mengenai gebyar undian tersebut.
Pada situs resminya, Bank BRI sendiri pernah meminta masyarakat untuk mewaspadai modus penipuan melalui akun palsu yang mengatasnamakan Bank BRI. Berdasarkan dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan jika unggahan yang mengatasnamakan BRI tersebut merupakan salah satu modus untuk melakukan penipuan online.
Namun setelah dilakukan penelusuran di situs resmi Bank BRI tersebut, tidak ditemukan informasi yang membenarkan klaim terkait adanya sejumlah undian berhadiah seperti yang dimuat di unggahan. Kemudian pada akun Facebook asli milik BRI yang sudah diverifikasi juga tidak ditemukan informasi apapun mengenai gebyar undian tersebut.
Pada situs resminya, Bank BRI sendiri pernah meminta masyarakat untuk mewaspadai modus penipuan melalui akun palsu yang mengatasnamakan Bank BRI. Berdasarkan dari temuan tersebut maka dapat disimpulkan jika unggahan yang mengatasnamakan BRI tersebut merupakan salah satu modus untuk melakukan penipuan online.
Kesimpulan
Akun Facebook yang asli milik Bank BRI adalah yang sudah diverifikasi, pada akun asli BRI tersebut juga tidak mengunggah informasi mengenai adanya gebyar undian apapun.
Rujukan
- https://bri.co.id/
- https://www.facebook.com/BRIofficialpage
- https://www.bri.co.id/en/web/guest/waspada-modus-detail?title=kenali-lebih-dekat-akun-resmi-bri
- https://turnbackhoax.id/2024/06/24/penipuan-gebyar-undian-brimo-festival-2/
- https://turnbackhoax.id/2024/05/31/penipuan-gebyar-undian-brimo-festival/
(GFD-2024-21133) Hoaks Pengobatan Mata Rabun Menggunakan Tanaman Patikan Kebo
Sumber:Tanggal publish: 16/07/2024
Berita
tirto.id - Pengobatan alternatif dengan memanfaatkan berbagai jenis tanaman telah banyak diterapkan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan bahwa kadar zat yang terkandung dalam tanaman tersebut tidak justru menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
Belum lama ini, di Facebook, muncul sebuah unggahan yang menyebut penggunaan air rebusan dari tanaman patikan kebo yang bisa untuk menyembuhkan mata buram (arsip).
"Rutin selama 3 hari mata buram jadi terang," begitu bunyi keterangan unggahan akun bernama "Herbal Tradisional" pada 7 Juli 2024 lalu.
Menemani keterangan tersebut, terdapat pula video pendek yang menyampaikan narasi serupa dan menampilkan tanaman yang dimaksud.
Sampai dengan Selasa (16/7/2024), unggahan tersebut telah mengumpulkan lebih dari 2 juta penonton. Unggahan juga mengumpulkan 21,8 ribu tanda suka (likes) dan 1.700 komentar. Video pendek tersebut juga telah disebar ulang sebanyak 5.400 kali.
Melihat sejumlah komentar, terdapat beberapa yang menyebut keampuhan pengobatan ini, namun ada juga yang mempertanyakan metode tersebut.
Lantas, bagaimana faktanya? Benarkah penggunaan tanaman patikan kebo bisa digunakan untuk mengobati mata rabun?
Belum lama ini, di Facebook, muncul sebuah unggahan yang menyebut penggunaan air rebusan dari tanaman patikan kebo yang bisa untuk menyembuhkan mata buram (arsip).
"Rutin selama 3 hari mata buram jadi terang," begitu bunyi keterangan unggahan akun bernama "Herbal Tradisional" pada 7 Juli 2024 lalu.
Menemani keterangan tersebut, terdapat pula video pendek yang menyampaikan narasi serupa dan menampilkan tanaman yang dimaksud.
Sampai dengan Selasa (16/7/2024), unggahan tersebut telah mengumpulkan lebih dari 2 juta penonton. Unggahan juga mengumpulkan 21,8 ribu tanda suka (likes) dan 1.700 komentar. Video pendek tersebut juga telah disebar ulang sebanyak 5.400 kali.
Melihat sejumlah komentar, terdapat beberapa yang menyebut keampuhan pengobatan ini, namun ada juga yang mempertanyakan metode tersebut.
Lantas, bagaimana faktanya? Benarkah penggunaan tanaman patikan kebo bisa digunakan untuk mengobati mata rabun?
Hasil Cek Fakta
Tirto berupaya mencari konfirmasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait hal ini. Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, menyampaikan bahwa penggunaan rebusan pati kebo untuk pengobatan rabun senja belum dapat dibuktikan kebenarannya.
Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaannya.
"Hati-hati meneteskan ke mata, karena malah nanti akan merusak organ mata dan berakibat buta," ujarnya ketika dihubungi Tirto, Selasa (16/7/2024).
Dia juga menjelaskan kalau penglihatan buram bisa disebabkan karena rabun dekat atau rabun jauh. Masalah rabun dekat biasanya ditemukan pada mereka yang berusia di atas 50 tahun, sementara rabun jauh bisa terjadi pada siapapun.
"Keduanya perlu kacamata untuk koreksi lensa mata," terang Siti.
Dia juga menambahkan bahwa pada lansia, rabun juga bisa disebabkan karena katarak. Ini terjadi karena lensa mata menua dan harus dilakukan operasi untuk pengobatannya.
Di halaman resmi Kemenkes, disebutkan kalau miopi (rabun jauh) dan hipermetropi (rabun dekat) masuk dalam gangguan penglihatan dengan kategori masalah refraksi.
Menurut laman yang sama, miopi adalah ketika mata bisa melihat objek dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat kabur. Sementara itu, hipermetropi adalah ketika mata bisa melihat objek jauh dengan lebih jelas daripada objek dekat.
Metode pengobatan gangguan penglihatan bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Dalam banyak kasus, penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat membantu memperbaiki atau mengoreksi gangguan refraksi seperti miopi dan hipermetropi.
Di sisi lain, pembedahan menjadi pilihan untuk kasus katarak, glaukoma, atau degenerasi makula. Terapi obat, seperti obat tetes mata untuk glaukoma, dapat membantu mengendalikan gejala. Dalam beberapa kasus, terapi rehabilitasi penglihatan diperlukan untuk membantu memaksimalkan penglihatan yang tersisa dan meningkatkan kemandirian individu.
Senada, berdasarkan penelitian yang dirangkum dari Devesh Tewari dan kawan-kawan, yang dipublikasikan pada 2019 di jurnal frontiers in Pharmacology, Euphorbia hirta (nama latin dari patikan kebo) disebut bisa berbahaya bagi mata.
Sementara penelitian Rathnakumar K., dkk, sempat mengujikan penggunaan tanaman tersebut pada tikus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak Euphorbia hirta berpotensi menunda pembentukan dan perkembangan katarak yang dipicu naftalena pada tikus.
Lebih lanjut, Siti menjelaskan bahwa hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaannya.
"Hati-hati meneteskan ke mata, karena malah nanti akan merusak organ mata dan berakibat buta," ujarnya ketika dihubungi Tirto, Selasa (16/7/2024).
Dia juga menjelaskan kalau penglihatan buram bisa disebabkan karena rabun dekat atau rabun jauh. Masalah rabun dekat biasanya ditemukan pada mereka yang berusia di atas 50 tahun, sementara rabun jauh bisa terjadi pada siapapun.
"Keduanya perlu kacamata untuk koreksi lensa mata," terang Siti.
Dia juga menambahkan bahwa pada lansia, rabun juga bisa disebabkan karena katarak. Ini terjadi karena lensa mata menua dan harus dilakukan operasi untuk pengobatannya.
Di halaman resmi Kemenkes, disebutkan kalau miopi (rabun jauh) dan hipermetropi (rabun dekat) masuk dalam gangguan penglihatan dengan kategori masalah refraksi.
Menurut laman yang sama, miopi adalah ketika mata bisa melihat objek dekat dengan jelas, tetapi objek yang jauh terlihat kabur. Sementara itu, hipermetropi adalah ketika mata bisa melihat objek jauh dengan lebih jelas daripada objek dekat.
Metode pengobatan gangguan penglihatan bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Dalam banyak kasus, penggunaan kacamata atau lensa kontak dapat membantu memperbaiki atau mengoreksi gangguan refraksi seperti miopi dan hipermetropi.
Di sisi lain, pembedahan menjadi pilihan untuk kasus katarak, glaukoma, atau degenerasi makula. Terapi obat, seperti obat tetes mata untuk glaukoma, dapat membantu mengendalikan gejala. Dalam beberapa kasus, terapi rehabilitasi penglihatan diperlukan untuk membantu memaksimalkan penglihatan yang tersisa dan meningkatkan kemandirian individu.
Senada, berdasarkan penelitian yang dirangkum dari Devesh Tewari dan kawan-kawan, yang dipublikasikan pada 2019 di jurnal frontiers in Pharmacology, Euphorbia hirta (nama latin dari patikan kebo) disebut bisa berbahaya bagi mata.
Sementara penelitian Rathnakumar K., dkk, sempat mengujikan penggunaan tanaman tersebut pada tikus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ekstrak Euphorbia hirta berpotensi menunda pembentukan dan perkembangan katarak yang dipicu naftalena pada tikus.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim tanaman patikan kebo dapat mengobati rabun bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Menurut juru bicara Kemenkes, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaan tanaman tersebut untuk pengobatan mata. Salah satu penelitian juga menyebut bahwa penggunaan tanaman ini pada mata bisa berbahaya.
Menurut juru bicara Kemenkes, sampai saat ini, belum ada bukti ilmiah atau penelitian yang mendukung keamanan penggunaan tanaman tersebut untuk pengobatan mata. Salah satu penelitian juga menyebut bahwa penggunaan tanaman ini pada mata bisa berbahaya.
Rujukan
- https://web.archive.org/web/20240716074601/
- https://www.facebook.com/reel/932212051615007
- https://www.facebook.com/reel/932212051615007
- https://ayosehat.kemkes.go.id/topik-penyakit/penyakit-organ-indera/gangguan-penglihatan
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6585469/
- https://www.researchgate.net/publication/286845436_Effect_of_Euphorbia_hirta_in_napthalene_induced_cataract_in_rats
Halaman: 710/5368