Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan di media sosial X menampilkan video disertai narasi tentara India mengibarkan bendera putih dan memohon kepada tentara Pakistan untuk melakukan gencatan senjata sementara.
Dalam unggahan tersebut, pengibaran bendera putih itu bertujuan untuk mengevakuasi rekan-rekannya yang gugur di medan perang. Unggahan tersebut dirilis pada Kamis (8/5/2025).
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Momen ketika pasukan India mengibarkan bendera putih, mereka memohon kepada tentara Pakistan agar diberi kesempatan untuk mengevakuasi rekan-rekannya yang tewas akibat pertempuran di perbatasan antara kedua negara. Dalam video tersebut terlihat pasukan Pakistan tidak melakukan tembakan saat proses evakuasi. Situasi akan berbeda jika pasukan Pakistan berada dalam posisi tentara India.”
Namun, benarkah tentara India kibarkan bendera putih ke tentara Pakistan?
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
(GFD-2025-26910) Cek Fakta, video tentara India kibarkan bendera putih ke Pakistan
Sumber:Tanggal publish: 10/05/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
ANTARA melakukan penelusuran dengan perangkat Google Lens, ditemukan banyak berita dengan foto serupa salah satunya berita berjudul “Fact Check: 2019 video of Pak soldiers waving white flag NOW being pushed as Indian troops!” yang dirilis oleh media asal India, India Today.
Video tersebut sebenarnya diambil pada Sabtu (14/9/2019), pada saat momen tentara Pakistan mengibarkan bendera putih sebagai permintaan gencatan senjata sementara, untuk mengevakuasi rekan mereka yang gugur di medan perang yang terletak di perbatasan kedua negara, tepatnya sepanjang Garis Kontrol (LoC).
Konflik India dan Pakistan semakin memanas pascaserangan di Lembah Baisaran, Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025. Sekelompok pria bersenjata membunuh 26 orang, termasuk 25 wisatawan dan satu penunggang kuda lokal, setelah memisahkan mereka dari perempuan dan anak.
Militer Pakistan melaporkan bahwa sedikitnya 31 orang tewas akibat serangan rudal dan tembakan lintas batas yang dilakukan oleh India di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang merupakan perbatasan de facto antara kedua negara.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jumlah korban luka juga meningkat dari 46 menjadi 57 orang, sebagaimana disampaikan oleh Juru Bicara Militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry, dalam konferensi pers pada Rabu (7/5/2025). Baca selengkapnya di sini.
Dengan demikian klaim tentara India mengibarkan bendera putih dan memohon kepada tentara Pakistan untuk gencatan senjata sementara adalah keliru. Fakta sebenarnya adalah sebaliknya, tentara yang mengibarkan bendera putih adalah tentara Pakistan yang terjadi pada 2019 lalu.
Baca juga : 31 sipil Tewas, 57 luka-luka bentrokan India-Pakistan di perbatasan
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Video tersebut sebenarnya diambil pada Sabtu (14/9/2019), pada saat momen tentara Pakistan mengibarkan bendera putih sebagai permintaan gencatan senjata sementara, untuk mengevakuasi rekan mereka yang gugur di medan perang yang terletak di perbatasan kedua negara, tepatnya sepanjang Garis Kontrol (LoC).
Konflik India dan Pakistan semakin memanas pascaserangan di Lembah Baisaran, Pahalgam, Kashmir yang dikuasai India pada 22 April 2025. Sekelompok pria bersenjata membunuh 26 orang, termasuk 25 wisatawan dan satu penunggang kuda lokal, setelah memisahkan mereka dari perempuan dan anak.
Militer Pakistan melaporkan bahwa sedikitnya 31 orang tewas akibat serangan rudal dan tembakan lintas batas yang dilakukan oleh India di sepanjang Garis Kontrol (LoC), yang merupakan perbatasan de facto antara kedua negara.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Jumlah korban luka juga meningkat dari 46 menjadi 57 orang, sebagaimana disampaikan oleh Juru Bicara Militer Pakistan, Letjen Ahmed Sharif Chaudhry, dalam konferensi pers pada Rabu (7/5/2025). Baca selengkapnya di sini.
Dengan demikian klaim tentara India mengibarkan bendera putih dan memohon kepada tentara Pakistan untuk gencatan senjata sementara adalah keliru. Fakta sebenarnya adalah sebaliknya, tentara yang mengibarkan bendera putih adalah tentara Pakistan yang terjadi pada 2019 lalu.
Baca juga : 31 sipil Tewas, 57 luka-luka bentrokan India-Pakistan di perbatasan
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-26909) 25 ruas jalan di Jakarta berbayar, benarkah?
Sumber:Tanggal publish: 09/05/2025
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan foto beredar di media sosial menampilkan daftar 25 ruas jalan di Jakarta yang akan dikenakan tarif mulai dari Rp5.000 hingga Rp19.000.
Sejumlah ruas jalan yang disebutkan akan berbayar tersebut antara lain MT Haryono, Gatot Subroto, MH Thamrin, Fatmawati, dan Panglima Polim.
Kebijakan itu merupakan bagian dari penerapan sistem jalan berbayar elektronik (Electronic Road Pricing/ERP) yang bertujuan mengendalikan kepadatan lalu lintas dengan memungut retribusi secara elektronik bagi pengguna kendaraan bermotor yang melewati ruas jalan tertentu pada jam-jam sibuk.
Namun, benarkah 25 ruas jalan di Jakarta akan dikenakan tarif hingga Rp19.000 ?
Sejumlah ruas jalan yang disebutkan akan berbayar tersebut antara lain MT Haryono, Gatot Subroto, MH Thamrin, Fatmawati, dan Panglima Polim.
Kebijakan itu merupakan bagian dari penerapan sistem jalan berbayar elektronik (Electronic Road Pricing/ERP) yang bertujuan mengendalikan kepadatan lalu lintas dengan memungut retribusi secara elektronik bagi pengguna kendaraan bermotor yang melewati ruas jalan tertentu pada jam-jam sibuk.
Namun, benarkah 25 ruas jalan di Jakarta akan dikenakan tarif hingga Rp19.000 ?
Hasil Cek Fakta
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengklarifikasi melalui Instagram resminya bahwa informasi tersebut tidak benar.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki rencana untuk menerapkan ERP di 25 ruas jalan tersebut seperti yang disebutkan dalam narasi pada gambar.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan belum menerapkan kebijakan sistem ERP karena masih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana transportasi umum massal.
"Untuk penerapan ERP, Pemprov DKI Jakarta memastikan kebijakan tersebut belum dilaksanakan," kata Syafrin seperti dilansir dari ANTARA.
Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih menerapkan sistem ganjil-genap pada kendaraan pribadi pada 25 lokasi Jakarta untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Dinas Perhubungan DKI Jakarta mengklarifikasi melalui Instagram resminya bahwa informasi tersebut tidak benar.
Saat ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memiliki rencana untuk menerapkan ERP di 25 ruas jalan tersebut seperti yang disebutkan dalam narasi pada gambar.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan belum menerapkan kebijakan sistem ERP karena masih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana transportasi umum massal.
"Untuk penerapan ERP, Pemprov DKI Jakarta memastikan kebijakan tersebut belum dilaksanakan," kata Syafrin seperti dilansir dari ANTARA.
Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih menerapkan sistem ganjil-genap pada kendaraan pribadi pada 25 lokasi Jakarta untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2025
Rujukan
(GFD-2025-26908) [HOAKS] Peserta Uji Coba Vaksin TBC Akan Dapat Bansos Rp 150.000
Sumber:Tanggal publish: 09/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Di media sosial beredar narasi yang mengeklaim peserta uji coba vaksin TBC di Indonesia akan mendapatkan bantuan sosial sebesar Rp 150.000.
Narasi itu menyertakan tangkapan layar artikel tentang uji coba vaksin TBC yang dikembangkan oleh Bill Gates, pendiri Microsoft dan yayasan Gates Foundation.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi peserta uji coba vaksin TBC akan mendapatkan bansos Rp 150.000 dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (7/5/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Bansos senilai Rp. 150k untuk yang mau ikut vaksin
Narasi itu menyertakan tangkapan layar artikel dengan isi sebagai berikut:
Bill Gates Akan Uji Coba Vaksin TBC Buatannya di Indonesia
Prabowo mengatakan Bill Gates akan menjadikan Indonesia sebagai tempat uji coba vaksin tuberkolosis atau vaksin TBC yang sedang dikembangkannya.
Screenshot Hoaks, peserta uji coba vaksin TBC dapat bansos Rp 150.000
Narasi itu menyertakan tangkapan layar artikel tentang uji coba vaksin TBC yang dikembangkan oleh Bill Gates, pendiri Microsoft dan yayasan Gates Foundation.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi peserta uji coba vaksin TBC akan mendapatkan bansos Rp 150.000 dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (7/5/2025).
Berikut narasi yang dibagikan:
Bansos senilai Rp. 150k untuk yang mau ikut vaksin
Narasi itu menyertakan tangkapan layar artikel dengan isi sebagai berikut:
Bill Gates Akan Uji Coba Vaksin TBC Buatannya di Indonesia
Prabowo mengatakan Bill Gates akan menjadikan Indonesia sebagai tempat uji coba vaksin tuberkolosis atau vaksin TBC yang sedang dikembangkannya.
Screenshot Hoaks, peserta uji coba vaksin TBC dapat bansos Rp 150.000
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, artikel yang dicantumkan dalam narasi tersebut merupakan pemberitaan Tempo.co, Rabu (7/5/2025).
Dalam pemberitaan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa Bill Gates akan menjadikan Indonesia sebagai tempat uji coba vaksin TBC yang dikembangkannya.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menerima pendiri Microsoft tersebut di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (7/5/2025).
"Beliau sedang kembangkan vaksin TBC, untuk dunia, Indonesia akan jadi salah satu tempat yang akan diuji coba," kata Prabowo.
Sementara itu, Bill Gates mengatakan bahwa dunia membutuhkan vaksin TBC dan dirinya menaruh perhatian terhadap angka TBC di Indonesia.
"Kami memiliki dua situs uji coba vaksin tersebut di sini, dan itu akan membantu kami mengetahui seberapa efektif vaksin tersebut," kata Gates.
Pemberitaan Tempo.co tersebut sama sekali tidak menyinggung tentang pemberian bansos Rp 150.000 bagi peserta uji coba vaksin TBC.
Selain itu, tidak ada informasi resmi dari pemerintah atau pemberitaan kredibel yang menyebutkan pemberian bansos bagi peserta uji coba vaksin TBC.
Dalam pemberitaan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa Bill Gates akan menjadikan Indonesia sebagai tempat uji coba vaksin TBC yang dikembangkannya.
Pernyataan itu disampaikan Prabowo saat menerima pendiri Microsoft tersebut di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (7/5/2025).
"Beliau sedang kembangkan vaksin TBC, untuk dunia, Indonesia akan jadi salah satu tempat yang akan diuji coba," kata Prabowo.
Sementara itu, Bill Gates mengatakan bahwa dunia membutuhkan vaksin TBC dan dirinya menaruh perhatian terhadap angka TBC di Indonesia.
"Kami memiliki dua situs uji coba vaksin tersebut di sini, dan itu akan membantu kami mengetahui seberapa efektif vaksin tersebut," kata Gates.
Pemberitaan Tempo.co tersebut sama sekali tidak menyinggung tentang pemberian bansos Rp 150.000 bagi peserta uji coba vaksin TBC.
Selain itu, tidak ada informasi resmi dari pemerintah atau pemberitaan kredibel yang menyebutkan pemberian bansos bagi peserta uji coba vaksin TBC.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi peserta uji coba vaksin TBC akan mendapatkan bansos Rp 150.000 adalah hoaks.
Tidak ada program bansos khusus yang terkait dengan uji coba vaksin TBC. Uji coba tersebut adalah bagian dari program penelitian vaksin TBC yang dikembangkan Bill Gates.
Tidak ada program bansos khusus yang terkait dengan uji coba vaksin TBC. Uji coba tersebut adalah bagian dari program penelitian vaksin TBC yang dikembangkan Bill Gates.
Rujukan
(GFD-2025-26907) [KLARIFIKASI] Ketua WEF Menyatakan Manusia Punya Hak atas Air
Sumber:Tanggal publish: 09/05/2025
Berita
KOMPAS.com - Beredar pernyataan kontroversial ketua baru World Economic Forum (WEF) Peter Brabeck-Letmathe, yang diunggah di media sosial pada akhir April 2025.
Brabeck-Letmathe diklaim menyatakan bahwa manusia tidak memiliki hak untuk mengakses air secara gratis.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar.
Pernyataan Brabeck-Letmathe mengenai manusia tidak memiliki hak untuk mengakses air gratis disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 23 April 2025:
Apa Yang Dia Sampaikan Bahwa "Manusia Tidak Memiliki Hak Untuk Mengakses Air Gratis" Tidak Ada Salahnya, Hanya Saja selama Ini Kita Tidak Menyadari Bahwa; PDAM Dan Air Mineral Harus Kita Beli Setiap Hari Dan Setiap Bulannya.. Ada Yang setuju Program The Great Reset??!
TANAH KU SEWA, AIR KU BELI, TANAH AIRKU SEKARANG DI JUAL BELI
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, 23 April 2025, mengenai pernyataan ketua WEF Peter Brabeck-Letmathe bahwa air bukanlah hak setiap manusia.
Brabeck-Letmathe diklaim menyatakan bahwa manusia tidak memiliki hak untuk mengakses air secara gratis.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar.
Pernyataan Brabeck-Letmathe mengenai manusia tidak memiliki hak untuk mengakses air gratis disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 23 April 2025:
Apa Yang Dia Sampaikan Bahwa "Manusia Tidak Memiliki Hak Untuk Mengakses Air Gratis" Tidak Ada Salahnya, Hanya Saja selama Ini Kita Tidak Menyadari Bahwa; PDAM Dan Air Mineral Harus Kita Beli Setiap Hari Dan Setiap Bulannya.. Ada Yang setuju Program The Great Reset??!
TANAH KU SEWA, AIR KU BELI, TANAH AIRKU SEKARANG DI JUAL BELI
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, 23 April 2025, mengenai pernyataan ketua WEF Peter Brabeck-Letmathe bahwa air bukanlah hak setiap manusia.
Hasil Cek Fakta
Sebelum menjadi ketua WEF, Peter Brabeck-Letmathe merupakan CEO Nestle, perusahaan makanan dan minuman multinasional.
Melalui situs web resminya, Nestle meluruskan bahwa mantan CEO mereka menegaskan bahwa setiap manusia memiliki hak atas air.
"Ketua Peter Brabeck-Letmathe sangat yakin bahwa air adalah hak asasi manusia. Setiap orang, di mana pun di dunia, memiliki hak atas air bersih dan aman untuk minum dan sanitasi," tulisnya.
Dilansir Snopes, pernyataan Brabeck-Letmathe pada sebuah film dokumenter berjudul We Feed the World (2005) dipahami secara keliru.
Ia menyatakan air sangat penting. Berikut penggalan pernyataannya, dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Satu pendapat, yang menurut saya ekstrem, diwakili oleh LSM, yang terus-menerus mengatakan bahwa air adalah hak publik. Itu berarti bahwa sebagai manusia, Anda seharusnya memiliki hak atas air. Itu solusi yang ekstrem.
Pandangan lain mengatakan bahwa air adalah bahan pangan seperti bahan pangan lainnya, dan seperti bahan pangan lainnya, air seharusnya memiliki nilai pasar.
Perkataan Brabeck-Letmathe lantas memunculkan kontroversi. Pasalnya, perusahaan-perusahaan besar memprivatisasi persediaan air masyarakat, kemudian menjualnya.
Nestle lantas memuat klarifikasi Brabeck-Letmathe bahkan mengunggah videonya di YouTube.
Melalui situs web resminya, Nestle meluruskan bahwa mantan CEO mereka menegaskan bahwa setiap manusia memiliki hak atas air.
"Ketua Peter Brabeck-Letmathe sangat yakin bahwa air adalah hak asasi manusia. Setiap orang, di mana pun di dunia, memiliki hak atas air bersih dan aman untuk minum dan sanitasi," tulisnya.
Dilansir Snopes, pernyataan Brabeck-Letmathe pada sebuah film dokumenter berjudul We Feed the World (2005) dipahami secara keliru.
Ia menyatakan air sangat penting. Berikut penggalan pernyataannya, dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Satu pendapat, yang menurut saya ekstrem, diwakili oleh LSM, yang terus-menerus mengatakan bahwa air adalah hak publik. Itu berarti bahwa sebagai manusia, Anda seharusnya memiliki hak atas air. Itu solusi yang ekstrem.
Pandangan lain mengatakan bahwa air adalah bahan pangan seperti bahan pangan lainnya, dan seperti bahan pangan lainnya, air seharusnya memiliki nilai pasar.
Perkataan Brabeck-Letmathe lantas memunculkan kontroversi. Pasalnya, perusahaan-perusahaan besar memprivatisasi persediaan air masyarakat, kemudian menjualnya.
Nestle lantas memuat klarifikasi Brabeck-Letmathe bahkan mengunggah videonya di YouTube.
Kesimpulan
Ketua WEF Peter Brabeck-Letmathe tidak menyatakan bahwa air bukanlah hak setiap manusia.
Pernyataannya pada sebuah film dokumenter 2005, saat masih menjabat sebagai CEO Nestle, dinarasikan keliru.
Ia membuat klarifikasi yang menyatakan bahwa akses atas air bersih adalah hak semua manusia.
Pernyataannya pada sebuah film dokumenter 2005, saat masih menjabat sebagai CEO Nestle, dinarasikan keliru.
Ia membuat klarifikasi yang menyatakan bahwa akses atas air bersih adalah hak semua manusia.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02z5H941Sq4vqU4FRZsXTnQ3JhvkxK63zrGUgXD6Fupe5kxZnrJ1JCpJKqdkBuU4mzl&id=100067374536657
- https://www.facebook.com/Terracotta.yy503/posts/pfbid02WfHioNG2w9yzduqjJLRv8hWroDS6jyfoiskrcG8nGp2onBFGodu8QEhd5ceBwRa8l
- https://www.facebook.com/groups/168905293581185/posts/2143261732812188/
- https://www.nestle.com/ask-nestle/human-rights/answers/nestle-chairman-peter-brabeck-letmathe-believes-water-is-a-human-right
- https://www.snopes.com/fact-check/nestle-ceo-water-not-human-right/
- https://www.youtube.com/watch?v=-dMA0_cLdeE
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 667/6753