• (GFD-2024-21187) Keliru, Ilustrasi Perbedaan Pikiran Perempuan dan Laki-laki

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/07/2024

    Berita



    Sebuah ilustrasi kerangka otak manusia diklaim merupakan perbedaan pikiran antara laki-laki dan perempuan beredar di Threads. Dalam ilustrasi digambarkan pikiran perempuan dan laki-laki memiliki perbedaan yang cukup mencolok seperti perempuan berfikir lebih banyak terkait seks sementara laki-laki cenderung berpikir bekerja dan mencari uang. 



    Hingga artikel ini ditulis unggahan tersebut sudah dikomentari lebih dari 230 kali dan disukai 998 kali. Lantas benarkah ilustrasi gambar tersebut mencerminkan perbedaan pikiran antara perempuan dan laki-laki ?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk membuktikan klaim itu, Tempo mewawancarai ahli neuroscience terkait struktur otak perempuan dan laki-laki. Menurut Fikri Suadu, ilustrasi yang menggambarkan perbedaan pikiran perempuan dan laki-laki dimana perempuan lebih banyak berpikir seks sementara laki-laki cenderung berpikir bekerja dan mencari uang merupakan ilustrasi yang salah dan menyesatkan.  

    Dalam banyak studi terkait tentang struktur otak manusia, sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok tentang otak perempuan dan laki-laki. Yang membedakannya hanya ukuran bentuk otak, dan bentuk itu tidak serta merta berpengaruh pada cara berpikir antara perempuan dan laki-laki. 

    Pada pusat saraf otak, semua cara berpikir dikendalikan oleh "nucleus prepticus medialis". Ini adalah pusat kendali dimana mengendalikan tentang dominasi, agresi dan dorongan seks. Pada pria itu saling berkaitan, sedangkan pada perempuan terpisah. 

    “Jadi secara prinsip sebenarnya tidak ada perbedaan. Hanya saja memang otak perempuan konstruksinya lebih spesifik pada fungsi-fungsi emosi seperti pengasuhan anak, menyusui. Selebihnya sama,” kata Fikri yang dihubungi Tempo, Rabu, 17 Juli 2024.

    Tempo lalu mula-mula menelusuri informasi terkait perbedaan pikiran antara perempuan dan laki-laki dari sumber yang lebih kredibel. Menurut Amber Ruigrok dan Profesor John Suckling serta Simon Baron-Cohen seperti dilansir laman resmi Universitas Cambridge, hasil pencitraan otak manusia tidak menemukan adanya relasi bentuk otak dengan cara berpikir antara perempuan dan laki-laki. Perbedaan yang muncul umumnya soal struktur otak dan itu kemungkinan akibat dari cermin faktor lingkungan atau sosial.

    Zeenat F. Zaidi dari Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran,Universitas King Saud, Riyadh, Saudi dalam penelitiannya mengungkapkan, dari hasil studi tentang persepsi, kognisi, memori, dan fungsi saraf, perbedaan berpikir antara laki-laki dan perempuan umumnya lebih banyak dikaitkan dengan berbagai faktor genetik, hormonal, dan lingkungan. Kedua jenis kelamin ini sebenarnya memiliki kecerdasan yang sama, tetapi cenderung beroperasi secara berbeda. Pria dan wanita tampaknya menggunakan bagian otak yang berbeda untuk menjadikan ingatan, merasakan emosi, mengenali wajah, memecahkan masalah tertentu, dan membuat keputusan. 

    Profesor Irvine Larry Cahill, ahli neurologi dan perilaku seperti dilansir dari Universitas Stanford mengatakan, jika disesuaikan dengan ukuran otak, maka perbedaan berpikir antara perempuan dan laki-laki cenderung terlihat. Pada hippocampus wanita akan lebih banyak diarahkan berpikir untuk belajar dan menghafal. Sementara pria untuk mengelola emosi.

    Dikutip dari DW, situs media yang berbasis di Jerman, ada ribuan studi ilmiah yang berusaha untuk menemukan perbedaan signifikan antara kemampuan kognitif pria dan perempuan. Hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan, yang ada justru lebih besar persamaan antara pria dan perempuan.

    Pusat kesehatan Carolina Utara (AHEC) mengungkapkan perbedaan mendasar antara cara berpikir perempuan dan laki-laki cenderung berhubungan dengan struktur dan kimia otak pria dan wanita. Perbedaan ini dimulai sejak dalam rahim, bahkan sebelum kita dilahirkan. Perempuan memiliki koneksi neurologis (konektivitas fungsional) yang hampir tidak ada pada otak laki-laki. Oleh karena itu, ada perbedaan yang tertanam sebelum kita terpapar pada pengaruh budaya, lingkungan, atau keluarga.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan Tempo, ilustrasi yang menggambarkan perempuan berpikir lebih banyak terkait seks sementara laki-laki cenderung berpikir bekerja dan mencari uang adalah keliru.  

    Fikri Suadu, ahli Neuroscience mengatakan dalam banyak studi tentang struktur otak manusia, sebenarnya tidak ada perbedaan yang mencolok tentang otak perempuan dan laki-laki. Yang membedakannya hanya ukuran bentuk otak, dan itu tidak serta merta berpengaruh pada cara berpikir antara perempuan dan laki-laki. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-21186) Keliru, Klaim Video Ikan Bermotif Harimau Pembawa Keberuntungan

    Sumber:
    Tanggal publish: 18/07/2024

    Berita



    Video seseorang yang menunjukkan ikan bermotif harimau dalam sebuah wadah, beredar luas di platform media sosial Facebook [ arsip ] dan YouTube. Ikan bermotif harimau dalam video pendek itu diklaim dapat membawa keberuntungan atau rezeki.  

    Video itu juga disertai narasi, "Jika video ini lewat di béranda kalian, yakinlah rezekimu akan datang secara tidak terduga".



    Apa benar ini ikan bermotif harimau yang dapat membawa keberuntungan?

    Hasil Cek Fakta



    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tempo memindainya dengan perangkat pendeteksi gambar buatan Artificial Intelligence atau AI.  

    Hasil pemindaian pada salah satu bagian cuplikan gambar dengan perangkat Maybe's AI Art Detector menunjukkan 75 persen peluang gambar tersebut dibuat oleh AI.



    Seluruh akun yang membagikan video ikan harimau tersebut memiliki watermark atau tanda air maupun tanda pagar di bagian bawah kanan. Dengan menggunakan Google Lens, tanda air itu merujuk pada nama Ke Ling AI [Kling]. 



    Keling AI sendiri merupakan produk AI generatif dari sebuah perusahaan teknologi Cina bernama Kuaishou Technologies. Perusahaan ini telah merilis model AI bernama Keling yang diklaim mampu menghasilkan video dengan kualitas setara dengan SORA – model AI yang dapat menciptakan scene yang realistis dan imajinatif lewat perintah teks.



    Seluruh produk video animasi berbasis AI yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut, ditandai dengan tanda air "Keling AI" dalam bahasa Mandarin, tertera pada pojok kanan bawah. Produk-produk Keling AI dapat diakses dalam website mereka.

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim ikan bermotif harimau yang dapat membawa keberuntungan adalah keliru. Video tersebut merupakan buatan AI generatif.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21185) [SALAH] Video “Penampakan Kapal AS Bolong Dibom Houthi”

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 18/07/2024

    Berita

    “Penampakan Kapal AS Bolong Dibom Houthi”

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari AFP.

    Beredar sebuah video di TikTok yang menunjukkan sebuah kapal ditembak yang diklaim merupakan kapal induk milik Amerika Serikat, Dwigh D. Eisenhower, yang dilakukan oleh Houthi hingga terlihat kapal induk tersebut bolong.

    Setelah ditelusuri oleh AFP, faktanya kapal Eisenhower yang terlihat bolong tersebut merupakan hasil manipulasi. Kapal asli menunjukkan citra satelit dari Google Earth menunjukkan kapal tersebut tidak bolong.

    Selain itu, cuplikan yang menunjukkan sebuah kapal ditembak pada footage di awal video merupakan video dari gim Arma 3, bukan video sungguhan.

    Sebelumnya Pemeriksa Fakta Mafindo juga telah membantah klaim serupa, dalam bantahan tersebut disebutkan bahwa pemerintah Amerika Serikat melalui VOA membantah adanya serangan terhadap kapal Eisenhower.

    Dengan demikian, video yang menunjukkan penampakan kapal Eisenhower bolong karena diserang Houthi adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya penampakan kapal Dwigh D. Eisenhower milik Amerika Serikat yang terlihat bolong dalam foto tersebut merupakan hasil manipulasi. Selain itu, pada awal video yang memperlihatkan sebuah kapal terbakar merupakan video dari gim Arma 3. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21184) [SALAH] Foto Sekitar Stasiun Bandung Diselimuti Salju

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2024

    Berita

    “Ga hanya di kopo aja euy ternyata yg lagi turun salju, di daerah kalian gmn?”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah foto di Twitter yang menunjukkan foto gerbang masuk parkiran Stasiun Bandung Pintu Selatan dari Jl. Stasiun Barat terlihat diselimuti salju. Dalam komentar dari postingan Twitter tersebut terdapat beberapa orang yang percaya dan mempertanyakan keaslian dari foto tersebut.

    Namun foto Stasiun Bandung diselimuti salju merupakan hasil manipulasi yang digunakan hanya sebatas lelucon atau satire saja. Penelusuran dengan menggunakan Google Lens, ditemukan artikel dari Liputan6.com yang menyebut bahwa foto tersebut merupakan hasil editan.

    Dilansir dari Kompas.com, Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu yang lembap dan selalu terkena sinar matahari secara langsung. Dari paparan sinar matahari tersebut membuat suhu lembap terus menguap sehingga tidak cukup dingin untuk membentuk salju yang mana membutuhkan suhu di bawah titik beku 0 derajat Celsius.

    Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG, Teguh Rahayu melalui Kompas menjelaskan bahwa sampai 14 Juli 2024 wilayah Bandung Raya tercatat mengalami suhu terendah mencapai 16 derajat Celsius. Ia juga menjelaskan angin monsun Australia yang membawa udara dingin dan kering juga menjadi penyebab suhu di wilayah Bandung Raya menjadi lebih dingin pada malam dan pagi hari dari biasanya.

    Dengan demikian, foto Stasiun Bandung diselimuti salju adalah tidak benar dengan kategori Parodi/Satire.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Foto tersebut merupakan hasil manipulasi. Faktanya Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki suhu yang lembap dan selalu terkena sinar matahari secara langsung. Dari paparan sinar matahari tersebut membuat suhu lembap terus menguap sehingga tidak cukup dingin untuk membentuk salju. Selengkapnya pada bagian penjelasan.

    Rujukan