Akun WhatsApp bernama TapalBatas mengunggah sebuah tangkapan layar artikel detiknews berjudul “Deretan Kasus Biarawati Jadi Budak Seks Pastor Sejak 1990-an”. Pada unggahan TapalBatas, artikel tersebut terlihat menggunakan foto Paus tengah melakukan tindak asusila terhadap seorang biarawati. Tangkapan layar tersebut diunggah pada 30 Juni 2024 di sebuah grup Facebook bernama Anies Baswedan For Presiden.
(GFD-2024-21197) [SALAH] ARTIKEL DETIK.COM BERJUDUL “Deretan Kasus Biarawati Jadi Budak Seks Pastor Sejak 1990-an”
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 18/07/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui jika judul yang ditampilkan pada tangkapan layar tersebut adalah palsu. Melansir dari kanal indeks milik detik.com, tidak ditemukan adanya judul artikel, serta thumbnail seperti halnya yang diunggah oleh akun TapalBatas.
Penemuan artikel dengan judul serupa ditemukan pada laman demokrasi.co.id yang diterbitkan pada 7 Februari 2019. Pada artikel tersebut pun tidak menampilkan foto Paus bersama dengan biarawati, melainkan menggunakan foto ilustrasi yang memperlihatkan dua orang biarawati yang sedang berbincang dengan wajah ditutupi oleh sebuah buku.
Berdasar seluruh referensi, tidak benar jika detik.com menampilkan artikel dengan judul dan thumbnail seperti unggahan akun TapalBatas. Unggahan tersebut masuk ke dalam kategori manipulated content atau konten yang dimanipulasi.
Penemuan artikel dengan judul serupa ditemukan pada laman demokrasi.co.id yang diterbitkan pada 7 Februari 2019. Pada artikel tersebut pun tidak menampilkan foto Paus bersama dengan biarawati, melainkan menggunakan foto ilustrasi yang memperlihatkan dua orang biarawati yang sedang berbincang dengan wajah ditutupi oleh sebuah buku.
Berdasar seluruh referensi, tidak benar jika detik.com menampilkan artikel dengan judul dan thumbnail seperti unggahan akun TapalBatas. Unggahan tersebut masuk ke dalam kategori manipulated content atau konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Judul tersebut palsu. Tidak ditemukan adanya artikel detik.com dengan judul serupa.
Rujukan
(GFD-2024-21196) Video viral mabuk kecubung, Polda Kalsel nyatakan hoaks
Sumber:Tanggal publish: 18/07/2024
Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Beredar video di media sosial yang menjadi perbincangan khalayak yang menampilkan remaja diduga remaja mabuk kecubung.
Video tersebut menampilkan sosok remaja mengenakan baju hitam di atas motor sedang meracau dan ditenangkan oleh beberapa orang lain.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Fenomena Mabuk Kecubung di Banjarmasin, Dua Orang T3was Puluhan Dirawat di RSJ
Dua orang t3was dan 39 lainnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga karena mabuk kecubung oplosan gaes”
Video tersebut menampilkan sosok remaja mengenakan baju hitam di atas motor sedang meracau dan ditenangkan oleh beberapa orang lain.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Fenomena Mabuk Kecubung di Banjarmasin, Dua Orang T3was Puluhan Dirawat di RSJ
Dua orang t3was dan 39 lainnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga karena mabuk kecubung oplosan gaes”
Hasil Cek Fakta
Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Adam Erwindi menyatakan video viral mabuk akibat mengonsumsi buah kecubung tersebut hoaks. Hal itu terungkap setelah para korban berhasil dimintai keterangan penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel.
"Dua korban yang videonya viral berinisial AR dan S yakni perempuan dengan mulut berbusa dan laki-laki kaos hitam di atas motor mengaku hanya mengonsumsi obat putih tanpa merek dibeli Rp25 ribu," kata Adam, dilansir dari ANTARA.
Kemudian pada Selasa (16/7), kembali diambil keterangan tiga korban yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum berinisial H, Z dan A.
Ketiganya mengaku teler dan berhalusinasi akibat menelan pil putih tanpa merek itu. Bahkan Z mengaku mencampurnya dengan obat merek mefinal dan amoxsan, sedangkan korban A juga meminum obat seledryl 20 butir.
"Sebagian korban lainnya dari 47 orang yang dirawat mengaku meminum alkohol dengan campuran obat-obatan dan tidak ada yang mengonsumsi kecubung," ungkap Adam.
Ditresnarkoba Polda Kalsel telah menyita 20.680 butir obat putih tanpa merek yang kerap disebut-sebut masyarakat Kalsel obat Zenith atau Carnophen, dari tersangka MS (47) di rumahnya. Kemudian Polresta Banjarmasin juga menangkap tersangka FS, IR dan SE dengan barang bukti 906 butir obat serupa.
Sebagaimana buah kecubung positif telah diketahui mengandung atropin dan scopolamine, namun untuk narkotika, psikotropika dan obat berbahaya lainnya negatif.
Viralnya video fenomena korban mabuk kecubung telah meresahkan masyarakat di Kalsel dan polisi pun mengimbau agar tidak lagi membuat dan menyebarkan konten-konten negatif bahkan hoaks sehingga publik tidak mendapatkan informasi keliru berkaitan suatu hal.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
"Dua korban yang videonya viral berinisial AR dan S yakni perempuan dengan mulut berbusa dan laki-laki kaos hitam di atas motor mengaku hanya mengonsumsi obat putih tanpa merek dibeli Rp25 ribu," kata Adam, dilansir dari ANTARA.
Kemudian pada Selasa (16/7), kembali diambil keterangan tiga korban yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum berinisial H, Z dan A.
Ketiganya mengaku teler dan berhalusinasi akibat menelan pil putih tanpa merek itu. Bahkan Z mengaku mencampurnya dengan obat merek mefinal dan amoxsan, sedangkan korban A juga meminum obat seledryl 20 butir.
"Sebagian korban lainnya dari 47 orang yang dirawat mengaku meminum alkohol dengan campuran obat-obatan dan tidak ada yang mengonsumsi kecubung," ungkap Adam.
Ditresnarkoba Polda Kalsel telah menyita 20.680 butir obat putih tanpa merek yang kerap disebut-sebut masyarakat Kalsel obat Zenith atau Carnophen, dari tersangka MS (47) di rumahnya. Kemudian Polresta Banjarmasin juga menangkap tersangka FS, IR dan SE dengan barang bukti 906 butir obat serupa.
Sebagaimana buah kecubung positif telah diketahui mengandung atropin dan scopolamine, namun untuk narkotika, psikotropika dan obat berbahaya lainnya negatif.
Viralnya video fenomena korban mabuk kecubung telah meresahkan masyarakat di Kalsel dan polisi pun mengimbau agar tidak lagi membuat dan menyebarkan konten-konten negatif bahkan hoaks sehingga publik tidak mendapatkan informasi keliru berkaitan suatu hal.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-21195) [HOAKS] Logo BMW Memakai Lambang Nazi
Sumber:Tanggal publish: 18/07/2024
Berita
KOMPAS.com - Produsen mobil BMW diklaim memakai lambang Partai Nazi, swastika, dalam logo perusahaannya pada 1940-an.
Pengguna media sosial mengunggah logam dengan tulisan "BMW" dan lambang swastika.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi logo BMW memakai lambang swastika disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 2 Juni 2024:
People bang on about companies supporting pride but BMW been doing it since the 40s.
Berikut terjemahannya:
Orang-orang membicarakan tentang perusahaan yang mendukung kebanggaan, tetapi BMW telah melakukannya sejak tahun 40an.
Pengguna media sosial mengunggah logam dengan tulisan "BMW" dan lambang swastika.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Informasi logo BMW memakai lambang swastika disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 2 Juni 2024:
People bang on about companies supporting pride but BMW been doing it since the 40s.
Berikut terjemahannya:
Orang-orang membicarakan tentang perusahaan yang mendukung kebanggaan, tetapi BMW telah melakukannya sejak tahun 40an.
Hasil Cek Fakta
BMW atau Bayerische Motoren Werke merupakan perusahaan otomotif asal Jerman. Kepala Arsip BMW Group, Katrin Gfrorer mengatakan, perusahaannya tidak pernah memakai lambang swastika pada desain logonya.
"Lambang ini terus bermunculan di media sosial. Ini bukan lambang asli BMW, tetapi dibuat oleh orang ketiga. BMW tidak pernah memiliki swastika di logonya," kata Gfrorer, dikutip dari Snopes.
Hal senada disampaikan sejarawan BMW, Annika Biss yang menyatakan, tidak ditemukan informasi mengenai siapa yang membuat dan menjual logo tersebut.
Ia menjelaskan, BMW sempat mengganti logo pada 1933 dan 1936, tetapi tidak ada lambang swastika pada logo di tahun tersebut.
Gfrorer mencatat, BMW sebelumnya secara terbuka mengakui perannya sebagai perusahaan persenjataan bagi Nazi Jerman.
Meski BMW terlibat pada era Nazi, tetapi tidak ada pernyataan atau bukti penggunaan swastika oleh BMW pada periode tersebut. Sejarah logo BMW dapat dibaca di sini.
Sejumlah situs web yang didedikasikan untuk sejarah logo dan perusahaan mobil, seperti Motor1, 1000 Logos, Logo Design Love, dan German Automotive, juga tidak memuat informasi apa pun soal lambang swastika pada logo BMW.
"Lambang ini terus bermunculan di media sosial. Ini bukan lambang asli BMW, tetapi dibuat oleh orang ketiga. BMW tidak pernah memiliki swastika di logonya," kata Gfrorer, dikutip dari Snopes.
Hal senada disampaikan sejarawan BMW, Annika Biss yang menyatakan, tidak ditemukan informasi mengenai siapa yang membuat dan menjual logo tersebut.
Ia menjelaskan, BMW sempat mengganti logo pada 1933 dan 1936, tetapi tidak ada lambang swastika pada logo di tahun tersebut.
Gfrorer mencatat, BMW sebelumnya secara terbuka mengakui perannya sebagai perusahaan persenjataan bagi Nazi Jerman.
Meski BMW terlibat pada era Nazi, tetapi tidak ada pernyataan atau bukti penggunaan swastika oleh BMW pada periode tersebut. Sejarah logo BMW dapat dibaca di sini.
Sejumlah situs web yang didedikasikan untuk sejarah logo dan perusahaan mobil, seperti Motor1, 1000 Logos, Logo Design Love, dan German Automotive, juga tidak memuat informasi apa pun soal lambang swastika pada logo BMW.
Kesimpulan
Logo BMW memakai lambang swastika merupakan konten hoaks.
Kepala Arsip BMW Group dan sejarawan BMW menyatakan, perusahaan otomotif Jerman itu tidak pernah memakai lambang swastika sebagai logonya.
Kepala Arsip BMW Group dan sejarawan BMW menyatakan, perusahaan otomotif Jerman itu tidak pernah memakai lambang swastika sebagai logonya.
Rujukan
- https://twitter.com/paulmac708/status/1797288160180732395
- https://twitter.com/MaitreyaBhakal/status/1797715453583986790/photo/1
- https://twitter.com/its_menieb/status/1400055914279981056/photo/1
- https://www.snopes.com/fact-check/bmw-swastika-nazi-germany/
- https://www.bmwgroup.com/de/unternehmen/historie/bmw-waehrend-der-zeit-des-nationalsozialismus.html
- https://www.bmw.com/en/automotive-life/bmw-logo-meaning-history1.html
- https://www.motor1.com/features/403085/histoire-logo-bmw-legende/
- https://1000logos.net/bmw-logo/
- https://www.logodesignlove.com/bmw-logo-evolution
- https://germanauto.co.uk/the-history-of-bmw-and-evolution-of-the-iconic-badge/
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-21194) [HOAKS] Akun Instagram Mengatasnamakan Penembak Donald Trump
Sumber:Tanggal publish: 17/07/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar akun Instagram yang disebut milik Thomas Crooks, pelaku penembakan Presiden ke-45 Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Trump ditembak saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7/2024). Ia selamat dengan luka tembak di telinga.
Sementara itu, Crooks tewas di tempat kejadian setelah ditembak agen Secret Service AS. Penegak hukum masih menyelidiki motif Crooks menembak Trump.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, akun Instagram tersebut bukan milik Thomas Crooks.
Tangkapan layar akun Instagram yang disebut milik Thomas Crooks dibagikan oleh akun Facebook ini, pada Selasa (16/7/2024).
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
Para penyelidik mengatakan bahwa mereka tidak dapat menemukan alasan mengapa Thomas Matthew Crooks mencoba membunuh Trump, namun jika kalian membuka Instagram-nya, dia mengunggah “Saya tidak melakukan ini untuk diri saya sendiri. Saya melakukannya untuk negara saya.”
Itulah MOTIVASI-nya. Tidak ada yang lebih dalam atau rumit untuk digali. Saya pikir fakta bahwa negara ini sangat terpecah belah dengan Trump dan lawan-lawannya sebagai pusatnya, dia melihat menyingkirkannya sebagai solusi. Sungguh menyedihkan bagi seorang anak muda untuk merasakan hal ini. Pertarungan politik menyebabkan tekanan pada banyak orang
Narasi itu disertai tangkapan layar akun Instagram thomasmatthewcrookss.s. Akun Instagram tersebut memasang foto profil seorang pria kulit putih berkacamata dengan rambut panjang.
Pada bagian bio, tertera keterangan sebagai berikut (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
Saya tidak melakukannya untuk diri saya sendiri, saya melakukannya untuk Amerika. Jika saya meninggal, akun ini akan dikelola oleh orang lain, kebenarannya akan diumumkan dalam tiga hari ke depan.
Trump ditembak saat berkampanye di Butler, Pennsylvania, pada Sabtu (13/7/2024). Ia selamat dengan luka tembak di telinga.
Sementara itu, Crooks tewas di tempat kejadian setelah ditembak agen Secret Service AS. Penegak hukum masih menyelidiki motif Crooks menembak Trump.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, akun Instagram tersebut bukan milik Thomas Crooks.
Tangkapan layar akun Instagram yang disebut milik Thomas Crooks dibagikan oleh akun Facebook ini, pada Selasa (16/7/2024).
Berikut narasi yang dibagikan (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
Para penyelidik mengatakan bahwa mereka tidak dapat menemukan alasan mengapa Thomas Matthew Crooks mencoba membunuh Trump, namun jika kalian membuka Instagram-nya, dia mengunggah “Saya tidak melakukan ini untuk diri saya sendiri. Saya melakukannya untuk negara saya.”
Itulah MOTIVASI-nya. Tidak ada yang lebih dalam atau rumit untuk digali. Saya pikir fakta bahwa negara ini sangat terpecah belah dengan Trump dan lawan-lawannya sebagai pusatnya, dia melihat menyingkirkannya sebagai solusi. Sungguh menyedihkan bagi seorang anak muda untuk merasakan hal ini. Pertarungan politik menyebabkan tekanan pada banyak orang
Narasi itu disertai tangkapan layar akun Instagram thomasmatthewcrookss.s. Akun Instagram tersebut memasang foto profil seorang pria kulit putih berkacamata dengan rambut panjang.
Pada bagian bio, tertera keterangan sebagai berikut (diterjemahkan ke bahasa Indonesia):
Saya tidak melakukannya untuk diri saya sendiri, saya melakukannya untuk Amerika. Jika saya meninggal, akun ini akan dikelola oleh orang lain, kebenarannya akan diumumkan dalam tiga hari ke depan.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri informasi terkait akun Instagram Thomas Crooks di Google Search dengan kata kunci "thomas crooks instagram account".
Hasilnya, ditemukan artikel dari pemeriksa fakta PolitiFact, Senin (15/7/2024). Mereka menemukan akun Instagram lain yang mengatasnamakan Thomas Crooks.
Temuan itu dikonfirmasi ke Meta (perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp). Juru bicara Meta, Dave Arnold mengatakan, akun itu palsu dan telah dihapus.
"Sesuai dengan kebijakan kami, akun peniru dari pelaku penembakan tidak diperbolehkan, dan kami menghapusnya ketika kami menemukannya," kata Arnold.
Kemudian, Kompas.com menelusuri akun Instagram thomasmatthewcrookss.s dan menemukan akun tersebut sudah tidak tersedia.
Menurut PolitiFact, satu-satunya akun yang dikonfirmasi sebagai milik Thomas Crooks adalah di platform media sosial Discord.
Discord menyebutkan, akun tersebut jarang digunakan dan tidak ada bukti digunakan untuk merencanakan penembakan Trump atau mendiskusikan pandangan politiknya.
Hasilnya, ditemukan artikel dari pemeriksa fakta PolitiFact, Senin (15/7/2024). Mereka menemukan akun Instagram lain yang mengatasnamakan Thomas Crooks.
Temuan itu dikonfirmasi ke Meta (perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp). Juru bicara Meta, Dave Arnold mengatakan, akun itu palsu dan telah dihapus.
"Sesuai dengan kebijakan kami, akun peniru dari pelaku penembakan tidak diperbolehkan, dan kami menghapusnya ketika kami menemukannya," kata Arnold.
Kemudian, Kompas.com menelusuri akun Instagram thomasmatthewcrookss.s dan menemukan akun tersebut sudah tidak tersedia.
Menurut PolitiFact, satu-satunya akun yang dikonfirmasi sebagai milik Thomas Crooks adalah di platform media sosial Discord.
Discord menyebutkan, akun tersebut jarang digunakan dan tidak ada bukti digunakan untuk merencanakan penembakan Trump atau mendiskusikan pandangan politiknya.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, akun Instagram yang disebut milik Thomas Crooks adalah akun peniru atau palsu.
Juru bicara Meta Dave Arnold mengatakan, platform melarang akun peniru dari Thomas Crook dan menghapusnya begitu ditemukan.
Juru bicara Meta Dave Arnold mengatakan, platform melarang akun peniru dari Thomas Crook dan menghapusnya begitu ditemukan.
Rujukan
Halaman: 659/5332