Gambar suntingan. Tempo.co tidak pernah memuat berita dengan judul “MUI minta agar jangan bermain terompet dan mercon saat tahun baru, cukup teriak ‘TOOT’ dan ‘DOR’ dengan keras…”. MUI pusat juga tidak pernah mengeluarkan larangan untuk memainkan terompet dan mercon saat malam pergantian tahun, khususnya pada 2019.
====================
Akun Fathi Anshory (fb.com/UchuuSenkanPalapa) mengunggah sebuah gambar yang seolah tangkapan layar artikel berita yang dimuat disitus tempo.co dengan judul “MUI minta agar jangan bermain terompet dan mercon saat tahun baru, cukup teriak ‘TOOT’ dan ‘DOR’ dengan keras…”
Gambar itu dilengkapi dengan foto Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat, Zainut Tauhid, yang sedang diwawancara oleh wartawan. Sebenarnya akun tersebut mengunggah gambar itu pada 1 Januari 2019. Namun, unggahan itu ramai dikomentari dan dibagikan kembali sejak 1 Januari 2020.
(GFD-2020-3506) [SALAH] Judul berita Tempo “MUI minta agar jangan bermain terompet dan mercon saat tahun baru, cukup teriak ‘TOOT’ dan ‘DOR’ dengan keras…”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 04/01/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Tim CekFakta Tempo menelusuri gambar tangkapan layar unggahan akun Fathi Anshory tersebut dengan reverse image tools dari Yandex dan TinEye. Selain itu, dimasukkan kata kunci “MUI terompet dan mercon” di kolom pencarian Tempo.co.
Hasilnya, Tempo.co tidak pernah memuat berita dengan judul “MUI minta agar jangan bermain terompet dan mercon saat tahun baru, cukup teriak ‘TOOT’ dan ‘DOR’ dengan keras” sebagaimana yang diunggah oleh akun Fathi Anshory.
Berdasarkan penelusuran Tempo, hanya ada dua berita di Tempo.co yang memuat foto Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid tersebut sebelum tanggal 1 Januari 2019. Pertama, berita berjudul “MUI Masih Perlu Kaji Usulan Fatwa Larangan Pergi ke Israel” pada 16 Juni 2018. Kedua, berita berjudul “Soal Hukum Muslim Ucapkan Selamat Natal, Begini Kata MUI” pada 25 Desember 2018.
Format judul berita dalam gambar tangkapan layar yang diunggah akun Fathi Anshory juga bukan format yang dipakai oleh Tempo.co. Dalam judul, Tempo.co selalu memakai huruf kapital untuk huruf pertama sebuah kata, kecuali kata preposisi (misalnya di, ke, pada, dan sebagainya) dan kata konjungsi (misalnya dan, atau, ketika, dan sebagainya).
Lalu, apakah MUI pusat pernah melarang terompet dan mercon saat tahun baru 2019? Untuk mengecek klaim ini, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan di media arus utama dengan memasukkan kata kunci “MUI larang terompet dan mercon tahun baru 2019” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, dalam pemberitaan yang dimuat pada akhir Desember 2018, ada imbauan untuk memainkan terompet dan mercon saat malam tahun baru. Tapi larangan itu bukan berasal dari MUI pusat, melainkan MUI daerah dan beberapa kepala daerah.
Dikutip dari situs Inilah.com, MUI Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengeluarkan surat edaran yang melarang umat Islam ikut merayakan Natal dan malam pergantian tahun dengan meniup terompet, memakai topi sanbeneto, berpakaian ala Sinterklas, membakar kembang api atau petasan, membunyikan lonceng, dan sebagainya. Surat itu dibuat pada 10 Desember 2018.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah juga mengeluarkan Surat Imbauan Nomor 003.2/30781 tertanggal 27 Desember 2018 yang salah satu poinnya berbunyi: “Agar di malam pergantian Tahun Baru 1 Januari 2019 tidak melakukan perayaan seperti pesta kembang api, mercon/petasan, meniup terompet, balap-balapan kendaraan dan permainan/kegiatan hura-hura lainnya yang tidak bermanfaat, bertentangan dengan Syariat Islam, Adat Istiadat dan Budaya Aceh”.
Pemerintah Provinsi Riau mengimbau hal serupa. Dalam surat edaran bernomor 210/SE/2018 tertanggal 28 Desember 2018 itu, Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim meminta aparatur sipil negara (ASN), perguruan tinggi, paguyuban, serta masyarakat untuk tidak merayakan malam tahun baru dalam bentuk hiburan maupun menyalakan kembang api dan petasan serta meniup terompet.
Menanggapi larangan dari Pemprov Aceh itu, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas menyatakan bahwa larangan tersebut tidak melanggar apapun. “Boleh saja ya pemerintah setempat mengimbau masyarakatnya untuk tidak berhura-hura di akhir tahun dan di awal tahun baru. Ya, kita sambut imbauannya itu. Apalagi di tengah-tengah kondisi ekonomi masyarakat yang juga kurang bagus sebaiknya kita berhemat tidak berfoya-foya,” kata Anwar.
Tim CekFakta Tempo menelusuri gambar tangkapan layar unggahan akun Fathi Anshory tersebut dengan reverse image tools dari Yandex dan TinEye. Selain itu, dimasukkan kata kunci “MUI terompet dan mercon” di kolom pencarian Tempo.co.
Hasilnya, Tempo.co tidak pernah memuat berita dengan judul “MUI minta agar jangan bermain terompet dan mercon saat tahun baru, cukup teriak ‘TOOT’ dan ‘DOR’ dengan keras” sebagaimana yang diunggah oleh akun Fathi Anshory.
Berdasarkan penelusuran Tempo, hanya ada dua berita di Tempo.co yang memuat foto Wakil Ketua MUI Zainut Tauhid tersebut sebelum tanggal 1 Januari 2019. Pertama, berita berjudul “MUI Masih Perlu Kaji Usulan Fatwa Larangan Pergi ke Israel” pada 16 Juni 2018. Kedua, berita berjudul “Soal Hukum Muslim Ucapkan Selamat Natal, Begini Kata MUI” pada 25 Desember 2018.
Format judul berita dalam gambar tangkapan layar yang diunggah akun Fathi Anshory juga bukan format yang dipakai oleh Tempo.co. Dalam judul, Tempo.co selalu memakai huruf kapital untuk huruf pertama sebuah kata, kecuali kata preposisi (misalnya di, ke, pada, dan sebagainya) dan kata konjungsi (misalnya dan, atau, ketika, dan sebagainya).
Lalu, apakah MUI pusat pernah melarang terompet dan mercon saat tahun baru 2019? Untuk mengecek klaim ini, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan di media arus utama dengan memasukkan kata kunci “MUI larang terompet dan mercon tahun baru 2019” ke mesin pencarian Google.
Hasilnya, dalam pemberitaan yang dimuat pada akhir Desember 2018, ada imbauan untuk memainkan terompet dan mercon saat malam tahun baru. Tapi larangan itu bukan berasal dari MUI pusat, melainkan MUI daerah dan beberapa kepala daerah.
Dikutip dari situs Inilah.com, MUI Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mengeluarkan surat edaran yang melarang umat Islam ikut merayakan Natal dan malam pergantian tahun dengan meniup terompet, memakai topi sanbeneto, berpakaian ala Sinterklas, membakar kembang api atau petasan, membunyikan lonceng, dan sebagainya. Surat itu dibuat pada 10 Desember 2018.
Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah juga mengeluarkan Surat Imbauan Nomor 003.2/30781 tertanggal 27 Desember 2018 yang salah satu poinnya berbunyi: “Agar di malam pergantian Tahun Baru 1 Januari 2019 tidak melakukan perayaan seperti pesta kembang api, mercon/petasan, meniup terompet, balap-balapan kendaraan dan permainan/kegiatan hura-hura lainnya yang tidak bermanfaat, bertentangan dengan Syariat Islam, Adat Istiadat dan Budaya Aceh”.
Pemerintah Provinsi Riau mengimbau hal serupa. Dalam surat edaran bernomor 210/SE/2018 tertanggal 28 Desember 2018 itu, Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim meminta aparatur sipil negara (ASN), perguruan tinggi, paguyuban, serta masyarakat untuk tidak merayakan malam tahun baru dalam bentuk hiburan maupun menyalakan kembang api dan petasan serta meniup terompet.
Menanggapi larangan dari Pemprov Aceh itu, Sekretaris Jenderal MUI Anwar Abbas menyatakan bahwa larangan tersebut tidak melanggar apapun. “Boleh saja ya pemerintah setempat mengimbau masyarakatnya untuk tidak berhura-hura di akhir tahun dan di awal tahun baru. Ya, kita sambut imbauannya itu. Apalagi di tengah-tengah kondisi ekonomi masyarakat yang juga kurang bagus sebaiknya kita berhemat tidak berfoya-foya,” kata Anwar.
Rujukan
(GFD-2020-3505) [SALAH] Foto Anies Baswedan Membaca Buku “PEDOMAN MENATA KATA”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 04/01/2020
Berita
Hasil suntingan, judul buku yang sebenarnya adalah “BUKU ANTI BAPER”.
NARASI
* “KATA, BUKAN KOTA
pantesaann… ????????” (di dalam foto).
–
* “Catatan yang dirangkum dari Netizen +62:
Tahun 2019 ditutup dengan KENANGAN Sedangkan tahun 2020 dibuka dengan GENANGAN.
…”
NARASI
* “KATA, BUKAN KOTA
pantesaann… ????????” (di dalam foto).
–
* “Catatan yang dirangkum dari Netizen +62:
Tahun 2019 ditutup dengan KENANGAN Sedangkan tahun 2020 dibuka dengan GENANGAN.
…”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi
Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.
* SUMBER membagikan foto hasil suntingan menggunakan gambar/foto yang sudah beredar sebelumnya di Internet.
* SUMBER menambahkan narasi pelintiran sehingga membangun premis yang salah.
(2) Sumber foto, http://bit.ly/39towT4 / http://archive.md/zZatD (arsip cadangan) “Project Aksara” (instagram.com/galaksi_aksara_kita) @ 2 Desember 2019:
“Terimakasih bapak @aniesbaswedan sudah menyempatkan membaca.
Buku Anti Baper menjadi #rasadiatasbahagia bagi kita para penulisnya.
Selamat Bu @erni.purwaningsih.9 atas kesempatan yang penuh momentum dan pasti tak terlupakan ya.
Luv it..
Mari #literasik
Bersama #galaksi_aksara_kita
Alhamdulillah”.
(1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang dimanipulasi
Ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu”.
* SUMBER membagikan foto hasil suntingan menggunakan gambar/foto yang sudah beredar sebelumnya di Internet.
* SUMBER menambahkan narasi pelintiran sehingga membangun premis yang salah.
(2) Sumber foto, http://bit.ly/39towT4 / http://archive.md/zZatD (arsip cadangan) “Project Aksara” (instagram.com/galaksi_aksara_kita) @ 2 Desember 2019:
“Terimakasih bapak @aniesbaswedan sudah menyempatkan membaca.
Buku Anti Baper menjadi #rasadiatasbahagia bagi kita para penulisnya.
Selamat Bu @erni.purwaningsih.9 atas kesempatan yang penuh momentum dan pasti tak terlupakan ya.
Luv it..
Mari #literasik
Bersama #galaksi_aksara_kita
Alhamdulillah”.
Rujukan
(GFD-2020-3504) [KLARIFIKASI] Sempat Diinformasikan Gudangnya Terendam Banjir, Tokopedia Nyatakan Tidak Benar
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 04/01/2020
Berita
Di tengah bencana banjir yang melanda Jakarta, muncul informasi di media sosial Facebook yang menyatakan bahwa gudang milik Tokopedia terendam banjir. Sebelumnya di media sosial beredar sebuah foto banyaknya kardus barang berserakan yang diklaim bahwa barang-barang tersebut berasal dari gudang milik Tokopedia. Namun hal tersebut langsung diklarifikasi oleh pihak terkait yang menyatakan bahwa tidak benar jika gudang mereka terendam banjir.
NARASI:
VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak: “Informasi mengenai Gudang partner Tokopedia untuk layanan fulfillment TokoCabang terkena banjir adalah tidak benar,”.
NARASI:
VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak: “Informasi mengenai Gudang partner Tokopedia untuk layanan fulfillment TokoCabang terkena banjir adalah tidak benar,”.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN: Di tengah bencana banjir yang melanda Jakarta, muncul informasi di media sosial Facebook yang menyatakan bahwa gudang milik Tokopedia terendam banjir. Sebelumnya di media sosial beredar sebuah foto banyaknya kardus barang berserakan yang diklaim bahwa barang-barang tersebut berasal dari gudang milik Tokopedia. Namun hal tersebut langsung diklarifikasi oleh pihak terkait yang menyatakan bahwa tidak benar jika gudang mereka terendam banjir.
Melansir dari kompas.com, VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar adanya. Nuraini bahkan memastikan jika TokoCabang Tokopedia tetap melayani pengguna seperti biasa.
“Informasi mengenai Gudang partner Tokopedia untuk layanan fulfillment TokoCabang terkena banjir adalah tidak benar,” pungkasnya.
Melansir dari kompas.com, VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar adanya. Nuraini bahkan memastikan jika TokoCabang Tokopedia tetap melayani pengguna seperti biasa.
“Informasi mengenai Gudang partner Tokopedia untuk layanan fulfillment TokoCabang terkena banjir adalah tidak benar,” pungkasnya.
Rujukan
(GFD-2020-3503) [SALAH] Objek Wisata Guci Dilanda Banjir Bandang
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 04/01/2020
Berita
Sebuah pesan berantai Whatsapp mengabarkan bahwa terjadi banjir bandang di Sungai Gung yang alirannya bersumber tepat di Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Bumiwijaya, Kabupaten Tegal. Pasca beredarnya kabar tersebut, pihak pengelola pun angkat bicara dan menyatakan bahwa wisata Guci dalam keadaan aman terkendali.
NARASI:
Assalamualaikum wr wb
Selamat malam Bapak/ibu.
Izin melaporkan info dari teman Guci barusan Kali Gung Banjir bandang, untuk yang diwilayah bawah agar waspada
NARASI:
Assalamualaikum wr wb
Selamat malam Bapak/ibu.
Izin melaporkan info dari teman Guci barusan Kali Gung Banjir bandang, untuk yang diwilayah bawah agar waspada
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN: Whatsapp kembali menjadi sarana penyebaran informasi yang tidak sesuai dengan fakta. Kali ini di tengah maraknya bencana banjir, muncul informasi yang menyebut bahwa telah terjadi banjir bandang di Obyek Wisata Pemandian Air Panas Guci, Bumiwijaya, Kabupaten Tegal.
Informasi tersebut beredar dalam beberapa jam belakangan dan membuat warga Kabupaten Tegal heboh. Namun belakangan diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar adanya. Melansir dari radartegal.com, pihak pengelola Wisata Guci pun angkat bicara. Kepala UPTD Pariwisata Guci Abdul Haris pun menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
“Itu hoaks. Guci masih aman dan terkendali,” pungkas Haris.
Haris menjelaskan bahwa setiap turun hujan, debit air di hulu Sungai Gung kerap meningkat namun peningkatannya tidak membuat Obyek Siwata Guci banjir. Sarana dan prasarana di sekitar Pancuran pun masih dalam kondisi aman.
“Kalau hujan ya memang begitu, debitnya meningkat. Bukan banjir bandang,” jelas Haris.
Informasi tersebut beredar dalam beberapa jam belakangan dan membuat warga Kabupaten Tegal heboh. Namun belakangan diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar adanya. Melansir dari radartegal.com, pihak pengelola Wisata Guci pun angkat bicara. Kepala UPTD Pariwisata Guci Abdul Haris pun menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
“Itu hoaks. Guci masih aman dan terkendali,” pungkas Haris.
Haris menjelaskan bahwa setiap turun hujan, debit air di hulu Sungai Gung kerap meningkat namun peningkatannya tidak membuat Obyek Siwata Guci banjir. Sarana dan prasarana di sekitar Pancuran pun masih dalam kondisi aman.
“Kalau hujan ya memang begitu, debitnya meningkat. Bukan banjir bandang,” jelas Haris.
Rujukan
Halaman: 6120/6479