Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang menyebutkan bahwa virus Corona dapat terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Selain itu, pada narasi disebutkan bahwa virus tersebut akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari. Berikut kutipan narasinya:
“Teman sekelas keponakan laki-laki , lulus dengan gelar master, dan bekerja di Rumah Sakit Shenzen. Dia dipindahkan ke Wuhan untuk mempelajari virus pneumonia baru. Dia baru saja menelepon dan meminta saya untuk memberi tahu semua kerabat dan teman saya bahwa jika pilek dan dahak selama pilek, tidak dapat disimpulkan bahwa itu adalah pneumonia coronavirus tipe baru. Karena coronavirus pneumonia adalah batuk kering tanpa pilek, ini adalah cara paling sederhana untuk mengidentifikasinya. Dia juga menginformasikan bahwa tipe baru virus pneumonia koroner tidak tahan panas dan akan terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Karena itu, minumlah air panas untuk mencegah virus. Olahraga, Anda tidak akan terinfeksi virus. Jika Anda demam tinggi, tutupi selimut dan minumlah sup jahe untuk menambah energi panas tubuh tanpa perlu vaksin. Makan lebih banyak jahe, merica bawang putih, dan merica bisa menyelesaikannya,kurangi makan yg manis, asam, dan asin, dan jangan pergi ke daerah cuaca dingin. Virus akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari.”
Ada juga yang diklaim berasal dari UNICEF sebagai berikut;
Unicef
* Buletin dari UNICEF *
Virus corona berukuran besar, karena diameter sel 400 hingga 500, jadi setiap masker yang mencegah pemasukannya tidak harus digunakan oleh apoteker untuk moncong.
Virus tidak mengendap di udara tetapi di tanah, sehingga tidak menular melalui udara.
ور Coronavirus ketika jatuh di permukaan logam, itu akan hidup 12 jam, jadi mencuci tangan dengan sabun dan air cukup baik.
Saat coronavirus jatuh pada kain, tetap sembilan jam, jadi mencuci pakaian atau memaparkannya di bawah sinar matahari selama dua jam sudah cukup untuk tujuan membunuh mereka.
Virus ini hidup di tangan hanya selama 10 menit, sehingga menempatkan alat sterilisasi alkohol di saku akan memenuhi tujuan pencegahan.
Jika virus terpapar pada suhu 26 atau 27, virus itu akan dibunuh, sehingga tidak hidup di daerah yang panas, seperti halnya meminum air panas dan paparan sinar matahari memenuhi tujuannya.
Dan jauhi es krim dan makan cepat
Berkumurlah dengan air hangat dan garam atau
Betadine sakit tenggorokan
Ini membunuh spora amandel dan mencegahnya bocor ke paru-paru
Selain banyak minum air putih.
Ketaatan terhadap instruksi ini memenuhi tujuan mencegah virus dan cukup untuk mendramatisasi media sosial dan rumor yang mengelilinginya
UNICEF IQ HOME
"Benarkah cuaca panas bisa mematikan virus corona?"
"Virus corona bertahan di udara, melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, tidak lagi butuh medium cairan utk bertahan. Di ruangan tertutup dan ber-AC lebih lama lagi"
Sinar ultraviolet dapat membunuh cofid 19
(GFD-2020-3631) [SALAH] Virus Corona Mati dalam Suhu 26-27 Derajat dan Saat Terkena Sinar Matahari
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut belum teruji secara ilmiah. Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo, pada 1 Maret 2020 mengatakan bahwa belum ada penelitian ihwal kaitan hidup matinya virus Corona dengan suhu udara.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya Coronavirus," kata Herawati.
Herawati menjelaskan bahwa virus Corona memang akan mati jika dipanasi dengan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit. Namun, dia mengingatkan, suhu di Indonesia tak mencapai 56 derajat.
Merujuk laporan cuaca dari Google Weather, suhu di Jakarta hari ini 29 derajat Celcius. Kategori panas ekstrem pernah terjadi pada Oktober 2019 yakni 37-39 derajat Celcius.
"Jadi itu sangat spekulatif kalau dibilang temperatur akan mengurangi (potensi terjangkit Corona)," ujar Herawati.
Selain itu, pada 8 Februari 2020, China Daily membantah isu bahwa sinar matahari bisa membunuh virus Corona Covid-19. Suhu iradiasi matahari tidak bisa mencapai 56 derajat Celcius. Sinar ultraviolet pun tidak dapat menyamai intensitas dari lampu ultraviolet. Karena itu, virus tersebut tidak dapat dibunuh oleh sinar matahari.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya Coronavirus," kata Herawati.
Herawati menjelaskan bahwa virus Corona memang akan mati jika dipanasi dengan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit. Namun, dia mengingatkan, suhu di Indonesia tak mencapai 56 derajat.
Merujuk laporan cuaca dari Google Weather, suhu di Jakarta hari ini 29 derajat Celcius. Kategori panas ekstrem pernah terjadi pada Oktober 2019 yakni 37-39 derajat Celcius.
"Jadi itu sangat spekulatif kalau dibilang temperatur akan mengurangi (potensi terjangkit Corona)," ujar Herawati.
Selain itu, pada 8 Februari 2020, China Daily membantah isu bahwa sinar matahari bisa membunuh virus Corona Covid-19. Suhu iradiasi matahari tidak bisa mencapai 56 derajat Celcius. Sinar ultraviolet pun tidak dapat menyamai intensitas dari lampu ultraviolet. Karena itu, virus tersebut tidak dapat dibunuh oleh sinar matahari.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim virus Corona akan mati pada suhu 26-27 derajat Celcius dan saat terkena sinar matahari belum ada hasil penelitian ilmiahnya. Dengan demikian, konten pesan berantai itu masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1126837814315419/
- https://turnbackhoax.id/2020/03/04/salah-virus-corona-mati-dalam-suhu-26-27-derajat-dan-saat-terkena-sinar-matahari/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/650/fakta-atau-hoaks-benarkah-virus-corona-mati-dalam-suhu-26-27-derajat-dan-saat-terkena-sinar-matahari
- https://www.suara.com/news/2020/03/03/202532/cek-fakta-benarkah-virus-corona-bisa-mati-terkena-sinar-matahari
- https://nasional.tempo.co/read/1314134/peneliti-eijkman-jawab-debat-soal-virus-corona-vs-panas/full&view=ok
- https://www.chinadaily.com.cn/a/202002/08/WS5e3eb7aea31012821727601d.html
(GFD-2020-3630) [SALAH] Tisu Basah Bisa Jadi Alternatif Menyiasati Kelangkaan Masker
Sumber: instagram.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Beredar postingan video yang memperlihatkan penggunaan tisu basah sebagai bahan pengganti masker. Dalam narasi disebutkan, video tersebut bisa menjadi alternatif menyiasati kelangkaan masker terkait virus Corona.
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa penggunaan tisu basah menjadi peranti pengganti masker merupakan hal yang keliru dan tidak dianjurkan. Kepala Bagian Pelayanan Masyarakat Biro Komunikasi Kemenkes RI Busroni, menjelaskan bahwa penggunaan tisu basah justru akan mempermudah partikel-partikel di udara menempel pada bagian kulit yang dengan tidak sengaja bisa terhirup.
“Tisu basah didesain bukan untuk masker, tapi didesain untuk membasahi bagian tubuh yang rentan terkontaminasi. Itu kan ada alkoholnya, lengket terhadap partikel-partikel yang berterbangan di udara, malah bisa terhirup sama kita. Dianjurkan menggunakan masker bedah biasa,” jelas Busroni.
Senada dengan Busroni, Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto, pun angkat bicara. Ia mengatakan, Tisu basah dianggap kurang efektif untuk dijadikan masker karena malah akan membuat debu nempel semua di lapisan tisunya. "Tisu basah kena debu malah nempel semua debunya di tisu, kan itu basah luar dalam," terangnya.
Yuri menegaskan, kalau memang masyarakat sekadar membutuhkan benda yang bisa menutupi debu, tisu basah memang bisa, tapi bukan digunakan untuk jadi masker. "Kalau sekadar bisa, ya, memang bisa. Kertas juga bisa," tandas Yuri.
Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Chrisrianto Edy Nugroho juga memberikan pandangannya. Ia menyatakan bahwa tisu basah tidak direkomendasikan untuk menjadi barang subtitusi dari masker.
“Untuk tisu basah (dijadikan masker) belum ada penelitiannya, jadi tidak direkomendasikan,” ujarnya.
Chrisrianto menyebut yang direkomendasikan adalah masker yang sesuai dengan standar kesehatan.
"Yang direkomendasikan hanya masker bedah dan masker N95," ujarnya.
Chrisrianto juga mengungkapkan penggunaan masker harus diperhatikan dengan benar. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi masker sebagai penyaring udara. "Masker bedah pemakaiannya yang benar, yang berwarna hijau atau biru posisinya di luar, yang putih di dalam," ujarnya.
Lipatan masker juga harus diperhatikan. "Lipatan luar mengarah ke bawah," ungkapnya.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh dr Erni Juwita SpPD, Ahli Penyakit Tropik dan Infeksi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ia secara tegas menjawab bahwa masker dari tisu basah tersebut adalah cara yang tidak benar untuk dilakukan. “Tisu basah? Kotor dong, logikanya ya konteksnya kan itu basah maka akan mudah menyerap apapun. Termasuk debu dan kotoran," katanya.
Gunakan tisu basah sesuai fungsinya, sebagai tisu untuk bersihkan tangan atau benda-benda lain. "Enggak bener itu (kalau bisa jadi masker),” seru dr.Erni,
Dokter Erni lebih lanjut menjelaskan, tisu basah yang sudah dalam keadaan basa, malah akan tambah meningkatkan risiko iritasi saat diberi hand sanitizer, yang mengandung kandungan alkohol.
“Lebih basah ya lebih nempel, hati-hati loh ini basah. Alkohol itu kan menguap, digunakan tidak tepat bikin kuman nempel. Menghirup alkohol kan berbahaya, bisa iritasi di hidung nanti,” tambahnya.
“Tisu basah didesain bukan untuk masker, tapi didesain untuk membasahi bagian tubuh yang rentan terkontaminasi. Itu kan ada alkoholnya, lengket terhadap partikel-partikel yang berterbangan di udara, malah bisa terhirup sama kita. Dianjurkan menggunakan masker bedah biasa,” jelas Busroni.
Senada dengan Busroni, Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto, pun angkat bicara. Ia mengatakan, Tisu basah dianggap kurang efektif untuk dijadikan masker karena malah akan membuat debu nempel semua di lapisan tisunya. "Tisu basah kena debu malah nempel semua debunya di tisu, kan itu basah luar dalam," terangnya.
Yuri menegaskan, kalau memang masyarakat sekadar membutuhkan benda yang bisa menutupi debu, tisu basah memang bisa, tapi bukan digunakan untuk jadi masker. "Kalau sekadar bisa, ya, memang bisa. Kertas juga bisa," tandas Yuri.
Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Chrisrianto Edy Nugroho juga memberikan pandangannya. Ia menyatakan bahwa tisu basah tidak direkomendasikan untuk menjadi barang subtitusi dari masker.
“Untuk tisu basah (dijadikan masker) belum ada penelitiannya, jadi tidak direkomendasikan,” ujarnya.
Chrisrianto menyebut yang direkomendasikan adalah masker yang sesuai dengan standar kesehatan.
"Yang direkomendasikan hanya masker bedah dan masker N95," ujarnya.
Chrisrianto juga mengungkapkan penggunaan masker harus diperhatikan dengan benar. Hal ini untuk memaksimalkan fungsi masker sebagai penyaring udara. "Masker bedah pemakaiannya yang benar, yang berwarna hijau atau biru posisinya di luar, yang putih di dalam," ujarnya.
Lipatan masker juga harus diperhatikan. "Lipatan luar mengarah ke bawah," ungkapnya.
Pandangan serupa juga disampaikan oleh dr Erni Juwita SpPD, Ahli Penyakit Tropik dan Infeksi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Ia secara tegas menjawab bahwa masker dari tisu basah tersebut adalah cara yang tidak benar untuk dilakukan. “Tisu basah? Kotor dong, logikanya ya konteksnya kan itu basah maka akan mudah menyerap apapun. Termasuk debu dan kotoran," katanya.
Gunakan tisu basah sesuai fungsinya, sebagai tisu untuk bersihkan tangan atau benda-benda lain. "Enggak bener itu (kalau bisa jadi masker),” seru dr.Erni,
Dokter Erni lebih lanjut menjelaskan, tisu basah yang sudah dalam keadaan basa, malah akan tambah meningkatkan risiko iritasi saat diberi hand sanitizer, yang mengandung kandungan alkohol.
“Lebih basah ya lebih nempel, hati-hati loh ini basah. Alkohol itu kan menguap, digunakan tidak tepat bikin kuman nempel. Menghirup alkohol kan berbahaya, bisa iritasi di hidung nanti,” tambahnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hal tersebut, maka konten tersebut dapat dikatakan menyesatkan. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1126830347649499/
- https://turnbackhoax.id/2020/03/04/salah-tisu-basah-bisa-jadi-alternatif-menyiasati-kelangkaan-masker/
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/0kp07ALk-cek-fakta-benarkah-tisu-basah-dapat-mengganti-fungsi-masker-ini-faktanya
- https://lifestyle.okezone.com/read/2020/03/03/481/2177551/ramai-tisu-basah-jadi-masker-begini-kata-kemenkes
- https://fame.grid.id/read/462047204/berita-virus-corona-terbaru-viral-tisu-basah-gantikan-masker-untuk-cegah-virus-corona-ternyata-ini-dampaknya-menurut-dokter-spesialis-paru?page=all
- https://lifestyle.okezone.com/read/2020/03/02/481/2177126/viral-masker-diy-dari-tisu-basah-dokter-ungkap-bahaya-di-baliknya?page=3
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4923671/viral-turorial-bikin-masker-dari-tisu-basah-kemenkes-angkat-bicara
(GFD-2020-3629) [SALAH] Foto Muslim New Delhi Yang Dibantai Akibat UU Kewarganegaraan India
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 03/03/2020
Berita
BUKAN korban pembantaian. Foto gerakan protes mengenakan kain kafan, oleh para penentang UU Kewarganegaraan India di Aurangabad.
=====
NARASI:
Innaalilaahi wa’inaailaihi rooji’uun …????
Akibat Pengesahan Undang² anti Muslim di India,
saudara² muslim kita di Mesjid di Delhi dibantai oleh ekstrimis Hindu, disiram air keras, diperkosa, Al Qur’an serta Mesjidnya dibakar, HAM dimana…?? Ketika Muslim terbunuh semua diam, Muslim yang paling banyak diteror tapi label terörist diberikan kepada Muslim..!!
Allahul Musta’an ????
=====
NARASI:
Innaalilaahi wa’inaailaihi rooji’uun …????
Akibat Pengesahan Undang² anti Muslim di India,
saudara² muslim kita di Mesjid di Delhi dibantai oleh ekstrimis Hindu, disiram air keras, diperkosa, Al Qur’an serta Mesjidnya dibakar, HAM dimana…?? Ketika Muslim terbunuh semua diam, Muslim yang paling banyak diteror tapi label terörist diberikan kepada Muslim..!!
Allahul Musta’an ????
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN: Akun Facebook @ItaMuraya membagikan dua buah foto yang menunjukkan sejumlah pria tengah terbaring dan diblut dengan kain kafan. Foto tersebut diunggah oleh akun @ItaMuraya sejak Kamis, 27 Februari 2020 dan telah dibagikan sebanyak 802 pengguna Facebook lainnya.
Unggahan @ItaMuraya sendiri beredar di tengah meletusnya bentrokan antara kelompok pro dan kontra terkait dengan pemberlakuan amandemen Citizenship Amendment Act (CAA) atau Undang-Undang Kewarganegaraan India oleh pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi pada 12 Desember 2019 lalu.
Berdasarkan dari hasil penelusuran yang dilakukan, melalui Google Reverse Image, dua foto serupa berhasil ditemukan namun dengan narasi yang berbeda. Salah satu akun yang mnegunggah foto serupa adalah akun milik seorang politikus Peace Party India @MohammadIrfan. Akun @MohammadIrfan membagikan foto tersebut pada 24 Februari 2020. Dengan narasi berbahasa Hindi yang apabila diterjemahkan kedalam bahas Indonesia yang berarti “Gerakan unik dengan masuk ke dalam kain kafan di Aurangabad”.
Narasi yang diberikan oleh akun @MohammadIrfan sendiri dilengkapi dengan tagar #Reject_CAA_NRC_NPR, adalah tagar popular yang digunakan oleh kelompok yang menentang UU Kewarganegaraan India. Narasi serupa juga dibagikan oleh akun Twitter, salah satunya adalah akun @tabishkhanss. Dalam unggahannya akun @tabishkhanss juga memberikan narasi yang sama yakni “Gerakan unuk dengan mengenakan kafan di Aurangabad” beserta tagar #Reject_CAA_NRC_NPR.
Aurangabad sendiri merupakan sebuah kota di India yang terletak di sisi barat tepatnya di negara bagian Maharashtra. Sejak Desember 2019, warga Aurangabad sendiri kerap melakukan protes terhadap UU Kewarganegaraan India. Melansir dari Indiatimes.com, Gerakan tersebut dipelopori oleh India Majlis E Ittehadul Muslimeen (MIM) yang menolak UU Kewarganegaraan India karena dianggap mendiskirminasi kaum muslim.
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan fakta yang dilakukan, unggahan akun Facebook @ItaMuraya mengarah kepada narasi yang menyesatkan atau mengacu kepada Missleading Content. Pasalnya kedua foto tersebut bukanlah foto kaum muslim di New Delhi yang menjadi korban pembantaian oleh ekstremis Hindu, melainkan foto gerakan protes dengan mengenakan kain kafan oleh para penentang UU Kewarganegaraan India di Aurangabad pada 24 Februari 2020.
===
Unggahan @ItaMuraya sendiri beredar di tengah meletusnya bentrokan antara kelompok pro dan kontra terkait dengan pemberlakuan amandemen Citizenship Amendment Act (CAA) atau Undang-Undang Kewarganegaraan India oleh pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi pada 12 Desember 2019 lalu.
Berdasarkan dari hasil penelusuran yang dilakukan, melalui Google Reverse Image, dua foto serupa berhasil ditemukan namun dengan narasi yang berbeda. Salah satu akun yang mnegunggah foto serupa adalah akun milik seorang politikus Peace Party India @MohammadIrfan. Akun @MohammadIrfan membagikan foto tersebut pada 24 Februari 2020. Dengan narasi berbahasa Hindi yang apabila diterjemahkan kedalam bahas Indonesia yang berarti “Gerakan unik dengan masuk ke dalam kain kafan di Aurangabad”.
Narasi yang diberikan oleh akun @MohammadIrfan sendiri dilengkapi dengan tagar #Reject_CAA_NRC_NPR, adalah tagar popular yang digunakan oleh kelompok yang menentang UU Kewarganegaraan India. Narasi serupa juga dibagikan oleh akun Twitter, salah satunya adalah akun @tabishkhanss. Dalam unggahannya akun @tabishkhanss juga memberikan narasi yang sama yakni “Gerakan unuk dengan mengenakan kafan di Aurangabad” beserta tagar #Reject_CAA_NRC_NPR.
Aurangabad sendiri merupakan sebuah kota di India yang terletak di sisi barat tepatnya di negara bagian Maharashtra. Sejak Desember 2019, warga Aurangabad sendiri kerap melakukan protes terhadap UU Kewarganegaraan India. Melansir dari Indiatimes.com, Gerakan tersebut dipelopori oleh India Majlis E Ittehadul Muslimeen (MIM) yang menolak UU Kewarganegaraan India karena dianggap mendiskirminasi kaum muslim.
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan fakta yang dilakukan, unggahan akun Facebook @ItaMuraya mengarah kepada narasi yang menyesatkan atau mengacu kepada Missleading Content. Pasalnya kedua foto tersebut bukanlah foto kaum muslim di New Delhi yang menjadi korban pembantaian oleh ekstremis Hindu, melainkan foto gerakan protes dengan mengenakan kain kafan oleh para penentang UU Kewarganegaraan India di Aurangabad pada 24 Februari 2020.
===
Rujukan
(GFD-2020-3628) [SALAH] 1000 Tiket Pesawat Gratis Untuk WNI Pulang Ke Tanah Air Dari PT Angkasa Pura 1 Karena Virus Corona
Sumber: facebook.comTanggal publish: 03/03/2020
Berita
Beredar informasi bahwa PT Angkasa Pura (AP) 1 memberikan 1000 tiket gratis untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri untuk pulang ke Indonesia. Dalam narasi disebutkan, program itu merupakan instruksi dari Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi. Berikut kutipan narasinya:
“Mentri luar negeri ibu retno marsudi, memberitahukan kepada seluruh warga wni yang ada di luar negeri, agar kiranya untuk berhari" akibat virus korona yang ada di china, president jokowi, memerintahkan kepada ibu retno marsudi, menteri luar negeri, untuk memulangkan wni yang ingin mau pulang sebanyak 1000 tiket gratis.
Buruan secepat mungkin untuk melaporkan diri anda, di PT. Angkasa pura, di nomor hp yg tertera di bawah, karna stok tiketnya terbatas cuma 1000 lembar, siapa cepat dia akan pulang dengan gratis.
PT. Angkasa pura1 (persero) bekerjasama untuk memulangkan wni yg ingin mau pulang ke tanah air, sebanyak 1000 orang di luar negeri secara grstis.
PT. Angkasa pura 1 (persero) mengeluarkan dana corporate soaial responsility, yang di setujui rapat anggota dewan pusat( DPR) pusat
Negara yg di tujuh antara lain: china, hongkong, macau, taiwan, japan, korea, singapura, malaysia, bruney darussalam, saudi arabia, dll.
Silahkan laporkan data di kalian: sesuai paspor dan KTP anda: tlp kantor PT. Angkasa pura bagian pengurusan tiket, Bpk H. Suryanto 082237033117”
“Mentri luar negeri ibu retno marsudi, memberitahukan kepada seluruh warga wni yang ada di luar negeri, agar kiranya untuk berhari" akibat virus korona yang ada di china, president jokowi, memerintahkan kepada ibu retno marsudi, menteri luar negeri, untuk memulangkan wni yang ingin mau pulang sebanyak 1000 tiket gratis.
Buruan secepat mungkin untuk melaporkan diri anda, di PT. Angkasa pura, di nomor hp yg tertera di bawah, karna stok tiketnya terbatas cuma 1000 lembar, siapa cepat dia akan pulang dengan gratis.
PT. Angkasa pura1 (persero) bekerjasama untuk memulangkan wni yg ingin mau pulang ke tanah air, sebanyak 1000 orang di luar negeri secara grstis.
PT. Angkasa pura 1 (persero) mengeluarkan dana corporate soaial responsility, yang di setujui rapat anggota dewan pusat( DPR) pusat
Negara yg di tujuh antara lain: china, hongkong, macau, taiwan, japan, korea, singapura, malaysia, bruney darussalam, saudi arabia, dll.
Silahkan laporkan data di kalian: sesuai paspor dan KTP anda: tlp kantor PT. Angkasa pura bagian pengurusan tiket, Bpk H. Suryanto 082237033117”
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Pihak AP1 sudah memberikan bantahannya melalui akun media sosial milik perusahaan tersebut. Berikut kutipan bantahan dari pihak AP1:
Di Facebook AP1:
[…] ⚠ WASPADA HOAX ⚠
Waspada Hoax yang menginformasikan bahwa Angkasa Pura I menyediakan sebanyak 1.000 tiket gratis untuk WNI dari luar negeri akibat Virus Korona.
Angkasa Pura I sebagai operator bandara tidak pernah melakukan penjualan tiket pesawat udara kepada penumpang atau bekerjasama dengan biro/agen perjalanan.
Di mohon kepada seluruh Warga Negara Indonesia atau masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak mengirimkan data diri dan mentransfer sejumlah uang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Terima kasih […]
Di Twitter AP1 (@AP_Airports):
[…] ⚠ WASPADA HOAX ⚠
Informasi pada gambar di bawah mohon dibaca dengan cermat ya, #SahabatAP1.
Harap selalu berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi dari media sosial. […]
Di Facebook AP1:
[…] ⚠ WASPADA HOAX ⚠
Waspada Hoax yang menginformasikan bahwa Angkasa Pura I menyediakan sebanyak 1.000 tiket gratis untuk WNI dari luar negeri akibat Virus Korona.
Angkasa Pura I sebagai operator bandara tidak pernah melakukan penjualan tiket pesawat udara kepada penumpang atau bekerjasama dengan biro/agen perjalanan.
Di mohon kepada seluruh Warga Negara Indonesia atau masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak mengirimkan data diri dan mentransfer sejumlah uang kepada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Terima kasih […]
Di Twitter AP1 (@AP_Airports):
[…] ⚠ WASPADA HOAX ⚠
Informasi pada gambar di bawah mohon dibaca dengan cermat ya, #SahabatAP1.
Harap selalu berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi dari media sosial. […]
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten informasi tentang 1000 tiket gratis untuk WNI pulang merupakan informasi yang tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1126007004398500/
- https://turnbackhoax.id/2020/03/03/salah-1000-tiket-pesawat-gratis-untuk-wni-pulang-ke-tanah-air-dari-pt-angkasa-pura-1-karena-virus-corona/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4192250/cek-fakta-hoaks-1000-tiket-pesawat-gratis-untuk-wni-pulang-ke-tanah-air
- https://www.facebook.com/angkasapura.airports/posts/1336533113217731
- https://twitter.com/AP_Airports/status/1233922974396207105
- https://www.facebook.com/Kemlu.RI/photos/a.425190977517347/3388336251202790/
Halaman: 6087/6472