(GFD-2018-418) [DISINFORMASI] “Pelaku Bom Surabaya Pernah Bentangkan #2019GantiPresiden”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/09/2018
Berita
“Masih ingat kan dengan kasus bom bunuh diri di Surabaya?? Ternyata mereka dr kubu ganti ganti ituu.. kok ngeri yah, ayok banyak mikir biar cerdas.. dan pastinya terus waspada’.
Hasil Cek Fakta
Klarifikasi oleh Pipiet Laily Savitri, akun yang fotonya disalahgunakan: “Aku masih hidup dan masih bs mikir waras …”, selengkapnya di bagian PENJELASAN.
Rujukan
(GFD-2018-417) [DISINFORMASI] @RatnaSpaet: “Masih mau 2 Periode?”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 05/09/2018
Berita
"Masih mau 2 Periode? Pakai akal pikiranmu - Gugah hari Nuranimu. Cc: @jokowi".
Hasil Cek Fakta
Sudah pernah beredar dan diklarifikasi di 2016: "Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menegaskan, sampai saat ini BI hanya mengeluarkan dan mengatur pecahan rupiah paling besar yaitu Rp 100 ribu. "Terkait informasi yang beredar di medsos mengenai uang pecahan Rp 200 ribu, Bank Indonesia menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar," kataTirta dalam keterangannya, Kamis (18/2/2016)."
Rujukan
(GFD-2018-416) [DISINFORMASI] Pesan Berantai Keripik Jamur “Snack Good” yang Mengandung Narkoba Golongan 1
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/09/2018
Berita
Yth ;
Ka BNN, Irtama, Para Deputi, Para Irwil, Para Direktur, Para Karo, Kapuslitdatin dan Kabag Humas...
Mohon ijin melaporkan bahwa Lab. BNN telah menguji sampel keripik jamur yg dikirimkan Dit IV Narkoba Polri pada Hari Rabu sore dan selesai dianalisis Kamis siang, dengan hasil ; POSITIF MENGANDUNG PSILOSIN
( Gol 1 Narkotika)
Hati2 ... ini kripik ternyata mengandung NARKOBA.. makanya home made .. sudah dicek oleh BNN
mohon buat para orangtua selalu menjaga anak2/ keluarga dari jajanan sembarangan
Segala cara dilakukan utk menghancurkan generasi muda , agar penjualan narkoba lancar terus terus terus tak pernah putus.
Kripik Jamur ini banyak dijual di Bandung.
Sampaikan kepada anak2 / keponakan / siapapun , terutama yg suka ngemil jejamuran utk tidak coba makan snack jamur ini
silahkan di share…
{DISINFORMASI] Pesan Berantai Keripik Jamur “Snack Good” yang Mengandung Narkoba Golongan 1
Ka BNN, Irtama, Para Deputi, Para Irwil, Para Direktur, Para Karo, Kapuslitdatin dan Kabag Humas...
Mohon ijin melaporkan bahwa Lab. BNN telah menguji sampel keripik jamur yg dikirimkan Dit IV Narkoba Polri pada Hari Rabu sore dan selesai dianalisis Kamis siang, dengan hasil ; POSITIF MENGANDUNG PSILOSIN
( Gol 1 Narkotika)
Hati2 ... ini kripik ternyata mengandung NARKOBA.. makanya home made .. sudah dicek oleh BNN
mohon buat para orangtua selalu menjaga anak2/ keluarga dari jajanan sembarangan
Segala cara dilakukan utk menghancurkan generasi muda , agar penjualan narkoba lancar terus terus terus tak pernah putus.
Kripik Jamur ini banyak dijual di Bandung.
Sampaikan kepada anak2 / keponakan / siapapun , terutama yg suka ngemil jejamuran utk tidak coba makan snack jamur ini
silahkan di share…
{DISINFORMASI] Pesan Berantai Keripik Jamur “Snack Good” yang Mengandung Narkoba Golongan 1
Hasil Cek Fakta
Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Eko Daniyanto membenarkan adanya keripik jamur mengandung narkoba. Namun, itu merupakan kasus lama yang diungkap pihaknya pertengahan tahun lalu. "Kasusnya kita ungkap tahun 2017 di Lembang, Bandung," ujarnya kepada JawaPos.com, Selasa (5/9) malam.
Dia mengaku bingung mengapa kasus lama itu diviralkan kembali di media sosial. "Makanya saya kaget juga teman-teman media nanyain saya soal ini tadi. Berarti itu hoax," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Sulistiandriatmoko juga mengatakan hal serupa.
"Betul, kasus tersebut diungkap oleh Direktorat IV Bareskrim pada pertengahan tahun lalu. Snack keripik jamur tersebut adalah narkotika golongan satu, nama jamurnya Psylosibin, nama narkotikanya Psylosin," pungkasnya menjawab pesan singkat JawaPos.com semalam.
Di pertengahan bulan Mei 2018, pesan berantai yang sama juga pernah beredar di media sosial.
Dia mengaku bingung mengapa kasus lama itu diviralkan kembali di media sosial. "Makanya saya kaget juga teman-teman media nanyain saya soal ini tadi. Berarti itu hoax," tegasnya.
Sementara itu, Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional (BNN) Kombes Pol Sulistiandriatmoko juga mengatakan hal serupa.
"Betul, kasus tersebut diungkap oleh Direktorat IV Bareskrim pada pertengahan tahun lalu. Snack keripik jamur tersebut adalah narkotika golongan satu, nama jamurnya Psylosibin, nama narkotikanya Psylosin," pungkasnya menjawab pesan singkat JawaPos.com semalam.
Di pertengahan bulan Mei 2018, pesan berantai yang sama juga pernah beredar di media sosial.
Rujukan
(GFD-2018-415) [KLARIFIKASI] Pertamina Bantah Mengurangi Kuota BBM Bersubsidi Di Wilayah Solo Raya dan DI Yogyakarta
Sumber:Tanggal publish: 05/09/2018
Hasil Cek Fakta
PT. Pertamina memberikan klarifikasi atas isu kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di wilayah Solo Raya dan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Dilansir dari kompas.com, merdeka.com, solopos.com, dan sumedang.info, Manajer Komunikasi dan CSR Pertamina MOR IV, Andar Titi Lestari membantah telah mengurangi kuota BBM bersubsidi di wilayah tersebut. Sebab, Andar menambahkan, kuota solar bersubsidi sudah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat melalui Perpres Nomor 191 Tahun 2014. “Kami tegaskan kembali bahwa Pertamina tidak melakukan pengurangan solar, khususnya solar bersubsidi. Kami tetap menyediakan solar, dari bio solar, Dextlite dan Pertamina Dex. Jika SPBU Pertamina tidak melayani solar karena habis, jelas itu tidak benar,” tegas Andar.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/741649279500943/
- https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/04/091000126/pertamina-bantah-kurangi-kuota-solar-subsidi-di-solo-raya
- https://www.merdeka.com/uang/pertamina-bantah-tak-tersedia-solar-di-spbu-jateng-dan-yogyakarta.html
- http://semarang.solopos.com/read/20180904/515/937644/pertamina-bantah-solar-langka-di-soloraya
- https://warta.sumedang.info/ekonomi-bisnis/110434-solar-subsidi-langka-di-solo-raya-awas-hoax/
Halaman: 6087/6182