Sempat heboh taruhan sebidang tanah dengan luas 1 hektare di di Empagae, Wattang Sidenreng, Kabupaten Sidrap lengkap dengan kwitansinya yang berpose salaman.
Dalam foto yang viral, kedua pria itu masing-masing mengaku sebagai pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pendukung Jokowi-Ma’ruf mengaku bernama Hendrik Arhadi, sedangkan lawannya, Abdul Aziz C, adalah pendukung Prabowo-Sandiaga.
Di dalam akunnya, Muh Asis Cambong ( facebook.com/profile.php?id=100012227912561 ) memposting foto keduanya yang terlihat berjabat tangan.Selain itu, terdapat pula foto kuitansi perjanjian taruhan bermeterai Rp 6.000 yang ditandangani kedua pihak.
Postingan tersebut diberi narasi : “Taruhan sudah Deal…”
Keyword : petani di siderap taruhan tanah i hektar untuk pilpres
(GFD-2019-1838) Taruhan Pilpres Berhadiah Lapangan Sepakbola
Sumber: facebook.comTanggal publish: 17/04/2019
Berita
Hasil Cek Fakta
“Soal foto viral itu, mereka sudah minta maaf kemarin, itu tidakan usil saja,” kata Humas Kabid Humas Sidrap Hidayatullah Abbas, Selasa (15/4).
Lanjut Hidayatullah Abbas, mengatakan bahwa lapangan yang sudah 10 tahun ini informasinya tidak benar, karena setau saya aset Pemda tersebut di gunakan oleh masyarakat sebagai tempat Olahraga (ada lapangan Volly dan Futsal).
Untuk diketahui jika taruhan kedua pria yang bekerja sebagai petani itu hanyalah iseng belaka. Taruhan mereka adalah bentuk protes lantaran tanah yang mereka jadikan bahan taruhan itu adalah lapangan yang tidak terurus selama bertahun-tahun.
Hendrik mengakui berbeda pilihan dengan Azis dalam Pilpres 2019. Tapi keduanya sama-sama berharap siapapun yang memenangi pilpres bisa memperhatikan daerah, termasuk untuk sarana olahraga.
“Itu taruhan bohongan, tanah yang dimaksud itu adalah lapangan sepakbola yang sudah 10 tahun lebih tidak diperhatikan. Mudah-mudahan dengan ini ada yang memperhatikan. Entah itu pemerintah atau siapa,” Hendrik Arhadi dalam klarifikasinya lewat media sosial.
Hendrik menegaskan soal perlu difungsikannya lapangan berumput tersebut. Lapangan ini, menurutnya, bisa digunakan anak muda untuk kegiatan olahraga.
Lanjut Hidayatullah Abbas, mengatakan bahwa lapangan yang sudah 10 tahun ini informasinya tidak benar, karena setau saya aset Pemda tersebut di gunakan oleh masyarakat sebagai tempat Olahraga (ada lapangan Volly dan Futsal).
Untuk diketahui jika taruhan kedua pria yang bekerja sebagai petani itu hanyalah iseng belaka. Taruhan mereka adalah bentuk protes lantaran tanah yang mereka jadikan bahan taruhan itu adalah lapangan yang tidak terurus selama bertahun-tahun.
Hendrik mengakui berbeda pilihan dengan Azis dalam Pilpres 2019. Tapi keduanya sama-sama berharap siapapun yang memenangi pilpres bisa memperhatikan daerah, termasuk untuk sarana olahraga.
“Itu taruhan bohongan, tanah yang dimaksud itu adalah lapangan sepakbola yang sudah 10 tahun lebih tidak diperhatikan. Mudah-mudahan dengan ini ada yang memperhatikan. Entah itu pemerintah atau siapa,” Hendrik Arhadi dalam klarifikasinya lewat media sosial.
Hendrik menegaskan soal perlu difungsikannya lapangan berumput tersebut. Lapangan ini, menurutnya, bisa digunakan anak muda untuk kegiatan olahraga.
Rujukan
(GFD-2019-1837) PPS Kedepok Beri Surat Suara Ganda ke Pemilih
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 17/04/2019
Berita
Beredar kabar, salah satu pemilih di TPS 03 yang berada di Kelurahan Kedopok, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo mendapat surat suara ganda. Hal ini menyebabkan proses pemungutan suara dihentikan.
Pada postingan Twitter atas nama Nina Noichil disebutkan, salah satu DPT mendapat 6 lembar surat suara. 1 surat suara Capres-Cawapres ganda.
“Ada 1 pemilih yang ternyata diberi 6 lembar surat suara (surat suara untuk Capres-Cawapres dobel). Ketahuannya pas mau dimasukin surat suara yang telah dicoblos ke kotak suara. KPPS memutuskan menghentikan pemilihan dan akan membuka kotak suara untuk menghitung ketidak cocokan surat suara,” sebut tulisan yang ada di twitter tersebut.
Pada postingan Twitter atas nama Nina Noichil disebutkan, salah satu DPT mendapat 6 lembar surat suara. 1 surat suara Capres-Cawapres ganda.
“Ada 1 pemilih yang ternyata diberi 6 lembar surat suara (surat suara untuk Capres-Cawapres dobel). Ketahuannya pas mau dimasukin surat suara yang telah dicoblos ke kotak suara. KPPS memutuskan menghentikan pemilihan dan akan membuka kotak suara untuk menghitung ketidak cocokan surat suara,” sebut tulisan yang ada di twitter tersebut.
Hasil Cek Fakta
Namun setelah dikonfirmasi ke pihak TPS 03 Kedopok, Achmad Harianto (35), Ketua KPPS membantahnya. Achmad menjelaskan, salah seorang laki-laki pada pukul 09.00 WIB mendapatkan dua surat suara.
“iya benar, cuma itu kesalahan, bukan disengaja. Ada surat suara yang tak sengaja dobel di surat suara Capres-Cawapres,” ungkapnya.
Namun, Achmad menegaskan setelah mengetahuinya, surat suara itu tidak sampai dicoblos, pun juga tidak sampai dimasukkan ke kotak suara.
Sekedar diketahui, pada TPS 03, RT/RW 03/01, Kelurahan Kedopok ada 239 DPT. Disusul dengan 4 daftar pemilih khusus. Dari jumlah itu, 244 menggunakan hak pilihnya.
“iya benar, cuma itu kesalahan, bukan disengaja. Ada surat suara yang tak sengaja dobel di surat suara Capres-Cawapres,” ungkapnya.
Namun, Achmad menegaskan setelah mengetahuinya, surat suara itu tidak sampai dicoblos, pun juga tidak sampai dimasukkan ke kotak suara.
Sekedar diketahui, pada TPS 03, RT/RW 03/01, Kelurahan Kedopok ada 239 DPT. Disusul dengan 4 daftar pemilih khusus. Dari jumlah itu, 244 menggunakan hak pilihnya.
Rujukan
(GFD-2019-1836) Terjadi Pembacokan dan Penembakan di TPS Sampang
Sumber: Kabarmadura.comTanggal publish: 17/04/2019
Berita
Beredar info yang menyebut telah terjadi pembacokan dan penembakan di tps sampang. Diduga berebut mandat saksi, bentrok dua massa asal Kecamatan Ketapang dan Banyuates terjadi. Kabar ini ditulis di akun komunitas kabar madura dan satu akun bernama Wahyu Bejo Nasrullah yang menshare tulisan bersumber dari inilahkoran.com pada Rabu (17/4/2019)
Keyword : "Keributan sampang Punya beritanya maksudbya/kronologisnya"
Keyword : "Keributan sampang Punya beritanya maksudbya/kronologisnya"
Hasil Cek Fakta
Kasus ini ditulis setidaknya oleh tiga media: inilahkoran.com, beritajatim.com, dan koranmadura.com. Secara garis besar, ketiganya menyebutkan ada bentrok dua massa asal Kecamatan Ketapang dan Banyuates. Bentrok massa melibatkan senjata tajam dan penembakan yang dilakukan sipil.
“Karena saya tidak di lokasi, belum bisa berkomentar tentang kronologisnya, ini saya menuju lokasi, tapi saya kirim nomor Petugas Pengawas Lapangan (PPL),” terang, Sidik, Panwascam Kecamatan Banyuates, Sampang, seperti dilansir dari Beritajatim.com, Rabu (17/4/2019).
Humas Polres Sampang, Ipda Puji Eko Waluyo, juga baru bisa melalui sambungan telepon. Dia menjelaskan perlu melakukan kroscek ke lapangan untuk detail kejadian. “Saya masih di Torjun dan saya akan krocek,” tandasnya.
Koranmadura.com, dalam artikelnya menjelaskan lebih detail berdasarkan wawancara dari Petugas Pengawas Lapangan Desa Tapaan, Abdus Safik. Dijelaskan insiden itu terjadi diduga karena ada perebutan mandat saksi. Sementara insiden penembakan dilakukan warga sipil.
“Karena saya tidak di lokasi, belum bisa berkomentar tentang kronologisnya, ini saya menuju lokasi, tapi saya kirim nomor Petugas Pengawas Lapangan (PPL),” terang, Sidik, Panwascam Kecamatan Banyuates, Sampang, seperti dilansir dari Beritajatim.com, Rabu (17/4/2019).
Humas Polres Sampang, Ipda Puji Eko Waluyo, juga baru bisa melalui sambungan telepon. Dia menjelaskan perlu melakukan kroscek ke lapangan untuk detail kejadian. “Saya masih di Torjun dan saya akan krocek,” tandasnya.
Koranmadura.com, dalam artikelnya menjelaskan lebih detail berdasarkan wawancara dari Petugas Pengawas Lapangan Desa Tapaan, Abdus Safik. Dijelaskan insiden itu terjadi diduga karena ada perebutan mandat saksi. Sementara insiden penembakan dilakukan warga sipil.
Kesimpulan
Baik Beritajatim.comm atau koranmadura.com adalah dua situs berita yang terpercaya. Kabar bentrok massa dan berujung pada pembacokan dan penembakan benar adanya. Diduga karena perebutan mandat saksi.
Rujukan
(GFD-2019-1835) Surat Suara Tertukar Di Kembangarum, Semarang Barat
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 17/04/2019
Berita
Pada hari pencoblosan di Semarang, sekitar pukul 10.00 beredar kabar adanya surat suara yang tertukar. Informasi tersebut beredar lewat layanan aplikasi obrolan Whatsapp.
Di dalamnya disebutkan adanya masalah distribusi surat suara di beberapa TPS di Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat. Di mana seharusnya di sana didistribusikan surat suara untuk Caleg DPRD Kota Semarang Dapil 6, namun surat suara yang didistribusikan adalah untuk Dapil 5.
Berikut kutipan narasinya:
Info dari warga: beberapa TPS di Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat ada masalah distribusi surat suara. Yang seharusnya di sana caleg DPRD Kota untuk Dapil, tapi kertas suaranya Dapil 5.
Cp: Yuli 081226925**
Di dalamnya disebutkan adanya masalah distribusi surat suara di beberapa TPS di Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat. Di mana seharusnya di sana didistribusikan surat suara untuk Caleg DPRD Kota Semarang Dapil 6, namun surat suara yang didistribusikan adalah untuk Dapil 5.
Berikut kutipan narasinya:
Info dari warga: beberapa TPS di Kelurahan Kembangarum, Kecamatan Semarang Barat ada masalah distribusi surat suara. Yang seharusnya di sana caleg DPRD Kota untuk Dapil, tapi kertas suaranya Dapil 5.
Cp: Yuli 081226925**
Hasil Cek Fakta
Berdasar hasil cek fakta yang dilakukan metrojateng.com, benar terjadi kesalahan distribusi surat suara tersebut. Sekitar pukul 11.00 diketahui, kesalahan distribusi surat suara terjadi pada 18 Temat Pemungutan Suara (TPS) di Kecamatan Kembangarum.
Belasan TPS tersebut adalah TPS 13, TPS 20, TPS 22, TPS 28, TPS 30, TPS 32, TPS 35, TPS 36, TPS 37, TPS 38, TPS 39, TPS 40, TPS 42, TPS 43, TPS 44, TPS 47, TPS 48, TPS 52. Pada saat diketahui ada kesalahan penggunaan surat suara pada 18 TPS tersebut, proses pencoblosan belum dihentikan.
“Saya menyesalkan pihak KPPS Kembangarum masih melanjutkan pemungutan suara. Ini antrean masih banyak. Sayang sekali kalau hak rakyat diambil seperti ini,” kata Yuli Kritando salah satu warga di Kembangarum kepada metrojateng.com.
Tertukarnya suarat suara itu membuat para Calon Legislatif (Caleg) daerah pemilihan tersebut mendatangi Kantor Kelurahan Kembangarum. Pantauan metrojateng.com, para Caleg yang tiba di Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat lantas meminta pertanggungjawaban dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang. Mereka merasa dirugikan karena keteledoran pihak KPU.
Saat metrojateng.com berada di Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat, petugas dari KPU Kota Semarang terlihat bergegas memasukkan surat suara ke dalam mobil. Tidak lama kemudian Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom menyusul mobil yang membawa surat suara tersebut.
Dimintai konfirmasi mengenai hal tersebut, Nanda, sapaan akrab Ketua KPU Kota Semarang meminta waktu kepada pewarta sebelum berkomentar banyak mengenai kejadian tersebut. “Kami minta waktu agar dibereskan terlebih dahulu,” katanya singkat, Rabu (17/4/2019).
Dia juga belum bisa memastikan berapa TPS yang surat suaranya tertukar karena masih dikoordinasikan. Namun Nanda menjamin, hak pilih masyarakat tetap aman karena menurut regulasi, pendaftaran pencoblosan bisa dilakukan sebelum pukul 13.00.
Hingga berita ini dibuat, pihak KPU Kota Semarang masih meminta waktu untuk mendistribusikan kembali surat suara yang tertukar ke TPS yang tepat.
Belasan TPS tersebut adalah TPS 13, TPS 20, TPS 22, TPS 28, TPS 30, TPS 32, TPS 35, TPS 36, TPS 37, TPS 38, TPS 39, TPS 40, TPS 42, TPS 43, TPS 44, TPS 47, TPS 48, TPS 52. Pada saat diketahui ada kesalahan penggunaan surat suara pada 18 TPS tersebut, proses pencoblosan belum dihentikan.
“Saya menyesalkan pihak KPPS Kembangarum masih melanjutkan pemungutan suara. Ini antrean masih banyak. Sayang sekali kalau hak rakyat diambil seperti ini,” kata Yuli Kritando salah satu warga di Kembangarum kepada metrojateng.com.
Tertukarnya suarat suara itu membuat para Calon Legislatif (Caleg) daerah pemilihan tersebut mendatangi Kantor Kelurahan Kembangarum. Pantauan metrojateng.com, para Caleg yang tiba di Kelurahan Kembangarum, Semarang Barat lantas meminta pertanggungjawaban dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang. Mereka merasa dirugikan karena keteledoran pihak KPU.
Saat metrojateng.com berada di Kelurahan Kembangarum Kecamatan Semarang Barat, petugas dari KPU Kota Semarang terlihat bergegas memasukkan surat suara ke dalam mobil. Tidak lama kemudian Ketua KPU Kota Semarang, Henry Casandra Gultom menyusul mobil yang membawa surat suara tersebut.
Dimintai konfirmasi mengenai hal tersebut, Nanda, sapaan akrab Ketua KPU Kota Semarang meminta waktu kepada pewarta sebelum berkomentar banyak mengenai kejadian tersebut. “Kami minta waktu agar dibereskan terlebih dahulu,” katanya singkat, Rabu (17/4/2019).
Dia juga belum bisa memastikan berapa TPS yang surat suaranya tertukar karena masih dikoordinasikan. Namun Nanda menjamin, hak pilih masyarakat tetap aman karena menurut regulasi, pendaftaran pencoblosan bisa dilakukan sebelum pukul 13.00.
Hingga berita ini dibuat, pihak KPU Kota Semarang masih meminta waktu untuk mendistribusikan kembali surat suara yang tertukar ke TPS yang tepat.
Rujukan
Halaman: 6072/6291