• (GFD-2025-27199) [KLARIFIKASI] Tidak Ada Bukti Pandemi Covid-19 adalah Rekayasa

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS) Robert F. Kennedy Jr menyebut pandemi Covid-19 adalah rekayasa, beredar di media sosial.

    Hal itu disampaikan saat rapat sidang pleno ketika senator AS Rand Paul bertanya soal penelitian gain-of-function atau penelitian yang melibatkan bidang studi ilmiah kontroversial.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.

    Informasi mengenai Kennedy Jr. menyebut pandemi Covid-19 sebagai rekayasa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan Instagram ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Jumat (28/5/2025):

    COVID HANYA REKAYASA

    Robert Kennedy menkes AS mengisyaratkan COVID direkayas:

    "Penelitian tentang Keuntungan Fungsi tidak memiliki tempat dalam masyarakat yang beradab. Kita tidak bisa mengambil risiko dengan pandemi yang direkayasa atas nama sains'.Kami berkomitmen untuk mengakhiri.

    Hasil Cek Fakta

    Klip yang beredar bersumber dari dokumentasi sidang pleno komite mengenai anggaran Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Tahun 2026.

    Kepada Kennedy Jr, senator AS Rand Paul mempertanyakan soal dokumen penelitian gain-of-function atau penelitian untuk memperkuat patogen, yang disebut tidak transparan.

    Ia khawatir dengan kemungkinan virus Ebola menyebar lewat udara, sampai pelanggaran terhadap konvensi senjata biologis yang berlokasi di Fort Detrick.

    Berikut jawaban lengkap Kennedy Jr pada menit ke-28, dalam terjemahan bahasa Indonesia:

    Kami akan benar-benar transparan. Saya telah merencanakan perjalanan ke Fort Dietrick bersama Christy Nome yang merupakan direktur DHS dan Jay Bachara, serta orang lain dari agensi yang merupakan pakar senjata biologis, yang merupakan pakar penelitian gain-of-function dan kami akan benar-benar transparan.

    Kami juga telah mengusulkan metodologi untuk mengatur dan menentukan gain-of-function yang berbahaya dan yang merupakan penyelidikan ilmiah yang sah, dan bagaimana melibatkan publik dalam perdebatan itu. Yang menurut saya, seperti yang Anda katakan sangat penting, di situlah kita mengabaikannya terakhir kali.

    Dan seperti yang Anda ketahui, kita memiliki begitu banyak Demokrat di sini yang berbicara tentang sains hebat dari NIH, tetapi sekarang kita memiliki badan intelijen utama, CIA, FBI, DOE, dan Departemen Luar Negeri semuanya sepakat bahwa penelitian NIH hampir pasti mengarah ke pandemi Covid. Jadi itu bukan jenis hasil yang seharusnya kita izinkan atau dukung dan kita akan mengakhirinya sekarang.

    Sebagai konteks, Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif untuk membatasi pendanaan penelitian gain-of-function.

    Penelitian tersebut diklaim sebagai penelitian "dual-use" yang melibatkan eksperimen dengan virus dan patogen lain yang berpotensi memicu pandemi.

    Dikutip dari NPR, pendapat tentang penelitian gain-of-function terpolarisasi, terutama sejak pandemi Covid-19.

    Salah satu teori yang berkembang yakni virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19, menyebar dari laboratorium pemerintah China di sebuah laboratorium di Wuhan.

    Banyak ilmuwan membantah teori tersebut, dengan alasan bahwa bukti yang ada menunjukkan bahwa pandemi dimulai ketika seseorang di China terinfeksi oleh hewan liar yang membawa virus tersebut.

    Sejauh ini belum ada bukti nyata bahwa Covid-19 bersumber dari kelalaian penelitian, atau disebarkan dengan sengaja.

    Sementara terkait Fort Detrick yang menjadi fokus pertanyaan senator Paul, merupakan teori konspirasi yang berkembang di tengah masyarakat.

    BBC melaporkan, disinformasi mengenai Fort Detrick bahkan sangat populer di China.

    Pada masa pemerintahan Joe Biden, penyelidikan 90 hari dilakukan untuk mengetahui apakah virus Covid-19 berasal dari kecelakaan laboratorium atau muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi.

    Hasil penyelidikan itu membuktikan, asal-usul virus Covid-19 bukan dari kelalaian laboratorium di Wuhan.

    Namun kini narasinya berbalik menyerang AS, dengan mengeklaim asal-usul virus bersumber dari pangkalan militer AS di Maryland atau Fort Detrick.

    Robert F Kennedy Jr memang terkenal sebagai sosok kontroversial yang skeptis terhadap vaksin.

    Misalnya, ketika CDC berupaya mengatasi wabah campak, Kennedy justru mengklaim bahwa vaksin tidak diuji keamanannya, meskipun ada konsensus ilmiah yang membuktikan bahwa vaksin itu aman dan efektif.

    Kesimpulan

    Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 dihasilkan dari kelalaian laboratorium atau disebarkan dengan sengaja.

    Belakangan Fort Detrick, pangkalan militer AS di Maryland menjadi sasaran disinformasi seputar pandemi.

    Sebelumnya, pemerintah AS membatasi pendanaan penelitian gain-of-function.

    Kemudian, Kennedy Jr. berjanji akan melakukan transparansi terkait penyelidikan di Fort Dietrich.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27198) [HOAKS] Video Kambing Berkepala Dua

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video yang beredar di media sosial diklaim menampilkan fenomena unik berupa kambing berkepala dua. Unggahan beredar pada akhir Mei 2025.

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).

    Video yang diklaim menampilkan kambing berkepala dua salah satunya dibagikan akun Facebook ini, dan ini 

    Dalam video tampak seorang perempuan sedang menggiring seekor kambing berkepala dua. Terdapat keterangan sebagai berikut:

    Aneh! Kambing Punya 2 Kepala

    Hasil Cek Fakta

    Saat dicermati, dalam video terdapat watermark "artharestu.id" yang menunjukkan sumber pertama video tersebut.

    Setelah ditelusuri, diketahui video itu identik dengan unggahan akun Facebook @Artharestu ini.

    Adapun akun @Artharestu mendeskripsikan dirinya sebagai kreator digital yang membuat konten dengan bantuan AI.

    Akun tersebut kerap membagikan konten unik yang dibuat dengan teknologi AI, misalnya video ular berkepala dua ini dan sapi berkepala dua ini. 

    Untuk memastikan konten tersebut merupakan rekayasa AI, Tim Cek Fakta Kompas.com juga mengecek video tersebut menggunakan Hive Moderation.

    Setelah dicek, video itu memiliki probabilitas 98,1 persen dihasilkan AI.

    Kesimpulan

    Unggahan video mengenai kambing berkepala dua merupakan hasil manipulasi berbasis AI. Meski begitu, narasi ini perlu diluruskan agar tidak menjadi gangguan informasi.

    Video itu dibuat oleh seorang akun Facebook yang kerap membuat konten unik dengan bantuan teknologi AI. Ketika dicek menggunakan Hive Moderation video kambing berkepala dua memiliki probabilitas 98,1 persen dihasilkan AI. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-27197) [HOAKS] Tautan Rekrutmen Pegawai BNPB 2025

    Sumber:
    Tanggal publish: 28/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan berupa tautan yang diklaim untuk mengakses rekrutmen Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 2025.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan tersebut merupakan konten hoaks.

    Tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen BNPB dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Lowongan kerja Badan Nasional penanggulangan bencana (BNPB) 2025

    Pendaftaran sesuai domisili!!!Posisi :

    Tenaga Arsiaris

    Kualifikasi :

    Pendidikan: SMA/D3/D1 Semua jurusanJujur, disiplin, dan beretos kerja tinggi Sehat jasmani dan rohani dan Tidak rabun mata

    Kemampuan bekerja dalam tim yang Solid dan fleksibel.Berkelakuan baik

    Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik di lingkungan kerja yang dinamis dan multikultural.

    Info pendaftaran silakan klik link di bawah

    daftarsekarangv54[dot]denzy[dot]blog

    Ingat pendaftaran Gratis, Tanpa Di Pungut Biaya.

    Segera simak sekarang juga! (mohon dibaca dengan baik!)Bagi yang berminat daftar dan bagikan teman-teman yang lain.

    Screenshot Hoaks, tautan rekrutmen pegawai BNPB 2025

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mengecek laman media sosial resmi BNPB untuk memverifikasi kebenaran tautan rekrutmen tersebut.

    BNPB melalui laman Facebook resmi, 11 April 2025, menyebut tautan rekrutmen  yang disebarkan oleh sejumlah akun Facebook itu hoaks.

    BNPB menjelaskan, penerimaan pegawai hanya diselenggarakan melalui seleksi bersama resmi pemerintah yang diadakan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

    "Tetap waspada terhadap informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan ikuti informasi penerimaan CPNS maupun PPPK hanya melalui akun resmi dari pemerintah," demikian imbauan BNPB.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen BNPB adalah hoaks.

    BNPB menjelaskan, penerimaan pegawai hanya diselenggarakan melalui seleksi bersama resmi pemerintah yang diadakan BKN.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27196) [SALAH] Proses Pembuatan Patung Paus Fransiskus dari Emas

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/05/2025

    Berita

    Beredar video dari akun Facebook “Leo Nardo” pada Senin (19/5/2025) yang menampilkan proses pembuatan patung Paus Fransiskus yang terbuat dari emas dengan narasi:

    Patung Bapak paus fransiskus terbuat dari emas murni

    Hingga Jumat (30/5/2025) unggahan tersebut telah ditonton 137 kali dan disukai oleh 14 pengguna Facebook lainnya.

    Hasil Cek Fakta

    Disadur dari artikel Cek Fakta liputan6.com.

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kebenaran klaim dengan mengunggah video tersebut ke situs pendeteksi Artificial Intelligence (AI), hive moderation.com.

    Hasilnya, video tersebut diketahui hasil rekayasa Artificial Intelligence (AI) dengan probabilitas 98,5 persen.

    Selain itu, tidak ada media kredibel yang melaporkan kejadian tersebut.

    Kesimpulan

    Faktanya video pembuatan patung Paus Fransiskus dari emas tersebut merupakan hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI).

    Rujukan