• (GFD-2019-1852) Jokowi Kerahkan Lembaga Survei untuk Menangkan Hitung Cepat Pilpres

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Di tengah munculnya hasil hitung cepat itu, beredar kabar bahwa lembaga survei tersebut sengaja dikerahkan untuk memenangkan Jokowi.

    Hal ini sebagaimana diunggah oleh akun twitter @IreneViena pada 17 April 2019.

    Akun ini mengungggah gambar tangkapan layar berita Liputan6.com dengan judul artikel 'Jokowi Kumpulkan Pengamat Politik dan Lembaga Survei di Istana'.

    "Darimana datangnya hasil Pilpres QC 2019?

    Dari sini !," tulis @IreneViena.

    Hasil Cek Fakta

    Dari penelusuran, kabar tersebut ternyata tidak benar. Dalam gambar tangkapan layar yang diunggah @IreneViena, memang benar Jokowi mengundang pengamat politik dan peneliti dari sejumlah lembaga survei.

    Namun bukan untuk memenangkan Jokowi dalam hitung cepat pilpres 2019, demikian seperti dikutip dari artikel Liputan6.com berjudul Jokowi Kumpulkan Pengamat Politik dan Lembaga Survei di Istana.

    Liputan6.com, Jakarta- Pengamat politik hingga pengelola lembaga survei bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan tersebut dalam rangka memberikan masukan dan saran kepada Kepala Negara.

    "(Pertemuan tadi) Lebih pada masukan pengamat politik junior dan senior (mengenai) apa aja kondisi terkini, problem yang harus diberesin yang sifatnya aktual atau sistem," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

    Menurut Yunarto, selama pertemuan Jokowi hanya menjawab pertanyaan pengamat politik dan pengurus lembaga. Sementara pengamat politik senior lebih banyak memberikan masukan terkait efektivitas hubungan lembaga parlemen dengan kepresidenan.

    "Termasuk masalah masalah hoax. Jadi malah tidak ada stressing issue apa-apa," sambung dia.

    Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi ( Perludem), Titi Anggraini menambahkan dia menyampaikan tiga hal kepada Jokowi. Pertama terkait dengan perlidungan hak pilih warga negara untuk pilkada dan pemilu. Kedua tentang hak dipilih mantan koruptor di kontestasi pemilihan anggota legislatif.

    "Berikutnya harus ada respons terkait penyimpanan KTP elektronik rusak dan cacat biar tidak menjadi spekulasi dan juga kontroversi yang melahirkan teori konspirasi menjelang pilkada dan pemilu," lanjut Titi.

    Direktur eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, dalam pertemuan pengelola lembaga survei memberikan pelbagai masukan kepada Jokowi. Ada yang memberikan masukan mengenai efektivitas pemerintahan daerah, ada juga persoalan partai politik.

    Qodari memastikan, tidak ada pembahasan mengenai elektabilitas Jokowi jelang Pilpres selama pertemuan.

    "Enggak ada. Enggak ada. Enggak ada," pungkasnya.

    Sementara, setidaknya ada enam lembaga survei yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf unggul dalam perolehan hitung cepat Pilpres 2019.

    Fakta ini sebagaimana dikutip dari situs Liputan6.com dengan judul artikel 'Hasil Quick Count 6 Lembaga Survei Menangkan Jokowi'.

    Liputan6.com, Jakarta - Hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2019 memasuki penghitungan akhir. Sejumlah lembaga survei mencatatkan kemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin dalam Pilpres 2019 dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno versi quick count.

    Berikut ini hasil quick count lembaga-lembaga survei pada Pilpres 2019:

    1. SMRC

    Berdasarkan suara masuk 85,24 persen pada pukul 18.00 WIB, SMRC mencatat perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 54,87 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 45,13 persen.

    Quick count SMRC menggunakan populasi seluruh pemilih yang datang ke TPS dan memilih secara sah (seluruh suara sah) yang tersebar di seluruh TPS nasional (809,497 TPS). Sampel dipilih dengan metode Stratified Systematic Cluster Random Sampling.

    Margin of Error (moe) quick count diperkirakan ± 0,47% pada tingkat kepercayaan 95%. Quick count SMRC ini dapat menyimpulkan hasil bila selisih antara dua calon lebih dari 0,94% (yakni lebih dari 2 kali moe).

    2. Hasil quick count Centre for Strategic and International Studies (CSIS) pada pukul 18.00 WIB, total suara sementara 90,81 persen, dengan rincian sebagai berikut:

    Nomor Urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin: 55,81 Persen

    Nomor Urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno: 44,19 Persen

    Quick Count ini adalah kerja sama antara Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Cyrus Network. Data Quick Count diterima pusat data dari 2.002 TPS di 34 provinsi.

    Data dari 2.002 TPS diacak dengan metode multistage random sampling. Tingkat kepercayaan Quick Count ini 95 persen dengan margin of error +/- 1 persen. Quick Count ini melibatkan sekitar 1 juta pemilih.

    3. Charta Politika

    Hasil quick count Charta Politika pada pukul 18.00 WIB, total suara masuk 89,95 persen, dengan rincian sebagai berikut:

    Nomor Urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin: 54,40 persen

    Nomor Urut 02 Prabowo-Sandiaga Uno: 45,60 persen

    4. Indo Barometer

    Lembaga survei Indo Barometer mencatat perolehan suara sementara Jokowi-Ma'ruf Amin sebesar 53,64 persen. Sedangkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih 46,36 persen.

    Perolehan suara tersebut berdasarkan suara masuk sebesar 81,33 persen pada pukul 18.00 WIB.

    5. Poltracking

    Quick count lembaga survei Poltracking Indonesia pada pukul 18.00 WIB telah mengumpulkan suara sah sebagai sample sebesar 90,70 persen.

    Hasilnya pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 54,96 persen suara. Sementara, pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 45,04 persen.

    6. LSI Denny JA

    Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2019 telah ditutup. Proses hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2019 masih berlangsung.

    Hasil quick count LSI Denny JA pada pukul 18.12 WIB, total suara sementara 89,05 persen, dengan rincian sebagai berikut:

    Nomor Urut 01 Joko Widodo - Ma'ruf Amin: 94,20 Persen

    Nomor Urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno: 44,66 Persen.

    Kesimpulan

    Kabar tentang dugaan pengerahan lembaga survei untuk memenangkan Jokowi dalam hasil hitung cepat tidak disertai bukti sahih.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1851) "Quick Count" Disebut Bentuk Kecurangan Hasil Pemilu

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Setelah pemungutan suara, keramaian Pemilu 2019 diisi dengan perolehan hasil hitung cepat atau quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei.

    Ada yang menyambut gembira hasil quick count. Namun, ada juga yang bersikap skeptis dan mencurigai hasil quick count.

    Misalnya, akun Twitter @greenblackcyber membuat sebuah kicauan yang menginformasikan cara kerja hasil hitung cepat alias quick count saat Pemilu.

    Dalam twitnya, pemilik akun mengungkapkan bahwa lembaga survei sengaja memenangkan salah satu pasang calon presiden dan calon wakil presiden untuk mengalihkan perhatian publik dan memancing emosi paslon lainnya. Hal itu bertujuan untuk membuat kecurangan pada hasil Pemilu.

    Berikut narasinya:

    Bisa jadi exit poll yg ditampilkan di TV itu angkanya adalah suara asli untuk 01 -> 02, 02 -> 01, suara dibalikan.
    Siapa yg mengaudit lembaga survei ini? Apa landasan bagi lembaga survei ini jadi patokan QC.
    Lihat rekam jejak pemilu 2014.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, hasil quick count yang dilakukan oleh lembaga survei hanya menggunakan sejumlah suara dari beberapa tempat pemungutan suara (TPS) sebagai sampel.

    Sementara, hasil real count yang dilakukan oleh KPU menggunakan seluruh suara yang terkumpul dari semua TPS se-Indonesia.

    Lembaga survei penyelenggara quick count telah diatur dalam Peraturan KPU Nomor 23 Tahun 2013 yang diubah menjadi Peraturan KPU Nomor 14 Tahun 2014. PKPU mengatur kewajiban yang harus dipenuhi lembaga-lembaga survei.

    Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan, hasil quick count bukan hasil resmi pemilu. Oleh karena itu, lembaga survei harus mengumumkan dengan jelas persentase sampel yang sudah diambil dari angka yang dimunculkan tersebut.
    "(Kalaupun) perolehan suara ini memang sudah 100 persen, tapi 100 persen dari sampling yang dia punya, ini masyarakat harus tahu. Berbeda dengan KPU melakukan real count, begitu data 100 persen sudah masuk maka itu data 100 persen jumlah TPS se-Indonesia," ujar Arief.

    Sementara itu, Anggota Dewan Etik Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia Hamdi Muluk mengatakan, quick count atau Parallel Vote Tabulation (PVTs) merupakan alat yang diadopsi dari The National Democratic Institute (NDI).

    Hamdi menjelaskan, quick count adalah alat untuk mengetahui hasil pemilu secara cepat dengan mengambil sampel di tempat pemungutan suara (TPS).

    "Quick count bukan sekadar untuk tahu pemilu saja, tapi juga sebagai perbandingan dengan hasil resmi KPU (Komisi Pemilihan Umum). Jadi bisa dibilang ini adalah alat untuk mengawal demokrasi," kata Hamdi pada 10 Juli 2014 silam.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1850) Surat Suara di Salah Satu TPS di Surabaya, Tercoblos untuk Nomor Urut 01

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Video yang berisi surat suara untuk 01 sudah tercoblos di Jl Kalimas 1 Madya, Pabean Cantian Surabaya menjadi viral di media sosial.

    Video berdurasi hampir satu menit itu menampilkan petugas KPPS yang mengatakan bahwa sejumlah surat suara telah tercoblos untuk pasangan nomor urut 1, Jokowi-Ma’ruf Amin.

    "Lapor, lapor lapor...

    Kalimas 1 Madya Pabean Cantian Surabaya Heboh, pasalnya surat suara sudah terjoblos 01 sebelum dibawa ke bilik Suara," unggah akun Facebook Tanzilul Furqon, Rabu (17/4).

    Hasil Cek Fakta

    Dilaporkan oleh detik.com, penemuan surat suara tercoblos itu ada di TPS 12 yang berlokasi di RT 4 RW 6, Jalan Kalimas Madya I, Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya.

    Salah satu Panwas Kelurahan Nyamplungan Hasanudin mengatakan surat suara yang dimaksud bukan tercoblos melainkan rusak. Ada lima lembar surat untuk pemilihan presiden dan wakil presiden yang rusak.

    “Tapi ini sudah di-clear-kan oleh saya sebagai panwas kelurahan dan dibantu oleh pengawas TPS. Saksi yang hadir anggota KPPS dan PPK mengklarifikasi membuktikan bahwa ini memang suara rusak," kata Hasanudin kepada wartawan di TPS 12.

    Hasanudin kemudian menunjukkan surat rusak tersebut kepada awak media. Menurutnya kerusakan tersebut bukan karena coblosan melainkan sudah cacat sejak percetakan.

    Posisi lubang dalam surat suara bukan pada posisi foto salah satu paslon, melainkan berada di antara logo KPU dan tulisan 'surat suara pemilihan umum'.

    "Lha ini surat suara sobek, hanya ada tiga dan yang lembar surat keempat dan lima tidak nampak hanya lubang seperti jarum," kata Hasanudin.

    Hasanudin mengatakan penemuan surat suara rusak itu terjadi pada pukul 11.00 WIB. Meski sempat menjadi polemik karena surat suara diduga sudah tercoblos, proses pemungutan suara berlangsung lancar.

    "Masih berjalan lancar dan normal. Sedangkan surat suara tersebut dianggap rusak dan diganti yang baru," imbuh Hasanudin.

    Panwas mengaku kecewa ada yang membuat viral penemuan tersebut tanpa terlebih dahulu memastikan kebenarannya. "Yang kami sesalkan, orang yang mem-viral-kan ini, dianggap ada yang mencoblos begitu, setelah kami klarifikasikan dengan stakeholder di sini menyatakan memang surat suara ini rusak bukan tercoblos," katanya.

    KESIMPULAN

    Berdasarkan pemberitaan tersebut, informasi tentang tercoblosnya surat suara untuk capres nomor urut 01 di Pabean Cantian, Surabaya adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1849) TPS 054 Grogol Petamburan yang Unggulkan Jokowi Ada di Markas FPI

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 17/04/2019

    Berita

    Hasil penghitungan suara di perolehan suara Pilpres 2019 mulai diumumkan di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS).

    Satu di antaranya di TPS 054, Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Di TPS ini, pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul telak atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Perolehan suaranya adalah 225 untuk pasangan nomor urut 01 dan hanya 5 suara untuk pasangan nomor urut 02.

    Hasil Cek Fakta

    Dari penelusuran, markas FPI ternyata bukan terletak di Grogol Petamburan, Jelambar, Jakarta Barat.

    Berdasarkan penelusuran di situs wikipedia, Sekretariat DPP Front Pembela Islam (FPI) terletak di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bukan di Grogol Petamburan, Jelambar, Jakarta Barat.

    Sementara di TPS 45, yang dekat dengan markas FPI hasil penghitungan suara pilpres tetap dimenangkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

    Paslon nomor urut 01, ini unggul dengan perolehan 98 suara dan Prabowo-Sandiaga mendapat 79 suara.

    Fakta ini sebagaimana dikutip dari Liputan6.com dengan judul 'Prabowo Kalah di TPS Rizieq Shihab'.

    Liputan6.com, Jakarta - Penghitungan suara di Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, selesai digelar. Capres-cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno kalah dari pesaingnya, Jokowi-Ma'ruf Amin.

    Di TPS 45 tempat Rizieq Shihab terdaftar, Prabowo meraup suara 79, sementara Jokowi meraih perolehan 98.

    Sementara itu, di TPS kawasan yang sama, TPS 044, Jokowi-Ma'ruf Amin meraih 159 suara dan Prabowo meraih 41 suara.

    Rizieq sendiri sudah memberikan pilihannya pada Pemilu 2019 ini di Arab Saudi. Hal tersebut diungkap menantu Rizieq, Muhammad Alatas.

    "Iya Habib (Rizieq) sudah mencoblos di Makkah," ujar dia usai mencoblos di TPS 45, Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (17/4/2019).

    Muhammad Alatas, yang mengenakan pakaian serba putih, didampingi istrinya, Humaira Shihab yang merupakan anak dari Rizieq Shihab. Namun, Humaira tak bersedia dimintai keterangan oleh awak media.

    Sementara itu, terkait nama Rizieq masih berada di daftar pemilih, Ketua KPPS TPS 45 Jeky Mareno menyatakan bahwa from C6 milik Rizieq sudah dikembalikan ke kelurahan setempat. Sebab, Rizieq sudah mencoblos di Makkah.

    "Karena yang bersangkutan tidak berada di sini, jadi formulir C6 sudah dikembalikan ke Kelurahan," kata Jeky di lokasi yang sama.

    Menurut Jeky, Rizieq Shihab sudah membuat form A5 agar bisa memilih di Arab Saudi. Form A5 sendiri digunakan sebagai permohonan mencoblos di TPS lain.

    "Habib Rizieq sudah mengambil formulir A5 dari Maret, langsung ke KPU. Jadi, sudah tidak memberikan suara di sini," ujar Jeky.

    Kesimpulan

    Dari konten yang diunggah @MurtadhaOne, ternyata markas FPI bukan berada di Grogol Petamburan, melainkan di Jalan Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Narasi yang disampaikan ternyata keliru dari fakta sebenarnya.

    Rujukan