• (GFD-2020-3942) [SALAH] Madu Dicampur Bawang Putih Obat Kanker

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 14/05/2020

    Berita

    Beredar unggahan tangkapan layar yang menyatakan bahwa campuran madu dan bawang putih dapat menghancurkan pertumbuhan sel kanker. Pada narasi penyerta tangkapan layar disebutkan pula itu obat kanker yang sangat mujarab.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Obat Kanker yg sangat mujarab”

    Narasi dalam gambar:

    “Tolong Sebarkan.! 1X Anda Sebarkan Berarti Anda Telah Menyelamatkan Jutaan Manusia.!

    LUAR BIASA,!! MADU DI CAMPUR BAWANG PUTIH AKAN MENGHASILKAN MANFAAT YANG TAK TERDUGA BISA MENGHANCURKAN PERTUMBUHAN SEL KANKER,!! BILA ADA SAUDARA ATAUPUN TETANGGA YANG MENGIDAP PENYAKIT KANKER BELUM KUNJUNG SEMBUH TOLONG KASIH TAHU CARA INI,!! INSYA ALLAH PENYAKIT YANG DI DERITA AKAN SEMBUH”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar. Sebab, dilansir dari liputan6.com, American Institute of Cancer Research (AICR), tidak ada satu pun makanan atau komponen makanan yang dapat melindungi seseorang dari kanker dengan sendirinya.

    Penelitian menunjukkan bahwa diet yang terdiri dari berbagai sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan makanan nabati lainnya membantu menurunkan risiko kanker, bukan menyembuhkannya.

    Lalu, dilansir dari thequint.com, Direktur Bedah Onkologi di Fortis, Gurugram, dr Niranjan Naik menyebutkan bahwa tidak ada obat yang mampu menyembuhkan kanker secara 100 persen.

    "Tidak ada obat pasti untuk kanker. Setelah didiagnosis, tidak ada buah atau sayuran yang bisa mengobatinya. Bahkan bahkan dengan obat-obatan, kita tidak dapat memastikan akan 100 persen sembuh," kata dr Niranjan Naik.

    dr Niranjan menyatakan, beberapa buah-buahan dan sayuran memiliki kemungkinan memiliki kandungan pencegahan kanker, seperti kunyit, tomat, minyak ikan, buah-buahan kering, wortel, bayam, bawang putih, kecambah brussel, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Kandungan antioksidan di dalam buah dan sayuran itu dapat bekerja sangat baik untuk menjaga tubuh lebih sehat dan mempertahankan berat badan yang sehat.

    Akan tetapi, dr Nirajan kembali menegaskan, mengkonsumsinya tidak menjamin imunitas absolut terhadap kanker dan juga tidak menyembuhkan dari kanker. Mengkonsumsi buah dan sayuran itu hanya menurunkan potensi terkena kanker.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka konten yang dibagikan tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3941) [SALAH] Ulama Windusari Dijemput Paksa Terkait Covid-19

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 13/05/2020

    Berita

    Beredar Informasi melalui media sosial Facebook Siti Zhulaikha diposting 9 Mei 2020, yang mengabarkan adanya penculikan secara halus seorang Kyai di wilayah Windusari, Kabupaten Magelang. Unggahan itu juga menyebutkan bahwa penculikan Kyai pengasuh Pondok Pesantren tersebut yaitu dengan memvonis positif Virus Corona.

    Berikut kutipan narasinya:

    “yaa robby jaga Para ULAMA KAMI
    Mereka ialah yg membawa sunnah kakesih mu ..
    mohon agar waspada ini kejadian diwindusari mereka sudah mulai(menjemput) menculik secara halus kyai, pengasuh pondok dengan menvonis yang bersangkutan positif korona.
    lokasi Pondok pesantren di Ds Kiringan,Gondangrejo Windusari
    Kab.
    Magelang Jawa Tengah jumat 8/5/2020”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri dengan mesin pencari, pemberitaan dari Tribrata News, dengan judul “Bantah Kabar Kyai Diculik karena Positif COVID-19, Pihak Kepolisian Buka Suara.” Dalam narasinya disebutkan Kapolsek Windusari Iptu Irfan Azyan, membenarkan adanya pesan berantai hoaks yang meresahkan.

    Irfan menjelaskan bahwa pada tanggal 8 Mei 2020 telah melakukan penjemputan seorang ulama dan dua orang lainnya di daerah Windusari. Irfan menambahkan, saat proses penjemputan tidak ada unsur paksaan dari petugas. Namun sebaliknya mendapat respon positif dari pasien dan pihak keluarganya.

    Penelusuran berikutnya dengan mesin pencari dari beberapa media mainstream. Pikiran Rakyat, Boroburur News, juga mengabarkan hal yang serupa terkait klarifikasi penjemputan paksa ulama di Windusari. merupakan tidak benar, dan sudah dilakukan uji tes yang hasilnya positif.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelusuran, bahwa postingan yang diunggah akun Facebook Siti Zhulaikha merupakan tidak benar dan keliru, faktanya ulama tersebut dijemput dengan tim medis APD lengkap, karena sebelumnya sudah dilakukan tes yang hasilnya positif Corona. Maka, informasi tersebut dinyatakan sebagai Misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3940) [SALAH] Tidak Menggunakan Masker Denda Rp300 Ribu di Semarang

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 13/05/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai mengenai imbauan operasi “Masker” di jalan protokol Semarang. Jalan yang disebutkan ada Jalan Mataram, Jalan Dr. Cipto, dan jalan besar lainnya. Pesan tersebut juga mengimbau akan ada denda bagi pengendara yang tidak menggunakan masker sebesar Rp300.000.

    Berikut kutipan narasinya:

    “PERHATIAN....
    Sepanjang jl. Mataram
    Dr. Cipto & Jalan Besar Lain nya .
    Hari ini Ada Operasi
    "MASKER"
    Bagi Siapa Tidak Gunakan MASKER
    Kena DENDA Rp.300.000,-
    Operasi Tersebut Gabungan PM & POLISI Mohon Gunakan MASKER.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, mengenai denda dalam operasi masker, melansir dari tribunnews.com Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi menyatakan Kota Semarang tidak ada penerapan sanksi denda Rp300 ribu bagi pengendara yang tidak menggunakan masker saat berkendara.

    "Tidak benar infonya soal denda. Kalau operasi masker memang ada di beberapa pospam."

    "Tapi, sifatnya imbauan persuasif. Tidak sampai ada denda," kata AKBP Ardi.

    Pengecekan penggunaan masker bagi pengendara juga dilakukan di sejumlah akses perbatasan masuk Kota Semarang.

    Bantahan lain, mengenai operasi masker di sepanjang Jalan Dr. Cipto, Kapolsek Semarang Timur, Iptu Budi Antoro mengatakan, sejauh ini tidak ada operasi masker oleh tim gabungan di sepanjang Jalan Dr. Cipto.
    "Tidak ada pengecekan di sepanjang Jalan Dr Cipto sejauh ini. Jadi, jelas ga ada operasi. Apalagi denda. Itu hoaks infonya," terangnya.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut imbauan mengenai denda Rp300 Ribu bagi pengendara yang tidak menggunakan masker tidak benar, pesan berantai tersebut masuk dalam Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3939) [SALAH] Sitkom Bajaj Bajuri Prediksi Corona 17 Tahun Lalu

    Sumber: whatsapp.com dan twitter.com
    Tanggal publish: 13/05/2020

    Berita

    Beredar sebuah informasi yang menyebutkan jika sitkom Bajaj Bajuri telah memprediksi virus Corona atau COVID-19 dari 17 tahun lalu. Berikut kutipan narasinya:

    WhatsApp: “Di Tahun 2002, ada sebuah cuplikan Dlm salah satu episode Bajay bajuri Tentang penyakit menular yg berasal dari China
    Semua orang sudah pakai masker, dan orang yang diduga kena penyakit menular harus dikarantina.
    Saat itu kita hanya menontonnya sebagai cerita biasa

    18 Tahun kemudian, kisah itu Identik dgn apa yg kita rasakan sekarang

    Tanpa sadar kita kadang sudah diperlihatkan tanda² nya”

    Twitter: “we've been warned 17 years ago”

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah melakukan penelusuran, ternyata potongan video tersebut merupakan video sitkom Bajaj Bajuri pada episode 205 yang berjudul “Katakan Saja Ogah Berpuasa.” Dalam episode tersebut terlihat Said dan Oneng tengah membahas virus SARS yang pada tahun 2002 tengah melanda China.

    Melihat dari video lengkapnya yang diunggah oleh akun Youtube Bang Rose, episode tersebut menceritakan Ucup yang memiliki gejala yang sama dengan pasien yang mengidap virus SARS. Dalam video tersebut ucup menjadi pasien yang harus menjalani karantina, namun Ucup menolak untuk menjalaninya.

    Selain itu dalam video tersebut juga memperlihatkan jika Emak terkena gejala yang sama setelah kontak dengan Ucup.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan di atas, mengenai potongan video sitkom yang meramalkan virus Corona 17 tahun lalu adalah tidak benar. Informasi tersebut masuk ke dalam Konten yang Salah

    Rujukan