• (GFD-2021-6822) [SALAH] Video Tabrakan Mobil Wamenhan di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 28/04/2021

    Berita

    Beredar di Youtube video yang diklaim sebagai video kecelakaan lalu lintas antara mobil Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Wamenhan RI) dengan Asisten Logistik (Aslog) TNI AU dan motor patroli dan pengawalan (Patwal) di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
    Narasi:
    “TABRAKAN Mobil Wamenhan RI & Aslog TNI AU plus motor patwal di Terminal 3 SoeTa.”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa mobil yang tertabrak bukanlah mobil milik Wamenhan. Kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Terminal 3 Bandara Soetta terjadi antara sebuah mobil Camry dengan sejumlah kendaraan dinas Lemhanas, Patwal, dan Kemenkumham.

    “Mobil yang ditabrak lagi parkir, mobil patwal, mobil dinas Lemhanas, Kemkumham itu lagi parkir. Dia (pelaku) mau parkir juga akhirnya keserempet. Kena mobilnya dua, motornya satu,” kata Kasat Lantas Polres Bandara Soetta Mokhamad Sigit Prabowo (24/04/2021).

    Sigit menjelaskan kejadian itu berlangsung sekitar pukul 07.00 WIB. Penabrak itu diduga mengantuk saat mengejar jadwal keberangkatan pesawat. Dari kecelakaan itu, tidak terdapat korban luka, melainkan hanya kerugian materiil.

    “Iya dia itu buru-buru mungkin ngantuk ya, kerugian hanya materi saja. Jadi dia mau pergi itu takut ketinggalan pesawat, intinya buru-buru dia,” kata Sigit.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim bahwa mobil Wamenhan RI terlibat kecelakaan lalu lintas di Terminal 3 Bandara Soetta tidak benar dan masuk ke dalam kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Bukan mobil Wamenhan yang ditabrak. “Mobil yang ditabrak lagi parkir, mobil patwal, mobil dinas Lemhanas, Kemkumham itu lagi parkir. Dia (pelaku) mau parkir juga akhirnya keserempet. Kena mobilnya dua, motornya satu,” kata Kasat Lantas Polres Bandara Soetta Mokhamad Sigit Prabowo.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6821) [SALAH] Versi Baru WhatsApp dengan Warna Merah Muda

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 28/04/2021

    Berita

    Beredar sebuah tautan melalui pesan berantai di WhatsApp mengenai peluncuran versi baru WhatsApp. Dalam tautan tersebut, WhatsApp disebut sudah meluncurkan versi baru WhatsApp dengan warna merah muda. Pengguna dapat mengunduh aplikasi melalui tautan yang disediakan.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, aplikasi tersebut adalah palsu. Peneliti keamanan siber asal India, Rajshekhar Rajaharia menyatakan bahwa aplikasi tersebut adalah malware yang mampu mengambil alih akses ponsel pengguna. Melansir dari Gadgets360, WhatsApp telah menegaskan bahwa pihaknya tidak meluncurkan versi baru WhatsApp dengan warna merah muda. Pihak WhatsApp juga meminta pengguna untuk hanya mengunduh aplikasi resmi yang tersedia di Play Store dan App Store.

    Dengan demikian, tautan melalui pesan berantai di WhatsApp mengenai peluncuran versi baru WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
    Aplikasi tersebut adalah palsu. WhatsApp telah menegaskan bahwa pihaknya tidak meluncurkan versi baru WhatsApp dengan warna merah muda.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6820) [SALAH] Tangkapan layar KOMPAS.com “Eksclusive Kapal selam Cina 093B KRI Nanggala 402”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 28/04/2021

    Berita

    “24 April 2021

    KRI Nanggala 402 adalah salah
    satu Kapal Selam jenis terbaik
    yang di punyai Indonesia. Kapal
    Selam ini buatan German, di
    beli pada jaman Pemerintahan SBY. Namun KRI Nanggala 402
    ini kini hancur di Torpedo oleh Kapal Selam Cina 093B. Detik-
    detik sebelum kejadian Kapten
    M. Rifan Jaya yang pimpin
    patroli rutin di Laut, terdengar
    minta izin darurat untuk menembakan Torpedo, namun
    izin tidak di berikan oleh Mabes Tni. Dari hasil penelusuran
    kami Tim Kompas, ternyata KRI
    Nanggala 402 telah berhadapan
    dengan Kapal Selam Cina 093B
    yang menyusup ke dalam
    perairan laut Indonesia.
    Setelah kami Konfirmasi
    kepada Menkopolhukam, beliau
    mengatakan:
    *Memang benar kondisi KRI
    Nanggala 402 sedang
    berhadapan dengan Kapal
    Selam Cina 093B, namun itu
    untuk Latihan bersama.”

    (di bagian kolom sebelah kiri).

    “Eksclusive

    (foto)
    Kapal selam Cina 093B

    (foto)
    KRI Nanggala 402

    (foto Mahfud MD)

    (di bagian kolom sebelah kanan).

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan Tangkapan layar PALSU yang mencatut KOMPAS.com. Indeks berita KOMPAS.com pada 24 April 2021. Terlihat bahwa artikel dipublikasikan dengan tanggal dan jam, TIDAK hanya tanggal seperti tangkapan layar PALSU oleh SUMBER.

    Salah satu artikel di turnbackhoax.id (7 Juni 2020) dengan gaya dan struktur pelintiran yang sama, perbedaannya media yang dicatut adalah CNN Indonesia.

    Kesimpulan

    Tangkapan layar PALSU. FAKTANYA, setiap artikel di KOMPAS.com diterbitkan dengan jam publikasi, TIDAK hanya tanggal. Selain itu, gaya dan struktur tangkapan layar palsu yang sama sebelumnya pernah diperiksa dan dimuat di beberapa artikel di turnbackhoax.id, dengan mencatut CNN Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6819) [SALAH] Surat “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021”

    Sumber: Tangkapan Layar
    Tanggal publish: 28/04/2021

    Berita

    Kepada Yth,
    Bpk/Ibu.
    Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Seluruh Indonesia
    Di –
    Tempat.

    Dalam rangka meningkatkan kinerja dan sistem informasi penyelenggaraan Perguruan Tinggi, dengan ini kami sampaikan bahwa sesuai dengan Permendikbud Nomor 31 Tahun 2021, Tgl 05 April 2021, tentang data Tenaga Pengajar, Pihak Penyelenggara Perguruan Tinggi WAJIB menyampaikan data dan informasi Tenaga Pengajar, serta memastikan kebenaran dan ketepatannya melalui Pusat Data dan Informasi Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang bertujuan untuk memonitoring kinerja Penyelenggaraan Perguruan Tinggi dan memberikan informasi perkembangan penyelenggaraan Perguruan Tinggi di tanah air.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah surat perihal “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021”. Terlihat pada kertas surat tersebut narasi yang menyebutkan bahwa Ditjen Dikti Kemendikbud RI meminta Perguruan Tinggi untuk melakukan pendataan tenaga pengajar guna meningkatkan kinerja dibuat pada tanggal 19 April 2021.

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa surat tersebut merupakan surat palsu. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui Instagram resminya @ditjen.dikti menegaskan bahwa surat tersebut tidak benar.

    Bukti lainnya menunjukan, alamat email yang tertera dalam surat berbeda dengan alamat email resmi Ditjen Dikti. Dalam surat tertulis bahwa laporan bisa dikirimkan ke email pusdatin.dikti.kemdikbud@gmail.com. Sedangkan, dilansir dari lama resmi pddikti.kemendikbud.go.id, alamat email resmi Pangkalan Data Pendidikan Tinggi adalah pddikti@kemendikbud.go.id.

    Maka dari itu, Dirjen Dikti menghimbau agar masyarakat waspada dan tetap bijak dalam menyikapi segala bentuk informasi dengan tidak menyebarkan kembali surat tersebut.

    Berikut klarifikasi lengkap oleh Ditjen Dikti:

    “Halo #InsanDikti, surat palsu yang mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi beredar lagi di kalangan masyarakat melalui media sosial.

    Surat tersebut berisikan informasi yang tidak benar mengenai Pendataan Tenaga pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021.

    Mari bantu sebarkan informasi ini ke #InsanDikti lainnya untuk menghentikan informasi yang tidak benar ini.”

    Mengacu kepada seluruh referensi, surat Ditjen Dikti terkait “Pendataan Tenaga Pengajar Perguruan Tinggi Tahun 2021” adalah hoaks dalam kategori konten tiruan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI melalui akun media sosial resminya menegaskan bahwa surat tersebut adalah palsu (Hoaks).

    Rujukan