• (GFD-2021-6826) [SALAH] Foto Anies Baswedan bersama Donatur Terbesar yang merupakan Tokoh ISIS

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/04/2021

    Berita

    Beredar di media sosial yang diunggah oleh akun Facebook Ida Rosa berupa sebuah foto penjabat dari PKS Hidayat Nur Wahid dan Anies Baswedan berfoto bersama Syekh Yusuf Al-Qaradhawi yang diklaim adalah tokoh ISIS dan donatur terbesar FPI. Postingan tersebut disukai sebanyak 5 kali dan dikomentari 3 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelurusan, ternyata hoax ini sudah beredar sejak tahun 2017 dan terus muncul kembali dari tahun ke tahun. Menurut artikel dari kumparan.com, dijelaskan bahwa Syekh Yusuf Al-Qaradhawi tidak ada bukti yang kuat yang menyatakan bahwa ia berafiliasi dengan ISIS maupun menjadi donator FPI. Yusuf Al-Qaradhawi sendiri adalah seorang aktivits Ikhwanul Muslimin dan ahli ijtihad di Mesir. Ia pernah mengunjungi Indonesia pada bulan Januari 2007 dan bulan Januari 2009 serta bertemu dengan beberapa tokoh seperti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Hidayat Nur Wahid, dan Aksa Mahmud selaku pimpinan MPR.

    Melihat dari penjelasan tersebut, foto Anies Baswedan dan Hidayat Nur Wahid berfoto bersama seorang tokoh ISIS yang merupakan donatur FPI adalah tidak benar sehingga termasuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Natalia Kristian (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Indonesia).
    Informasi yang salah. Syekh Yusuf Al-Qaradhawi adalah aktivis Ikhwanul Muslimin dari Mesir bukan tokoh ISIS dan tidak ada bukti bahwa ia menjadi donatur FPI.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6825) [SALAH] Foto Syuting Film Horor agar Masyarakat Indonesia Mau Divaksin

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/04/2021

    Berita

    Pengguna Facebook dengan nama pengguna Hakim Waluyo mengunggah sebuah foto yang menunjukkan beberapa kantong mayat berjejer di tepi jalan. Dalam foto tersebut juga tampak seseorang tengah membawa salah satu kantong mayat dengan satu tangan. Unggahan tersebut disertai narasi yang menyatakan bahwa foto tersebut merupakan foto syuting film horor yang tengah dilakukan agar masyarakat Indonesia bersedia divaksin.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan foto syuting film horor agar masyarakat Indonesia bersedia divaksin, melainkan foto properti yang digunakan saat demonstrasi di Miami, Florida, pada 27 Mei 2020 yang lalu. Demonstrasi tersebut bertujuan untuk memprotes kebijakan Gubernur Florida dan Presiden Trump yang dianggap ceroboh dan kurang sigap dalam menangani pandemi Covid-19. Properti kantong mayat tersebut digunakan untuk menyimbolkan korban jiwa yang disebabkan oleh Covid-19. Foto yang sama pertama kali diunggah oleh fotografer Cristobal Herrera dalam situs European Pressphoto Agency (EPA) pada 27 Mei 2020.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Facebook dengan nama pengguna Hakim Waluyo tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).
    Foto tersebut bukan merupakan foto syuting film horor agar masyarakat Indonesia bersedia divaksin, melainkan foto properti yang digunakan saat demonstrasi di Miami, Florida, pada 27 Mei 2020 yang lalu. Foto yang sama pertama kali diunggah oleh fotografer Cristobal Herrera dalam situs European Pressphoto Agency (EPA) pada 27 Mei 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6824) [SALAH] “Kapal SDH hancur di. Rudal kapal cina”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/04/2021

    Berita

    Ditemukan sebuah pesan di Whatsapp yang mengklaim bahwa kapal selam KRI Nanggala 402 sudah hancur disebabkan oleh tembakan rudal kapal China. Penembakan tersebut juga diklaim melibatkan pemerintah. Klaim ini beredar pada tanggal 26 April 2021 setelah KRI Nanggala dinyatakan tenggelam pada Sabtu, 24 April 2021.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut salah. Melansir dari Kompas.com, penyebab tenggelamnya kapal KRI Nanggala 402 bukan karena kesalahan manusia maupun black out atau mati listrik karena penyelaman sudah mengikuti prosedur yang ada. Kendati demikian, Kepala Staff TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono mengatakan perlu mengangkat badan kapal terlebih dahulu untuk mengetahui penyebab pasti tenggelamnya kapal selam itu.

    KRI Nanggala-402 ditemukan di kedalaman 838 meter. Melalui bantuan kapal Singapura MV Swift Rescue tampak jelas kondisi kapal terbelah menjadi tiga bagian. Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, memastikan KRI Nanggala-402 tidak meledak karena tidak memunculkan tanda-tanda ledakan meskipun ditemukan serpihan dalam radius 10 mil dari area KRI Nanggala-402 menyelam.

    Menanggapi isu hancur/retaknya KRI Nanggala 402, Yudo menjelaskan penyebabnya adalah kapal tersebut tenggelam di luar jangkauan kedalaman maksimal, 250-500 meter.

    Mengacu kepada seluruh hasil referensi, klaim bahwa KRI Nanggala-402 dirudal kapal China adalah hoaks dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
    Klaim tersebut salah. Melansir dari Kompas, Kepala Staff TNI Angkatan Laut (KSAL), Laksamana Yudo Margono menjelaskan penyebab keretakan pada KRI Nanggala-402 ialah tenggelamnya kapal tersebut hingga melebihi jangkauan kedalaman maksimal.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6823) [SALAH] “Buntut terbunuhnya jenderal BIN di papua. Pengiriman pasukan TNI secara masiv ke Papua sedang dipersiapkan.”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/04/2021

    Berita

    Beredar pesan beranta Whatsapp yang bertuliskan “Buntut terbunuhnya jenderal BIN di papua. Pengiriman pasukan TNI secara masiv ke Papua sedang dipersiapkan. Perintahnya tegas, lakukan yg terbaik buat NKRI & tertibkan KKB. Mereka Bangkitkan amarah Jkw,,, KKB, blm kenal Jkw tuh.!!! mereka akan menyesali perbuatan mereka.”

    Hasil Cek Fakta

    FAKTANYA, konteks video yang benar adalah yang sudah beredar sebelumnya pada 3 Maret lalu yang digunakan sebagai sumber. Tentang penugasan Kesatuan Batalyon Yonif 131 Braja Sakti ke Operasi Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Papua Nugini, TIDAK berkaitan dengan peristiwa terbunuhnya Kepala BIN Papua.

    Kesimpulan

    TIDAK sesuai dengan deskripsi dan konteks asli dari sumber video yang sudah dipublikasikan sebelumnya pada 3 Maret lalu. FAKTANYA, konteks video yang benar adalah tentang penugasan Kesatuan Batalyon Yonif 131 Braja Sakti ke Operasi Satuan Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Papua Nugini, TIDAK berkaitan dengan peristiwa terbunuhnya Kepala BIN Papua.

    Rujukan