• (GFD-2019-3419) [SALAH] Dirut Garuda, Ari Askhara adalah Anggota BIN

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 18/12/2019

    Berita

    Juru Bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto membantah cuitan akun Twitter @do_ra_dong yang menyatakan bahwa Dirut Garuda, Ari Askhara adalah anggota BIN. “Ari Askhara adalah BUKAN anggota BIN,” ujar Wawan, Senin (16/12).

    Wawan pun berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kabar miring di masyarakat. “Sehingga dengan klarifikasi ini diharapkan ada kejelasan di masyarakat dan mohon maklum adanya. Demikian terima kasih,” tukasnya.


    NARASI:

    “Sebagai informasi

    Eks Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara) adalah anggota BIN (Badan Intelijen Negara),” cuit akun Twitter Doradong atau @do_ra_dong, Jumat, 6/12.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:


    Akun Twitter Doradong atau @do_ra_dong menayangkan cuitan yang mengatakan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara adalah anggota Badan Intelijen Negara (BIN). Berikut isi lengkap cuitannya:

    “Sebagai informasi

    Eks Direktur Utama Garuda I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara) adalah anggota BIN (Badan Intelijen Negara),” cuit akun Twitter Doradong atau @do_ra_dong, Jumat, 6/12.

    Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto memberikan klarifikasinya. Ia mengatakan apa yang dicuitkan oleh akun @do_ra_dong adalah tidak benar.

    “Ari Askhara adalah BUKAN anggota BIN,” ujar Wawan, Senin (16/12).

    Menurut Wawan, BIN merasa berkepentingan untuk melakukan klarifikasi mengingat isu atau informasi tersebut sudah beredar, mengundang tanya, dan juga mendapat tanggapan luas dari berbagai pihak. Dia berharap melalui klarifikasi tersebut ada kejelasan di masyarakat.

    Lebih lanjut, Wawan berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kabar miring di masyarakat. “Sehingga dengan klarifikasi ini diharapkan ada kejelasan di masyarakat dan mohon maklum adanya. Demikian terima kasih,” tukasnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3418) [SALAH] “SEBELUM DI SETRUM MATI, PERMINTAAN PRIA INI MEMBUAT SURAT WASIAT PADA IBUNYA”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    Pria di foto itu adalah Jeremy Meeks dan bukan narapidana yang dihukum mati dengan disetrum. Selain itu, tidak ditemukan bukti bahwa surat di atas benar-benar ditulis oleh seorang terpidana mati atau Jeremy Meeks.

    Akun Fahami Info (fb.com/FAHAMINFO) mengunggah sebuah gambar yang diberi narasi yang diawali dengan kalimat “SEBELUM DI SETRUM MATI, PERMINTAAN PRIA INI MEMBUAT SURAT WASIAT PADA IBUNYA”

    Selanjutnya unggahan ini memuat sebuah kliping koran yang memuat isi sebuah surat yang dilengkapi dengan foto seorang pria asing dalam baju tahanan berwarna oranye.

    Narasi itu bercerita mengenai seorang pria yang menyesalkan pola asuh keluarganya, terutama ibunya, hingga akhirnya dia terlibat perampokan dan pembunuhan yang berujung hukuman mati.

    “Itulah bagaimana semuanya berawal dan selesai perlahan-lahan sampai hari ini ketika aku dihukum setrum sampai mati karena perampokan dan pembunuhan. Aku masih sangat muda, Ibu. Aku butuh perlindunganmu saja. Dan saat Ibu membaca surat ini, aku sudah mati. Salam, anakmu tersayang.”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh Tim CekFakta Tempo dengan menggunakan reverse image tools TinEye dan Google ditemukan fakta bahwa pria dalam foto itu adalah Jeremy Meeks, seorang mantan terpidana dari Washington, Amerika Serikat, yang kini menjalani karirnya sebagai seorang model. Jeremy dijatuhi hukuman penjara pada 2014 atas kasus pencurian berat dan kepemilikan senjata api.

    Sesuai hasil pencarian di TinEye, foto Meeks dalam baju tahanan berwarna oranye tersebut telah beredar sejak 1 Juli 2014. Dalam layanan gambar daring, Imgur, diketahui bahwa foto tersebut pernah diunggah oleh akun Facebook Hot Radio.

    Foto itu telah dibagikan hingga 6.991 kali menyusul popularitas Meeks yang melambung setelah Kepolisian Kota Stockholm merilis fotonya yang dianggap tampan tersebut. Setelah beredarnya foto itu, Meeks memiliki banyak penggemar. Ia pun dijuluki “Hot Fellon”.

    Foto Meeks dalam baju tahanan berwarna oranye itu diambil di gedung pengadilan Kota Stockton, California, saat persidangan kasusnya pada 18 Juni 2014. Foto-foto Meeks lainnya dalam baju tahanan tersebut juga diunggah di situs stok foto, Getty Images.

    Namun, seperti yang sudah disinggung di atas, Meeks tidak dihukum mati. Dikutip dari situs media Inggris, Mirror, pengadilan menjatuhkan hukuman penjara selama 63 bulan atau 5 tahun 3 bulan terhadap Meeks.

    Hukuman itu dikurangi menjadi 27 bulan atau 2 tahun 3 bulan oleh hakim yang ingin memberinya kesempatan karena tersentuh dengan surat-surat yang dikirimkan oleh penggemar Meeks. Sebuah agen pun akhirnya memberi Meeks tawaran sebagai model.

    Kesempatan ini membuat hidup Meeks berubah total, dari sebelumnya anggota geng kriminal menjadi seorang super star. Ia resmi keluar dari tahanan pada Maret 2016 dan menjalani hari-harinya sebagai model.

    Jim Jordan, pembuat film, fotografer model, dan sekaligus pendiri White Cross Management, mengunggah fotonya bersama Meeks sesaat setelah “hot fellon” itu bebas dari bui. Meeks pernah tampil di atas karpet merah New York Fashion Week dan Milan Fashion Week serta membintangi iklan kacamata hitam Carolina Lemke.

    Dengan demikian, terbukti bahwa pria dalam foto yang menyertai kisah di atas adalah Jeremy Meeks. Dia bukan narapidana yang dihukum mati dengan disetrum. Dia dihukum penjara selama 2 tahun 3 bulan atas kasus pencurian berat dan kepemilikan senjata api.

    Terkait Surat Wasiat
    Kliping koran dan klaim soal surat wasiat di atas telah beredar di media sosial sejak 2015. Salah satu akun yang membagikannya adalah akun Succeed In Life Center-Malaysia pada 15 Desember 2015. Narasi yang ditulis oleh akun itu serupa dengan yang beredar saat ini di media sosial.

    Saat itu, organisasi cek fakta Amerika Serikat, Snopes, telah memverifikasi narasi yang viral tersebut. Menurut Snopes, surat itu dibagikan sebagai tuduhan atas pola asuh yang buruk, khususnya kegagalan seorang ibu untuk menegakkan kedisiplinan dan menanamkan kejujuran pada anaknya.

    Namun, dalam surat itu, tidak terdapat informasi tentang identitas penulis, lokasi ketika ia menulisnya, atau kejahatan yang dituduhkan kepadanya. Snopes tidak menemukan bukti bahwa surat itu benar-benar ditulis oleh seorang terpidana mati atau Jeremy Meeks yang tidak menjalani hukuman mati seperti klaim yang beredar.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3417) [SALAH] Foto “Yg di lingkaran Warna biru adalah Habib Husen Bin Syihab ayahanda dari Habib Riziq Syihab”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    Bukan ayah dari Habib Rizieq Shihab. Pria dalam lingkaran itu adalah Asad Shahab, salah satu pendiri Arabian Press Board (APB). Sedangkan ayah dri HRS adalah Habib Hussein bin Muhammad Shihab yang adalah salah seorang pendiri Gerakan Pandu Arab Indonesia.

    Akun Udhien Syarif (fb.com/putra.syarief.758) mengunggah sebuah gambar ke grup GERAKAN BAKTI CENDANA (fb.com/groups/108430979886) dengan narasi :

    “TAU SEJARAH BIAR TIDAK DI TIPU MEREKA
    Yg di lingkaran Warna biru adalah Habib Husen Bin Syihab ayahanda dari Habib Riziq Syihab yg membantu memproklamatorkan kemerdekaan NKRI untuk memperoleh pengakuan Kedaulatan dari Negara-negara Arab (Timur Tengah).”

    Di foto yang diunggah, tampak beberapa pria yang salah satunya adalah Presiden Indonesia pertama, Ir Soekarno. Pria yang ditulis “di lingkaran biru” adalah pria yang berdiri di sebelah kanan Bung Karno.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, faktanya pria yang di tandai dengan lingkaran biru itu bukanlah Habib Hussein bin Muhammad Shihab, ayahanda dari Habib Rizieq Shihab. Pria itu adalah Muhammad Asad Shahab.

    Muhammad Asad Shahab, lahir di Jakarta, 23 September 1910, sementara Habib Hussein bin Muhammad Shihab, lahir tahun 1920-an. Asad Shahab meninggal pada 5 Mei 2001, sementara Habib Hussein meninggal pada tahun 1966.

    Asad Shahab bersama kakaknya, M. Dzya Shahab dan sahabatnya Husein Alhabsyi mendirikan Arabian Press Board (APB) pada 2 September 1945, sedangkan Habib Hussein adalah seorang pendiri gerakan Pandu Arab Indonesia yang didirikan bersama teman-temannya pada tahun 1937.

    Ayah dari Muhammad Asad Shahab, Ali Ahmad Shahab, ialah salah seorang pendiri Jamiat Kheir, organisasi pendidikan (1901) yang menginspirasi pendirian Boedi Oetomo dan perkumpulan-perkumpulan modern lainnya. Ketika usianya mencapai 14 tahun, Asad dikirim sang ayah untuk menimba ilmu di Madrasah Syamail Huda Pekalongan, yang diempu oleh Sayyid Muhammad Hasyim, seorang ulama dan sastrawan asal Hadramaut dan pendiri al-Basyir (1914), surat kabar bilingual (Arab dan Melayu) pertama di Hindia Timur.

    Dari sang guru, Asad mewarisi kecintaan kepada jurnalisme dan sastra Arab sampai akhirnya memilih jurusan publisistik ketika berkuliah di Geneeskundige Hogeschool. Antara 1938 dan 1942, Asad tercatat aktif sebagai kontributor di surat kabar Mesir al-Mughattan.

    Sembilan belas hari selepas proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Asad bersama dengan beberapa rekan wartawan menggulirkan ide pendirian kantor berita berbahasa Arab. Gagasan tersebut adalah sebuah upaya menjawab maklumat Presiden Soekarno yang menekankan pentingnya menjalin hubungan internasional guna membangkitkan kesadaran dan menggulirkan simpati dunia, khususnya negara-negara Asia Afrika, pada perjuangan bangsa Indonesia.

    Asad dan rekan-rekannya sepakat untuk menamakan kantor berita tersebut Arabian Press Board (APB). Penggunaan kata ‘Arabian’ sebetulnya bertujuan agar Pemerintah Sipil Hindia Belanda (NICA) menganggap APB memiliki hubungan resmi dengan dunia Arab sehingga tidak dapat serta-merta dibubarkan. Berdiri pada 2 September 1945, APB bermarkas di Jalan Gang Tengah Nomor 19 Salemba yang juga merupakan gudang senjata para pejuang republik.

    Setelah resmi berdiri, APB mulai mengabarkan proklamasi dan perjuangan kemerdekaan Indonesia dalam bahasa Arab. Pemberitaan APB yang masif dan berkesinambungan memudahkan masyarakat Timur Tengah untuk terus mengikuti perjuangan bangsa Indonesia.

    Kegigihan APB dalam mewartakan upaya Indonesia mempertahankan kemerdekaan menjadi fondasi penting yang turut menyukseskan misi diplomatik Agus Salim. Tak mengherankan jika lima negara pertama yang mengakui kedaulatan Republik Indonesia ialah anggota Liga Arab: Mesir, Suriah, Libanon, Yaman, dan Arab Saudi.

    Sementara itu, Habib Hussein bin Muhammad Shihab atau Hussein bin Muhammad bin Hussein bin Abdullah bin Hussein bin Muhammad bin Shaikh bin Muhammad Shihab, adalah seorang pendiri gerakan Pandu Arab Indonesia yang didirikan bersama teman-temannya pada tahun 1937. Pandu Arab Indonesia adalah sebuah perkumpulan kepanduan yang didirikan oleh orang Indonesia berketurunan Arab yang berada di Jakarta, yang selanjutnya berganti nama menjadi Pandu Islam Indonesia (PII).

    Hussein Shihab merupakan seorang Betawi keturunan Hadhrami. Ayahnya bernama Muhammad bin Hussein Shihab, sedangkan ibunya merupakan sepupu dari pendekar Betawi, Si Pitung. Hussein Shihab wafat pada tahun 1966 saat putranya, Muhammad Rizieq Shihab berusia 11 bulan, sehingga sejak saat itu Rizieq hanya diasuh oleh ibunya, Syarifah Sidah, dan tidak dididik langsung oleh Hussein Shihab.

    Rujukan

  • (GFD-2019-3416) [SALAH] Missed Call Dari Nomor Luar Negeri yang Dapat Menyalin Daftar Kontak, Mengakses SIM Card, dan Menjebol Data Bank

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/12/2019

    Berita

    "Missed Call Dari Nomor Luar Negeri yang Dapat Menyalin Daftar Kontak, Mengakses SIM Card, dan Menjebol Data Bank"

    Pesan berantai yang beredar merupakan hoaks lama bersemi kembali (HLBK). Informasi dalam pesan berantai itu sudah pernah beredar sejak tahun 2012 dan 2017. Nomor telepon luar negeri itu bila ditelepon kembali akan membuat nomor ponsel terdaftar dalam sebuah layanan premium yang akan menguras pulsa. Disarankan untuk tidak menelepon nomor-nomor yang ada dalam pesan.
    =====

    Narasi:

    Himbauan:

    Penting dan Mendesak …

    Tolong sampaikan pesan ini kepada keluarga dan teman-teman Anda.

    Akhir-akhir ini banyak yang menerima panggilan telefon dari

    tel: +375602605281,

    tel: +37127913091

    tel: +37178565072

    tel: +56322553736

    tel: +37052529259

    tel: +255901130460

    tel: +211. . . . . . . . .

    tel: +882 . . . . . . . .

    Atau nomor apa pun mulai dari +371 +375 +381 +211 +882

    Panggilan ini hanya berdering sekali dan menutup telepon.

    Jika Anda menelepon balik, mereka dapat menyalin daftar kontak Anda dalam 3 detik dan jika Anda memiliki bank atau rincian kartu kredit di ponsel Anda, mereka dapat menyalinnya juga…

    Kode +375 untuk Belarus.

    Kode +371 untuk Lativa.

    Kode +381- Serbia

    Kode +563- Valparaiso

    Kode +370- Vilnius

    Kode +255- Tanzania

    Kode +211- Sudan

    Kode +882- Bisa dari banyak Negara

    Langkah2:

    jangan menjawab, Jangan diangkat, apalagi menelfon balik.. jangan sekali-kali..!!!

    Segera masukkan dalam Daftar Autoreject supaya nomor yang sama tidak bisa masuk atau blokir

    Juga, Jangan Tekan

    # 90 atau # 09

    di Ponsel Anda ketika diminta oleh penelepon apa pun.

    Ini adalah trik baru yang digunakan untuk mengakses kartu SIM Anda, menjebol Akun Bank anda (bagi yang menggunakan E-banking) membuat panggilan atas biaya Anda dan merekayasa sehingga anda terlihat dan tercatat sebagai penjahat, sasaran Interpol

    Segera teruskan pesan ini ke sebanyak mungkin teman, Grup WA, dan sarana Medsos anda untuk menghentikan gangguan apa pun.

    =====

    Hasil Cek Fakta

    Penjelasan:

    Beredar pesan berantai yang berisikan imbauan mengenai missed call dari nomor luar negeri. Dalam pesan tersebut dikatakan bahwa missed call dari nomor luar negeri itu merupakan upaya penjahat untuk mencuri data ponsel dengan cara menerima atau menelepon kembali nomor tersebut.

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa konten informasi di dalamnya merupakan hoaks lama bersemi kembali (HLBK). Fakta sebenarnya ialah nomor telepon yang melakukan missed call tersebut tidak menyedot data pribadi ataupun data bank, melainkan mendaftarkan nomor ponsel ke sebuah layanan premium. Layanan premium tersebut menyebabkan pulsa akan tersedot terus.

    Isu tersebut sudah diperiksa faktanya oleh Snopes.com (portal pemeriksa fakta dari Amerika Serikat) pada tahun 2012 dan Hoax-slayer.net (portal pemeriksa fakta dari Australia) pada tahun 2017. MAFINDO sendiri sudah pernah memeriksa fakta isu tersebut pada tahun 2017 yang dapat dilihat di turnbackhoax.id (link bisa diakses pada bagian referensi).

    Berikut kutipan penjelasan dari portal turnbackhoax.id:

    […] Ini klaim yang sama sekali tidak benar karena model scam seperti ini sebetulnya cuma memanfaatkan rasa penasaran atau kekuatiran seseorang yang ditelepon untuk menelepon balik sehingga secara tidak sadar orang tersebut akan dikenakan biaya panggilan international yang tentunya cukup mahal.

    Jika seseorang terpancing menelpon balik, maka sangat mungkin pula panggilan tersebut disambungkan ke layanan premium atau subscribe ke layanan lain yang intinya akan menguras pulsa/tagihan kita.

    Klaim kopi data kontak, kartu kredit dll juga hanya mungkin dilakukan apabila hp kita dihack dan melalui sebuah instalasi aplikasi atau cara sejenis. Bukan melalui panggilan suara. Kecuali memang kita sendiri yang mengatakan informasi tersebut melalui panggilan tadi.

    Jadi sikap terbaik jika kita menerima panggilan semisal ini adalah #diamkan atau #reject saja. Jika anda iseng menerima, kemungkinan besar langsung diputus oleh pemanggil karena kalau sampai panggilan berlangsung, maka merekalah yang terkena charge. Dan yang paling penting, tidak_perlu menelepon balik. Kecuali memang kita mengenali nomor tersebut dari kerabat, saudara atau perusahaan luar negeri yang mungkin menghubungi kita. […]

    Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa isu dari pesan berantai tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan. Sebab, bila menelepon nomor tersebut bukan data pribadi yang tersedot, melainkan nomor ponsel akan terdaftar pada layanan premium yang tidak jelas.

    Rujukan