• (GFD-2020-4740) [SALAH] Foto “Virus corona sudah sampai Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno-Hatta”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 28/01/2020

    Berita

    Beredar gambar tangkapan layar dari aplikasi percakapan Whatsapp yang menampilkan foto-foto yang disertai pesan “Virus corono udh smpe t3 inter be safe guys”

    Salah satu warganet yang mengunggah gambar ini adalah akun twitter @FaniFiola yang menuliskan narasi :

    “Srius kagak si di t3. Aku di domstik t3 GA aman aj si #INA_CoronaVirusAlert” dan “Aku masih percya dan tdak prcya ini”

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Medcom.id telah mengkonfirmasi pihak humas Bandara Soekarno-Hatta terkait sejumlah foto-foto yang beredar di media sosial. Faktanya, memang terdapat seorang penumpang yang meninggal di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada Senin 27 Januari 2020, namun bukan karena virus Korona, melainkan karena gagal jantung.

    Senior Manager of Branch Communication and Legal, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Febri Toga Simatupang memberikan klarifikasi terkait foto-foto tersebut. Dia menerangkan bahwa penumpang yang meninggal di Bandara Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta adalah seorang perempuan berinisial RR berusia 73 tahun.

    Dijelaskan, penumpang tersebut adalah eks penumpang GA-79 rute Bandar Lampung – Jakarta. Sedianya, penumpang asal Lampung itu akan melanjutkan perjalanan ke Jeddah menggunakan pesawat SV-823 rute CGK-JED.

    Namun, pada saat penumpang tersebut dan keluarganya hendak menuju Boarding Lounge Gate 2 tepatnya depan eskalator, kemudian penumpang tersebut mengalami lemas dan terjatuh hingga tak sadarkan diri. Penumpang tersebut kemudian dilarikan ke KKP Kelas I Soekarno-Hatta.

    “Jadi, berdasarkan hasil koordinasi kami dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Soekarno-Hatta, dinyatakan bahwa penumpang yang telah lanjut usia tersebut meninggal dunia karena gagal jantung,” tutur Febri Toga.

    Jenazah penumpang itu pun telah dibawa oleh pihak keluarga ke rumah duka di Kelurahan Podosari Kecamatan Pringsewu, Pringsewu, Provinsi Lampung.

    “Kami tegaskan, bahwa penumpang perempuan tersebut meninggal dunia karena gagal jantung. Bukan karena penyakit menular apalagi karena virus corona,” tegas Febri.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4739) [SALAH] “Di makassar dirawat 1 pasien suspect corona virus”

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 28/01/2020

    Berita

    “Sekedar info saja untuk kewaspadaan bersama. Di IC RSWS (makassar) sementara dirawat 1 pasien suspect corona virus. Rujukan dari Awal bros. Pasien baru pulang dari wuhan. Diharapkan memakai masker dan menggunakan tisu basah/mencuci tangan selalu”.

    Hasil Cek Fakta

    KOMPAS.com @ 26 Jan 2020: “Setelah pemeriksaan intensif berlangsung, tim dokter di RSUP Wahidin Makassar memastikan pasien itu tidak terjangkit virus mematikan tersebut.

    “Memang kemarin sore ada pasien yang datang memeriksakan diri ke IGD karena khawatir, tetapi setelah dilakukan pemeriksaan pasien tersebut hanya salah satu penyakit ISPA saja,” kata Direktur Utama RSUP Wahidin Makassar, Khalid Saleh, saat memberikan keterangan, Minggu (26/1/2020).”

    Selengkapnya di “RSUP Wahidin Makassar Periksa Pasien yang Baru Pulang dari China, Hasilnya Negatif Virus Corona” http://bit.ly/2RO8ISM / http://archive.md/Ia8Mk (arsip cadangan).

    Rujukan

  • (GFD-2020-4738) [SALAH] Dua Perawat di RS Sardjito Terjangkit Virus Corona

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 24/01/2020

    Berita

    Di tengah maraknya berita mengenai virus corona, muncul informasi yang membuat kepanikan di kalangan masyarakat. Informasi tersebut menyatakan bahwa telah terjangkit dua orang perawat yang bertugas di RS Sardjito, Sleman, DI Yogyakarta. Dalam narasi yang beredar, si pembuat pesan menghimbau untuk para pengemudi taksi baik online maupun konvensional agar berhati-hati apabila membawa penumpang yang naik dari RS Sardjito.

    NARASI:
    Pak tolong diinformasukan kepada teman@ taxol maupun konven….bila jemput pnumpang di sarjito diharuskan memakai masker…sehubungan dengan penyebaran virus seperti Wuhan dari China…pagi ini sudah ada 2 perawat yg tertular…terima kasih

    Hasil Cek Fakta

    Menurut pembuat pesan, hal tersebut dilakukan karena dua perawat yang bertugas di RS Sardjito telah terjangkit virus corona. Menanggapi informasi tersebut, Melansir dari tempo.co Direktur Umum RSUP Sardjito, Darwito pun langsung menggelar keterangan khusus untuk membantah informasi yang beredar. Pesan yang terlanjur viral tersebut juga menyebabkan semua pengunjung tiba-tiba menggunakan masker di dalam rumah, yang sebelumnya tidak demikian.

    Salah satu perawat di RS Sardjito, Anjar Ismiyati menegaskan bahwa ia bersama dengan perawat lainnya di RSUP Sardjito telah menjalani pemeriksaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Dari hasil tes tersebut dinyatakan bahwa perawat di RSUP Sardjito negative dari virus corona.

    “Hasilnya negative. Kami siap bertugas. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir,” jelas Anjar.

    Lebih lanjut, penjelasan juga disampaikan oleh Kepala Pelayanan Medis Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Sardjito, Andreas Dewanto. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan standar penanganan pasien yang dating sendiri maupun pasien rujukan. Untuk pasien rujukan dari Kantor Kesehatan Pelabuhan setempat akan dijemput dengan ambulans khusus.

    Kesimpulan

    Beredar sebuah pesan berantai melalui Whatsapp yang menyebutkan bahwa dua perawat di RSUP Sardjito Jogja terjangkit virus corona. Informasi tersebut dengan cepat menyebar dan membuat masyarakat sekitar cemas. Namun hal tersebut langsung mendapat bantahan dari pihak terkait yakni RS Sardjito dengan menyatakan bahwa tidak benar perawat di rumah

    Rujukan

  • (GFD-2020-4737) [SALAH] Foto “Bendera Tauhid telah berkibar di Indonesia sejak 1935”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 28/08/2020

    Berita

    Akun Hamzah Johan Albatahany (fb.com/hamzah.johan) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Kita harus faham dan dapat membedakan mana bendera tauid dan bendera HTI agar kita tidak membenci bendera tauhid.”

    Dalam gambar itu, terdapat tulisan yang berbunyi “Bendera tauhid telah berkibar di Indonesia sejak 1935”. Di bawah foto tersebut, ada pula sebuah paragraf yang isinya sebagai berikut:

    “Jika ada yang berkata bahwa bendera Tauhid itu bendera HTI, sebaiknya belajar sejarah lagi. Ini adalah foto lama tahun 1935 di depan Madrasah Al-Irsyad Surabaya. Silakan diperhatikan, bendera Tauhid dibentangkan di foto ini. Al-Irsyad Surabaya sendiri didirikan tahun 1919, jadi sudah lebih dulu ada sebelum NU, Banser apalagi HTI yang baru berdiri di Indonesia sekitar tahun 1980-an.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim adanya foto bendera tauhid yang berkibar di Surabaya pada 1935 adalah klaim yang keliru.

    Faktanya, foto itu tidak berhubungan dengan “bendera tauhid”. Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad Bogor, Abdullah Abubakar Batarfie menegaskan bahwa bendera yang disebut-sebut sebagai panji tauhid itu adalah bendera Kerajaan Arab Saudi. Bendera itu sengaja dibentangkan sebagai bentuk dukungan terhadap berdirinya pemerintahan Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Abdul Aziz Al Saud pada 1932.

    Penjelasan ini ditulis Abdullah Abubakar Batarfie di situs pribadinya pada 25 Oktober 2018. Ketika itu, telah ramai isu bahwa bendera dalam foto itu merupakan bendera tauhid yang sudah berkibar di Madrasah Al-Irsyad Surabaya sejak 1935.

    Penjelasan terkait foto itu juga pernah ditulis oleh Ketua Lazis Yamas Surabaya, Washil Bahalwan, di blog pribadinya. Washil merupakan saudara dari Abdurrahman Bahalwan dan Ahmad Bahalwan, pionir pengajar di Madrasah Al-Irsyad Surabaya.

    Washil menuturkan bahwa foto tersebut diambil di sekolah Al-Irsyad Surabaya pada 1935. Dalam foto itu, terlihat para pengurus yayasan, dewan guru, dan pandu bersama tamu-tamu dari Arab Saudi. “Nampak Ketua Yayasan Al-Irsyad Surabaya, Rubaya Bin Thalib (berserban dan berjenggot putih), empat baris dari kanan),” kata Washil.

    Dilansir dari artikel di BBC Indonesia pada 8 November 2018, pengamat politik Islam dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Rumadi Ahmad, menuturkan bahwa bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid tidak sekadar bermakna kalimat tauhid, tapi merupakan simbol yang mewakili ideologi tertentu.

    “Bahkan, bendera Saudi sendiri kan tulisannya sama, warnanya saja yang beda. Tapi kenapa Saudi mempersoalkan bendera model HTI seperti itu? Karena Saudi tahu bahwa, di balik bendera itu, meskipun tulisannya sama-sama laa ilaaha illallah, tapi di balik simbol itu ada ideologi yang berbeda dan bahkan menjadi musuh pemerintah Saudi,” ujar Rumadi.

    Kalimat “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah” memang dipakai dalam beberapa bendera. Selain Arab Saudi, Afghanistan pun memasukkan kalimat ini dalam benderanya. ISIS juga memakai bendera hitam dengan tulisan “Laa ilaaha illallah”, dengan bentuk tulisan yang berbeda dengan bendera Hizbut Tahrir maupun bendera Arab Saudi.

    Kesimpulan

    Foto itu tidak berhubungan dengan “bendera tauhid”. Ketua Pusat Dokumentasi dan Kajian Al-Irsyad Bogor, Abdullah Abubakar Batarfie menegaskan bahwa bendera yang disebut-sebut sebagai panji tauhid itu adalah bendera Kerajaan Arab Saudi. Bendera itu sengaja dibentangkan sebagai bentuk dukungan terhadap berdirinya pemerintahan Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Abdul Aziz Al Saud pada 1932.

    Rujukan