• (GFD-2021-6804) [SALAH] Bantuan Sosial Tunai (BST) 600 Ribu Sudah Dapat Dicairkan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/04/2021

    Berita

    “Bagi yang sudah memiliki E-KTP sudah bisa mengambil kompensasi karena corona Per Tgl 30 April 2021 sebesar Rp. 600.000 untuk biaya # dirumah aja.
    Silakan cek apakah nama anda tercantum, dan cocokkan dengan NIK E-KTP anda melalui link berikut ini : https://bit.ly/ 3uEB0Bc ⬅️”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah kabar di media sosial Facebook, yang menyebutkan bahwa bantuan kompensasi corona dapat diambil oleh masyarakat yang telah memiliki e-KTP. Kompensasi sebanyak 600 ribu rupiah ini sudah dapat diambil per tanggal 30 April 2021, dengan mengecek nama pada tautan yang telah disediakan.

    Namun setelah melakukan penelusuran, klaim bantuan corona tersebut ternyata hoaks. Diketahui bahwa bantuan sosial tunai (BST) sebanyak 600 ribu rupiah sudah tidak ada lagi.

    Melansir dari artikel kompas.com, di tahun 2021 BST memang masih diberikan oleh Pemerintah Indonesia. Namun nilainya sudah berkurang menjadi 300 ribu rupiah. Pemerintah sendiri telah menghentikan bantuan 600 ribu sejak Juni 2020. Sementara bantuan lain yang masih dijalankan adalah bantuan sembako, subsidi listrik, BLT UMKM, Kartu Keluarga Sejahtera, dan Kartu Prakerja.

    BST sebesar 300 ribu pun tidak didapat dengan sembarangan. Kemensos sendiri telah mengatur pendaftaran penerima BST ini dengan cara mendatangi kantor kelurahan atau desa setempat agar dapat diajukan ke berita acara dan diverifikasi menjadi penerima bantuan di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Jadi tidak semua pemilik e-KTP dapat menerima bantuan ini.

    Pengecekan penerima bantuan pun hanya dapat diakses melalui laman dtks.kemensos.go.id dengan memasukkan data diri menggunakan Nomor Induk Kependudukan (NIK), ID DTKS/BDT, Nomor PBI JK/KIS. Jadi tautan apapun yang terkait dengan BST selain milik Kemensos adalah tautan hoaks.

    Dapat disimpulkan, kabar yang mengklaim bahwa dana sebesar 600 ribu sudah dapat dicairkan dengan melakukan cek nama pada tautan yang disediakan, merupakan kabar hoaks kategori fabricated content atau konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Klaim tersebut salah. Di tahun 2021, bantuan sebesar 600 ribu sudah ditiadakan, diganti dengan bantuan sebanyak 300 ribu saja. Pengecekan nama penerima bantuan pun hanya dapat diakses melalui laman resmi Kementerian Sosial.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6803) [SALAH] Foto Seorang Lansia Menggunakan Alat Bantu Pernapasan di Jalan karena Kasus Covid-19 di India Meningkat Drastis

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 25/04/2021

    Berita

    [diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia]

    “Kondisi India saat ini…
    dailyjanmatnews
    #Covid19India #VaksinRakyat #KelangkaanOksigen #TabungOksigen #Kemurahanhati #COVID19 #GelombangKeduaCOVID”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Twitter dengan nama pengguna RDixit336 mengunggah sebuah foto yang menunjukkan seorang wanita lansia duduk di jalan sambil menggunakan alat bantu pernapasan. Unggahan tersebut juga disertai keterangan yang menyatakan bahwa foto tersebut merupakan foto kondisi India saat ini, setelah kasus Covid-19 di negara tersebut meningkat drastis.

    Berdasarkan hasil penelusuran, Foto tersebut tidak diambil saat kasus Covid-19 di India meningkat drastis, melainkan diambil pada tahun 2018 yang lalu, ketika lansia tersebut harus menunggu ambulans di depan sebuah rumah sakit di Uttar Pradesh, India. Foto serupa sudah pernah diunggah oleh kanal YouTube ANI News Official dalam videonya yang berjudul “Medical apathy! Man awaits ambulance while carrying mother’s oxygen cylinders on shoulder” pada 6 April 2018 lalu.

    Artikel dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs AFP dengan judul artikel “Pre-pandemic photo of elderly woman on roadside shared in posts about India coronavirus surge”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh pengguna Twitter dengan nama pengguna RDixit336 tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Foto tersebut tidak diambil saat kasus Covid-19 di India meningkat drastis, melainkan diambil pada tahun 2018 yang lalu, ketika lansia tersebut harus menunggu ambulans di depan sebuah rumah sakit di Uttar Pradesh, India.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6802) [SALAH] Garuda Indonesia Bagikan Hadiah Gratis dengan Mengisi Link Survei

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 25/04/2021

    Berita

    “Garuda Indonesia mempersembahkan hadiah untuk pendukung, http://vuebwxc[DOT]cn/ele/tb[DOT]php?ct=id”

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar sebuah pesan berantai melalui WhatsApp yang berisi maskapai Garuda Indonesia memberikan hadiah gratis dengan terlebih dahulu mengisi survei yang ada dalam pesan berantai tersebut.

    Setelah dilakukan penelusuran, nyatanya pihak Garuda Indonesia membantah adanya program berhadiah tersebut.

    Menurut Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bahwa isi dari pesan berantai yang menyatakan bahwa pihak Garuda Indonesia akan memberikan hadiah setelah melakukan pengisian survei terlebih dahulu bukan merupakan salah satu program dari Garuda Indonesia. Irfan juga menambahkan bahwa pesan tersebut adalah hoaks.

    Dengan demikian informasi yang beredar di WhatsApp terkait hadiah yang didapatkan setelah melakukan pengisian survey tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).

    Informasi tersebut telah dinyatakan hoaks sesuai dengan klarifikasi yang dilakukan oleh Direktur Utama Garuda Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6801) [SALAH] 6 Makanan yang Tidak Dapat Dikonsumsi Secara Bersamaan sampai Menyebabkan Kematian

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/04/2021

    Berita

    “iki perlu di catat nggeh ben gak sampai terjadi,tak simpen ben wong2 tmn podo ngrti nggeh.🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar di jagad media sosial beberapa foto yang menampilkan aneka ragam makanan yang diklaim tidak dapat dikonsumsi secara bersamaan karena dapat menyebabkan kematian. Foto tersebut diunggah oleh akun Facebook @DuwiLusdiono.

    Informasi tersebut telah mendapat 128 komentar, 1.131 suka dan 1.509 kali dibagikan.

    Namun setelah dilakukan penelusuran, faktanya mengonsumsi makanan secara bersamaan seperti yang diinformasikan dalam unggahan tersebut tidak dapat menyebabkan kematian.

    Seperti yang dilansir dari KOMPAS.com, informasi tersebut dibantah langsung oleh Dokter spesialis gizi klinik dari Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital, dr Inge Permadhi.

    Dalam wawancaranya dengan pihak Kompas.com, Inge menjelaskan bahwa mengonsumsi beberapa jenis makanan secara bersamaan seperti yang diinformasikan pada unggahan tersebut tidak menyebabkan kematian.

    Masyarakat juga diimbau untuk tidak langsung mempercayai informasi yang didapatkan tanpa bukti ilmiah yang jelas.

    Dengan demikian informasi yang beredar di Facebook terkait mengonsumsi beberapa makanan secara bersamaan yang dapat menyebabkan kematian tersebut tidak benar, sehingga informasi tersebut masuk dalam kategori konten yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fachrun Nisa (Universitas Muhammadiyah Luwuk).

    Memakan beberapa jenis makanan secara bersamaan tidak menyebabkan kematian.

    Rujukan