Beredar postingan yang diklaim berasal dari Polda DIY. Dalam narasi disebutkan bahwa Polda DIY menemukan modus tindak pidana baru yang diberi nama “JOGYA YESS." Berikut kutipan narasinya:
“Gw dapat info kek gini.. rawan gesss..
_
Info resmi dari polda DIY ada modus baru tindak kriminal
Yang diberi nama
JOGYA YESS
Kronologi
saat ini marak terjadi kriminal.
1. pelaku diturunkah n secara serentak jumlah banyak dengan kendaraan (box,truk)
biasanya menjelang magrib.
2. selanjutnya pelaku menyebar utk survey sasaran.
3. jika memungkinkan langsung eksekusi dan berkumpul di titik jemput.
4. jam operasi 21.00 s/d 05.00 pagi.
5. sasaran utk daerah pedesaan (ternak,hasil bumi) perampasan motor utk jalur2 sepi.
6. utk kantor/toko pelaku survey siang/sore. Mencatat jam2 rawan pergantian shift piket/tutup toko.
selanjutnya eksekusi.
sasaran dagangan/alat2 kantor.
7. perampasan tanpa survey. Sasaran orang/anak2 yg main HP di pinggir jalan. Perhiasan/tas dompet dll.
Modus pelaku keliling mencari sasaran pake motor.
saran :
1. waspada dg orang2 yg survey dgn modus cari dagangan,cari alamat,motor/mobil mogok disekitar sasaran.
2. waspada jam2 rawan diatas
3. perkuat sistem keamanan mandiri.
4. selalu komunikasi dan koordinasi dgn lingkungan sekitar.
*waspadalah kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan*
”
(GFD-2020-3880) [SALAH] Info Resmi Polda DIY Ada Modus Baru Tindak Kriminal
Sumber: facebook.comTanggal publish: 01/05/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Sebab, pihak Polda DIY sudah memberikan klarifikasi melalui akun media sosialnya. Adapun, diketahui pula bahwa konten tersebut tersebar pertama kali melalui pesan berantai Whatsapp.
Melalui akun media sosial Instagram (@poldajogja), Facebook (Polda D.I. Yogyakarta), dan Twitter (@PoldaJogja), pihak Polda DIY menyatakan bahwa informasi tersebut tidak berasal dari pihaknya. Berikut kutipan klarifikasi pihak Polda DIY dalam akun media sosialnya:
[…] Telah beredar informasi di grup WhatsApp yang menginformasikan bahwa pihak Polda DIY telah mengeluarkan info resmi terkait modus baru tindak kriminal.
.
Perlu kami sampaikan bahwa, Polda DIY tidak pernah mengeluarkan informasi sebagaimana disebutkan di atas.
.
#poldadiy #poldajogja #hoax #stophoax […]
Melalui akun media sosial Instagram (@poldajogja), Facebook (Polda D.I. Yogyakarta), dan Twitter (@PoldaJogja), pihak Polda DIY menyatakan bahwa informasi tersebut tidak berasal dari pihaknya. Berikut kutipan klarifikasi pihak Polda DIY dalam akun media sosialnya:
[…] Telah beredar informasi di grup WhatsApp yang menginformasikan bahwa pihak Polda DIY telah mengeluarkan info resmi terkait modus baru tindak kriminal.
.
Perlu kami sampaikan bahwa, Polda DIY tidak pernah mengeluarkan informasi sebagaimana disebutkan di atas.
.
#poldadiy #poldajogja #hoax #stophoax […]
Kesimpulan
Berdasarkan klarifikasi tersebut, maka konten yang tersebar itu tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1174013439597856/
- https://turnbackhoax.id/2020/05/01/salah-info-resmi-polda-diy-ada-modus-baru-tindak-kriminal/
- https://www.instagram.com/p/B_lmBsOHN3O/?igshid=zha17rjyb53z
- https://web.facebook.com/humaspoldajogja/photos/a.1199779503442075/2859222434164432/?type=3&theater
- https://twitter.com/PoldaJogja/status/1255678777536811009
(GFD-2020-3879) [SALAH] Erdogan Tak akan Tutup Mesjid di Turki Selama Pandemi Covid-19
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 09/04/2020
Berita
Turki tidak melarang solat berjamaah di masjid saat pandemi
Postingan dari akun facebook Boss inggris adalah keliru. Dewan Tertinggi Urusan Agama Direktorat Agama Turki telah mengeluarkan fatwa untuk menghentikan salat berjamaah di semua masjid pada 16 Maret 2020 hingga ancaman virus berakhir, termasuk salat Jumat. Selain itu, pemerintah Turki juga menghentikan sementara aktivitas tempat peribadatan lainnya seperti Gereja dan Sinagoge di Istanbul.
[NARASI]:
Tidak ada mesjid yang ditutup di turki dari ancaman virus corona..
Alloh huakbar
Baru matap ini punya persideun????????????
Postingan dari akun facebook Boss inggris adalah keliru. Dewan Tertinggi Urusan Agama Direktorat Agama Turki telah mengeluarkan fatwa untuk menghentikan salat berjamaah di semua masjid pada 16 Maret 2020 hingga ancaman virus berakhir, termasuk salat Jumat. Selain itu, pemerintah Turki juga menghentikan sementara aktivitas tempat peribadatan lainnya seperti Gereja dan Sinagoge di Istanbul.
[NARASI]:
Tidak ada mesjid yang ditutup di turki dari ancaman virus corona..
Alloh huakbar
Baru matap ini punya persideun????????????
Hasil Cek Fakta
Beredar di media sosial berupa gambar presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan disertai narasi yang mengklaim bahwa Turki tidak akan menutup Masjid selam pandemi covid-19. gambar itu pun beredar di media sosial dan dibagikan oleh salah satu akun facebook bernama Boss inggris pada 6 april 2020.
Setelah ditelusuri, dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Dewan Tertinggi Urusan Agama Direktorat Agama Turki telah mengeluarkan fatwa untuk menghentikan salat berjamaah di semua masjid pada 16 Maret 2020 hingga ancaman virus berakhir, termasuk salat Jumat.
Keputusan Direktorat Agama Turki itu pun dipasang di pintu masuk masjid-masjid. Bahkan, di Ankara, ibu kota Turki, petugas kepolisian ditempatkan di depan masjid untuk mencegah warga masuk. Meskipun begitu, azan tetap dikumandangkan.
Setelah azan, sebuah pengumuman dibacakan, “Mari kita berdoa di rumah atau tempat kerja untuk melindungi bangsa kita dari epidemi ini. Semoga Allah melindungi kita, negara kita, bangsa kita, dan seluruh umat manusia dari penyakit dan kemalangan ini.”
Salah satu masjid yang dikunjungi oleh Anadolu Agency, Masjid Eyup Sultan di Istanbul, dikunci pada hari Jumat. Langkah-langkah keamanan juga diambil di sekitar masjid. Warga yang mendekati masjid serta makam yang berada di masjid tersebut ditolak oleh penjaga keamanan.
Kepala Direktorat Agama Turki, Ali Erbas, mengatakan bahwa untuk menggantikan salat Jumat, warga dapat melakukan salat zuhur. Adapun pada 19 Maret 2020, karena ancaman virus semakin besar, Direktorat Agama Turki memutuskan untuk menutup masjid pada malam Isra Miraj.
Dilansir dari Republika.co.id, Erbas mengatakan bahwa penghentian salat berjamaah di masjid ini akan dilakukan hingga risiko wabah virus Corona Covid-19 berakhir. Namun, menurut Erbas, masjid akan tetap terbuka untuk salat pribadi.
Selain masjid-masjid, gereja dan sinagoge di Istanbul juga menghentikan layanan mereka sebagai respons atas penyebaran virus Corona. Menurut laporan media setempat, gereja dan sinagoge terlihat ditutup di distrik Beyoglu, Istanbul.
Akhir Maret lalu, pemerintah Turki telah menginstruksikan warganya yang berusia lebih dari 65 tahun serta yang menderita sakit kronis untuk tinggal di rumah. Erdogan juga memutuskan untuk menutup perbatasan di 31 kota termasuk Istanbul bagi semua kendaraan, kecuali untuk transit dan pemasokan produk pangan, kesehatan, dan sanitasi untuk mengatasi penyakit ini.
======
Setelah ditelusuri, dari kantor berita Turki, Anadolu Agency, Dewan Tertinggi Urusan Agama Direktorat Agama Turki telah mengeluarkan fatwa untuk menghentikan salat berjamaah di semua masjid pada 16 Maret 2020 hingga ancaman virus berakhir, termasuk salat Jumat.
Keputusan Direktorat Agama Turki itu pun dipasang di pintu masuk masjid-masjid. Bahkan, di Ankara, ibu kota Turki, petugas kepolisian ditempatkan di depan masjid untuk mencegah warga masuk. Meskipun begitu, azan tetap dikumandangkan.
Setelah azan, sebuah pengumuman dibacakan, “Mari kita berdoa di rumah atau tempat kerja untuk melindungi bangsa kita dari epidemi ini. Semoga Allah melindungi kita, negara kita, bangsa kita, dan seluruh umat manusia dari penyakit dan kemalangan ini.”
Salah satu masjid yang dikunjungi oleh Anadolu Agency, Masjid Eyup Sultan di Istanbul, dikunci pada hari Jumat. Langkah-langkah keamanan juga diambil di sekitar masjid. Warga yang mendekati masjid serta makam yang berada di masjid tersebut ditolak oleh penjaga keamanan.
Kepala Direktorat Agama Turki, Ali Erbas, mengatakan bahwa untuk menggantikan salat Jumat, warga dapat melakukan salat zuhur. Adapun pada 19 Maret 2020, karena ancaman virus semakin besar, Direktorat Agama Turki memutuskan untuk menutup masjid pada malam Isra Miraj.
Dilansir dari Republika.co.id, Erbas mengatakan bahwa penghentian salat berjamaah di masjid ini akan dilakukan hingga risiko wabah virus Corona Covid-19 berakhir. Namun, menurut Erbas, masjid akan tetap terbuka untuk salat pribadi.
Selain masjid-masjid, gereja dan sinagoge di Istanbul juga menghentikan layanan mereka sebagai respons atas penyebaran virus Corona. Menurut laporan media setempat, gereja dan sinagoge terlihat ditutup di distrik Beyoglu, Istanbul.
Akhir Maret lalu, pemerintah Turki telah menginstruksikan warganya yang berusia lebih dari 65 tahun serta yang menderita sakit kronis untuk tinggal di rumah. Erdogan juga memutuskan untuk menutup perbatasan di 31 kota termasuk Istanbul bagi semua kendaraan, kecuali untuk transit dan pemasokan produk pangan, kesehatan, dan sanitasi untuk mengatasi penyakit ini.
======
Rujukan
(GFD-2020-3877) [SALAH] Video “berdoa untuk italia”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 30/04/2020
Berita
TIDAK berkaitan dengan Italia, video yang dibagikan berasal dari film Korea Selatan tahun 2013 berjudul “Flu” (Gamgi).
NARASI
“berdoa untuk italia ????????
berdoa untuk italia #nepal #stayhome #corona”.
–
(“pray for italy ????????
pray for italy #nepal #stayhome #corona”).
======
NARASI
“berdoa untuk italia ????????
berdoa untuk italia #nepal #stayhome #corona”.
–
(“pray for italy ????????
pray for italy #nepal #stayhome #corona”).
======
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
(1) First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”
Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.
* SUMBER membagikan video dari film Korea Selatan tahun 2013 berjudul “Flu” (Gamgi).
* SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menimbulkan kesimpulan keliru.
(2) IMDB:
* “Flu (2013)
42 of 270
Gamgi (2013)
Titles: Flu”
Foto di https://archive.md/iJV2b (arsip cadangan).
–
* “Flu ( 2013 )
Gamgi (judul asli)
Kekacauan terjadi ketika virus mematikan yang mengudara menginfeksi populasi kota Korea Selatan yang berjarak kurang dari 20 kilometer dari Seoul.”
Google Translate, selengkapnya di https://archive.md/nw5U4 (arsip cadangan).
======
(1) First Draft News: “Konten yang Salah
Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”
Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.
* SUMBER membagikan video dari film Korea Selatan tahun 2013 berjudul “Flu” (Gamgi).
* SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menimbulkan kesimpulan keliru.
(2) IMDB:
* “Flu (2013)
42 of 270
Gamgi (2013)
Titles: Flu”
Foto di https://archive.md/iJV2b (arsip cadangan).
–
* “Flu ( 2013 )
Gamgi (judul asli)
Kekacauan terjadi ketika virus mematikan yang mengudara menginfeksi populasi kota Korea Selatan yang berjarak kurang dari 20 kilometer dari Seoul.”
Google Translate, selengkapnya di https://archive.md/nw5U4 (arsip cadangan).
======
Rujukan
(GFD-2020-3873) [SALAH] “Profesor Dr Tasuku Honjo mengatakan bahwa virus korona itu tidak alami. Cina telah membuatnya”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 29/04/2020
Berita
Dr. Honjo mengatakan dia tidak pernah mengeluarkan pernyataan itu dan unggahan-unggahan tersebut menyebarkan “informasi yang salah”. Biografi Dr. Honjo di situs web Universitas Kyoto menunjukkan dia tidak pernah memegang posisi apapun di laboratorium di Tiongkok maupun di negara tersebut.
Akun Karim Zaidan (fb.com/karim.zaidan.758) mengunggah sebuah postingan berisi klaim sebagai berikut:
“Profesor Fisiologi Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo, menciptakan sensasi di depan media hari ini dengan mengatakan bahwa virus korona itu tidak alami.
Jika itu alami, itu tidak akan mempengaruhi seluruh dunia seperti ini. Karena, sesuai sifatnya, suhu berbeda di berbagai negara. Jika itu alami, itu akan berdampak buruk hanya pada negara-negara yang memiliki suhu yang sama dengan Cina.
Sebaliknya, menyebar di negara seperti Swiss, dengan cara yang sama menyebar di daerah gurun. Padahal kalau itu alami, pasti sudah menyebar di tempat dingin, tetapi mati di tempat panas. Saya telah melakukan 40 tahun penelitian tentang hewan dan virus. Itu tidak alami. Ini dibuat, dan virus ini sepenuhnya buatan.
Saya telah bekerja selama 4 tahun di laboratorium Wuhan di Cina. Saya sepenuhnya kenal dengan semua staf laboratorium itu. Saya telah menelepon mereka semua, setelah kecelakaan Corona. tapi, semua ponsel mereka mati selama 3 bulan terakhir. Sekarang dipahami bahwa semua teknisi laboratorium ini telah meninggal.
Berdasarkan semua pengetahuan dan penelitian saya sampai saat ini, saya dapat mengatakan ini dengan keyakinan 100% bahwa Corona tidak alami. Itu belum datang dari kelelawar. Cina telah membuatnya.
jika apa yang saya katakan hari ini terbukti salah sekarang atau bahkan setelah kematian saya, pemerintah dapat menarik Hadiah Nobel saya. Tapi Cina berbohong dan kebenaran ini suatu hari akan diungkapkan kepada semua orang. “
Tautan Wikipedia Dr. Honjo juga disertakan di unggahan tersebut.
Akun Karim Zaidan (fb.com/karim.zaidan.758) mengunggah sebuah postingan berisi klaim sebagai berikut:
“Profesor Fisiologi Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo, menciptakan sensasi di depan media hari ini dengan mengatakan bahwa virus korona itu tidak alami.
Jika itu alami, itu tidak akan mempengaruhi seluruh dunia seperti ini. Karena, sesuai sifatnya, suhu berbeda di berbagai negara. Jika itu alami, itu akan berdampak buruk hanya pada negara-negara yang memiliki suhu yang sama dengan Cina.
Sebaliknya, menyebar di negara seperti Swiss, dengan cara yang sama menyebar di daerah gurun. Padahal kalau itu alami, pasti sudah menyebar di tempat dingin, tetapi mati di tempat panas. Saya telah melakukan 40 tahun penelitian tentang hewan dan virus. Itu tidak alami. Ini dibuat, dan virus ini sepenuhnya buatan.
Saya telah bekerja selama 4 tahun di laboratorium Wuhan di Cina. Saya sepenuhnya kenal dengan semua staf laboratorium itu. Saya telah menelepon mereka semua, setelah kecelakaan Corona. tapi, semua ponsel mereka mati selama 3 bulan terakhir. Sekarang dipahami bahwa semua teknisi laboratorium ini telah meninggal.
Berdasarkan semua pengetahuan dan penelitian saya sampai saat ini, saya dapat mengatakan ini dengan keyakinan 100% bahwa Corona tidak alami. Itu belum datang dari kelelawar. Cina telah membuatnya.
jika apa yang saya katakan hari ini terbukti salah sekarang atau bahkan setelah kematian saya, pemerintah dapat menarik Hadiah Nobel saya. Tapi Cina berbohong dan kebenaran ini suatu hari akan diungkapkan kepada semua orang. “
Tautan Wikipedia Dr. Honjo juga disertakan di unggahan tersebut.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Periksa Fakta AFP, klaim bahwa Profesor Fisiologi Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo mengatakan bahwa virus corona itu tidak alami dan Cina telah membuatnya adalah klaim yang salah.
Dr. Honjo mengatakan dia tidak pernah mengeluarkan pernyataan itu dan unggahan-unggahan tersebut menyebarkan “informasi yang salah”.
Biografi Dr. Honjo di situs web Universitas Kyoto menunjukkan dia tidak pernah memegang posisi apapun di laboratorium di Tiongkok maupun di negara tersebut.
Dr. Honjo menyanggah klaim di unggahan menyesatkan dan mengatakan namanya “telah digunakan untuk menyebar tuduhan palsu dan misinformasi”. Pernyataan itu dipublikasikan pada tanggal 27 April 2020 di situs web Universitas Kyoto, di mana dia menjabat sebagai wakil direktur jenderal di Institute for Advanced Study.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, sebagian pernyataan pers tersebut berbunyi: “Di tengah kepedihan, kerugian ekonomi, dan penderitaan global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, saya sangat sedih bahwa nama saya dan Universitas Kyoto telah digunakan untuk menyebarkan tuduhan palsu dan misinformasi …
“Pada tahap ini, ketika semua energi kita dibutuhkan untuk mengobati yang sakit, mencegah penyebaran kesedihan lebih lanjut, dan merencanakan awal yang baru, penyebaran klaim yang tidak berdasar mengenai asal-usul penyakit ini rawan mengganggu.”
David Hajime Kornhauser, direktur tim komunikasi global Universitas Kyoto, mengatakan kepada AFP melalui surel pada tanggal 28 April 2020: “Karier profesional Dr. Honjo dapat dilihat secara lengkap dan tanpa ditutup-tutupi di situs laboratoriumnya. Anda akan melihat bahwa dia belum pernah bekerja di Tiongkok.”
Kornhauser juga mengatakan kepada AFP Universitas tersebut kemudian melaporkan sebuah akun palsu ke Twitter. “Akun Twitter yang mengklaim mewakili pandangan Dr. Honjo – yang telah menjadi sumber banyak informasi palsu – adalah penipuan dan fitnah,” katanya. Dia berkata Dr. Honjo tidak memiliki akun Twitter.
AFP melakukan beberapa pencarian kata kunci dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang mengenai wawancara media dengan Dr. Honjo tentang pandemi virus corona.
Dr. Honjo dikutip pernah berkata kepada media Jepang Nikkei Asian Review bahwa dia percaya virus corona baru “berasal” dari Tiongkok, tapi tidak ada bukti bahwa dia pernah mengatakan kepada media jika virus itu “diproduksi di Tiongkok”.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Periksa Fakta AFP, klaim bahwa Profesor Fisiologi Kedokteran Jepang, Profesor Dr Tasuku Honjo mengatakan bahwa virus corona itu tidak alami dan Cina telah membuatnya adalah klaim yang salah.
Dr. Honjo mengatakan dia tidak pernah mengeluarkan pernyataan itu dan unggahan-unggahan tersebut menyebarkan “informasi yang salah”.
Biografi Dr. Honjo di situs web Universitas Kyoto menunjukkan dia tidak pernah memegang posisi apapun di laboratorium di Tiongkok maupun di negara tersebut.
Dr. Honjo menyanggah klaim di unggahan menyesatkan dan mengatakan namanya “telah digunakan untuk menyebar tuduhan palsu dan misinformasi”. Pernyataan itu dipublikasikan pada tanggal 27 April 2020 di situs web Universitas Kyoto, di mana dia menjabat sebagai wakil direktur jenderal di Institute for Advanced Study.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, sebagian pernyataan pers tersebut berbunyi: “Di tengah kepedihan, kerugian ekonomi, dan penderitaan global yang belum pernah terjadi sebelumnya yang disebabkan oleh pandemi COVID-19, saya sangat sedih bahwa nama saya dan Universitas Kyoto telah digunakan untuk menyebarkan tuduhan palsu dan misinformasi …
“Pada tahap ini, ketika semua energi kita dibutuhkan untuk mengobati yang sakit, mencegah penyebaran kesedihan lebih lanjut, dan merencanakan awal yang baru, penyebaran klaim yang tidak berdasar mengenai asal-usul penyakit ini rawan mengganggu.”
David Hajime Kornhauser, direktur tim komunikasi global Universitas Kyoto, mengatakan kepada AFP melalui surel pada tanggal 28 April 2020: “Karier profesional Dr. Honjo dapat dilihat secara lengkap dan tanpa ditutup-tutupi di situs laboratoriumnya. Anda akan melihat bahwa dia belum pernah bekerja di Tiongkok.”
Kornhauser juga mengatakan kepada AFP Universitas tersebut kemudian melaporkan sebuah akun palsu ke Twitter. “Akun Twitter yang mengklaim mewakili pandangan Dr. Honjo – yang telah menjadi sumber banyak informasi palsu – adalah penipuan dan fitnah,” katanya. Dia berkata Dr. Honjo tidak memiliki akun Twitter.
AFP melakukan beberapa pencarian kata kunci dalam bahasa Inggris dan bahasa Jepang mengenai wawancara media dengan Dr. Honjo tentang pandemi virus corona.
Dr. Honjo dikutip pernah berkata kepada media Jepang Nikkei Asian Review bahwa dia percaya virus corona baru “berasal” dari Tiongkok, tapi tidak ada bukti bahwa dia pernah mengatakan kepada media jika virus itu “diproduksi di Tiongkok”.
Rujukan
Halaman: 5640/6084