• (GFD-2020-4376) [SALAH] Palestina Dihapus oleh Google Dari Peta Dunia

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 18/07/2020

    Berita

    Akun Twitter bernama yans9 (@yans987) mengunggah tweet yang berisi informasi bahwa negara Palestina dihapus dari peta dunia Google Maps dilengkapi dengan gambar perbandingan peta Palestina tahun 1918 dengan ‘hari ini’ yakni pada tahun 2020.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Kalian sibuk sama #jessicajane #MUFC & De Gea, sampai kalian tidak tau hari ini Palestina di hapus oleh google dr peta dunia :sob:,”

    https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/negara-palestina-hilang-dari-peta-google-maps-dan-apple-maps-heboh-lagi

    Apa benar negara palestina negara palesnita tidak ada di google map?

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pembicaraan tentang negara Palestina yang dihapus dari peta Google maupun peta milik Apple ramai menjadi pembicaraan warganet di dalam ataupun di luar negeri pada pertengahan Juni.

    Sebagian warganet menyebut Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta dunia dan menggantinya menjadi Israel.

    Salah satu akun di Twitter mengunggah gambar peta tersebut, dari peta itu terlihat hanya ada nama Israel di wilayah yang semestinya terdapat pula Palestina.

    "BREAKING: Google maps and Apple maps officially removed Palestine from worldwide maps"

    Unggahan tersebut muncul pada 16 Juli 2020 dan telah disukai satu juta kali pengguna Instagram lain.
    Salah satu akun di Instagram yang menyebutkan Palestina dihapus dari Google Maps dan Apple Maps. (Instagram)

    Sementara di dalam negeri, terdapat pula pesan berantai serupa tentang Palestina yang dihapus oleh Google dan Apple.

    Salah satu pesan yang muncul berupa komparasi peta kawasan Palestina pada 1918 dan peta wilayah yang sama pada 2020.

    Unggahan itu disertai pula narasi sebagai berikut: "Palestina Dihapus Dalam Peta Digital Manapun di Dunia!"

    Namun, benarkah Palestina telah dihapus dari peta digital Google ataupun Apple?
    Pesan berantai terkait Palestina yang dihapus dari semua peta digital. (WhatsApp)

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pembicaraan tentang negara Palestina yang dihapus dari peta Google maupun peta milik Apple ramai menjadi pembicaraan warganet di dalam ataupun di luar negeri pada pertengahan Juni.

    Sebagian warganet menyebut Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta dunia dan menggantinya menjadi Israel.

    Salah satu akun di Twitter mengunggah gambar peta tersebut, dari peta itu terlihat hanya ada nama Israel di wilayah yang semestinya terdapat pula Palestina.

    "BREAKING: Google maps and Apple maps officially removed Palestine from worldwide maps"

    Unggahan tersebut muncul pada 16 Juli 2020 dan telah disukai satu juta kali pengguna Instagram lain.
    Salah satu akun di Instagram yang menyebutkan Palestina dihapus dari Google Maps dan Apple Maps. (Instagram)

    Sementara di dalam negeri, terdapat pula pesan berantai serupa tentang Palestina yang dihapus oleh Google dan Apple.

    Salah satu pesan yang muncul berupa komparasi peta kawasan Palestina pada 1918 dan peta wilayah yang sama pada 2020.

    Unggahan itu disertai pula narasi sebagai berikut: "Palestina Dihapus Dalam Peta Digital Manapun di Dunia!"

    Namun, benarkah Palestina telah dihapus dari peta digital Google ataupun Apple?
    Pesan berantai terkait Palestina yang dihapus dari semua peta digital. (WhatsApp)

    Jakarta (ANTARA/JACX) - Pembicaraan tentang negara Palestina yang dihapus dari peta Google maupun peta milik Apple ramai menjadi pembicaraan warganet di dalam ataupun di luar negeri pada pertengahan Juni.

    Sebagian warganet menyebut Google dan Apple telah menghapus Palestina dari peta dunia dan menggantinya menjadi Israel.

    Salah satu akun di Twitter mengunggah gambar peta tersebut, dari peta itu terlihat hanya ada nama Israel di wilayah yang semestinya terdapat pula Palestina.

    "BREAKING: Google maps and Apple maps officially removed Palestine from worldwide maps"

    Unggahan tersebut muncul pada 16 Juli 2020 dan telah disukai satu juta kali pengguna Instagram lain.
    Salah satu akun di Instagram yang menyebutkan Palestina dihapus dari Google Maps dan Apple Maps. (Instagram)

    Sementara di dalam negeri, terdapat pula pesan berantai serupa tentang Palestina yang dihapus oleh Google dan Apple.

    Salah satu pesan yang muncul berupa komparasi peta kawasan Palestina pada 1918 dan peta wilayah yang sama pada 2020.

    Unggahan itu disertai pula narasi sebagai berikut: "Palestina Dihapus Dalam Peta Digital Manapun di Dunia!"

    Namun, benarkah Palestina telah dihapus dari peta digital Google ataupun Apple?
    Pesan berantai terkait Palestina yang dihapus dari semua peta digital. (WhatsApp)

    apakah benar palestina dihapus dari google map?

    Apa bener kemarin "Palestina hilang dari google maps"

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, isu mengenai penghapusan Palestina dari peta Google Maps sempat viral pada tahun 2016 lalu. Hal ini menyebabkan tudingan kepada pihak Google yang telah sengaja menghapus Palestina dari peta. Faktanya pihak Google menyatakan bahwa nama negara 'Palestina' selama ini memang tak pernah tertera di peta Google Maps sebagaimana disebutkan dalam artikel berjudul “[EDUKASI] Google Maps Tak Cantumkan Negara Palestina” yang tayang pada situs turnbackhoax.id tanggal 06/08/2016.

    Dua nama yang ada hanyalah nama wilayah Tepi Barat (West Bank) dan Jalur Gaza (Gaza Strip). Dua nama wilayah itulah, yang pada 2016 menurut Google menghilang karena masalah teknis. Walau begitu, informasi mengenai kota dan negara tersebut tetap ditampilkan di kotak informasi.

    “Tak pernah ada label ‘Palestina’ di Google Maps,” ujar seorang juru bicara Google dalam sebuah pernyataan yang dirangkum KompasTekno dari Fortune, Jumat (12/08/2016).

    Dilansir dari Kompas.com, menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak Google terkait hilangnya wilayah Palestina dari Google Maps. Pada prinsipnya, kata Rudiantara, Google membuat peta dengan mengacu pada keanggotaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    "Di PBB, kan status Palestina adalah observer, belum menjadi anggota penuh," ujar Rudiantara di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (10/08/2016).

    Kesimpulan

    Dari hasil penelusuran di atas, tweet mengenai penghapusan Palestina oleh pihak Google termasuk pada Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4375) [SALAH] “Model baru baju batik Korpri”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/07/2020

    Berita

    Akun KP Norman Hadinegoro (fb.com/100023279872295) mengunggah sebuah foto dengan narasi :

    “Model baru ni ye….? Yg melihat pasti tertawa cara perpakaiannya,bukan di lihat rapi tapi jawab sendiri ya….takut Dosa.”

    Foto tersebut menampilkan seorang pria yang tampak mengenakan baju batik Korpri berbentuk gamis sedang berdiri di depan gedung Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertahanan Republik Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya seseorang yang mengenakan baju batik Korpri berbentuk gamis yang berfoto di depan gedung Pusat Data dan Informasi Kementrian Pertahanan Republik Indonesia adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto tersebut adalah foto suntingan atau editan. Foto tersebut hasil manipulasi yang mengubah ukuran baju batik Korpri dan wajah orang yang ada di foto tersebut.

    Di foto asli yang digunakan oleh beberapa akun onlineshop, pria di foto itu sebenarnya mengenakan baju batik Korpri dengan model yang biasa, bukan berbentuk gamis.

    Berdasarkan gambar yang tertera dalam Permendagri nomor 11 tahun 2020 yang digunakan sebagai rujukan, baju Korpri bagi PNS berlengan panjang. Kemudian, panjang baju hanya sampai di bawah pinggang dengan paduan celana atau rok biru tua.

    Seragam batik berwarna biru ini wajib digunakan dalam kegiatan tertentu, seperti Upacara hari ulang tahun Korps Pegawai Republik Indonesia, tanggal 17 setiap bulan, upacara hari besar nasional, rapat-rapat dan pertemuan-pertemuan yang diselenggarakan oleh Korpri.

    Kemudian, ada sanksi yang dikenakan jika ASN tidak mematuhi ketentuan berseragam Korpri. Pada Pasa 25, disebutkan bahwa ASN yang tidak mematuhi dikenai sanksi administratif berupa teguran lisan paling banyak 3 kali oleh atasan langsung dan teguran tertulis paling banyak 2 kali oleh Majelis Kode Etik sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Sementara itu, Ketua Umum Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakhrulloh menyatakan pemakaian seragam Korpri dilarang dimodifikasi seenaknya.

    Kesimpulan

    Foto suntingan / editan. Foto tersebut hasil manipulasi yang mengubah ukuran baju batik Korpri dan wajah orang yang ada di foto tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4374) [SALAH] “16 Juli 2020 Jakarta putih. Triliunan manusia membludak memenuhi dinding Gedung DPR dan tiang Monas”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    Akun Wasgen Ramadana Boy (fb.com/Boy.Hindi) mengunggah sebuah foto dengan narasi :

    “16 Juli 2020 Jakarta putih.. Triliunan manusia membludak memenuhi dinding Gedung DPR dan tiang Monas..”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Medcom, klaim bahwa pada 16 Juli 2020 Jakarta putih karena ada triliunan manusia membludak memenuhi dinding Gedung DPR dan tiang Monas adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto yang diunggah sumber klaim adalah foto editan dan bukan foto 16 Juli 2020.

    Foto aslinya, adalah foto momen terkait dengan aksi 2 Desember 2016 atau 212. Di foto asli, massa berpakaian putih-putih itu memenuhi jalan M.H. Thamrin di sekitaran gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Agama.

    Foto editan ini, pernah diunggah disitus melekpolitik pada 3 Desember 2019 di artikel berjudul “Parah! Jumlah Peserta Reuni 212 Di-Mark Up Wan Aibon, Apalagi Jumlah Anggaran”

    Foto ini dikaitkan dengan pertanyaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal jumlah peserta Reuni 212 sebanyak ratusan ribu yang kemudian dikoreksi Anies dengan menyebut jutaan jumlah peserta yang hadir.

    Foto asli, diunggah Anggota DPD dari DKI Jakarta, Fahira Idris pada 2 Desember 2016. Fahira menulis keterangan foto itu terkait dengan aksi 2 Desember 2016 atau 212.

    Kesimpulan

    Foto editan dan bukan foto 16 Juli 2020. Foto aslinya, adalah foto momen terkait dengan aksi 2 Desember 2016 atau 212. Di foto asli, massa berpakaian putih-putih itu memenuhi jalan M.H. Thamrin di sekitaran gedung Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi serta Kementerian Agama.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4373) [SALAH] Covid-19 Tidak Murni Sebabkan Kematian

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/07/2020

    Berita

    Akun Facebook Sony H. Waluyo membagikan unggahan yang memaparkan beberapa hal mengenai Covid-19. Mulai dari analisa ahli biologi molekuler tentang rekomendasi WHO yang dinyatakan tidak akurat mengenai Covid-19 hingga mengenai vaksin sebagai satu-satunya harapan sama sekali bukan jawaban solusi.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Dr. Stoian Alexov, ahli pathologi di Eropa, menyebut WHO sebagai organisasi medis kriminal, yang menciptakan ketakutan dan chaos di seluruh dunia tanpa memberikan bukti wabah yang dapat diverifikasi dan obyektif. Telah banyak kritikan yang mengatakan bahwa data korban tidak valid dan murni sebab selalu ada penyakit lain yang menyertai/komplikasi.
    Selengkapnya di https://archive.vn/LMwQ0”

    dr. kaufman

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut tidak benar. Berikut penjelasannya:

    1. Analisa Dr Andrew Kaufman ahli biologi molekuler tentang Covid-19 menguak rekomendasi WHO yang dinyatakan tidak akurat.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan dua alat tes Covid-19, genesig Real-Time PCR Coronavirus (Covid-19) dan cobas SARS-CoV-2 Qualitative assay for use on the cobas:registered: 6800/8800 Systems, ke dalam daftar alat uji darurat atau Emergency Use Listing (EUL), karena peralatan itu dianggap akurat mendeteksi penyebab penyakit, virus SARS-CoV-2.

    Daftar alat uji yang telah masuk dalam sistem EUL dapat menjadi panduan bagi otoritas kesehatan di negara-negara mitra, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan lembaga penanggulangan Covid-19 lainnya untuk membeli atau melakukan pengadaan alat uji Covid-19, demikian keterangan WHO dalam pernyataan resminya.

    2. Covid-19 yang tidak murni sebabkan kematian. Kepala Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), membantah anggapan tersebut. Menurutnya di lapangan menunjukkan ada orang-orang yang meninggal setelah terinfeksi Corona meski tidak memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas.

    Dikutip dari Detik.com, Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Rita Rogayah mengatakan ada 76 pasien Covid-19 yang meninggal dari sebanyak 205 pasien positif Covid-19 di rumah sakitnya pada April 2020. Dari jumlah pasien yang meninggal itu, 65 pasien (86 persen) memiliki penyakit penyerta, sementara 11 pasien (14 persen) lainnya tanpa penyakit penyerta.

    Kemudian di Surabaya Jawa Timur, hingga 15 Juni 2020 terdapat 328 pasien positif Covid-19 yang meninggal. Sebanyak 300 orang di antaranya memiliki penyakit penyerta, sementara 28 orang lainnya tidak mempunyai penyakit bawaan alias meninggal murni karena Covid-19.

    3. Ada pun perihal ODP dan PDP yang meninggal dan ternyata kemudian terbukti negatif Covid-19. Badan Kesehatan Dunia atau WHO mendefinisikan pasien yang meninggal dalam masa penanganan Covid-19, maka disebut sebagai kematian Covid-19 walaupun berstatus ODP maupun PDP. Untuk itu, bukan hanya pasien positif yang harus mengikuti protokol pemakaman Covid-19, tetapi juga yang berstatus ODP maupun PDP.

    4. Menunggu vaksin sebagai satu-satunya harapan sama sekali bukan jawaban solusi.

    Hadirnya vaksin telah mencegah setidaknya 10 juta kematian pada 2010-2015. Jutaan orang di seluruh dunia pun terlindungi dari penderitaan dan kecacatan yang terkait dengan penyakit seperti pneumonia, diare, batuk rejan, campak, dan polio. Program imunisasi yang berhasil juga memungkinkan prioritas nasional, seperti pendidikan dan pembangunan ekonomi, dapat bertahan.

    Kesimpulan

    Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan RI, data dari 337 pasien Corona COVID-19-19 yang meninggal pada 3 Juni lalu menunjukkan 110 orang tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta. Sebanyak 118 pasien positif COVID-19 lainnya yang meninggal memiliki komorbid tunggal dan 109 pasien berstatus multi komorbid.

    Rujukan