Akun Facebook Ali Imron membagikan gambar di grup Indonesia Raya pada 10/8/2020 yang memperlihatkan dua orang laki-laki yang mengalami gizi buruk dengan narasi sebagai berikut:
“Kalau mau duit ya harus bekerja yang benar.
Masalah Negara sudah ada yang urus tidak usah ikut ikutan demo sana demo sini hanya untuk mengharapkan NASBUNG.
Kasihan kamu Drun, jadi kurus kering hampir mati kelapran karena sepi job demo.
Imam Besar Banget kadrun juga gak pulang-pulang, kasihan kroco kroconya terlantar.
(GFD-2020-4614) [SALAH] “Foto Kondisi Kadrun Saat Ini yang Terancam Mati Kelaparan Akibat Sepinya Job Demo”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/08/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, terdapat artikel yang memberitakan terkait dengan kondisi kedua laki-laki tersebut, Kompas.com dalam artikelnya yang berjudul “Derita Gizi Buruk, Tubuh Pemuda 24 Tahun Ini Susut dan Lumpuh…” tayang pada 24/08/2015. Kedua laki-laki tersebut adalah Munija (24) dan Kardino (17) warga Desa Panguragan Wetan, kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang mengalami gizi buruk.
Munija dan Kardino merupakan kakak beradik yang mengalami gizi buruk sejak lulus Sekolah Dasar yang tiba-tiba mengalami sakit panas, akan tetapi setelah berobat ke puskesmas tidak juga kunjung sembuh.
Munija dan Kardino merupakan kakak beradik yang mengalami gizi buruk sejak lulus Sekolah Dasar yang tiba-tiba mengalami sakit panas, akan tetapi setelah berobat ke puskesmas tidak juga kunjung sembuh.
Kesimpulan
Klaim tersebut tidak benar. Kedua laki-laki tersebut adalah Munija (24) dan Kardino (17) warga Desa Panguragan Wetan, kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat yang mengalami gizi buruk. Informasi tersebut terdapat dalam artikel Kompas.com yang berjudul “Derita Gizi Buruk, Tubuh Pemuda 24 Tahun Ini Susut dan Lumpuh…” tayang pada 24/08/2015.
Rujukan
(GFD-2020-4613) [SALAH] Foto “RASUL NYA CEBONG,,”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/08/2020
Berita
“RASUL NYA CEBONG,,” tulis akun Facebook Shaddam AL MalieQy atau @alexander.a.fatih.3 dengan mengunggah gambar dan tulisan lainnya pada Rabu (12/8).
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Shaddam AL MalieQy atau @alexander.a.fatih.3 mengunggah gambar seseorang yang nampak berpakaian bersimbol salib seperti suster dengan wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang di dalam gambar tersebut terdapat tulisan, “SEKARANG INI SUDAH MUNCUL PEMIMPIN PEKOK DUNGU YANG DIPERCAYA MEMIMPIN DI DUKUNG BANI TOGOG KEDATANGAN DAJJAL. YG PENUH KEDUSTAAN. Para Penipu BERKEDOK PANCASILA & KEDAULATAN NKRI.”
Tidak hanya foto dal tulisan tersebut, akun Facebook Shaddam AL MalieQy menambahkan narasi yang berbunyi sebagai berikut. “RASUL NYA CEBONG,,” tulisnya, Rabu (12/8).
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, faktanya unggahan akun Facebook Shaddam AL MalieQy adalah salah atau keliru.
Foto berpakaian suster dengan simbol salib itu aslinya adalah foto artis Lisette Morelos yang berperan sebagai Suster Cicillia pada telenovela Carita de Angel yang popular di Indonesia pada awal tahun 2000-an.
Pada foto yang diunggah akun Facebook Shaddam AL MalieQy, wajah artis Lisette Morelos diganti dengan wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang fotonya pernah dipakai sebagai sampul artikel oleh wartabuana.com pada 2014 dan teropongsenayan.com di tahun 2015.
Dengan begitu, unggahan akun Facebook Shaddam AL MalieQy berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai konten yang dimanipulasi dengan definisi ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu.
Tidak hanya foto dal tulisan tersebut, akun Facebook Shaddam AL MalieQy menambahkan narasi yang berbunyi sebagai berikut. “RASUL NYA CEBONG,,” tulisnya, Rabu (12/8).
Setelah menelusuri melalui mesin pencari, faktanya unggahan akun Facebook Shaddam AL MalieQy adalah salah atau keliru.
Foto berpakaian suster dengan simbol salib itu aslinya adalah foto artis Lisette Morelos yang berperan sebagai Suster Cicillia pada telenovela Carita de Angel yang popular di Indonesia pada awal tahun 2000-an.
Pada foto yang diunggah akun Facebook Shaddam AL MalieQy, wajah artis Lisette Morelos diganti dengan wajah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang fotonya pernah dipakai sebagai sampul artikel oleh wartabuana.com pada 2014 dan teropongsenayan.com di tahun 2015.
Dengan begitu, unggahan akun Facebook Shaddam AL MalieQy berdasarkan kategori Misinformasi dan Disinformasi dari First Draft dapat disebut sebagai konten yang dimanipulasi dengan definisi ketika informasi atau gambar yang asli dimanipulasi untuk menipu.
Kesimpulan
Foto wajah Presiden Jokowi dengan mengenakan pakaian bersimbol salib seperti suster yang diunggah akun Facebook Shaddam AL MalieQy adalah hasil suntingan atau editan. Aslinya adalah foto artis Lisette Morelos yang berperan sebagai Suster Cicillia pada telenovela Carita de Angel yang popular di Indonesia pada awal tahun 2000-an.
Rujukan
- http1.
- https://archive.fo/eAPu4 2.
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=307049860533782&set=p.307049860533782&type=3&theater 3.
- https://manado.tribunnews.com/2020/06/12/kabar-terbaru-pemeran-dulce-maria-carita-de-angel-daniela-kini-cantik-mempesona-ini-potretnya 4.
- https://hot.liputan6.com/read/4117306/masih-ingat-suster-cecilia-carita-de-angel-ini-6-potret-terbarunya-yang-awet-muda 5.
- https://www.wartabuana.com/news/jokowi-lebih-setuju-bbm-naik 6.
- https://www.teropongsenayan.com/16006-rupiah-anjlok-jokowi-dinilai-cuma-bisa-senyum
(GFD-2020-4612) [SALAH] Foto “pandemi flu 1918”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/08/2020
Berita
Akun Shankhadeep Das (fb.com/100004303534177) mengunggah beberapa foto dengan narasi sebagai berikut:
“I found these photos of 1918 flu pandemic. So relatable…” atau yang jike diterjemahkan “Saya menemukan foto-foto pandemi flu 1918 ini. Sangat cocok …”
“I found these photos of 1918 flu pandemic. So relatable…” atau yang jike diterjemahkan “Saya menemukan foto-foto pandemi flu 1918 ini. Sangat cocok …”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, beberapa foto yang diklaim menggambarkan suasana saat pandemi Flu Spanyol 1918 adalah klaim yang salah.
Faktanya, tidak semua foto yang diunggah sumber klaim terkait dengan pandemi Flu Spanyol 1918.
Dikutip dari AFP, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Foto dua wanita menggunakan masker plastik berbentuk kerucut.
Foto itu berasal dari tahun 1939 di Montreal, Kanada. Menurut situs web arsip nasional Belanda dan Spaarnestad Collection, penutup wajah seperti kerucut digunakan untuk perlindungan terhadap salju.
2. Foto dua wanita yang menutupi kepala dan badannya dengan plastik.
Foto itu diambil pada tahun 1953. Ketika itu plastik digunakan sebagai mantel guna menghindari efek menyengat dari kabut asap yang menyelimuti Philadelphia untuk hari kedua berturut-turut, 20 November 1953.
3. Foto dua wanita yang tengah memakai masker dan berjalan.
Foto diambil lima tahun sebelum wabah flu spanyol. Juru bicara agensi foto Jerman Süddeutsche Zeitung Photo yang mengatakan itu menunjukkan mode “cadar hidung” pada tahun 1913.
4. Foto dua orang wanita yang tengah mendorong kereta bayi dengan mengenakan masker.
Foto diambil pada 9 Juni 1941. “Gas Test, 9th June 1941: A gas masked young mother attends to her child’s pram gas mask during a surprise gas test in Kingston,” begitu keterangan di situs Getty Images.
5. Gambar Iklan “Bell Telephone. When In Qurantine”
Iklan itu berasal dari tahun 1910. Iklan lain yang dimaksudkan untuk menunjukkan kehidupan selama pandemi. Itu muncul di St Louis Post-Dispatch pada 17 November dan meskipun Bell Telephone dipasarkan sebagai cara bagi orang-orang untuk tetap berhubungan ketika dalam karantina, itu terjadi bertahun-tahun sebelum pandemi flu tetapi pada saat wabah penyakit lainnya merebak.
6. Gambar poster “Stay At Home It Has Never Been Easier To Save Lives”
Poster tahun 2020, sebagai bentuk ajakan melawan virus corona baru oleh ilustrator Prancis Mathieu Persan. Poster ini diunggah di akun instagram milik Mathieu Persan pada 13 Maret 2020.
AFP juga telah menelusuri foto lainnya. Foto tersebut di antaranya foto seorang wanita yang tengah memakai masker, selang masker, dan beberapa orang bermasker. Foto-foto tersebut ternyata benar merupakan suasana pandemi flu 1918.
Gambar lain yang ditelusuri kembali ke awal wabah diterbitkan baru-baru ini oleh The New York Times sebagai bagian dari cerita tentang dampak mematikan pandemi di Philadelphia. Foto sebuah tanda di trem yang bertuliskan “Spit menyebar kematian” merupakan gambar yang diakui oleh Perpustakaan Medis Sejarah The College of Physicians of Philadelphia dan bertanggal Oktober 1918.
Salah satu gambar yang lebih populer di internet yang muncul kembali selama Covid-19 menggambarkan sebuah keluarga yang melindungi dari infeksi dengan masker kain, termasuk yang dibuat untuk kucing peliharaan mereka.
Faktanya, tidak semua foto yang diunggah sumber klaim terkait dengan pandemi Flu Spanyol 1918.
Dikutip dari AFP, berikut penjelasan lengkapnya:
1. Foto dua wanita menggunakan masker plastik berbentuk kerucut.
Foto itu berasal dari tahun 1939 di Montreal, Kanada. Menurut situs web arsip nasional Belanda dan Spaarnestad Collection, penutup wajah seperti kerucut digunakan untuk perlindungan terhadap salju.
2. Foto dua wanita yang menutupi kepala dan badannya dengan plastik.
Foto itu diambil pada tahun 1953. Ketika itu plastik digunakan sebagai mantel guna menghindari efek menyengat dari kabut asap yang menyelimuti Philadelphia untuk hari kedua berturut-turut, 20 November 1953.
3. Foto dua wanita yang tengah memakai masker dan berjalan.
Foto diambil lima tahun sebelum wabah flu spanyol. Juru bicara agensi foto Jerman Süddeutsche Zeitung Photo yang mengatakan itu menunjukkan mode “cadar hidung” pada tahun 1913.
4. Foto dua orang wanita yang tengah mendorong kereta bayi dengan mengenakan masker.
Foto diambil pada 9 Juni 1941. “Gas Test, 9th June 1941: A gas masked young mother attends to her child’s pram gas mask during a surprise gas test in Kingston,” begitu keterangan di situs Getty Images.
5. Gambar Iklan “Bell Telephone. When In Qurantine”
Iklan itu berasal dari tahun 1910. Iklan lain yang dimaksudkan untuk menunjukkan kehidupan selama pandemi. Itu muncul di St Louis Post-Dispatch pada 17 November dan meskipun Bell Telephone dipasarkan sebagai cara bagi orang-orang untuk tetap berhubungan ketika dalam karantina, itu terjadi bertahun-tahun sebelum pandemi flu tetapi pada saat wabah penyakit lainnya merebak.
6. Gambar poster “Stay At Home It Has Never Been Easier To Save Lives”
Poster tahun 2020, sebagai bentuk ajakan melawan virus corona baru oleh ilustrator Prancis Mathieu Persan. Poster ini diunggah di akun instagram milik Mathieu Persan pada 13 Maret 2020.
AFP juga telah menelusuri foto lainnya. Foto tersebut di antaranya foto seorang wanita yang tengah memakai masker, selang masker, dan beberapa orang bermasker. Foto-foto tersebut ternyata benar merupakan suasana pandemi flu 1918.
Gambar lain yang ditelusuri kembali ke awal wabah diterbitkan baru-baru ini oleh The New York Times sebagai bagian dari cerita tentang dampak mematikan pandemi di Philadelphia. Foto sebuah tanda di trem yang bertuliskan “Spit menyebar kematian” merupakan gambar yang diakui oleh Perpustakaan Medis Sejarah The College of Physicians of Philadelphia dan bertanggal Oktober 1918.
Salah satu gambar yang lebih populer di internet yang muncul kembali selama Covid-19 menggambarkan sebuah keluarga yang melindungi dari infeksi dengan masker kain, termasuk yang dibuat untuk kucing peliharaan mereka.
Kesimpulan
Tidak semua foto yang diunggah sumber klaim terkait dengan pandemi Flu Spanyol 1918.
Rujukan
- https://factcheck.afp.com/not-all-images-are-related-global-influenza-outbreak-century-ago
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4324534/cek-fakta-beredar-foto-foto-suasana-saat-pandemi-flu-spanyol-1918-benarkah
- https://www.medcom.id/telusur/cek-fakta/MkMGWQmN-cek-fakta-foto-suasana-saat-pandemi-flu-spanyol-1918-hoaks-ini-faktanya
- https://id.wikipedia.org/wiki/Flu_Spanyol
(GFD-2020-4611) [SALAH] Memakai Masker Dapat Timbulkan Radang Selaput Dada
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/08/2020
Berita
Beredar postingan dari akun Facebook Anna Sommers yang berisikan narasi seorang gadis menderita pleurisy atau radang selaput dada dikarenakan penggunaan masker. Postingan ini telah dikomentari sekitar 1000 kali dan telah disebarkan kembali sekitar 7100 kali.
Berikut kutipan narasinya:
“My daughter. 19 yrs old. Healthy. Frontline worker at a huge grocery store chain. Started feeling sick about two weeks ago. Side and back pain. Nausea.. Chest pain. Primary doc sent her for chest x-ray.. Something "lit up" on right side. Sent for MRI. Cat scan. Ultra sound of back and abdomen areas..NOTHING.. While at work was unable to breathe. Chest pain. Rushed to e.r. quarantined. Tested for covid. Young. By herself because no one can be with her. Turns out its pleurisy.. An inflection of the outside of the lining of the lungs. They basically tell her.. It's because she has been wearing a mask for over 8 hours a day 5-6 days a week. Breathing in her own bacteria. Carbon dioxide.. Caused an infection. And now she is in severe pain. Has to be off work with no pay.. But you wont see that on social media! She's 19. Healthy. And now is bed bound and struggling to breathe. Antibiotics. Steroids. Breathing treatments.
(Jennifer Brown) -shared”
Jika diterjemahkan narasi tersebut berbunyi seperti ini :
"Anak perempuanku. 19 tahun. Sehat. Pekerja garis depan di rantai toko kelontong besar. Mulai merasa mual sekitar dua minggu lalu. Nyeri sisi dan punggung. Mual .. Nyeri dada. Dokter primer mengirimnya untuk rontgen dada .. Sesuatu "menyala" di sisi kanan. Dikirim untuk MRI. Suara ultra dari daerah punggung dan perut..Tidak ada .. Saat bekerja tidak dapat bernapas. Nyeri dada. Bergegas ke UGD. Dikarantina. Diuji untuk covid. Muda, sendiri karena tidak ada yang bisa bersamanya. Ternyata itu radang selaput dada .. Infleksi bagian luar dari lapisan paru-paru. Mereka pada dasarnya memberitahunya .. Itu karena dia telah memakai masker selama lebih dari 8 jam sehari 5-6 hari seminggu. Bernapas dalam bakteri sendiri. Karbon dioksida .. Menyebabkan infeksi. Dan sekarang dia sangat kesakitan. Harus pergi bekerja tanpa bayaran .. Tapi Anda tidak akan melihatnya di media sosial! Dia 19. Sehat. Dan sekarang ranjang terikat dan berjuang untuk bernafas. Antibiotik. Steroid. Perawatan pernapasan."
Berikut kutipan narasinya:
“My daughter. 19 yrs old. Healthy. Frontline worker at a huge grocery store chain. Started feeling sick about two weeks ago. Side and back pain. Nausea.. Chest pain. Primary doc sent her for chest x-ray.. Something "lit up" on right side. Sent for MRI. Cat scan. Ultra sound of back and abdomen areas..NOTHING.. While at work was unable to breathe. Chest pain. Rushed to e.r. quarantined. Tested for covid. Young. By herself because no one can be with her. Turns out its pleurisy.. An inflection of the outside of the lining of the lungs. They basically tell her.. It's because she has been wearing a mask for over 8 hours a day 5-6 days a week. Breathing in her own bacteria. Carbon dioxide.. Caused an infection. And now she is in severe pain. Has to be off work with no pay.. But you wont see that on social media! She's 19. Healthy. And now is bed bound and struggling to breathe. Antibiotics. Steroids. Breathing treatments.
(Jennifer Brown) -shared”
Jika diterjemahkan narasi tersebut berbunyi seperti ini :
"Anak perempuanku. 19 tahun. Sehat. Pekerja garis depan di rantai toko kelontong besar. Mulai merasa mual sekitar dua minggu lalu. Nyeri sisi dan punggung. Mual .. Nyeri dada. Dokter primer mengirimnya untuk rontgen dada .. Sesuatu "menyala" di sisi kanan. Dikirim untuk MRI. Suara ultra dari daerah punggung dan perut..Tidak ada .. Saat bekerja tidak dapat bernapas. Nyeri dada. Bergegas ke UGD. Dikarantina. Diuji untuk covid. Muda, sendiri karena tidak ada yang bisa bersamanya. Ternyata itu radang selaput dada .. Infleksi bagian luar dari lapisan paru-paru. Mereka pada dasarnya memberitahunya .. Itu karena dia telah memakai masker selama lebih dari 8 jam sehari 5-6 hari seminggu. Bernapas dalam bakteri sendiri. Karbon dioksida .. Menyebabkan infeksi. Dan sekarang dia sangat kesakitan. Harus pergi bekerja tanpa bayaran .. Tapi Anda tidak akan melihatnya di media sosial! Dia 19. Sehat. Dan sekarang ranjang terikat dan berjuang untuk bernafas. Antibiotik. Steroid. Perawatan pernapasan."
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan artikel factcheck.afp.com, Departemen Kesehatan Australia kota Victoria menjelaskan bahwa pleurisy atau radang selaput dada disebabkan oleh infeksi virus, infeksi bakteri, kanker, pembekuan darah pada paru-paru dan kondisi autoimun. Dr. Leon van den Toorn, presiden the Dutch Association of Doctors for Lung Diseases and Tuberculosis menjelaskan penggunaan masker tidak menimbulkan risiko bagi diri sendiri.
Menurut artikel apnews.com, Humberto Choi sebagai pulmonologi di Cleveland Clinic menyatakan bahwa klaim tersebut tidak benar, disebutkan juga ribuan pekerja medis bekerja dengan menggunakan masker setiap harinya bahkan masker yang digunakan lebih ketat dari masker bedah dan hingga sekarang belum ada yang terkena pleurisy.
Menurut artikel apnews.com, Humberto Choi sebagai pulmonologi di Cleveland Clinic menyatakan bahwa klaim tersebut tidak benar, disebutkan juga ribuan pekerja medis bekerja dengan menggunakan masker setiap harinya bahkan masker yang digunakan lebih ketat dari masker bedah dan hingga sekarang belum ada yang terkena pleurisy.
Kesimpulan
Klaim tersebut tidak benar, pemakaian masker sama sekali tidak menimbulkan risiko bagi diri sendiri ataupun pleurisy. Pleurisy atau radang selaput dada hanya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, pembekuan darah pada paru-paru, dan kondisi autoimun.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/12/salah-memakai-masker-dapat-timbulkan-radang-selaput-dada/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4320018/cek-fakta-tidak-benar-memakai-masker-bisa-bikin-radang-selaput-dada
- https://factcheck.afp.com/wearing-face-mask-does-not-put-you-risk-developing-pleurisy-health-experts-say
- https://apnews.com/afs:Content:9051682276
Halaman: 5519/6115