• (GFD-2020-4636) [SALAH] Drone Mata-Mata Berbentuk Serangga yang didanai oleh Pemerintah Amerika Serikat dan Sudah Dalam Masa Produksi

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/08/2020

    Berita

    Beredar postingan dari akun Facebook Shubham Dhiman dengan narasi tentang adanya drone mata-mata berbentuk serangga yang didanai oleh pemerintah Amerika Serikat dan sekarang ini sudah dalam masa produksi, diklaim drone ini memiliki kemampuan untuk mengambil foto, sampel DNA, dan juga memasang pelacak teknologi nano RFID. Postingan ini telah mendapat 9 likes dan dikomentari sebanyak 1 kali.

    Berikut kutipan narasinya:

    “It’s an insect spy drone for urban areas, already in production, funded by the US Government. It can be remotely controlled and is equipped with a camera and a microphone. It can land on you, and it may have the potential to take a DNA sample or leave RFID tracking nanotechnology on your skin. It can fly through an open window, or it can attach to your clothing until you take it in your home”

    Jika diterjemahkan akan berbunyi seperti ini :

    “ini adalah sebuah drone serangga mata-mata untuk daerah urban, sudah dalam produksi, dibiayai oleh pemerintah Amerika Serikat. Ini dapat dikendalikan secara remote dan dilengkapi dengan sebuah kamera dan sebuah mikrofon. Dapat mendarat padamu dan berpotensial untuk mengambil sampel DNA atau meletakan pelacak teknologi nano RFID pada kulitmu. Dapat juga terbang melewati jendela yang terbuka atau menempel pada pakaianmu sampai kamu tiba dirumahmu”

    Hasil Cek Fakta

    Penelusuran tentang narasi tersebut menuju ke sebuah artikel dari snopes.com yang dirilis pada tanggal 14 Agustus 2012. Gambar tersebut sudah tersebar sejak tahun 2008, dijelaskan juga bahwa memang ada penelitian untuk pengembangan Micro Air Vehicles (MAV) salah satunya pada tahun 2007 MAV yang dibuat dengan desain mengikuti burung dan serangga sebesar 3 cm dan dengan berat sebesar 60 mg, tahun 2008 adanya MAV dalam bentuk kumbang bumblebee dan pada tahun 2012 adanya penelitian oleh John Hopkins University yang mempelajari cara terbang kupu-kupu untuk membantu robot kecil mengikuti gerakan tersebut. Artikel tersebut juga dijelaskan bahwa untuk MAV dengan bentuk spesifik seperti nyamuk hanyalah desain mock up untuk MAV, bukanlah foto yang diambil dari benda yang berfungsi sepenuhnya yang sudah diproduksi. Perihal dengan teknologi yang akan dilengkapi pada MAV seperti dapat mengambil sampel DNA atau menaruh alat pelacak mikro-RFID dibawah kulit seseorang dapat memungkinkan pada waktu mendatang tetapi untuk sekarang ini masih menjadi spekulasi fiksi.

    Menurut artikel periksa fakta africacheck.org, pada tahun 2019 NBC mengusut perkembangan drone yang baru masih dalam tahap prototype sehingga masih beberapa tahun ke depan agar drone tersebut bisa digunakan, disebutkan bahwa teknologi yang diimplementasikan adalah dapat membawa kamera, radio, sistem GPS, dan sensor yang bervariasi. Tim Africa Check mengkontaki John Hopkins University dan berbicara kepada Dr Rajat Mittal sebagai professor teknik mesin di John Hopkins Whiting School of Engineering, ia menjelaskan bahwa ia tidak mengetahui adanya teknologi tersebut yang dapat digunakan sebagai drone mata-mata pada kawasan perkotaan. Ia juga menambahkan teknologi tersebut tidak memungkinkan untuk dapat mengambil sampel darah ataupun meninggalkan alat pelacak RFID (radio-frequency identification) pada kulit.

    Kesimpulan

    Melihat dari penjelasan tersebut, klaim drone mata-mata berbentuk nyamuk dan sudah dalam masa produksi dengan teknologi dapat mengambil sampel DNA dan menaruh alat pelacak pada kulit manusia adalah tidak benar dan termasuk dalam Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4635) [SALAH] Air Kelapa Muda, Jeruk Nipis, dan Garam Obat Covid-19

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 16/08/2020

    Berita

    Beredar pesan berantai Whatsapp yang berisikan informasi mengenai obat untuk Covid-19. Dalam pesan berantai tersebut dikatakan bahwa obat Covid-19 terdiri dari campuran air kelapa muda, jeruk nipis, dan sesendok makan garam yang diaduk kemudian diminum airnya.

    Berikut kutipan narasinya:

    “🙏Tolong bantu dikasih tahu ke saudara² kita yg kena covid 19..

    🙏Ini obat pemberian dari TUHAN yg mudah didapat yg sangat manjur..

    🥥 1 biji air kelapa muda 🍈 1 biji jeruk nipis diperas 🥄1 sendok makan garam

    Semuanya diaduk dan diminum airnya... dijamin 1 jam kemudian virusnya akan hilang....

    🙏Mudah mudahan semua dalam keadaan sehat walafiat..Tuhan memberkati..

    🙏Info dari teman yg kakaknya di kota Bau Bau Sulawesi Tenggara..obat herbal ini sangat manjur.....

    Bisa di infokan ke saudara,teman atau keluarga kita terima kasih.....🙏🙏🙏”

    Obat Covid-19
    1 buah air kelapa
    1 buah jeruk nipis
    1 sendok makan garam
    2 sendok madu

    Garam obat covid 19

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut keliru. Dilansir dari liputan6.com, Farmakolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., mengatakan bahwa kabar tersebut belum terbukti secara klinis, sehingga masyarakat diminta untuk tidak mudah menerima informasi yang belum terbukti secara klinis.

    "Jika ada kabar-kabar begitu saja yang belum ada buktinya, sebaiknya tidak langsung diterima," kata Zullies.

    Guru Besar Fakultas Farmasi UGM tersebut mengungkapkan, menemukan obat covid itu bukan hal yang mudah, harus dilakukan penelitian mendalam untuk membuktikannya.

    "Jika kebetulan saja sembuh ketika minum air kelapa, ya mungkin saja. tetapi, apakah bisa lebih cepat sembuh dari pada yang tidak minum? apakah sudah ada buktinya?," tutur Zulies.

    Menurut Zullies, untuk memastikan efek suatu terapi atau obat tentu harus ada disainnya dan ada pembandingnya. "Jika hanya sekelompok orang yang minum air kelapa bisa sembuh, apakah sekelompok orang lain yang tidak minum juga sembuh? ada perbedaan kecepatan sembuhnya tidak?," papar Zullies.

    Adapun, isu mengenai obat Covid-19 terkait jeruk nipis ataupun lemon dan garam sudah pernah diperiksa faktanya dalam artikel berjudul [SALAH] Campuran Garam dan Air Hangat Mampu Hilangkan Virus Corona, [SALAH] Minum Banyak Air dan Berkumur dengan Air Hangat & Garam atau Cuka Dapat Menghilangkan Virus Corona Saat di Tenggorokan, [SALAH] Vietnam Tidak Ada Korban Meninggal Covid-19 Karena Teh dan Lemon, dan [SALAH] Obat Virus Corona Ditemukan Hanya Berbahan Lemon dan Teh Hangat.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim pesan berantai Whatsapp tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4634) [SALAH] BIN Tetapkan Jakarta Zona Hitam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/08/2020

    Berita

    Sebuah akun Facebook bernama Idwar Rsi membagikan sebuah video yang berdurasi 1 menit 37 detik, video diawali dengan bumper in berlogo BIN berwarna merah dan kuning. Lalu muncul tulisan 'Kondisi COVID-19 di DKI Jakarta.'

    Berikut kutipan narasinya:

    “ZONA HITAM DKI, MASIH GA PERCAYA COVID ITU ADA”

    Hasil Cek Fakta

    Gambar kemudian berubah menjadi peta pemaparan kondisi COVID-19 di Jakarta. Pada pojok kanan atas ada logo BIN berwarna kuning dan merah. Data tersebut dimulai pada tanggal 5 Maret 2020. Tampak peta masih berwarna putih.

    Pada video itu digambarkan perkembangan kasus COVID di Jakarta. Pada tanggal 28 Maret peta Jakarta mulai berwarna cream menuju oranye. Pada tanggal 4 Mei 2020, seluruh peta DKI Jakarta berwarna merah cerah.
    Kemudian pada tanggal 17 Mei 2020, peta Corona di DKI Jakarta berubah menjadi merah tua. Sedangkan pada tanggal 28 Juli 2020, peta DKI Jakarta telah berwarna hitam. Warna hitam itu bertahan hingga 9 Agustus 2020.

    Video itu kemudian menampilkan perbandingan kasus akumulatif COVID-19 di DKI Jakarta dengan kab/kota tertinggi di Jawa Timur. Pada bagian ini ada tulisan 'Patuhi protokol kesehatan wujudkan Indonesia produktif dan aman COVID-19'. Video diakhiri dengan tampilan logo BIN berwarna merah dan kuning.

    Deputi-VII Bidang Komunikasi dan Informasi BIN Wawan Hari Purwanto merespon video yang tersebar itu. "Hoax, bukan dari BIN," kata Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto.

    Pemprov DKI juga turut membantah hal tersebut. "Zona hitam itu apa maksudnya. Tidak ada Zona hitam," ujar Wakil Gubernur DKI, Ahmad Riza Patria. Riza mengatakan memang tingkat penyebaran Corona di DKI termasuk tinggi, tapi hal itu diantisipasi dengan testing dalam jumlah yang besar. Jadi tidak ada zona hitam di Jakarta.

    Ada pun mengenai Jakarta masuk ke zona hitam, data pada hari Rabu (12/8) dari Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 pusat memperlihatkan di Jakarta ada dua kategori zona, yaitu zona merah dan oranye. Berikut data zona risiko di DKI Jakarta:
    - Jakarta Selatan: zona oranye (zona risiko sedang)
    - Jakarta Barat: zona merah (zona risiko tinggi)
    - Jakarta Timur: zona merah (zona risiko tinggi)
    - Jakarta Pusat: zona merah (zona risiko tinggi)
    - Kepulauan Seribu: zona oranye (zona risiko sedang)
    - Jakarta Utara: zona merah (zona risiko tinggi).

    Jika dilihat peta persebaran COVID-19 secara nasional, peta DKI Jakarta tidak terlihat UN berwarna hitam. Secara keseluruhan peta persebaran Corona juga tidak menampilkan satu daerah pun yang berwarna hitam.

    Kesimpulan

    BIN memastikan bahwa video itu hoax. "Hoax, bukan dari BIN," kata Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto saat dihubungi Detik, Rabu (12/8/2020).

    Rujukan

  • (GFD-2020-4633) [SALAH] Foto “Anies Baswedan Panen Padi Masih Hijau”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 16/08/2020

    Berita

    Akun Kardiman Bin Paijo (fb.com/cardiman.cardiman.184) mengunggah sebuah gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Total Kadrun Idiot…!!!”

    Gambar yang diunggah pada 9 Mei 2020 ini menampikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sedang memegang arit dan padi. Di gambar tersebut juga terdapat narasi “Seolah-olah Anies Panen Raya, Padahal DKI tidak ada Sawah, Pendukung Gubernur DKI nggak bisa jawab, nuduh Cebong yang Ngedit , Sama ketika Sarumpaet Oplas bilangnya Digebukin…!!” dan “PADI MASIH HIJAU UDAH DIPANEN? GOBLOKNYA OVERDOSIS”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memanen padi yang amsih hijau adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto itu adalah foto hasil editan atau suntingan. Di foto aslinya, padi sudah menguning dan memang siap untuk dipanen. Panen raya padi yang dihadiri Anies Baswedan itu terjadi pada tahun 2018 dan berlokasi di Jl Inspeksi Timur, Kelurahan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur.

    Foto asli, salah satunya dimuat di situs Berita Jakarta pada Selasa, 23 Januari 2018 di artikel berjudul “Gubernur Panen Raya Padi di Cakung”. Di artikel ini, dijelaskan bahwa turut mendampingi Anies, Wali Kota Jakarta Timur, Bambang Musyawardana; Kepala Dinas Kelautan, Pertanian dan Ketahanan Pangan, Darjamuni; Kepala Biro Perekonomian, Sri Haryati; serta Camat Cakung, Alamsyah.

    Usai potong padi bersama petani setempat, Anies tampak dengan sigap ikut melakukan proses merontokkan bulir-bulir gabah.

    “Alhamdulillah, padi yang ditanam bulan Oktober sudah bisa dipanen. Lahan pertanian ini luasnya sekitar tiga hektare,” kata Anies, Selasa (23/1/2018).

    Selain melakukan panen padi, Anies juga melakukan peninjauan ke kebun buah naga. Bahkan, Anies juga mencicipi buah yang ditanam petani lokal tersebut.

    Foto-foto lain Anies yang sedang memanen padi ditemukan di situs Tempo.co yang diabadikan fotografer Tempo Ilham Fikri. Dengan mengenakan caping dan memegang arit, Anies memotong batang padi yang telah menguning.

    Dilansir dari Medcom.id, Anies memanen di area pertanian, Jalan Inspeksi Sisi Timur Banjir Kanal Timur (BKT), RW 008, Cakung Timur, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.

    Kesimpulan

    Foto editan / suntingan. Di foto aslinya, padi sudah menguning dan memang siap untuk dipanen. Panen raya padi yang dihadiri Anies Baswedan itu terjadi pada tahun 2018 dan berlokasi di Jl Inspeksi Timur, Kelurahan Cakung Timur, Cakung, Jakarta Timur.

    Rujukan