“Turut berdukacita atas musibah d NTT,
Media TV sampai lupa GK ada yg nyiarin berita musibah d NTT”
(GFD-2021-6661) [SALAH] Musibah di NTT Tidak Disiarkan di Televisi
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/04/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun bernama Difa dif dif memposting sebuah narasi turut berduka cita atas musibah yang melanda NTT serta mengklaim bahwa media TV tidak ada yang menyiarkan berita bencana di NTT.
Setelah ditelusuri klaim tersebut tidak benar karena beberapa media TV sudah menyiarkan berita bencana yang melanda NTT seperti CNN Indonesia yang memuat siaran berjudul “Banjir Bandang Terjanh Flores Timur” pada tanggal 5 April 2021.
Kemudian pada Youtube Kompas TV juga menayangkan berita tentang susana kepanikan warga saat menyaksikan banjir bandang. Tvone juga memberitakan bencana yang terjadi di NTT dalam tayangan yang diunggah pada 4 April 2021 itu memuat informasi tentang korban bencana dan kerusakan yang disebabkan bencana tersebut.
Dengan demikian klaim bahwa musibah di NTT tidak disiarkan pada media TV adalah tidak benar pasalnya banyak media TV seperti Tvone, metro, dan CNN sudah menyiarkan berita tersebut sehingga masuk dalam kategori konten salah.
Setelah ditelusuri klaim tersebut tidak benar karena beberapa media TV sudah menyiarkan berita bencana yang melanda NTT seperti CNN Indonesia yang memuat siaran berjudul “Banjir Bandang Terjanh Flores Timur” pada tanggal 5 April 2021.
Kemudian pada Youtube Kompas TV juga menayangkan berita tentang susana kepanikan warga saat menyaksikan banjir bandang. Tvone juga memberitakan bencana yang terjadi di NTT dalam tayangan yang diunggah pada 4 April 2021 itu memuat informasi tentang korban bencana dan kerusakan yang disebabkan bencana tersebut.
Dengan demikian klaim bahwa musibah di NTT tidak disiarkan pada media TV adalah tidak benar pasalnya banyak media TV seperti Tvone, metro, dan CNN sudah menyiarkan berita tersebut sehingga masuk dalam kategori konten salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).
Hal tersebut tidak benar. Faktanya banyak media yang sudah menyiarkan bencana yang melanda NTT tersebut misalnya Tvone, Metro, dan CNN.
Hal tersebut tidak benar. Faktanya banyak media yang sudah menyiarkan bencana yang melanda NTT tersebut misalnya Tvone, Metro, dan CNN.
Rujukan
(GFD-2021-6660) [SALAH] Video “Lebih dari 300 kapal menunggu di Kanal Suez untuk transit”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 07/04/2021
Berita
Akun Facebook Damian Zohar (fb.com/damianjaya.permai) pada 28 Maret 2021 mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:
“Lebih dari 300 kapal menunggu di Kanal Suez untuk transit. Dengan informasi dari Esteban Cedeno”
“Lebih dari 300 kapal menunggu di Kanal Suez untuk transit. Dengan informasi dari Esteban Cedeno”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang diklaim menunjukkan lebih dari 300 kapal yang terjebak di Terusan Suez, Mesir merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan di Terusan Suez. Kejadian di video itu aslinya diambil di perairan Bangladesh pada bulan Februari 2021.
Video yang identik, diunggah oleh pengguna Linkedin, Sujeeva SALWATURA pada bulan Februari 2021 dengan narasi sebagai berikut:
“Fascinating site witnessed early hours yesterday while on a short flight from Port City Chittagong to Dhaka …. because of current global context and due to less bb imports most of lighter barges become unemployed and anchored. for sure they are not maintaining social distances as it appears!” atau yang jika diterjemahkan:
“Situs menarik disaksikan dini hari kemarin ketika dalam penerbangan singkat dari Port City Chittagong ke Dhaka …. karena konteks global saat ini dan karena impor bb yang lebih sedikit, sebagian besar tongkang yang lebih ringan menjadi menganggur dan berlabuh. pasti mereka tidak menjaga jarak sosial seperti yang terlihat!”
Keterangan unggahan LinkedIn itu menyebutkan bahwa video itu direkam saat penerbangan dari Chittagong, kota pelabuhan Bangladesh, menuju ke ibukota negara, Dhaka.
Dilansir dari AFP, dalam sebuah pesan kepada AFP pada tanggal 1 April 2021, Sujeeva Salwatura, pengguna LinkedIn yang memegang jabatan “country head” di “Pacific International Lines (PTE)”, mengonfirmasi bahwa dialah perekam video itu.
“Saya merekamnya di sebuah penerbangan domestik dari kota pelabuhan Chittagong ke Dhaka, 23 Februari,” katanya.
Faktanya, bukan di Terusan Suez. Kejadian di video itu aslinya diambil di perairan Bangladesh pada bulan Februari 2021.
Video yang identik, diunggah oleh pengguna Linkedin, Sujeeva SALWATURA pada bulan Februari 2021 dengan narasi sebagai berikut:
“Fascinating site witnessed early hours yesterday while on a short flight from Port City Chittagong to Dhaka …. because of current global context and due to less bb imports most of lighter barges become unemployed and anchored. for sure they are not maintaining social distances as it appears!” atau yang jika diterjemahkan:
“Situs menarik disaksikan dini hari kemarin ketika dalam penerbangan singkat dari Port City Chittagong ke Dhaka …. karena konteks global saat ini dan karena impor bb yang lebih sedikit, sebagian besar tongkang yang lebih ringan menjadi menganggur dan berlabuh. pasti mereka tidak menjaga jarak sosial seperti yang terlihat!”
Keterangan unggahan LinkedIn itu menyebutkan bahwa video itu direkam saat penerbangan dari Chittagong, kota pelabuhan Bangladesh, menuju ke ibukota negara, Dhaka.
Dilansir dari AFP, dalam sebuah pesan kepada AFP pada tanggal 1 April 2021, Sujeeva Salwatura, pengguna LinkedIn yang memegang jabatan “country head” di “Pacific International Lines (PTE)”, mengonfirmasi bahwa dialah perekam video itu.
“Saya merekamnya di sebuah penerbangan domestik dari kota pelabuhan Chittagong ke Dhaka, 23 Februari,” katanya.
Kesimpulan
BUKAN di Terusan Suez. Kejadian di video itu aslinya diambil di perairan Bangladesh pada bulan Februari 2021.
Rujukan
- https://periksafakta.afp.com/video-ini-diambil-di-bangladesh-pada-bulan-februari-2021-sebulan-sebelum-kapal-raksasa-memblokir
- https://www.linkedin.com/posts/sujeeva-salwatura-49341a36_fascinating-site-witnessed-early-hours-yesterday-activity-6770222582080786432-w-lv (Arsip –
- https://perma.cc/YC9B-WPKX)
(GFD-2021-6659) [SALAH] Artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?”
Sumber: ArtikelTanggal publish: 07/04/2021
Berita
Beredar artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?”
Artikel itu berisi penjelasan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan peternakan satwa liar di Cina yang menjadi sumber pandemi Covid-19. Informasi tersebut diklaim berasal dari situs Intisari Grid, yang mengutip situs sains luar negeri Live Science pada 18 Maret 2021.
“Sudah lebih dari setahun virus corona (Covid-19) menyerang dunia.
Lebih dari 100 juta orang terinfeksi dan 2 juta lebih tewas karenanya. Namun hingga kini asal usul virus corona masih belum jelas. Sebab ada dugaan China telah membohongi dunia terkait virus baru itu. Nah, setelah berbulan-bulan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah melakukan penyelidikan menemukan dari mana pandemi Covid-19 berasal.
Dalam investigasinya, WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di China menjadi sumber pandemi Covid-19. Seperti dikutip dari Live Science, Kamis (18/3/2021) menurut Peter Daszak, ahli ekologi penyakit di tim WHO yang melakukan investigasi ke China, di sekitar provinsi Yunna di China selatan terdapat banyak peternakan satwa liar. Menurutnya, peternak satwa liar tersebut kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus pertama Covid-19 di temukan. “https://intisari.grid.id/”
Artikel itu berisi penjelasan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan peternakan satwa liar di Cina yang menjadi sumber pandemi Covid-19. Informasi tersebut diklaim berasal dari situs Intisari Grid, yang mengutip situs sains luar negeri Live Science pada 18 Maret 2021.
“Sudah lebih dari setahun virus corona (Covid-19) menyerang dunia.
Lebih dari 100 juta orang terinfeksi dan 2 juta lebih tewas karenanya. Namun hingga kini asal usul virus corona masih belum jelas. Sebab ada dugaan China telah membohongi dunia terkait virus baru itu. Nah, setelah berbulan-bulan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang telah melakukan penyelidikan menemukan dari mana pandemi Covid-19 berasal.
Dalam investigasinya, WHO menemukan bahwa peternakan satwa liar di China menjadi sumber pandemi Covid-19. Seperti dikutip dari Live Science, Kamis (18/3/2021) menurut Peter Daszak, ahli ekologi penyakit di tim WHO yang melakukan investigasi ke China, di sekitar provinsi Yunna di China selatan terdapat banyak peternakan satwa liar. Menurutnya, peternak satwa liar tersebut kemungkinan besar memasok hewan ke pedagang di Pasar Grosir Makanan Laut Huanan di Wuhan, tempat kasus pertama Covid-19 di temukan. “https://intisari.grid.id/”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, artikel berjudul “China Tidak Bisa Berbohong Lagi, WHO Akhirnya Bongkar Asal Usul Virus Corona yang Sebenarnya, Benarkah Dunia Sudah Dibohongi Selama Ini?” merupakan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.
Dilansir dari Tempo, artikel yang dipublikasikan oleh Kabarterkini.sehatalajsr.com tersebut memang berasal dari artikel Intisari Grid yang diterbitkan pada 19 Maret 2021. Namun, artikel itu tidak memuat secara lengkap artikel Intisari Grid. Artikel tersebut hanya berisi sekitar sepertiga dari isi artikel yang dimuat Intisari.
Judul artikel Intisari Grid (Grup Kompas) pun tidak sesuai dengan isi berita di situs Kompas.com yang menjadi sumber artikel tersebut. Berita Kompas.com yang dimaksud adalah berita yang berjudul “Dari Mana Covid-19 Berasal, WHO Ungkap Hasil Investigasinya” yang terbit pada 18 Maret 2021.
Berita Kompas.com ini tidak menyebut adanya kebohongan yang dilakukan oleh Cina. Berita itu menjelaskan temuan WHO, bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, berasal dari peternakan hewan yang banyak berdiri di Cina.
Di Intisari Grid, artikel tersebut disajikan dalam tiga halaman. Kabarterkini.sehatalajsr.com hanya mengutip isi artikel Intisari Grid yang terdapat di halaman pertama. Penjelasan yang tidak dimuat oleh situs itu antara lain sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang adanya kemungkinan bahwa beberapa hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut. Pada Januari lalu, tim ahli WHO pergi ke Cina untuk menyelidiki bagaimana pandemi Covid-19 pertama kali dimulai. Banyak teori konspirasi menyebar tentang asal-usul virus Corona, termasuk bahwa virus ini lolos dari laboratorium Wuhan. Namun, bulan lalu, penyidik WHO menepis teori itu.
2. Konsesus umum para ilmuwan adalah bahwa virus Corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia kemungkinan melalui spesies perantara. Konsensus umum inilah yang kemudian ditemukan oleh WHO, bahwa virus Corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Cina selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian menular ke manusia. Namun, WHO masih belum mengetahui hewan yang menjadi perantara virus tersebut antara kelelawar dan manusia.
3. Peternakan satwa liar sendiri merupakan bagian dari proyek yang telah dipromosikan oleh pemerintah Cina selama 20 tahun terakhir, untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan. “Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, rakun, dan tikus bambu, dan membiakkan mereka di penangkaran,” kata Daszak.
4. Tapi, pada Februari 2020, Cina menutup peternakan tersebut, kemungkinan karena pemerintah mengira bahwa peternakan itu adalah bagian dari jalur transmisi kelelawar ke manusia. Pemerintah pun memberikan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh, atau membakar hewan supaya tak menyebarkan penyakit. “Saya pikir Covid-19 pertama kali menyerang orang-orang di Cina Selatan. Dan tampaknya seperti itu,” kata Daszak.
Faktanya, di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.
Dilansir dari Tempo, artikel yang dipublikasikan oleh Kabarterkini.sehatalajsr.com tersebut memang berasal dari artikel Intisari Grid yang diterbitkan pada 19 Maret 2021. Namun, artikel itu tidak memuat secara lengkap artikel Intisari Grid. Artikel tersebut hanya berisi sekitar sepertiga dari isi artikel yang dimuat Intisari.
Judul artikel Intisari Grid (Grup Kompas) pun tidak sesuai dengan isi berita di situs Kompas.com yang menjadi sumber artikel tersebut. Berita Kompas.com yang dimaksud adalah berita yang berjudul “Dari Mana Covid-19 Berasal, WHO Ungkap Hasil Investigasinya” yang terbit pada 18 Maret 2021.
Berita Kompas.com ini tidak menyebut adanya kebohongan yang dilakukan oleh Cina. Berita itu menjelaskan temuan WHO, bahwa kemungkinan virus Corona penyebab Covid-19, SARS-CoV-2, berasal dari peternakan hewan yang banyak berdiri di Cina.
Di Intisari Grid, artikel tersebut disajikan dalam tiga halaman. Kabarterkini.sehatalajsr.com hanya mengutip isi artikel Intisari Grid yang terdapat di halaman pertama. Penjelasan yang tidak dimuat oleh situs itu antara lain sebagai berikut:
1. Penjelasan tentang adanya kemungkinan bahwa beberapa hewan liar yang dipasok bisa saja tertular SARS-CoV-2 dari kelelawar di daerah tersebut. Pada Januari lalu, tim ahli WHO pergi ke Cina untuk menyelidiki bagaimana pandemi Covid-19 pertama kali dimulai. Banyak teori konspirasi menyebar tentang asal-usul virus Corona, termasuk bahwa virus ini lolos dari laboratorium Wuhan. Namun, bulan lalu, penyidik WHO menepis teori itu.
2. Konsesus umum para ilmuwan adalah bahwa virus Corona beredar di kelelawar dan melompat ke manusia kemungkinan melalui spesies perantara. Konsensus umum inilah yang kemudian ditemukan oleh WHO, bahwa virus Corona kemungkinan ditularkan dari kelelawar di Cina selatan ke hewan di peternakan satwa liar, kemudian menular ke manusia. Namun, WHO masih belum mengetahui hewan yang menjadi perantara virus tersebut antara kelelawar dan manusia.
3. Peternakan satwa liar sendiri merupakan bagian dari proyek yang telah dipromosikan oleh pemerintah Cina selama 20 tahun terakhir, untuk mengangkat penduduk pedesaan keluar dari kemiskinan. “Mereka mengambil hewan eksotis, seperti musang, landak, trenggiling, rakun, dan tikus bambu, dan membiakkan mereka di penangkaran,” kata Daszak.
4. Tapi, pada Februari 2020, Cina menutup peternakan tersebut, kemungkinan karena pemerintah mengira bahwa peternakan itu adalah bagian dari jalur transmisi kelelawar ke manusia. Pemerintah pun memberikan instruksi kepada peternak tentang bagaimana mengubur, membunuh, atau membakar hewan supaya tak menyebarkan penyakit. “Saya pikir Covid-19 pertama kali menyerang orang-orang di Cina Selatan. Dan tampaknya seperti itu,” kata Daszak.
Kesimpulan
Di artikel berita Intisari Grid (Grup Kompas) yang menjadi sumber artikel ini, tidak ada penjelasan bahwa Cina melakukan kebohongan. Sumber virus Corona penyebab Covid-19 masih ditelusuri oleh WHO.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/1316/sesat-artikel-yang-sebut-cina-bohong-soal-asal-usul-virus-corona
- https://intisari.grid.id/read/032608687/china-tidak-bisa-berbohong-lagiwho-akhirnya-bongkarasal-usul-virus-corona-yang-sebenarnya-benarkah-dunia-sudah-dibohongi-selama-ini
- https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/18/192900023/dari-mana-covid-19-berasal-who-ungkap-hasil-investigasinya
(GFD-2021-6658) [SALAH] Akun Facebook Istri Bupati Karanganyar
Sumber: facebook.comTanggal publish: 06/04/2021
Berita
“Siti Khomsiyah”
Hasil Cek Fakta
Beredar Akun Facebook Siti Khomsiyah, istri Bupati Karanganyar, dengan menggunakan nama pengguna, foto profil, dan foto dinding yang bersangkutan. Akun tersebut melakukan aksi kejahatan di media sosial dengan meminta sejumlah uang dan pulsa kepada kerabat dekat.
Berdasarkan hasil penelusuran akun tersebut merupakan akun palsu karena terdapat perbedaan waktu dalam mengunggah foto. Akun palsu hanya mengunggah dua foto yang hanya digunakan sebagai foto profil dan foto sampul yang mirip akun asli. Akun asli Siti Khomsiyah aktif mengunggah fotonya secara berkala dalam beberapa kegiatan.
Bukti selanjutnya adalah jarak unggah foto yang cukup lama antara akun asli dengan akun yang palsu. Akun palsu mengunggah foto di atas pada tanggal 24 Maret 2021, sedangkan foto yang sama diunggah pertama kali oleh akun asli pada tanggal 5 November 2017.
Menanggapi hal tersebut, saat dikonfirmasi oleh MNC Portal Indonesia Rabu (24/3/2021), Siti Khomsiyah menjelaskan kronologi terkuaknya akun palsu tersebut saat seorang pengacara, Kadi Sukarna, mengirimkan pesan elektronik kepadanya untuk mengonfirmasi apakah Siti memiliki akun baru atau tidak. Merasa tidak punya, Siti pun mengonfirmasi bahwa Ia hanya memiliki satu akun.
Menurut Siti, akun palsu tersebut meminta pertemanan pada siapa saja yang dikenalnya. Kemudian, setelah permintaan pertemanan diterima, akun tersebut meminta sejumlah uang dan pulsa.
Jika mengacu kepada seluruh referensi, dapat dikatakan bahwa akun Facebook atas nama “Siti Khomsiyah” yang beredar itu bukan milik istri Bupati Karanganyar, sehingga akun tersebut masuk dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Berdasarkan hasil penelusuran akun tersebut merupakan akun palsu karena terdapat perbedaan waktu dalam mengunggah foto. Akun palsu hanya mengunggah dua foto yang hanya digunakan sebagai foto profil dan foto sampul yang mirip akun asli. Akun asli Siti Khomsiyah aktif mengunggah fotonya secara berkala dalam beberapa kegiatan.
Bukti selanjutnya adalah jarak unggah foto yang cukup lama antara akun asli dengan akun yang palsu. Akun palsu mengunggah foto di atas pada tanggal 24 Maret 2021, sedangkan foto yang sama diunggah pertama kali oleh akun asli pada tanggal 5 November 2017.
Menanggapi hal tersebut, saat dikonfirmasi oleh MNC Portal Indonesia Rabu (24/3/2021), Siti Khomsiyah menjelaskan kronologi terkuaknya akun palsu tersebut saat seorang pengacara, Kadi Sukarna, mengirimkan pesan elektronik kepadanya untuk mengonfirmasi apakah Siti memiliki akun baru atau tidak. Merasa tidak punya, Siti pun mengonfirmasi bahwa Ia hanya memiliki satu akun.
Menurut Siti, akun palsu tersebut meminta pertemanan pada siapa saja yang dikenalnya. Kemudian, setelah permintaan pertemanan diterima, akun tersebut meminta sejumlah uang dan pulsa.
Jika mengacu kepada seluruh referensi, dapat dikatakan bahwa akun Facebook atas nama “Siti Khomsiyah” yang beredar itu bukan milik istri Bupati Karanganyar, sehingga akun tersebut masuk dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya akun tersebut merupakan akun kloningan/palsu yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu untuk melakukan penipuan.
Faktanya akun tersebut merupakan akun kloningan/palsu yang sengaja dibuat oleh oknum tertentu untuk melakukan penipuan.
Rujukan
- https://news.okezone.com/read/2021/03/24/512/2383506/akun-facebook-catut-nama-istri-bupati-karanganyar-lalu-minta-uang-dan-pulsa
- https://jateng.inews.id/berita/akun-facebook-dicatut-untuk-penipuan-istri-bupati-karanganyar-geram
- https://yogya.inews.id/berita/akun-facebook-istri-bupati-karanganyar-dicatut-untuk-penipuan
Halaman: 5511/6599