• (GFD-2020-4665) [SALAH] Pohon Natal pada Lambang Sumatera Barat

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/08/2020

    Berita

    Akun Facebook bernama Muhammad Zazuli mengunggah status pada tanggal 17/8/2020 berupa gambar lambang dari provinsi Sumatera Barat. Dalam narasinya pemilik status menyebutkan bahwa dalam lambang tersebut terdapat logo pohon natal.

    “ADA POHON NATAL DI LOGO SUMBAR
    Sumatera Barat adalah provinsi yang sangat religius dimana Jokowi hanya dapat 14% suara saja disana dan 50% kursi DPRD dikuasai oleh Gerindra, PKS dan PAN (partai2 Tuhan kata mbah Amin).
    Tapi apa yang terjadi Sodara? Di lambang daerah Sumbar ternyata ada simbol Pohon Natal. Harusnya kan pohon korma. Atau ya setidaknya pohon pisang jangan pohon cemara, kata ustadz balonku ada lima.
    Takbir !!! Rapatkan barisan, tegakkan kebenaran......
    Salam Baper”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri melalui laman infolengkap.com, logo tersebut bukan merupakan pohon natal namun merupakan logo atap masjid bertingkat tiga dan bergonjong satu. Logo tersebut melambangkan salah satu dari bentuk rumah ibadah yang khas menurut arsitektur alam Minangkabau asli. Hal ini menunjukkan agama Islam sebagai salah satu agama yang dipeluk masyarakat Sumatera Barat pada umumnya. Narasi pada status dimaksudkan sebagai bentuk sindiran pada pihak tertentu terkait simbol keagamaan.

    Beberapa pemberitaan lain menunjukan keunikan asli masjid-masjid yang ada di Sumatera Barat dan memiliki atap tiga tumpuk seperti pada lambang Sumatera Barat. Seperti masjid Gadang Balai nan Duo, Masjid Asasi dan Surau Gadang Sigando yang ketiganya berlokasi di Sumatera Barat.

    Kesimpulan

    Dari penelusuran di atas klaim yang menyebut terdapat logo pohon natal pada lambang Sumatera Barat termasuk Satire/Parodi karena dimaksudkan untuk menyindir pihak tertentu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4664) [SALAH] “75 Rb Dgn Angka Nol Yg Kecil, 75 Persen Sdh Mereka Kuasai”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 19/08/2020

    Berita

    Akun Andrie Gibson Son (fb.com/andrie.sonson) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Dari Sini Keliatan Ada Isyarat Atau Sandi Rahasia Yg Mereka Sampaikan….. 75 Rb Dgn Angka Nol Yg Kecil……75 Persen Sdh Mereka Kuasai…… Bagi Yg Mengerti……Bahkan Hampir Semua Aset Negara Sdh Di Jual Dan Di Take Over/Pindah Tangankan Ke Asing/Aseng…..Dari Bandara…..Pelabuhan….Jalan Tol……Lahan Yg Luas…..Industri……Perbankan/Bank…..Dll……”

    Gambar yang diunggah memperlihatkan uang rupiah khusus pecahan Rp75 ribu yang salah satu gambar anak lelaki dilingkari dan foto Biksu Tong Sam Chong, salah satu tokoh di serial berjudul “Kera Sakti”.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa angka 75 besar dan angka nol kecil pada uang rupiah khusus pecahan Rp75 ribu adalah isyarat atau sandi rahasia yang berarti 75% aset negara sudah dikuasai asing / aseng adalah klaim yang salah.

    Faktanya, angka nol yang dicetak kecil bertujuan untuk mempertegas peringatan kemerdekaan ke-75 tahun RI. BI juga menegaskan uang rupiah khusus pecahan Rp75 ribu bukan merupakan program penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya atau redenominasi.

    Deputi Gubernur BI Rosmaya Hadi mengatakan, pengedaran dan pencetakan uang kertas Peringatan Kemerdekaan RI pecahan Rp 75.000 tidak bertujuan untuk redenominasi. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko menambahkan, angka nol yang dicetak kecil bertujuan untuk mempertegas peringatan kemerdekaan ke-75 tahun RI.

    Sementara itu, terkait gambar anak yang dilingkari di uang itu, anak tersebut mengenakan baju adat dari Suku Tidung, Kalimantan Utara. Sebelumnya, anak tersebut diklaim mengenakan pakaian adat Tiongkok China dan dimiripkan dengan penampilan Biksu Tong Sam Chong, salah satu tokoh di serial berjudul “Kera Sakti”. Klaim ini sudah diperiksa faktanya di artikel berjudul “[SALAH] Baju Adat Tiongkok China Dalam Gambar Uang Pecahan 75 Ribu Rupiah”

    Kesimpulan

    Angka nol yang dicetak kecil bertujuan untuk mempertegas peringatan kemerdekaan ke-75 tahun RI. BI juga menegaskan uang rupiah khusus pecahan Rp75 ribu bukan merupakan program penyederhanaan nilai mata uang rupiah tanpa mengubah nilai tukarnya atau redenominasi.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4663) [SALAH] Video “EKONOMI RI MAKIN MEROSOT & HANCUR, JOKOWI ANGKAT TANGAN 'MENYERAH' & MINTA PRABOWO SELAMATKAN NKRI”

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 18/08/2020

    Berita

    Kanal Youtube Rahasia Politik membagikan video dengan judul “EKONOMI RI MAKIN MEROSOT & HANCUR, JOKOWI ANGKAT TANGAN 'MENYERAH' & MINTA PRABOWO SELAMATKAN NKRI” dengan panjang durasi 9:23 menit.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa isi video tidak ditemukan pernyataan Presiden Joko Widodo angkat tangan menyerah dan meminta Prabowo Subianto menyelamatkan NKRI. Isi video tersebut menarasikan beberapa artikel dari sejumlah laman daring.

    Artikel pertama yang dinarasikan berjudul “Ekonomi Terjun Bebas Ke Minus 5,32 Persen, GNPF Ulama: Kalau Masih Punya Malu, Jokowi Mundur!” yang tayang di rmol.id pada 8 Agustus 2020. Dalam artikel itu berisikan pernyataan Sekretaris Jendral Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Edy Mulyadi yang mengkritisi kondisi perekonomian Indonesia. Namun, dalam artikel tersebut tidak terdapat pernyataan mengenai Jokowi angkat tangan menyerah dan meminta Prabowo menyelamatkan NKRI.

    Artikel kedua yang dinarasikan dalam video merupakan artikel opini tulisan M Rizal Fadillah, pemerhati politik di laman rmol.id dengan judul “Tertunduk Lesu Di Minus Lima Koma Tiga Puluh Dua” yang tayang pada 9 Agustus 2020. Artikel opini itu mengkritisi kondisi ekonomi dan kinerja Presiden Jokowi.

    Lalu, artikel ketiga yang dinarasikan dalam video tersebut ialah artikel berjudul “Presiden Jokowi Buka Suara Soal Ekonomi Minus 5,32 Persen” yang tayang pada 6 Agustus 2020 di cnnindonesia.com. Artikel itu berisikan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai kondisi ekonomi dalam negeri dan kutipan pernyataan Kepala BPS Suhariyanto terkait kontraksi ekonomi 5,32 persen pada kuartal II 2020 menjadi yang pertama kali sejak kuartal I 1999 silam jika dilihat secara tahunan. Akan tetapi, dalam artikel itu tidak ditemukan pernyataan Jokowi angkat tangan dan minta Prabowo selamatkan NKRI.

    Kesimpulan

    Dari penjelasan itu, maka isi video tidak sesuai dengan judulnya. Memang ada pembahasan mengenai kondisi ekonomi Indonesia tapi tidak ditemukan pernyataan Presiden Jokowi angkat tangan dan meminta Prabowo menyelamatkan NKRI. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4662) [SALAH] “Tangkapan Layar Pengakuan Relawan Suntik Vaksin Covid-19 yang Menyebut Lupa Punya Hutang tapi Plonga-Plongo”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/08/2020

    Berita

    Akun Facebook Kim Joong-Un mengunggah gambar pada tanggal 16/8/2020 berupa tangkapan layar artikel berita dengan judul “Pengakuan Relawan Usai Suntik Vaksin Covid-19: Badan Terasa Enak dan Nafsu Makan TInggo, Tidur Nyenyak Lupa Punya Hutang Tapi Cenderung Plonga-Plongo” yang tayang pada 15 Agustus 2020.
    Akun Kim Joong-Un Juga menambahkan narasi pada unggahannya tersebut yang berbunyi, sebagai berikut:
    “Waduh Menular…🙄”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, judul artikel merupakan hasil sunting dari artikel asli Kompas.com dengan judul “Pengakuan Relawan Usai Disuntik Vaksin Covid: Badan Terasa Enak dan Nafsu Makan Tinggi” tayang pada 15 Agustus 2020.

    Melansir Kompas.com, proses penyuntikan vaksin dilakukan pada 11 Agustus 2020. Sementara itu, Ketua Riset Uji Klinis Fase 3 Vaksin COvid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, hingga saat ini sudah ada 21 relawan yang sudah disuntik calon vaksin covid-19.

    Dari hasil evaluasinya sementara, para relawan yang telah disuntikkan tersebut mengalami reaksi ringan, seperti peningkatan suhu tubuh dan nyeri atau bengkak di bekas suntikan. Selama menjalani uji calon vaksin itu, menurut dia, setiap relawan akan dipantau kesehatannya selama enam bulan.

    Kesimpulan

    Judul artikel merupakan hasil suntingan. Judul asli artikel yang tayang pada 15 Agustus 2020 itu ditemukan pada artikel Kompas.com yang berjudul “Pengakuan Relawan Usai Disuntik Vaksin Covid: Badan Terasa Enak dan Nafsu Makan Tinggi”.

    Rujukan