• (GFD-2019-1879) Tulisan “Sujud Kemenangan Pak Prabowo” Dibuat oleh Anies Baswedan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Akun Facebook dengan nama Indonesia Facebokers membuat unggahan yang berisi tulisan dengan judul “Sujud Kemenangan Pak Prabowo”. Pada tulisan itu diberi keterangan pembuatnya yakni oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta.

    Tulisan yang juga beredar melalui pesan berantai Whatsapp tersebut, inti pesannya adalah penilaian dari penulis bahwasannya langkah Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto untuk sujud kemenangan, sudah tepat. Alasannya untuk mengisi ulang semangat para pendukungnya yang down karena mengetahui hasil Quick Count Pemilihan Presiden 2019.

    Hasil Cek Fakta

    Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan membantah kabar yang tersebar di media sosial Facebook dan Whatsapp yang mengatakan dirinya membuat tulisan yang berjudul “Sujud Kemenangan Prabowo”. Ia mengatakan bahwa namanya dicatut sebagai penulis tulisan itu, padahal tulisan aslinya itu ditulis oleh seseorang dalam akun Facebook bernama Azwar Siregar.

    Anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Naufal Firman pun menerangkan bahwa Anies tak pernah membuat tulisan terkait lembaga atau kegiatan survei Pemilu 2019. “Tidak ada posting-an Anies Baswedan terkait lembaga atau kegiatan survei Pemilu 2019. Semua posting-an Anies bisa dicek di akun Facebook-nya, aniesbaswedan,” ujarnya.

    Rujukan

  • (GFD-2019-1878) REDAKSI LIPUTAN 6 SCTV: “Tidak Pernah Revisi Quick Count”

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Redaksi Liputan 6 SCTV mengklarifikasi perihal dengan munculnya sebuah gambar yang di dalamnya menampilkan seorang presenter dan sebuah infografis exit poll dari Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi dengan perolehan suara untuk pasangan 01 Jokowi-Ma’ruf sebesar 42,8 persen dan pasangan Prabowo-Sandi sebesar 55,4 persen. Dalam pesan yang beredar, pembuat pesan menyebut bahwa SCTV telah merevisi info dari hasil Pilpres.

    Berikut bunyi pesan yang tersebar di media sosial Facebook dan juga Whatsapp:

    Gugat Quick Count

    Alhamdulillah, bbrp TV yg Tdk berFihak kepd Paslon 02/ PS,
    Telah meNiadakan
    TAMPILAN QC / Hitung Cepat
    In syaa Allah, di Semua Media TV

    Karena meNYlEBAR kan KeBohongan Publik.

    Atas Desakan,
    Peringatan KPI (Komisi Penyiaran Ind.), serta Somasi dari PENGACARA BPN & SEMUA PIHAK

    SCTV TV siang ini pkl 12.30, sdh meRevisi info hasil pilpres, sbb : Joko-MA 42,8%. PAS-SANDI 55,4%.

    KeKhawatiran Serius utk di PIDANAkan karena menyiarkan Data Palsu dan KeBohongan Publik.

    Hari ini jam 11 di Bareskrim sdh ajukan semua QC & semua TV penayang QC ke Pengadilan.

    APIB,

    Mohon di Inform kan kepd Seluruh Rakyat Indonesia.

    Dari hasil penelusuran yang didapat, diperoleh dua sumber yang menyebut bahwa SCTV telah merevisi hasil info hitung cepat Pilpres yakni dari media sosial Facebook dan pesan berantai Whatsapp. Memiliki narasi yang serupa, baik sumber yang diperoleh dari Facebook dan juga Whatsapp menyebut jika SCTV telah merevisi hasil perhitungan Pilpres.

    Menanggapi hal tersebut, pihak terkait yakni redaksi Liputan 6 SCTV langsung melakukan klarifikasi. Dalam klarifikasnya baik melalui media daring dan juga televisi, redaksi Liputan 6 SCTV menyatakan tidak pernah merevisi info hasil hitung cepat maupun exit poll pada program Liputan 6 siang SCTV edisi Kamis 18 April 2019.

    “Pada tayangan tersebut, redaksi menampilkan beberapa infografis terkait cara kerja hitung cepat dan exit poll. Layar pertama menampilkan metode quick count. Layar kedua, hasil quick count enam lembaga survei terkait pilpres. Kemudian layar ketiga, hasil exit poll Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi,” demikian penjelasan Redaksi Liputan 6 SCTV.

    Selain itu, redaksi Liputan 6 SCTV juga menyatakan bahwa tayangan berita utuh dengan durasi 3 menit tersebut, kemudian direkam dan juga ditangkap layar hanya pada bagian exit poll versi BPN saja dan kemudian disebarkan. Dalam penjelasannya pihak redaksi Liputan 6 SCTV menjelaskan bahwa potongan video dan tangkapan layar tersebut telah disalahgunakan dan dibuat seolah Liputan 6 merevisi hasil quick count sejumlah lembaga survey yang menyatakan keunggulan pasangan Jokowi-Ma’ruf.

    Tak hanya mengklarifikasi, redaksi Liputan 6 SCTV juga menjelaskan versi utuh dari berita yang mereka tayangkan tersebut. Pada Kamis 18 April 2019, presenter SCTV Jati Darma tengah menjelaskan mengenai ramainya perbincangan mengenai hasil hitung cepat Pilpres 2019 yang dilakukan sejumlah lembaga survei. Kemudian, adanya perbedaan dengan survei yang dilakukan internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.

    Berita Liputan 6 SCTV kemudian menampilkan grafis mengenai 6 lembaga survei yang merilis hasil hitung cepatnya.

    Lembaga survei SMCR dengan data masuk 97 persen menyatakan, pasangan 01: 54,52 persen, pasangan 02: 45,48 persen.

    Lembaga Indo Barometer dengan suara masuk 99,67 persen menyatakan pasangan 01: 54,32 persen, pasangan 02: 45,68 persen.

    Lembaga CSIS dan Cyrus Network dengan data masuk 98,15 persen menyatakan pasangan 01: 55,59 persen, pasangan 02: 44,41 persen.

    Libtang Kompas dengan data masuk 97 persen menyatakan, pasangan 01: 54,52 persen, pasangan 02: 45,48 persen.

    Kemudian Charta Politika dengan data masuk 98,6 persen menyatakan, pasangan 01: 54,32 persen, pasangan 02: 45,68 persen.

    Lembaga Poltracking dengan data masuk 99,3 persen menyatakan, pasangan 01: 54,87 persen, pasangan 02: 45,13 persen.

    Tayangan kemudian menampilkan Exit Poll Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi. Dalam perhitungan BPN, Jokowi-Ma’ruf mendapat 42,8 persen dan pasangan Prabowo-Sandiaga 55,4 persen.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2019-1877) Imigrasi Kota Semarang Tangkap 40 WNA Pelaku Kejahatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Pihak Imigrasi Kota Semarang mengamankan 40 WNA asal Taiwan dan China pada hari Kamis (18/04/19) disebuah rumah yang berada di Kompleks Puri Anjasmoro, Semarang Barat.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji mengatakan 40 WNA tersebut merupakan pelaku kejahatan penipuan yang menggunakan telepon untuk melakukan aksinya, sasaran korban penipuan adalah WNA yang berada di Taiwan ataupun China yang memiliki permasalahan hukum. Dari 40 WNA tersebut 6 diantaranya wanita dan 34 laki-laki dengan usia sekitar 25 sampai 30 tahun. Sebelas diantara 40 WNA tersebut merupakan DPO (Daftar Pencarian Orang) dari Interpol Taiwan.

    “Penangkapan 40 WNA ini tidak ada kaitannya dengan hasil pemungutan suara Pilpres 2019, tidak ada barang bukti yang ditemukan yang mengarah atau menjurus kepada hasil pemungutan suara Pilpres 2019.” ungkap Kapolrestabes.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan

  • (GFD-2019-1876) Akun @KwikKianGie_ bukan milik Kwik Kian Gie

    Sumber:
    Tanggal publish: 22/04/2019

    Berita

    Kwik Kian Gie yang asli merasa perlu meluruskan duduk soal yang sebenarnya. Ia membantah telah membuat komentar di atas.

    Bersama ini saya menyatakan bahwa berita tersebut adalah tidak benar alias Hoax. Akun twitter @KwikKianGie bukan akun twitter milik saya,” kata Kwik meluruskan melalui pesan tertulis yang diberitakan Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (15/3).

    Dalam pesan itu, mantan Kepala Bappenas tersebut juga meluruskan pemberitaan yang dimuat salah satu media online berjudul Kwik Kian Gie Minta KPK Selidiki Apel Kebangsaan Pemprov Jateng”. Dalam berita itu, Kwik seolah sedang mengomentari acara apel kebangsaan di Jawa Tengah yang menelan anggaran mencapai Rp 18 miliar.


    Kwik meluruskan bahwa komentar yang dinukil laman tersebut dari @KwikKianGie bukan keluar dari mulutnya.

    Komentar di berita di link ini tidak benar berasal dari saya,” tegasnya.

    Dia turut mengimbau kepada pengelola akun @KwikKianGie untuk segera menghentikan semua aktivitas yang menggunakan namanya

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan