• (GFD-2020-4708) [SALAH] “Penampakan baju putih tangan ke belakang setelah tragedi kebakaran”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Akun Cahaya Mulya (fb.com/100042322210356) mengunggah sebuah foto dengan narasi sebagai berikut:

    “Penampakan baju putih tangan ke belakang setelah tragedi kebakaran. Kenapa bukan pas kebakaran dia disitu ya”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya penampakan seseorang dengan yang mengenakan baju putih dengan tangan ke belakang di gedung Kejaksaan Agung yang terbakar adalah klaim yang salah.

    Faktanya, foto itu adalah foto editan atau suntingan. Di foto identik yang beredar, tidak ditemukan tidak ada penampakan orang dengan baju putih yang dimaksud. Foto asli pria berbaju putih itu adalah foto ketika Presiden Jokowi meninjau kebakaran di penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau pada tahun 2019.

    Dikutip dari Medcom.id, berdasarkan foto identik yang dimuat di artikel berita di situs okezone.com dan jawapos.com, sama sekali tidak terlihat adanya penampakan seseorang dengan yang mengenakan baju putih dengan tangan ke belakang gedung Kejaksaan Agung yang terbakar.

    Sementara itu, foto Presiden Joko Widodo meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019) salah satunya dimuat di situs kompas.com di artikel berjudul “Kunjungan Jokowi di Riau, Rapat hingga Tinjau Lokasi Kebakaran Hutan”

    Kesimpulan

    Foto editan / suntingan. Di foto identik yang beredar, tidak ditemukan tidak ada penampakan orang dengan baju putih yang dimaksud. Foto asli pria berbaju putih itu adalah foto ketika Presiden Jokowi meninjau kebakaran di penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau pada tahun 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4707) [SALAH] Video Perbandingan Makanan Asli dan Palsu yang Dibuat di China

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Akun Twitter Uyghur News Network TV (@UNNTV1) mengunggah sebuah video dengan disertai narasi yang menggambarkan agar tidak memakan makanan yang dibuat di China pada 19 Agustus 2020. Unggahan tersebut telah mendapatkan respon sebanyak 991 retweets, 1.197 likes, dan 49 komentar.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Hope you didn't eat any #MadeInChina food.
    #ChinaVirus #CCP #CCPVirus”
    “Semoga Anda tidak makan makanan #MadeInChina.
    #ChinaVirus #CCP #CCPVirus”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut merupakan potongan video yang berasal dari unggahan akun Facebook Blossom yang diunggah pada 1 Juni 2019 dengan judul "Is your food fake or real? Find out with these 16 easy tests at home!". Namun, unggahan asli dari akun Facebook Blossom itu telah dihapus karena beberapa dari klaim di video tersebut salah dan menyesatkan berdasarkan dari hasil pemeriksaan fakta. Video serupa diunggah kembali oleh akun YouTube Rytopia dengan judul “Fake Food vs Real Food Test. What is in it that we eat?” pada 3 Juni 2019.

    Dikutip dari laman Snopes, 16 tes yang diuraikan dalam video tersebut merupakan campuran dari kepalsuan, mitos perkotaan daur ulang, satu atau dua eksperimen yang memiliki butir kebenaran, dan beberapa tes yang membahas jenis pemalsuan yang tidak ada di Amerika Serikat dan banyak negara lain, tetapi telah dilaporkan di India dan beberapa negara berkembang. Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan konsumen harus yakin bahwa sebagian besar praktik yang diilustrasikan dalam video tersebut tidak legal di Amerika Serikat dan produk apa pun yang diatur FDA yang melanggar atau tampak melanggar Undang-Undang Makanan, Obat, dan Kosmetik Federal, dapat disita, penarikan wajib, atau tindakan penegakan hukum lainnya.

    Kesimpulan

    Dengan demikian, unggahan akun Twitter @UNNTV1 (Uyghur News Network TV) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah/False Context. Hal ini dikarenakan unggahan tersebut tidak menggambarkan makanan yang dibuat di China.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4706) [SALAH] Vietcong Belajar Taktik Gerilya dari Indonesia

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Akun Twitter Fakta Google (@FaktaGoogle) mengunggah cuitan dengan narasi bahwa Vietcong memenangkan perang melawan Amerika berkat membaca buku 'Pokok-Pokok Perang Gerilya' karangan Jendral A.H. Nasution pada 20 Agustus 2020. Cuitan tersebut telah mendapat respon sebanyak 35 retweets, 190 likes, dan 40 komentar.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Amerika kalah perang di Vietnam, 'berkat' Indonesia. Vietcong membaca buku 'Pokok-Pokok Perang Gerilya' karangan Jendral AH Nasution.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi pada cuitan tersebut tidak tepat. Sarif Idris, seorang pemerhati sejarah militer, melalui akun Twitternya (@sarifidris) mengkonfirmasi bahwa Vietnam mengembangkan strategi perang gerilyanya sendiri berdasarkan pengalamannya dalam bertempur selama bertahun-tahun melawan Jepang dan Perancis. Selain itu, strategi gerilya Vietnam dan Indonesia berbeda dalam praktiknya.

    Dikutip dari portal berita militer Indonesia, Militermeter, Vietnam telah melancarkan perang gerilya jauh sebelum pemikiran Jendral A.H. Nasution diterbitkan dalam buku. Jurnal penelitian dengan judul “Ho Chi Minh and the origins of the Vietnamese doctrine of guerrilla tactics” yang dibuat oleh Edward C. O’Dowd mengungkapkan bahwa Ho Chi Minh, yang pernah bergabung di sebuah sekolah perang gerilya di Henyang, China pada 1938, menulis pamflet Cach Danh Du Kich (Taktik Gerilya) sekitar tahun 1941 yang berfungsi sebagai panduan bagi para pemimpin datasemen gerilya Komunis Vietnam (1941-1944) dan kader pertama Tentara Rakyat Vietnam. Sedangkan buku “Pokok-Pokok Gerilya” karya Jenderal A.H Nasution pertama kali diterbitkan tahun 1953.

    Vietnam Utara dengan tentara komunisnya mengadopsi perang gerilya model Mao yang berakar dari pemikiran Mao Zedong dengan tujuan akhir menghancurkan lawan. Model Mao yang digunakan oleh Vietnam Utara membagi peperangan menjadi tiga fase, dan ini dikenal juga dengan istilah Dau Tranh Strategy.

    Fase pertama adalah penyebaran propaganda, perekrutan, infiltrasi organisasi, dan pengadaan senjata. Fase kedua adalah perang gerilya yang melibatkan sabotase, penyergapan, dan tindakan militer lain terhadap militer lawan maupun institusi vital. Fase ketiga adalah perang konvensional untuk merebut kota, menggulingkan pemerintah dan mengontrol negara.

    Sebagai tambahan, dikutip dari BBC, teknik gerilya adalah seni menggunakan pengetahuan lanskap untuk menghindari pertempuran terbuka dengan musuh dan untuk melancarkan serangan mendadak, sebelum menghilang kembali ke semak-semak. Tentara Vietcong menggunakan Ho Chi Minh Trail, jalur logistik raksasa dari Vietnam Utara melalui Kamboja dan Laos hingga Vietnam Selatan yang diperuntukan bagi para pejuang di garis depan.

    Kesimpulan

    Dengan demikian, cuitan akun Twitter Fakta Google (@FaktaGoogle) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan. Hal ini dikarenakan informasi mengenai kemenangan tentara Vietnam dalam melawan Amerika berkat membaca buku 'Pokok-Pokok Perang Gerilya' karangan Jendral A.H. Nasution tidak tepat.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4705) [SALAH] “Daftar Kartu Indonesia Pintar Pendaftaran sampai 25 Agustus 2020”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/08/2020

    Berita

    Akun Riyan (fb.com/denikurnia.sh) mengunggah sebuah tautan Google Docs berjudul “Daftar Kartu Indonesia Pintar Pendaftaran sampai 25 Agustus 2020” dengan narasi sebagai berikut:

    “selamat malam..
    bagi yg punya putra putri
    SD SMP SMA/K
    ingin mengajukan program Indonesia Pintar / Kartu Indonesia Pintar, silakan mengisi link dibawah ini. Ditunggu sampai tanggal 25 Agustus 2020. Tks”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim adanya dokumen yang berjudul “Daftar Kartu Indonesia Pintar Pendaftaran sampai 25 Agustus 2020” adalah klaim palsu.

    Faktanya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI membantah adanya link yang disiarkan oleh sumber klaim. Kemendikbud juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap formulir penipuan yang meminta data siswa tersebut.

    Dalam penjelasan di Kominfo di artikel berjudul “[HOAKS] Formulir Online Pendaftaran Kartu Indonesia Pintar”, pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sudah memberikan bantahan melalui unggahan instastory. Bantahan itu tertuang dalam akun Instagram @kemendikbud.ri pada Minggu, 23 Agustus 2020.

    Kesimpulan

    Kemendikbud membantah adanya link yang disiarkan oleh sumber klaim. Kemendikbud juga mengingatkan agar masyarakat berhati-hati terhadap formulir penipuan yang meminta data siswa tersebut.

    Rujukan